You Are Mine, Viona : The Revenge

Bayangan



Bayangan

0Kegaduhan terjadi di dapur istana Fernando ketika melihat banyaknya terigu dan cangkang telur yang berserakan di lantai , belum lagi kondisi kompor listrik yang kotor karena adonan pancake . Teddy sang kepala pelayan nampak marah besar pada dua puluh orang pelayan di istana Fernando , ia bahkan terlihat sudah memarahi asistennya karena tak becus bekerja .     
0

Setelah mengintrogasi selama hampir lima belas menit tak ada satupun diantara mereka yang mengaku telah membuat kekacauan itu di dapur , saat emosi Teddy hampir memuncak tiba-tiba ekor matanya melihat ada jejak terigu yang keluar dari dapur menuju ke ruang keluarga . Dengan perlahan Teddy mengikuti jejak kaki itu dan langsung membeku begitu melihat si empunya jejak kaki yang baru saja ia ikuti itu .     

"Tuan …..     

"Sssttttt jangan berisik !!! Sepertinya tuan dan nyonya baru tidur , ini masih jam lima pagi biarkan tuan dan nyonya tidur ...kita bersihkan saja semua kotoran di dapur sebelum mereka bangun." Ucap Teddy memotong perkataan seorang pelayan wanita yang ada dibelakangnya .     

"Baik pak." Jawab sang pelayan wanita sambil berjalan menuju dapur mengikuti petunjuk Teddy sang kepala pelayan .     

Sepeninggal sang pelayan wanita Teddy kemudian meninggalkan ruang tamu dimana sang tuan dan nyonya tetap tidur di sofa yang ada di ruang tamu , Teddy kemudian berjalan menuju ke dapur lalu meminta maaf pada semua bawahannya karena sempat marah-marah , ia lalu ikut membantu para bawahannya untuk membersihkan dapur hasil kekacauan sang tuan rumah .      

"Sepertinya kita harus membuat jadwal malam pak" Ucap seorang pelayan wanita pada Teddy .     

"Maksudmu.? " Tanya Teddy tak mengerti .     

"Nyonya kan sedang hamil , saya rasa tadi malam tuan diminta nyonya untuk membuat pancake dilihat dari kekacauan yang terjadi ini . Karena biasanya wanita hamil pasti ngidam dan ketika mereka ngidam pasti minta yang aneh-aneh , nah untuk menghindari hal ini terjadi lagi bukankah lebih baik jika ada pelayan yang standby di dapur untuk memenuhi keinginan nyonya di malam hari pak " Jawab sang pelayan menjelaskan pada Teddy .     

Teddy menganggukan kepalanya pelan merespon perkataan salah satu anak buahnya itu , ia pun kemudian mengajak semua pelayannya untuk berunding bersama . Sepuluh menit kemudian tercapai lah kesepakatan dengan hasil akan ada dua orang pelayan wanita yang standby tiap malam demi membuatkan makanan untuk sang nyonya  dan seorang pelayan laki-laki untuk berjaga kalau dibutuhkan oleh Fernando . Mereka semua akhirnya kembali bekerja bersama untuk membersihkan dapur seperti sedia kala sebelum memasak sarapan pagi bagi sang tuan dan nyonya yang masih tertidur di ruang keluarga .     

Viona membuka matanya ketika merasa ada yang sedang meraba-raba perutnya , saat ia membuka mata Viona kaget ketika melihat Fernando tengah memeluknya dengan erat sambil meraba-raba perutnya .      

"Babe , wake up kita ada di ruang keluarga ini." Bisik Viona pelan membangunkan sang suami dengan pelan saat menyadari mereka tengah tidur di ruang keluarga pasca gagal memasak pancake .     

"hmmmm… aku masih mengantuk honey." Jawab Fernando sambil berusaha melingkarkan tangannya kembali ke perut Viona.      

"Babe ayo buka matamu , kita sedang ada diruang keluarga ini." Ucap Viona pelan sambil menggoyangkan tubuh Fernando dengan sedikit keras .     

