You Are Mine, Viona : The Revenge

Tragedi jam empat pagi



Tragedi jam empat pagi

0Viona yang tak punya jadwal praktek akhirnya hanya bermalas-malasan saja di dalam kamar tanpa melakukan apapun , makanan yang dibawakan oleh pelayan pun tak ada yang ia sentuh sejak pagi . Mulutnya terasa pahit untuk makan apapun bahkan lemon pun yang biasa ia makan terasa sangat tak bersahabat di indra perasanya . Sejak kepergian Fernando ia belum tidur sama sekali , pikirannya melayang-layang memikirkan keberadaan suaminya .     
0

"Kenapa aku jadi sekhawatir ini padanya." Gumam Viona lirih sambil terus menatap halaman luas rumahnya .      

"Kau menyebalkan Fernando.!!! " Jerit Viona dengan kesal .      

Kedua mata indah Viona tiba-tiba berkaca-kaca tanpa ia sadari , sampai akhirnya sepasang mata indah itu pun mengalirkan air dengan deras membasahi wajah cantiknya . Karena kelelahan Viona akhirnya tertidur di sofa yang ada didekat jendela besar yang menghadap ke halaman luas istananya .      

CASA GRANDE APARTEMEN      

Dokter William hanya bisa tersenyum getir ketika melihat Fernando masih terlelap di sofa mewahnya setelah hampir satu jam  menceritakan segala keluh kesahnya , dokter William risau antara ingin membangunkan sahabatnya atau tetap bersama kekasih barunya yang sedang merajuk di kamar . Dokter William akhirnya masuk kekamar dan kaget ketika melihat kekasihnya sudah memakai baju kembali dan terlihat bersiap untuk pergi , wajah kekasih dokter William pun terlihat penuh emosi karena merasa diabaikan . Tanpa bicara apapun dengan dokter William gadis cantik itu akhirnya pergi meninggalkan unit apartemen dokter William dengan cepat .      

Sepeninggal sang kekasih dokter William hanya bisa tersenyum kecut tanpa suara , lagi-lagi kisah cintanya harus berakhir karena Fernando . Karena Fernando masih tidur dokter William akhirnya memilih mandi setelah berbicara dengan direktur rumah sakit Global awal Bros melalui Skype untuk menjalankan rencananya yang sudah ia beritahukan kepada Fernando sebelumnya.      

Dua jam kemudian Fernando pun bangun dari tidurnya dan langsung mengikuti langkah Dr William untuk kembali ke istananya ia meminta dokter William untuk mengantarnya pulang karena ia tak mau ada orang yang melihatnya di jalanan ketika masih menggunakan piyama tidur seperti saat ini. Setelah mengemudi selama hampir satu jam dokter William akhirnya sampai di istana Fernando , kedatangannya langsung disambut oleh beberapa orang bodyguard setia Fernando termasuk Teddy yang sedang berdiri di depan anak tangga .     

"Di mana istriku," Tanya Fernando pelan kepada Teddy .     

"Sejak pagi nyonya belum keluar dari kamar , bahkan sarapan paginya pun terpaksa kami antarkan ke kamar tuan." Jawab Teddy .     

"Ok aku tau , kalau begitu kalian siapkan minuman dan makanan kecil untuk William aku mau mandi terlebih dahulu ." Ucap Fernando sambil berjalan menuju ke lantai dua dimana kamarnya berada .     

Teddy mengangguk pelan merespon perkataan sang tuan besar , ia lalu mengajak dokter William untuk masuk ke ruang keluarga dimana biasanya para tamu menunggu kedatangan Fernando .      

"Apa nyonyamu marah tadi pagi.? " Tanya dokter William kepada Teddy yang sedang meletakkan minuman untuknya di atas meja.     

"Kalau nyonya marah atau tidak saya tidak tahu dokter , pasalnya nyonya belum keluar dari kamar sama sekali . Saat para pelayan mengantarkan makanan ke dalam mereka hanya melihat nyonya sedang duduk di sofa yang ada di bawah jendela besar dokter ." Jawab Teddy dengan jujur .     

