You Are Mine, Viona : The Revenge

Kesabaran wanita



Kesabaran wanita

0Jam empat pagi Viona terbangun karena ingin buang air kecil , setelah membuka mata ia menyadari tangan kanannya terasa perih . Karena penasaran Viona melihat ke arah tangan kanannya yang masih terpasang jarum infus dengan darah yang naik ke atas selang infus karena posisi tangannya tak sesuai . Dengan perlahan Viona melepas jarum infus di tangannya karena merasa tak nyaman , setelah berhasil membuka jarum infus Viona baru menyadari kalau dirinya ada di ranjang dengan Fernando ada disampingnya sedang tertidur pulas .      
0

Hampir saja Viona menjerit karena kaget melihat Fernando ada di sebelahnya , dengan menutup mulutnya menggunakan tangan Viona bergeser pelan menuruni ranjang dan berjalan tertatih-tatih menuju kamar mandi . Saat sedang berada di kamar mandi Viona mengingat kembali apa yang ia alami kemarin pagi saat ia bangun dari bathup dalam kondisi basah kuyup sampai kepalanya terasa sangat berat , kedua matanya kembali berkaca-kaca mengingat perlakuan Fernando padanya .Viona kemudian berdiri di depan kaca memandang bagian dadanya yang sudah diolesi salep , tangan kirinya pun sudah terpasang plester anti kuman .     

Walau Viona tau kalau Fernando yang merawatnya tapi luka dalam hatinya masih terbuka lebar dan tak semudah itu untuk disembuhkan ." Kau hanya bisa melukaiku lagi dan lagi Fernando , apakah kau menikahiku hanya untuk memuaskan nafsu birahimu saja " Ucap Viona pelan sambil menatap Fernando yang masih tertidur pulas di atas ranjang ." Aku bukan budak seksmu Fernando " Isak Viona sambil menyeka air matanya yang kembali mengalir.      

Karena sudah tak bisa tidur lagi Viona akhirnya memilih berganti pakaian untuk segera berangkat bekerja setelah kemarin libur satu hari , ia juga memasukkan beberapa baju kedalam tas yang ukurannya lebih besar . Yang ada di dalam pikiran Viona saat ini adalah berusaha sejauh mungkin dari Fernando , ia tak mau merasakan perlakuan yang sama lagi seperti kemarin malam .     

Dimana harga dirinya sebagai seorang wanita dan sebagai seorang istri sudah benar-benar direndahkan oleh Fernando .Sebelum pergi Viona tempat menyuntikan dirinya sendiri dengan vitamin c yang ada di dalam kotak obatnya dan meminum dua gelas air putih serta membawa beberapa potong roti yang ada di meja kamarnya untuk mengganjal perutnya yang terasa lapar . Setelah merasa cukup membawa bekal Viona berjalan pelan meninggalkan kamarnya , iya tersentak ketika melihat pintu kamarnya yang kini hanya tertutup dengan sehelai kain berwarna merah." Kau benar-benar arogan Fernando " Ucap Viona pelan saat melihat sebuah kapak ada disebelah pintu kamarnya yang berlubang cukup besar .     

Dengan perlahan Viona lalu berjalan pergi meninggalkan kamar besarnya menuju ke lantai satu , beberapa pelayan yang sedang sibuk di dapur tak melihatnya berjalan keluar . Viona sempat menghentikan langkahnya ketika sampai di depan rumah , ia tak mungkin bisa kabur begitu saja tanpa diketahui anak buah suaminya apalagi jarak rumah dengan jalan raya cukup jauh dan membutuhkan waktu dua puluh menit jika berjalan kaki .     

Oleh karena itu Viona pun akhirnya membatalkan niat awalnya itu karena tak mau mencari masalah yang lebih besar lagi jika Fernando tau ia kabur seperti itu .DokDokDokViona mengetuk pelan pintu penjagaan di depan rumah dimana ada beberapa bodyguard yang sedang berjaga , ke lima pria itu kaget ketika melihat Viona sudah berdiri di depan ruang jaga ." Pagi nyonya !! Ada yang bisa dibantu nyonya ? " Tanya kelima berbadan besar itu berbarengan .      

