You Are Mine, Viona : The Revenge

Terbongkar



Terbongkar

0Dengan perlahan Viona mulai mengambil ice cream menggunakan sendok pemberian profesor Frank namun tiba-tiba saja wajahnya langsung memucat lalu sedetik kemudian ia memuntahkan isi perutnya kembali di lantai sehingga membuat profesor Frank yang ada di depannya kaget , saat profesor Frank akan membantu Viona terlihat menolak sambil melambaikan tangannya ke arah profesor Frank lalu secara tak sengaja tangannya menyenggol kotak ice cream sehingga membuat isinya tumpah ke lantai .     
0

"Vio ...are you ok.? " Tanya profesor Frank mencoba menyembunyikan kekagetannya karena melihat ice cream yang sudah ia beri obat penggugur kandungan jatuh berserakan di lantai bercampur dengan muntahan Viona yang hanya air dan susu itu .     

"Aku ...huuekkkk " Viona tak dapat menyelesaikan perkataannya karena ia kembali mengeluarkan isi perutnya sampai membuat wajahnya seketika penuh dengan keringat .     

"Vio , biar aku bantu ….     

Brak      

Pintu ruang praktek Viona terbuka dengan keras dari luar , lalu masuklah Fernando dengan wajah panik kedua matanya memerah melihat adiknya terlihat mengangkat tangannya mencoba untuk menyentuh Viona yang masih membungkuk karena masih mengeluarkan isi perutnya .     

"Jangan sentuh istriku menggunakan tangan kotormu Frank !!! " Pekik Fernando sambil berlari ke arah Viona sambil menangkis tangan Franklin sang adik .     

"Aku hanya ingin ….     

"Keluar Frank ...aku dan istriku tak membutuhkanmu disini.!!! " Teriak Fernando memotong perkataan sang adik .     

Profesor Frank membeku mendengar teriakan sang kakak dengan cepat profesor Frank membalikkan badannya dan berjalan keluar dari ruangan praktek Viona dengan amarah yang membakar dadanya , saat sedang berjalan ke arah ruang pribadinya ia berpapasan dengan Justin yang sedang berlari menuju ruangan Viona .     

"Fernando sialan , lihat saja kau akan menyesal sudah mengusirku seperti itu ." Umpat profesor Frank dalam hati sambil terus berjalan menuju ruangannya .      

Setelah Frank keluar Fernando langsung menggendong keranjang tempat biasa Viona memeriksa pasien , perlahan ia menyeka keringat yang sudah membasahi wajah sang istri yang sudah nampak sangat kepayahan itu.       

"Minumlah dulu ." Ucap Fernando pelan sambil berusaha membuat Viona duduk untuk meminum air yang ada di dalam botol mineral yang sedang ia pegang .     

"Pelan-pelan…..     

"Tuan ...apa nyonya baik-baik saja kan.?" Tanya Justin yang datang tiba-tiba memotong perkataan Fernando .      

"Dia baik-baik saja seperti yang sedang kau lihat." Jawab Fernando dengan cepat sambil memberikan kode pada Justin untuk melihat ke arah ice cream yang tumpah ke lantai .      

"Nyonya …     

"Sepertinya ia belum memakannya." Ucap Fernando tanpa suara merespon perkataan Justin .      

Justin mengangguk pelan tanda mengerti maksud sang tuan , ia lalu menatap tajam ke arah lantai dimana ice cream sudah berserakan bercampur dengan muntahan Viona . Justin lalu menelpon bagian kebersihan untuk membersihkan ruangan Viona , tak lama kemudian datang dua orang petugas kebersihan dan dengan cepat mereka membersihkan ruangan Viona .     

Viona terlihat masih berusaha mengembalikan tenaganya kembali diatas ranjang setelah menolak usulan Fernando untuk memanggil dokter lain  , Viona takut kalau ia diperiksa dokter dihadapan Fernando maka suaminya itu akan tahu tentang kehamilannya . Viona tak mau itu terjadi , oleh karena itu ia berusaha menguatkan dirinya dengan istirahat beberapa menit di atas ranjang sebelum pulang ke rumah      

"Babe ...kau makan apa sampai muntah-muntah seperti ini .?" Tanya Fernando pelan pura-pura bodoh .     

"Tadi pagi bukankah kau tau apa yang aku makan ." Jawab Viona lirih tanpa membuka kedua matanya .     

