You Are Mine, Viona : The Revenge

Menjalankan rencana



Menjalankan rencana

0Cecilia yang sedang kehabisan energi tak dapat mendengar perkataan Andrew yang sempat menyebut nama Viona saat sedang melakukan pelepasan ketika sedang bercinta tadi , ia sudah terlalu lelah setelah menangis hampir satu jam dikamar mandi sebelum kembali bercinta dengan Andrew . Begitupun dengan Andrew yang tak sadar kalau sudah menyebut nama Viona ketika sedang mencapai puncaknya tadi pagi , ia pun menjatuhkan tubuhnya di samping Cecilia yang sedang memejamkan matanya .      
0

"Hari ini kau tak usah ke rumah sakit Cecil , istirahat saja di apartemen ." Ucap Andrew pelan sambil menarik selimut untuk menutupi tubuh Cecilia .     

Cecilia yang sudah tertidur tak merespon perkataan Andrew sehingga membuat Andrew tersenyum tipis karena menyadari kebodohannya mengajak Cecilia bicara padahal Cecilia sudah tidur karena lelah Andrew pun akhirnya tertidur menyusul Cecilia yang sudah tidur mengarungi alam mimpinya dengan sebuah senyuman kecil di bibirnya , senyuman karena mendengar janji Andrew yang akan menikahinya dan tak akan meninggalkannya .     

RUMAH SAKIT GLOBAL BROSS      

Viona kesiangan datang ke rumah sakit karena drama yang dilakukan Fernando , dimana suaminya itu memaksa dirinya untuk minum susu almond . Padahal Viona sangat membenci segala macam jenis susu termasuk susu nabati seperti susu almond , Fernando benar-benar tak menginginkan Viona berangkat kecuali Viona minum susu terlebih dahulu . Karena hari sudah semakin siang Viona akhirnya mengalah dan memilih minum susu almond dengan sangat terpaksa .     

"Lho kok ikut turun ?"Tanya Viona pada Fernando yang juga turun di lobby bersama dirinya      

"Jangan lupa honey , di rumah sakit ini aku punya saham lima puluh lima persen jadi rumah sakit ini juga milikku " Jawab Fernando tanpa rasa bersalah.     

"Dasar arogan !! " Ucap Viona ketus , ia lalu berjalan cepat menuju ke ruang kerjanya karena sudah memakai jas dokternya.      

Fernando tersenyum melihat istrinya merajuk , ia tahu kalau Viona sangat tak menyukainya kita ia sedang menyombongkan kekayaannya .     

"Aku harus memastikan kau aman di rumah sakit Vio , karena aku tak tahu apa yang bisa Franklin lakukan padamu kalau ia tahu kau sudah hamil ." Ucap Fernando dalam hati sambil menatap punggung Viona yang akhirnya menghilang di balik dinding .      

"Pagi tuan anda sudah sampai " Sapa Justin pelan membuyarkan lamunan Fernando. .     

"Aku baru saja sampai Justin, ya sudah ayo masuk" Ajak Fernando pada asisten pribadinya itu .      

Justin mengangguk pelan lalu berjalan mengikuti Fernando yang sudah terlebih dahulu masuk ke rumah sakit , beberapa suster yang berjaga di lobby utama nampak terpesona melihat ketampanan Fernando yang membuka dua kancing kemejanya sehingga dadanya bisa terlihat dengan jelas .      

Di ruang kerjanya Viona sudah disambut dengan berkas-berkas penting yang sudah dibuat oleh suster Chloe asisten barunya , sejak suster Chloe diangkat Fernando menjadi karyawan tetap etos kerjanya terlihat sangat meningkat dan membuat Viona kagum . Semua data yang Viona minta langsung dibuat dengan cepat tanpa salah oleh suster Chloe sehingga memudahkan kerja Viona .     

"Terima kasih suster atas bantuannya. " Ucap Viona lembut sambil tersenyum ke arah suster chloe yang baru saja memberikan ia data pasien terbaru yang sudah ditangani oleh Viona selama seminggu terakhir .     

"Ini adalah pekerjaan saya dok , jadi anda tak perlu berterima kasih seperti itu pada saya dokter." Jawab suster Chloe tersipu .     