" Aku harus ke rumah sakit sepagi ini , bisakah salah satu diantara kalian mengantarku ? " Tanya balik Viona sambil tersenyum .Kelima pria itu pun mengamati Viona yang nampak membawa satu tas yang cukup besar dan sebuah kotak peralatannya beserta satu jas dokter yang Viona letakkan di pundaknya ." Sepagi ini nyonya ? " Tanya Lukas yang baru saja selesai mandi dan sudah berganti pakaian .     

" Mau bagaimana lagi itu adalah sudah menjadi kewajiban ku sebagai petugas medis " Jawab Viona sambil tersenyum. " Anda benar-benar luar biasa nyonya ,vmari saya bawakan tasnya dan silahkan masuk " Ucap Lukas sambil berjalan ke arah Viona untuk meraih tas besar yang dibawa Viona . " Terima kasih Lukas " Sahut Viona pelan sambil masuk kedalam mobil yang pintunya sudah dibuka oleh bodyguard Fernando lainnya .     

Lukas mengangguk pelan merespon perkataan Viona Ia lalu berlari menuju bangku setir untuk segera mengantar Viona pergi ke rumah sakit , karena hari masih sangat pagi jalanan masih sangat sepi .Sepanjang jalan Viona hanya terlihat beberapa orang wanita yang sedang mabuk nampak berjalan bersama para pria hidung belang keluar dari sebuah bar , ia tersenyum tipis melihat pemandangan itu . Kedua matanya tiba-tiba berkaca-kaca ketika mengingat nasib yang kini menimpa Amber dan adik-adik lainnya yang juga bekerja di sebuah bar .     

Dari spion Lukas bisa melihat Viona tengah menyeka air matanya menggunakan tisu yang ia ambil dari dalam tas ." Maaf ya nya apa anda sedang ada masalah dengan tuan ? " Tanya Lukas tanpa basa-basi ." No Lucas everything is fine " Jawab Viona berbohong ." Aku hanya sedih melihat wanita-wanita itu , mereka harus bekerja dengan cara instan seperti itu untuk mendapatkan uang .     

Aku kasihan kepada mereka Lukas" Ucap Viona sambil menunjuk ke arah sebuah bar di mana beberapa orang wanita nampak sedang tertawa bersama para pria hidung belang. " Itu adalah jalan hidup yang mereka pilih nyonya , jadi tak ada siapapun yang bisa disalahkan . Lagipula prostitusi adalah sebuah pekerjaan paling tua di dunia nyonya " Sahut Lukas sambil tersenyum.     

" Aku tahu Lukas , tapi bukankah setiap manusia mempunyai pilihan dan diantara pilihan itu masih ada option lain yang lebih baik tentunya " Celetuk Viona dengan suara yang hampir tak terdengar. " Anda memang terlalu baik nyonya " Puji Lukas sambil menginjak gasnya karena lampu lalu lintas sudah berubah menjadi hijau kembali. Viona hanya terdiam tak merespon perkataan Lukas ,ia terus memandangi deretan bar-bar yang ia temui di perjalanan saat menuju ke rumah sakit .     

Viona terus memandangi deretan bar itu sampai akhirnya tak terlihat lagi karena jarak yang sudah terlalu jauh. Lukas akhirnya menghentikan mobilnya ketika sudah sampai di lobby rumah sakit ia langsung turun membawakan tas Viona ." Terima kasih Lukas , pulangnya hati-hati karena jalanan masih licin " Ucap Viona Sambil tersenyum ." Sudah jadi kewajiban saya nyonya " Jawab Lukas sambil menundukkan kepalanya .     

