You Are Mine, Viona : The Revenge

Musuh tak terlihat



Musuh tak terlihat

0Viona berangkat ke rumah sakit dengan langsung menggunakan seragam kebesarannya dan mengikat gaya ponytail untuk rambut panjangnya tanpa menggunakan make up apapun sampai membuat Fernando memaksanya menggunakan lipstik .     
0

" Ayolah honey ,wajahmu terlihat sangat pucat tanpa menggunakan apapun " ucap Fernando berkali-kali sambil memegang lipstik ditangan kirinya .     

" Babe , aku tak ada waktu untuk merias wajah " jawab Viona sambil menatap dalam ke mata Fernando .      

" He he he ya sudah gunakan sedikit saja , aku tak mau wajahmu terlihat sepucat ini nanti teman-temanmu mengira aku sudah menyiksamu selama satu minggu ini honey " ucap Fernando sambil tersenyum penuh arti .     

Viona memicingkan matanya mendengar perkataan Fernando , ia tau kemana arah pembicaraan sang suami yang membuatnya mandi dua kali pagi ini . Dengan cepat Viona membuka tas makeup yang dibawa Fernando , ia lalu mengambil primer untuk memberikan sedikit kesegaran di wajahnya dan ia juga memakai moisturizer untuk memberikan sedikit kelembaban dan di sempurnakan dengan lipstik warna pink yang membuatnya nampak seperti gadis-gadis Korea .      

Sejak Viona mulai merias wajah Fernando tak memalingkan pandangannya , ia terus-menerus menatap viona dengan tersenyum . Walau sebenarnya Fernando lebih suka Viona tampil tanpa make-up tapi ia tak mau orang lain melihat Viona yang sedang senatural itu , karena bagi Fernando melihat wajah polos Viona merupakan sensasi tersendiri baginya dan ia tak mau membagi apa yang ia suka itu dengan orang lain . Karena itulah Fernando memaksa Viona merias wajahnya sedikit supaya tak ada orang yang melihat bare face Viona selain dirinya .     

" Syukurlah masih ada waktu sepuluh menit " ucap Viona pelan ketika melihat jam tangannya saat mobil Fernando sudah sampai di depan rumah sakit Global Bross .     

" Nanti pulang aku jemput honey " bisik Fernando pelan .     

" Ok , aku kerja dulu ya " jawab Viona pelan sambil mencium pipi Fernando .     

Viona lalu turun dari mobil dengan cepat ia kemudian berjalan menuju pintu masuk karyawan yang ada di sebelah kiri gedung rumah sakit bersama beberapa staf lainnya yang masuk pagi juga , di dalam mobil Fernando masih tertegun sambil memegang pipinya yang baru saja di cium Viona . Ia tak percaya kalau Viona akan menciumnya seperti itu karena selama ini Viona sangat dingin dan tak pernah mengambil inisiatif terlebih dahulu .      

" Lukas ayo berangkat kekantor " ucap Fernando tergagap sambil terus memegang pipinya dimana Viona mendaratkan bibirnya .      

" Baik tuan " jawab Lukas sambil tersipu ia melihat kemesraan nyonya dan tuannya itu .     

Dari balik kaca Viona bisa melihat mobil sang suami pergi meninggalkan lobby rumah sakit , Viona lalu berjalan menuju ruang kerjanya karena ia sudah memakai jas kebesarannya jadi ia tak perlu berganti pakaian di loker lagi . Saat sedang berjalan menuju ruang kerjanya Viona melihat beberapa orang suster baru sedang berjalan menuju ruang meeting untuk melakukan briefing pagi , karena tak merasa ada yang aneh Viona pun ikut berjalan menuju ruang meeting sendirian . Di ruang meeting Viona melihat bagaimana profesor Frank memimpin briefing pagi seperti biasa tengah berbincang dengan dua orang dokter wanita yang belum pernah ia lihat sebelumnya .     

" Baiklah karena sudah hampir masuk jam kerja , briefing pagi ini kita tutup disini " ucap profesor Frank menutup rapat pagi yang langsung disambut suara tepuk tangan dari semua orang yang hadir termasuk Viona .      

Langkah Viona terhenti karena dipanggil oleh profesor Frank ketika akan keluar meninggalkan ruang meeting .     

" Iya prof " jawab Viona pelan sambil tersenyum .     

" Perkenalkan ini dokter Cecilia dan dokter Katty mereka berdua bergabung dengan divisi kita " profesor Frank memperkenalkan dua dokter baru itu pada Viona .     

" Senang bertemu dengan anda berdua dok " ucap Viona menyalami dua dokter wanita yang diperkenalkan padanya itu.     

" Saya juga senang bertemu dengan anda dokter Viona " jawab dokter Cecilia sambil menggenggam tangan Viona .     

" Mohon bimbingannya dokter Viona " imbuh dokter Katty pelan .     

" Kalian berdua bisa belajar banyak pada profesor Frank , beliau adalah yang terbaik di rumah sakit ini " sahut Viona ramah .     