Usaha Viona untuk membangunkan Fernando akhirnya berhasil , tak lama kemudian Fernando pun akhirnya membuka kedua matanya dengan lebar dan berusaha beradaptasi dengan lingkungannya.      

"Kita ada di….     

"Iya kita di ruang keluarga babe." Sahut Viona cepat memotong perkataan Fernando.      

"Kenapa bisa?" Ucap Fernando lirih , ia mencoba mengingat kejadian terakhir sebelum ia tidur di ruang keluarga .      

Tak lama kemudian sebuah senyuman tersungging di wajahnya ketika berhasil mengingat kejadian pagi buta tadi , ia lalu melingkarkan tangannya ke pinggang Viona yang sedang membersihkan tepung terigu yang menempel di tubuhnya pasca dipeluk oleh Fernando .     

"Ayo naik ke kamar dan mandi lalu aku antar ke rumah sakit atau hari ini kau mau libur ? " Tanya Fernando pelan.      

" Tentu saja harus bekerja , aku tak mungkin bolos terus-menerus." Jawab Viona sambil mengibaskan rambutnya yang juga terkena tepung terigu .     

"Ya sudah ayo ke kamar " Ajak Fernando sambil berdiri dari tempat duduknya sambil mengulurkan tangannya pada Viona .     

Dengan cepat Viona menerima tangan Fernando , mereka berdua lalu berjalan menuju kamar utama yang ada di lantai dua . Para pelayannya yang sedang merapikan meja makan hanya tersenyum ketika melihat tuan dan nyonya mereka sudah mesra seperti itu , begitupun dengan Teddy yang nampak tersenyum haru . Lima tahun ikut bekerja dengan Fernando baru kali ia bisa melihat Fernando tersenyum seperti itu , ia bertambah yakin kalau tuan besarnya itu sangat bahagia dengan pernikahannya .     

MEDITERANIA APARTEMEN      

Andrew terbangun dari tidurnya saat sinar matahari pagi mengenai wajahnya perlahan Andrew membuka matanya dan langsung mengenali ruangan tempatnya terbangun . Wajahnya langsung memucat ketika mengingat kejadian yang baru ia lewati tadi malam bersama Cecilia ketika melihat bercak darah di seprai yang sedang ia duduki itu .     

"Cecil …" Gumam Andrew pelan saat mendengar suara tangisan dari arah kamar mandi .     

Dengan cepat Andrew bangkit dari ranjang dan memakai celana panjangnya dengan cepat setelah memakai boxer dengan terburu-buru , ia kemudian berjalan menuju kamar mandi dimana pintunya tak terkunci sehingga ia bisa melihat Cecilia sedang terduduk sambil terisak di pinggiran bathup dengan air shower yang mengalir .      

Andrew melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar mandi dengan perlahan , ia lalu berjongkok di depan Cecilia dan mencoba membelai rambut Cecilia yang basah karena terkena air shower . Cecilia langsung mengangkat wajahnya ketika merasakan kepalanya disentuh oleh Andrew , kedua matanya terlihat sembab yang disebabkan karena sudah terlalu lama menangis .     

"Maafkan aku Cecil…..     

"Andrew aku hiks hiksss….aku huaaa." Tangis Cecilia kembali pecah ketika mengingat apa yang sudah Andrew lakukan kepadanya tadi malam .     

"Aku akan bertanggung jawab Cecil ... tenanglah , ini murni kesalahanku." Ucap Andrew pelan sambil memeluk Cecilia dengan erat .     

"Hiks Andrew aku..aku takut ini masa suburku." Isak Cecilia terbata-bata .     

Deg      

Jantung Andrew berdetak dengan kencang ketika mendengar pengakuan Cecilia , ia kemudian memejamkan matanya dengan perlahan merutuki kebodohannya . Niatnya untuk merebut Viona dari Fernando semakin jauh dari bayangannya .     

"Apakah aku harus benar-benar merelakanmu Vio." Ucap Andrew dalam hati sambil membayangkan wajah cantik Viona , dibanding Viona kecantikan Cecilia tak ada apa-apanya .      