"Kau ini bisa saja suster , ya sudah saya periksa dulu ya datanya. " Sahut Viona singkat.      

"Baik dok , saya permisi . Saya ada di meja depan " Pamit suster Chloe sambil menunduk , ia lalu berjalan menuju mejanya yang ada di depan ruangan Viona .      

Karena belum ada pasien Viona menyempatkan diri untuk membaca kembali data pasien seperti yang biasa ia lakukan sebelum mulai bekerja , Viona ingin mengawasi secara detail perkembangan kesehatan para pasiennya . Dari balik pintu suster Chloe bisa melihat Viona yang sedang sibuk membaca berkas yang sudah ia buat sebelumnya , sebuah senyuman tersungging di wajah suster Chloe .     

"Aku tak akan mengecewakan anda dokter , aku akan bekerja sebaik-baiknya mulai saat ini." Ucap suster Chloe dalam hati sambil mencuri pandang pada Viona , ia kemudian kembali sibuk pada tugasnya kembali sambil menunggu jam delapan dimana jadwal praktek Viona akan dimulai .      

Saat sudah hampir jam delapan Viona akhirnya bersiap-siap dengan mengalungkan stetoskop di lehernya dan bersiap untuk melakukan kunjungan pagi pada para pasien bersama suster Chloe yang sudah bersiap di depan pintu , suster Chloe tersenyum menyambut Viona keluar dari ruangannya . Mereka lalu berjalan bersama menuju ke ruang perawatan para pasien yang ditangani oleh Viona , satu persatu pasien kembali ditanya oleh Viona mengenai keluhannya dengan detail . Viona dengan sabar mendengar keluh kesah para pasien sedangkan suster Chloe langsung mencatat keluhan mereka di buku catatan seperti petunjuk yang Viona berikan sebelumnya pada dirinya .     

Setelah memeriksa para pasien Viona lalu keluar dari ruang perawatan dan bersiap berjalan menuju ruang kerjanya dimana beberapa pasien yang sudah pulang akan melakukan kontrol kembali padanya , saat Viona berjalan menuju ruang periksa banyak pasien yang menyapanya sehingga membuat sedikit kegaduhan di depan ruang periksa. Para staf lainnya yang sudah paham hanya bisa tersenyum , Viona memang terkenal akan keramahannya pada para pasien yang ia rawat jadi tak heran jika mereka akan seantusias itu ketika melihat Viona .     

"Rupanya kepopuleran doktermu itu sungguh mengesankan ya ." Bisik suster Gina menggoda suster Chloe yang berjalan di belakang Viona.      

"Tentu saja , para pasien akan tau mana dokter yang tulus dan tidak . Contohnya seperti dokter Viona itu tentunya " Jawab suster Chloe dengan cepat membalas sindiran suster Gina yang berniat menjelekkan dokter Viona .     

"Bandingkan dengan dokter mu  , apakah doktermu pernah mendapatkan sambutan hangat seperti itu dari para pasiennya ? " Tanya suster Chloe menimpali perkataannya yang sebelumnya sambil tersenyum penuh kemenangan .     

Suster Gina terdiam mendengar perkataan suster Chloe , ia lalu melirik ke arah dokter Ammy yang sedang berjalan menuju ruang pemeriksaan . Semua orang sebenarnya tau bagaimana kualitas dokter Ammy yang tak ada apa-apanya dibanding Viona , oleh karena itu suster Gina langsung tak bisa membalas perkataan suster Chloe selain terdiam membisu.      

"Pilihlah di sisi mana kau akan bertahan " Bisik suster Chloe sambil berjalan melewati suster Gina karena jam praktek Viona akan dimulai sebentar lagi .     

Suster Gina hanya bisa membisu mendengar perkataan teman sejawatnya itu , ia sebenarnya ingin marah tapi tak mampu . Karena semua yang dikatakan oleh suster Chloe adalah fakta yang tak mampu ia bantah , walaupun dokter Ammy adalah dokter bedah tapi ia belum mendapatkan porsi yang sama seperti Viona yang memang sudah menegang gelar spesialis bedah .     