Viona tersenyum tipis mendengar jawaban dari sopir pribadi suaminya itu , ia lalu berjalan pelan masuk ke dalam rumah sakit menuju ke loker meninggalkan Lukas yang masih berdiri disamping mobil . Sesampainya di loker Viona meletakkan tas yang berisi pakaiannya ke dalam lemari bajunya itu , ia lalu duduk di lantai sambil melipat kakinya. Disaat seperti ini Viona biasanya meratapi nasibnya yang hidup sebatang kara , ia merasa sedih karena tak ada orang yang untuk tempatnya berbagi.     

" Seandainya ibu masih hidup , tentu Anjie tidak akan seperti ini " Isak Viona pelan mengingat ibu Maria .Viona kemudian menangis kembali mengingat ibu angkatnya itu , karena perutnya lapar kemudian meraih roti yang sebelumnya ia bawa dari rumah . Dengan perlahan Viona memasukkan sepotong demi sepotong roti itu ke dalam mulutnya untuk mengganjal perut yang sedari tadi berisik minta diisi.     

Karena masih lapar Viona akhirnya memutuskan untuk berjalan menuju kantin saat ia mencium aroma masakan yang dimasak oleh para petugas , sesampainya di kantin senyum Viona mengembang ketika melihat beberapa makanan sudah terhidang di meja . " Apakah saya sudah boleh mengambilnya nyonya Terry ? "Tanya Viona pada sang petugas dengan tersenyum.     

" Tentu saja dokter silakan ambil saja " Jawab nyonya Terry sambil tersenyum ramah ke arah Viona ." Terima kasih nyonya " Ucap Viona dengan mata berbinar-binar .Tidur seharian setelah pingsan membuat nya kelaparan , dengan cepat Viona mengambil beberapa potong sandwich dengan smoke beef serta salad yang ia letakkan di atas piringnya . Viona juga meraih beberapa buah anggur dan orange jus . Viona benar-benar menikmati makan paginya dengan lahap disaat orang-orang belum ada yang datang ke rumah sakit , setelah makan hampir tiga puluh menit semua makanan yang ada di atas piringnya pun habis tak tersisa .     

" Menu makan pagi kali ini sungguh enak nyonya " Ucap Viona pelan sambil mengantarkan nampan yang berisi piring kotornya kemeja pencucian dimana nyonya Terry berada." Benarkah dokter syukurlah kalau dokter suka " jawab nyonya Terry sambil tersenyum ." Terima kasih atas makan paginya yang bergizi ini nyonya , kalau begitu saya permisi " Pamit Viona pelan ." Baik dokter , selamat bekerja " sahut nyonya Terry sambil menundukkan kepalanya pelan .     

Seperti berpamitan Viona kemudian berjalan menuju ruang istirahat untuk menunggu jam kerja pagi yang masih kurang 2 jam lagi itu , sepeninggal Viona para petugas kantin nampak membicarakannya. " Benar-benar dokter yang sangat mengagumkan " Ucap seorang petugas cuci piring memuji Viona . " Iya dokter Viona sangat loyal sekali apalagi kalau mengetahui ada pasien yang membutuhkan bantuan , beliau pasti akan langsung datang ke rumah sakit sama seperti dua hari yang lalu " Sahut Terry sambil tersenyum .     

" Sungguh sangat beruntung rumah sakit ini memiliki dokter sebaik dokter Viona " Imbuh nyonya Terry sambil mengelap meja .Para petugas kantin pun mengangguk pelan merespon perkataan nyonya Terry , mereka lalu melanjutkan pekerjaannya bersiap menyambut kedatangan para staf rumah sakit lainnya yang dinas pagi .     

Viona membaringkan tubuhnya di atas ranjang yang ada di ruang istirahat dokter untuk menunggu jam kerjanya , saat sudah berbaring selama tiga puluh menit Viona terbangun karena merasakan sakit kepala ia merasa tak nyaman mencium aroma pewangi ruangan yang beraroma mawar .     

" Siapa yang mengganti aroma pewangi ini " Ucap Fiona sedikit kesal sambil menatap ke arah pewangi ruangan yang semenit sekali menyemprotkan aroma mawar yang ada di bawah jam dinding itu .      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.