Melihat Viona tersenyum membuat jantung profesor Frank berdebar lebih kencang , tak melihat Viona selama satu minggu benar-benar membuatnya sangat rindu . Ia terlihat berkali-kali membuang nafas untuk meredakan gemuruh di dalam dadanya.      

" Kalau begitu saya permisi , mari prof " pamit Viona pada profesor Frank dan dua dokter wanita yang baru berkenalan dengannya itu .     

" Oh iya iya selamat bekerja dokter  " jawab profesor Frank tergagap .     

Viona mengangguk pelan lalu berjalan menuju ruang kerjanya , ia terlihat bingung karena dari tadi tak melihat suster Tina asisten pribadinya yang berisik itu . Saat sedang melangkah masuk ke dalam ruangan pribadinya Viona dikagetkan dengan dua sosok suster yang tak pernah ia kenal sebelumnya ada di dalam ruangannya sedang menulis laporan .     

" Selamat datang dokter " sapa dua orang suster itu bersamaan .     

" Maaf saya tak salah ruangan kan ya " tanya Viona bingung .     

" Tentu tidak dok , ini ruangan anda oh iya perkenalkan saya Gina dan ini Chloe kami berdua adalah suster pendamping anda dokter " jawab suster Gina memperkenalkan diri.      

" Suster pendamping ?? tapi saya sudah punya asisten pribadi ….     

" Suster Tina sudah dipindahkan ke divisi obgyn dibawah pimpinan dokter Lila " ucap dokter Cecilia memotong perkataan Viona .     

" Dipindahkan ? atas perintah siapa ? " tanya Viona kaget .      

" Atas perintah saya dokter " jawab profesor Frank yang tiba-tiba sudah berdiri didepan pintu ruangan Viona .     

" Divisi obgyn …." cicit Viona pelan dengan mata berkaca-kaca menatap ke arah profesor Frank .     

" Iya itu karena ….     

" Maaf permisi !! " ucap Viona dengan nada meninggi memotong perkataan atasannya itu lalu keluar dengan cepat dari ruangan pribadinya dan berlari menuju ke lift meninggalkan profesor Frank bersama dokter Cecilia dan dua orang suster baru yang belum ia kenal .     

Karena lift penuh Viona akhirnya memilih berlari menuju gedung kedua dimana divisi obgyn berada  dengan menggunakan jembatan yang ada di dalam gedung , Viona berlari dengan cepat tanpa menjawab sapaan dari beberapa orang suster yang mengenalnya .     

" Suster Tina !!!! " panggil Viona dengan suara meninggi  ketika melihat asisten pribadinya tengah berdiri di depan ruangan pemeriksaan .     

" Dokter Viona " sahut suster Tina dengan mata berkaca-kaca , ia lalu berlari ke arah Viona berada meninggalkan ruang pemeriksaan .     

Viona membuka tangannya ketika melihat Viona berlari ke arahnya , ia lalu memeluk erat asisten pribadinya yang tak ia temui selama satu minggu itu. Tangis suster Tina langsung pecah ketika dipeluk Viona hingga membuat beberapa orang melihat ke arah mereka berdua .     

" Hei suster jangan menangis lihatlah banyak orang yang melihat ke kita " bisik Viona pelan .     

" Bawa saya kembali ke divisi bedah dokter , saya tak mau ada disini hu hu hu " alih-alih melepaskan pelukan pada Viona suster Tina justru menangis makin kencang .     

" Sudah-sudah ayo duduk dulu dan jelaskan padaku apa yang terjadi " ucap Viona pelan mengajak suster Tina duduk .     

" Saya tak tau dokter , tiba-tiba nama saya ada di sini bersama empat suster lainnya . Sebenarnya tak ada masalah saya ditempatkan dimanapun asal bisa bersama dengan anda dok hiks hiks " jawab suster Tina sesegukan .     

Mendengar jawaban asisten pribadinya itu Viona hanya bisa tersenyum simpul , setahun bekerja bersama suster Tina membuat Viona nyaman karena ia sudah klop dengan suster bertubuh pendek itu . Tiba-tiba kemudian datanglah dokter Lila mengagetkan Viona dan suster Tina , dokter senior itu menceritakan kronologi yang sebenarnya terjadi .     

" Jadi anda yang meminta secara langsung pada profesor Frank dok ? " tanya suster Tina mengulang perkataan dokter Lila .     

" Iya tapi saya tak menyebut nama , saya hanya meminta perbantuan dari divisi bedah dan profesor Frank memasukan nama suster Tina dalam list nama suster yang pindah kemari " jawab dokter Lila sambil tersenyum .     

" Kalau misal suster tak nyaman disini saya bisa memindahkan anda kembali ke divisi bedah …     

" Jangan dok , itu namanya tak profesional " jawab Viona memotong perkataan dokter Lila .     

" Suster Tina lebih baik disini saja bersama dokter Lila , suatu saat kalau memang kita berjodoh lagi kita pasti akan jadi satu team lagi " ucap Viona pelan sambil menepuk pundak suster Tina .     

" Tapi dok ..saya …     

" Tenang lah dokter Lila akan membantumu kalau kau tak tau , bukan begitu dokter " tanya Viona pelan pada dokter Lila .     