Setelah memeriksa sekitar dua puluh orang akhirnya Viona bisa sedikit beristirahat , wajahnya terlihat memerah tanda sedang kelelahan . Nafasnya pun sedikit tersengal-sengal sehingga membuat suster Chloe khawatir .     

"Anda baik-baik saja dokter.?" Tanya suster Chloe panik .     

"Aku baik sus , hanya saja sepertinya air conditioner di ruangan ini sudah rusak ya . Aku merasa sangat kepanasan dari tadi ." Jawab Viona sambil menyeka keringat yang keluar dari keningnya .     

"Suhu ruangan ini enam belas derajat celcius dok , beberapa pasien yang keluar dari ruangan ini saja tadi sempat menggigil dok." Sahut suster Chloe sambil menunjukkan remote AC pada Viona .     

"Sudah sedingin itu tapi aku masih kepanasan , aduhhh sepertinya aku lebih cocok tinggal di kutub selatan bersama pinguin dan beruang kutub ini sus he he he " Ucap Viona berkelakar .      

Mendengar perkataan Viona membuat suster Chloe tertawa , ia tak menyangka kalau Viona punya selera humor juga . Saat Viona sedang mengeluh kepanasan tiba-tiba masuklah profesor Frank dengan membawa sebuah box yang berisi ice cream rasa strawberry kesukaan Viona .     

"Maaf mengganggu kalian." Ucap profesor Frank sambil tersenyum .     

"Oh tidak prof , kami sedang santai kok. Mari masuk jangan berdiri didepan pintu seperti itu." Jawab Viona meminta profesor Frank untuk masuk .     

"Tadi aku baru dari kantin dan membeli ini , lalu aku teringat pada anda yang suka sekali ice cream strawberry jadi saya kemari untuk mengajak anda makan ice ini bersama saya dok." Sahut profesor Frank mengatakan tujuannya datang keruangan praktek Viona .     

"Anda baik sekali profesor ." Celetuk suster Chloe sambil tersenyum lebar .     

"He he he ini hanya ice cream suster , lagipula mengajak makan ice cream sesama teman tak masalah bukan.?" Tanya profesor Frank pada suster Chloe .     

"Tentu tidak prof , kebetulan sekali karena dari tadi dokter Viona mengeluh kepanasan ." Jawab suster Chloe sambil melirik ke arah Viona yang wajahnya masih memerah .     

"Oh benarkah itu dok , kebetulan sekali . Bagaimana kalau kita makan disini saja anda tidak keberatan bukan dokter.? " Tanya profesor Frank pada Viona yang benar-benar kepanasan .      

"Tentu tidak masalah prof lagipula pasienku sudah selesai untuk hari ini , suster boleh ambilkan kami dua sendok di ….     

"Tak usah suster , saya sudah membawa sendoknya juga kebetulan." Ucap profesor Frank sambil mengeluarkan sebuah kotak yang berisi tiga sendok kecil di dalamnya .     

Suster Chloe langsung memekik takjub melihat kotak sendok pribadi milik profesor Frank , gosip yang mengatakan kalau profesor tampan itu tak mau berbagi sendok dengan karyawan lain ternyata benar .      

"Anda memang luar biasa prof." Puji suster Chloe sambil mengacungkan dua jempolnya ke udara .     

"Kau bisa saja suster , ya sudah ayo makan ….     

"Tak usah prof , saya masih ada pekerjaan silahkan anda berdua saja yang menikmati ice cream itu . Saya permisi dulu dokter Viona ." Ucap suster Chloe memotong perkataan profesor Frank yang mengajaknya makan ice cream bersama .     

"Ya sudah kalau begitu , lanjutkan pekerjaanmu saja." Jawab Viona sambil tersenyum .     

Suster Chloe lalu mengangguk pelan lalu berjalan meninggalkan ruang praktek Viona menuju ke dokter penyakit dalam sesuai petunjuk Viona . Profesor Frank lalu memberikan sendok pada Viona  sambil tersenyum tipis karena rencananya sebentar lagi berhasil .       

"Semoga kau tenang dialam sana keponakanku." Ucap profesor dalam hati sambil menatap Viona yang sudah memegang sendok .      

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.