"Ok aku mengerti , kau boleh melanjutkan pekerjaanmu yang lain Teddy." Ucap dokter William sambil tersenyum .     

Teddy pun undur diri dari hadapan dokter William , ia kembali disibukkan dengan pekerjaan rumah tangganya yang lain untuk mengatur para pelayan yang sedang menyiapkan meja makan karena waktu makan siang sudah hampir tiba . Dokter William pun memainkan ponselnya sambil menunggu kedatangan Fernando untuk membuang rasa jenuhnya .     

Tiga puluh menit kemudian Fernando terlihat menuruni anak tangga dengan memakai baju yang baru wajahnya terlihat sangat tidak bersahabat , aura kemarahan sangat terlihat dari tubuh dan gerak-gerik Fernando.  Melihat itu para pelayannya pun langsung diam karena sudah hafal dengan kebiasaan sang tuan besar ketika sedang marah , dokter William pun hanya bisa tersenyum melihat perubahan sikap Fernando . Ia lalu berjalan pelan menuju meja makan di mana Fernando sudah duduk di kursinya tanpa bersuara.      

"Kalau keberadaanku disini hanya untuk kau acuhkan , lebih baik aku kembali saja ke apartemenku." Ucap dokter William sambil memasukkan potongan daging ke mulutnya.      

"Kenapa wanita itu sangat egois." Celetuk Fernando sambil meletakkan pisau dan garpu nya di dekat piring .     

"Siapa maksudmu , Viona.?" Tanya Dokter William sambil menahan tawa.     

"Siapa lagi yang aku maksud." Jawab Fernando ketus .     

"Kau bicara apa dengannya.?" Tanya Dokter William kembali.      

"Aku bicara banyak kepadanya , tapi tak ada satu pun perkataanku yang dijawab olehnya . Kalau aku tak ingat dengan bayi yang ada di dalam kandungannya entah apa yang sudah aku lakukan tadi."Jawab Fernando dengan emosi.      

" Jangan gila Fernando , dia adalah istrimu ingat apa yang sudah aku katakan sebelumnya kepadamu !!" Ucap dokter William dengan serius mencoba mengembalikan kewarasan Fernando.      

"Aku tahu itu William ,kau tak perlu mengingatkannya berkali-kali kepadaku ." Sahut Fernando jengkel .     

Tanpa dokter William dan Fernando ketahui Viona sudah mendengar semua perkataan mereka berdua dibalik dinding , ia berdiri sambil memegang perutnya dengan tangan kirinya kedua matanya pun terlihat berkaca-kaca . Viona mencoba mengatur emosinya dengan berkali-kali menarik dan membuang nafas , setelah berdiri hampir sepuluh menit Viona akhirnya berjalan pelan menuju ke meja makan sudah lapar bergabung bersama suami dan dokter William .     

Melihat kedatangan Viona membuat Fernando hampir tersedak makanan , ia langsung salah tingkah ketika melihat istrinya duduk di samping dokter William tanpa mengeluarkan perkataan apapun . Hal yang sama juga terjadi pada dokter William , ia hanya menelan salivanya saat berada di tengah-tengah kedua orang yang sedang bertengkar itu . Setelah makan hampir lima belas menit Viona akhirnya meletakkan garpunya dengan apik di atas piring yang masih tersisa banyak sekali makanan yang belum ia sentuh , Fernando hanya tersenyum getir melihat cara makan Viona yang sangat menyedihkan .     

"Kau mau kemana babe ?" Tanya Fernando pelan ketika melihat Viona akan bangun dari kursinya .     

"Ke kamar kepalaku rasanya tak bersahabat." Jawab Viona dengan lirih .     

"Tapi kau belum makan apa-apa." Ucap Fernando khawatir karena melihat wajah Viona yang terlihat pucat.     

"Aku sudah makan , bukankah baru saja kau kan melihatnya sendiri aku makan." Sahut Viona sambil melangkah pelan menuju ke tangga .     