"Aku tau itu , maksudku setelah sampai di rumah sakit adakah yang kau makan lagi ?" Tanya Fernando kembali .      

"Aku tak makan apapun , bahkan ice cream pemberian adikmu belum sempat aku sentuh tadi. Tapi aku sudah terlanjur muntah." Jawab Viona jujur.      

Mendengar perkataan Viona membuat Justin menghela nafas panjang , ia lega mendengar sang nyonya . Saat sedang berada di ruang Fernando untuk meeting tiba-tiba Justin melihat dari rekaman CCTV dimana terlihat profesor Frank masuk ke dalam ruangan Viona dengan membawa sesuatu , melihat rekaman itu Fernando langsung berlari secepat kilat menuju ke ruangan sang istri karena takut terjadi hal-hal yang tak diinginkan . Ia takut kalau adiknya akan melakukan hal jahat pada Viona , oleh karena itu Fernando langsung berlari meninggalkan Justin yang masih ada di ruangannya  seorang diri .     

"Baguslah kalau begitu , untuk kedepannya jangan pernah terima makanan atau minuman dari siapapun termasuk dari Frank ." Ucap Fernando pelan sambil membelai wajah Viona yang terlihat sudah tak sepucat sebelumnya .      

"Iya aku mengerti." Jawab Viona pelan .     

"Ayo pulang , aku tak bisa melihatmu seperti ini terus bekerja ." Ajak Fernando pada sang istri dengan lembut .     

"Tapi aku masih ada dua jam lagi untuk ….     

"Tak usah membantahku , aku tak suka dibantah." Ucap Fernando ketus sambil menatap tajam ke mata Viona .     

"Baiklah aku pulang." Sahut Viona mengalah .     

Fernando tersenyum merespon perkataan Viona , ia lalu membimbing Viona untuk turun dari ranjang dan berjalan keluar karena Viona menolak naik kursi roda dan menolak ia gendong . Justin hanya bisa menyunggingkan senyumnya melihat sikap lembut Fernando pada sang nyonya , ia kemudian berjalan mengikuti langkah Fernando menuju parkiran bawah tanah sambil membawa tas milik Viona yang sudah dirapikan oleh suster Chloe .     

Viona memegangi kepalanya selama dalam perjalanan pulang di dalam mobil , rasa pusing tiba-tiba menyerangnya . Fernando sebenarnya tak tega melihat Viona seperti itu , akan tetapi ia tak bisa berbuat apapun karena istrinya itu masih belum mengatakan kehamilannya . Ia hanya bisa mampu membantu memijat kepala Viona dengan lembut tanpa berbicara apapun . Justin lalu menentukan kode pada Lucas untuk menambah kecepatannya agar segera sampai di rumah , ia juga tak tega melihat kondisi sang nyonya yang semakin kepayahan .      

Sesampainya dirumah Fernando lalu menggendong Viona ala bridal style masuk ke dalam rumah karena Viona yang hampir terjatuh ketika keluar dari mobil , Fernando lalu bertindak cepat dengan menolong sang istri karena tak mau mengambil resiko . Apalagi mereka harus masih melewati tangga menuju ke lantai dua oleh karena itu Fernando merasa lebih aman ketika ia menggendong Viona saja . Dengan perlahan Fernando menurunkan Viona ke atas ranjang besar mereka , tak lama kemudian datanglah seorang pelayan membawakan teh tawar hangat untuk Viona minum .     

"Bagaimana kalau kau berhenti kerja honey ? " Tanya Fernando tiba-tiba ketika Viona selesai minum teh .      

"Aku tak mungkin berhenti bekerja , menjadi dokter adalah impianku sejak kecil ...aku tak mungkin bisa melepaskan apa yang sudah aku capai dengan keringat dan air mata ini begitu saja ….aku tak bisa Fernando aku tak mau kalau harus melepaskan pekerjaan ini….     

"Lalu sampai kapan kau akan pura-pura sekuat ini ? apa kau tak sayang pada bayi kita ? " Tanya Fernando kembali keceplosan sambil menatap tajam ke dalam mata Viona .     

Deg      

Deg      

Detak jantung Viona terasa lebih cepat ketika mendengar perkataan terakhir dari Fernando .     

"Kenapa ? kau kaget kalau aku tau disini sudah ada anakku ?" Tanya Fernando lembut sambil menyentuh perut Viona yang masih rata .     

"Se--sejak kapan kau tau aku hamil ? " Tanya balik Viona dengan tergagap .     

Bersambung      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.