Isak tangis Cecilia kemudian membuyarkan lamunan Andrew , ia kembali pada dunia nyata dimana ia harus bertanggung jawab atas apa yang sudah ia perbuat sebelumnya pada Cecilia . Gadis cantik yang baru ia kenal selama tiga minggu terakhir ini .      

"Aku akan bertanggung jawab atas apa yang aku sudah perbuat Cecil , jadi kau tenang saja ya." Bisik Andrew pelan mencoba menenangkan Cecilia .     

"Benarkah ? Kau tak berbohong padaku kan Andrew." Jerit Cecilia dengan suara meninggi .     

Andrew melepaskan pelukannya pada Cecilia , ia lalu memandang wajah cantik Cecilia dengan dalam sambil tersenyum .     

"Aku tak pernah mengingkari perkataanku Cecil." Ucap Andrew pelan sambil membelai wajah Cecilia yang memerah .     

"Apa aku bisa pegang perkataanmu.? " Tanya Cecilia terisak .     

"Aku akan membuktikannya padamu sekarang juga ." Jawab Andrew sambil tersenyum .      

"Bagaimana cara….     

Cecilia tak dapat menyelesaikan perkataannya karena bibirnya sudah dilumat oleh Andrew , Andrew menciumnya dengan ganas sehingga membuat Cecilia kesulitan bernafas . Sampai akhirnya Andrew melepaskan ciumannya dari bibir Cecilia lalu dengan perlahan ia melepaskan handuk yang dipakai oleh Cecilia sehingga tubuh Cecilia terlihat dengan jelas , kedua payudara Cecilia nampak sedikit bengkak karena ulah Andrew tadi malam dimana ia menghisap keduanya dengan sangat kuat .     

"Kau bilang ini masa suburmu bukan , kalau begitu berikan aku anak Cecil ." Bisik Andrew pelan dengan suara berat .     

"Tapi….     

"Aku akan lebih pelan daripada tadi malam." Ucap Andrew memotong perkataan Cecilia .      

Wajah Cecilia tiba-tiba memerah mendengar perkataan Andrew , tubuhnya pun terasa panas padahal ia sedang ada dibawah guyuran air shower. Walau Miss V nya masih terasa sakit tapi ia tak menolak permintaan Andrew , ia memang sudah mencintai Andrew sejak pertama bertemu jadi ia menyetujui ajakan Andrew untuk kembali bercinta .     

Andrew menggendong tubuh telanjang Cecilia menuju ranjang yang masih berantakan bahkan noda darah keperawanan Cecilia pun masih terlihat jelas setelah menurunkan Cecilia ke atas ranjang Andrew lalu membuka celananya dengan cepat , ia lalu langsung menindih Cecilia dan kembali meremas dan memainkan payudara Cecilia dengan gemas . Cecilia pun terlihat sudah tak malu-malu lagi , ia merespon sentuhan Andrew dengan mengeluarkan desahan yang membuat Andrew makin menggila .      

Tak lama kemudian terdengar suara desahan dari Cecilia saat Andrew sudah berhasil memasukinya kembali , mereka kembali bercinta untuk kedua kalinya . Cecilia masih merasakan sakit di area Miss V miliknya akan tetapi karena permainan Andrew ia berhasil menahan rasa sakit itu dan merasakan kenikmatan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya . Air mata Cecilia menetes dengan perlahan melalui sudut matanya karena sudah benar-benar merelakan tubuhnya untuk pria yang ia cintai .      

Andrew mempercepat gerakannya ketika hampir mencapai puncak , ia memejamkan mata sejenak untuk mengumpulkan energi untuk melakukan pelepasan namun tiba-tiba wajah Viona kembali terlihat jelas dalam bayangannya . Ia lalu membuka matanya dan hampir memekik ketika melihat wajah Viona terlihat jelas ada dibawahnya padahal jelas-jelas ia sedang bercinta dengan Cecilia .     

"Andrew akhhh…." Jerit Cecilia ketika ia merasakan ada cairan kental yang hangat kembali masuk ke dalam rahimnya .     

"Aku mencintaimu Vio …." Ucap Andrew lirih dengan suara parau .      

Bersambung      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.