"Heii tunggu sebentar tunggu sebentar, sini sini sini sini sini ." Ucap Fernando sambil menahan Viona agar tak pergi ke kamar lagi .     

Karena Viona sedang lemas akhirnya ia hanya pasrah ketika ditarik oleh Fernando duduk di pangkuan sang suami , dengan perlahan Fernando menyuapi Viona daging salmon yang ada di piringnya . Viona pun terpaksa membuka mulutnya karena Fernando terus-menerus memaksanya , melihat Viona mau makan membuat Fernando semakin bersemangat untuk menyuapi sang istri .     

Dokter William hanya bisa tersenyum simpul melihat kemesraan sahabat baiknya itu , ia pun kembali menyibukkan dirinya dengan memainkan game yang ada di ponselnya karena sudah selesai makan. Tak lama kemudian makanan yang ada di piring Fernando pun sudah berpindah ke perut Fiona semuanya , melihat Viona mau makan membuat Fernando tersenyum .     

"Jadi kau hanya mau makan kalau disuapin oleh daddy ya sayang ?" Tanya Fernando pelan pada anaknya yang ada di perut Viona .     

"Iya daddy ,aku hanya mau makan jika di dekat daddy saja. Kalau daddy dari jauh dariku , aku tak mau makan." Jawab dokter William menirukan suara anak kecil merespon perkataan Fernando .     

"Brengsek kau William  mengganggu saja.!!!" Teriak Fernando dengan kesal ketika mendengar perkataan sahabat baiknya itu .     

Dokter William tertawa terbahak-bahak melihat Fernando marah , begitu juga dengan Viona yang terlihat menutup mulutnya karena tingkah sang suami .      

" Lebih baik kau pulang saja Will , mengganggu saja kerjamu di sini." Hardik Fernando mengusir dokter William untuk pergi.     

"Kau memang orang yang paling tak tahu terimakasih di dunia ini Fernando  setelah jam empat pagi kau datang ke apartemenku dan merusak hubungan asmara ku dengan Pricilia tanpa rasa bersalah . Sekarang ketika kau sudah berbaikan dengan istrimu , seenaknya saja kau memintaku untuk pergi." Ucap dokter William dengan nada meninggi.      

Viona langsung terdiam ketika mendengar perkataan dokter William , dengan perlahan ia menyentuh wajah Fernando dengan lembut .      

"Jadi tadi pagi kau pergi ke apartemennya dokter William.?" Tanya Viona dengan mata berkaca-kaca.     

"Iya aku pergi ke apartemennya si brengsek ….     

"Dan menggangguku ketika sedang bercinta dengan Pricilia ." Ucap dokter William memotong perkataan Fernando.      

"Mengganggu ?? mengganggu bagaimana.?" Tanya Viona pada dokter William dengan kaget .     

"Saat dia sedang menindih tubuh Pricilia aku tak sengaja melihatnya honey , salah siapa ia tak mengunci pintunya dengan baik ketika sedang bercinta seperti itu ." Jawab Fernando tanpa rasa bersalah .     

"Salahmu brengsek , mana ada orang yang datang ke rumah orang lain jam empat pagi tanpa diundang tanpa permisi sepertimu Fernando !!!"Sahut dokter William membela diri.     

"Bagaimana kau bisa masuk ke apartemennya dokter William disaat ia sedang …..     

"Karena si brengsek ini tahu password apartemenku dokter." Jawab dokter William memotong perkataan Viona .     

Deg      

Jantung Viona berdetak dengan cepat ketika mendengar pengakuan dokter William yang menceritakan kelakuan Fernando yang sudah mengganggu privasi nya.      

"Jadi kau menerobos masuk ke apartemen dokter William jam empat pagi .?" Tanya Viona sambil menatap wajah Fernando yang tak merasa bersalah sama sekali.      

"Iya memangnya salahnya dimana ."Jawab Fernando dengan cepat.     

"Fernando !!!!!!!!" Jerit Viona dengan keras .     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.