" Tentu saja ,jangan sungkan padaku suster " jawab dokter Lila sambil tersenyum .     

" Ya sudah saya kembali ya dokter titip suster Tina " ucap Viona berpamitan .     

" Tentu dokter " ucap dokter Lila ramah .     

Viona pun berpamitan , ia harus kembali ke ruang pribadinya untuk bekerja . Rasa gundah dan berbagai pertanyaan di dalam dirinya sudah hilang setelah mendengar penjelasan dokter Lila .     

" Setidaknya suster Tina ada ditempat yang aman " ucap Viona dalam hati .     

Sesampainya di ruangannya Viona lalu kembali bekerja , ia meminta suster Chloe yang menjadi asistennya dan meminta suster Katty ke ruangan profesor Frank . Viona tak bisa bekerja dengan banyak asisten di ruang pribadi kecuali di dalam ruang operasi itu adalah hal yang berbeda .      

Hari pertama bekerja setelah libur satu minggu benar-benar membuat emosi Viona naik turun , ia belum bisa menyesuaikan diri dengan suster Chloe yang masih belum tau cara kerjanya itu . Viona bahkan harus membuat list pekerjaan yang harus dilakukan suster Chloe tiap pagi . Saat jam makan siang tiba Viona hanya memilih minum air putih saja di ruangannya ia tak bernafsu untuk makan , bekerja dengan orang baru benar-benar membuat Viona lelah .     

Saat jam pulang berbunyi Viona memilih duduk lebih lama di ruang ganti , ia duduk seorang diri tanpa suster Tina yang biasa menemaninya . Sejak suster Tina pindah bagian maka lokernya pun ikut pindah ke gedung B .     

" Senangnya yang dijemput kekasih "      

" Aku belum berpacaran dengannya "      

" Akh tapi kalian sudah sering jalan bersama bukan "      

" Iya , Andrew sangat baik padaku "      

" Wah romantisnya pak polisi satu itu "      

Mendengar nama Andrew disebut oleh dua orang wanita yang sedang berganti pakaian di lorong sebelah membuat Viona langsung tersadar dari lamunannya , ia kemudian berjalan cepat menuju lorong dimana dua wanita tadi berada tapi gerakannya kurang cepat karena dua wanita itu sudah pergi .     

" Aku harap Andrew yang sedang dibicarakan oleh dua wanita itu adalah kau Andrew " ucap Viona pelan , ia masih mengingat perkataan terakhir Andrew saat bertemu dengannya di taman seminggu yang lalu .     

Drrttt     

Ponselnya yang ada di dalam saku bergetar dengan cepat Viona meraih ponsel pintarnya itu dan langsung tersenyum ketika membaca pesan yang masuk ke ponselnya itu .     

Viona pun segera meletakkan jas dokternya di dalam loker dan berganti pakaian yang sudah ia bawa sebelumnya , ia lalu berjalan keluar menuju parkir dimana Fernando sudah menunggunya .     

Senyum Viona mengembang saat melihat Fernando sudah berdiri di sebelah mobil menatapnya dengan pandangan penuh cinta , ia lalu mempercepat langkahnya ke arah sang suami .     

" Bagaimana harimu honey ? " tanya Fernando sambil memeluk Viona .     

" Not bad " jawab Viona berbohong .     

" Ya sudah ayo masuk mobil udara diluar dingin " ucap Fernando sambil merangkul Viona masuk ke dalam mobil .     

Beberapa orang suster yang melihat kemesraan Viona dan Fernando merasa iri , mereka merasa Fernando adalah sosok suami idaman yang tak ada lagi di dunia .     

" Jadi itu Fernando Grey Willan yang terkenal itu ? " celetuk suster Kristen tiba-tiba .     

" Aku juga tak percaya ternyata dokter Viona yang cantik itu istri Fernando Grey Willan , ternyata dia lebih cantik kalau dilihat langsung ya " imbuh suster Britney mengagumi Viona .     

" Fernando Grey Willan urusan kita belum selesai " ucap suster Lucia pelan.      

" Apa suster kau bicara apa ? " tanya suster Kristen dan suster Britney bersamaan pada suster Lucia .     

" Oh bukan apa-apa , ya sudah ayo kita pulang itu bis sudah datang " jawab suster Lucia mengalihkan pembicaraan .     

Mereka bertiga pun lalu berjalan tergesa-gesa menuju halte bis dan akhirnya pergi bersama bis yang kemudian melanjutkan perjalanan kembali .     

Dari seberang jalan sepasang mata coklat yang ada di dalam mobil tengah memandang ke arah mobil Fernando dengan penuh amarah , giginya bahkan terdengar beradu satu sama lain karena marah .     

" Maaf menunggu lama " ucap wanita cantik sambil membuka mobil si pria bermata coklat .      

" Its ok , ya sudah ayo kita pergi " jawab sang pria sambil menyalakan mobilnya .     

Wanita cantik itu pun menganggukkan kepalanya pelan sambil membuka jas putihnya yang ia letakkan di kursi belakang .     

Bersambung      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.