You Are Mine, Viona : The Revenge

Keahlian alami dokter



Keahlian alami dokter

0Teddy hanya bisa tersenyum mendengar perkataan sang dokter pribadi tuan besarnya itu , ia pun juga menyadari sejak kedatangan Viona di dalam kehidupan Fernando sifat kasar dan keras Fernando terlihat mulai memudar sedikit demi sedikit.      
0

"Ya sudah kalau begitu , kami harus pergi dulu karena harus mengurus beberapa hal penting yang berkaitan dengan Amber ." Ucap dokter William pelan sambil melirik ke arah Harry dan Justin yang masih berdiri di belakangnya .     

"Baik dokter hati-hati dijalan." Sahut Teddy sambil menundukkan kepalanya merespon perkataan dokter William .     

Dokter William kemudian keluar dari ruang belajar Fernando diikuti oleh Harry dan Justin di belakang , mereka bertiga lalu pergi meninggalkan istana Fernando menuju ke tempat di mana jenazah Amber sedang disemayamkan. Karena Amber Tak memiliki keluarga akhirnya dokter William bersama Justin dan Harry memutuskan untuk memakamkan Amber di sebuah tempat pemakaman umum , acara  pemakaman pun hanya dihadiri oleh keempat adik Amber yang sebelumnya ikut datang ke rumah Fernando . Bella yang tak sengaja menembak Amber masih terlihat sedikit shock , dia tak percaya kalau tembakannya berhasil menghilangkan nyawa sang kakak .     

Atas bantuan Justin kasus yang menimpa Amber pun dianggap hanyalah sebuah kecelakaan biasa , oleh karena itu Bella tidak ditahan oleh pihak kepolisian mengingat Bella berusaha melindungi Fernando yang akan diserang oleh Amber hal itu membuat Bella tidak terkena dakwaan apapun.  Setelah pemakaman ember selesai keempat gadis itu diajak oleh Justin dan Harry untuk segera pergi ke New York , untuk mengurus pembagian hasil penjualan rumah yang ada di kawasan Beverly Hills sesuai amanat yang diberikan oleh Fernando sebelumnya . Sementara itu dokter William kembali ke apartemennya sendiri untuk beristirahat karena sudah mengalami hari yang lumayan berat baginya , menjadi dokter pribadi Fernando bukanlah hal yang mudah baginya .     

Setelah meninggalkan ruang belajar Fernando berjalan pelan menuju ke kamarnya yang ada di lantai dua , ia terlihat sangat lelah hari ini setelah mengalami hal yang tak pernah ia duga sebelumnya . Berurusan dengan wanita-wanita yang bekerja di bar benar-benar membuatnya harus berpikir keras.      

Ketika sudah sampai di depan kamarnya Fernando kembali mengingat pertengkaran kecil yang terjadi antara Amber dan keempat adiknya yang menolak untuk memberikan uang yang seharusnya menjadi milik keempat adiknya itu , setelah berdiri cukup lama Fernando kemudian memasukkan kombinasi angka yang merupakan password untuk membuka pintu kamarnya . Dengan perlahan ia melangkah masuk kedalam kamarnya supaya tidak mengganggu Viona yang sedang istirahat , senyumnya merekah ketika melihat Viona sudah  tertidur pulas di atas ranjang besarnya .      

Fernando kemudian naik ke atas ranjang dan membaringkan tubuhnya di samping Viona ia memeluk Viona dari belakang dengan erat dan mencium rambut panjang Viona yang harum .     

"Aku beruntung mendapatkanmu honey , kau adalah malaikat tak bersayap yang dikirimkan Tuhan untuk menerangi jiwaku . "Ucap Fernando pelan sambil mencium tengkuk Viona yang jenjang , Fernando pun tak lama kemudian ikut masuk kedalam alam mimpi menyusul Viona .     

Viona terbangun ketika merasakan perutnya tiba-tiba saja lapar , saat akan berbalik badan ia merasakan ada tangan besar yang melingkar di tubuhnya.  Viona hanya tersenyum ketika menyadari kalau Fernando lah sang pemilik tangan itu .     

"Babe bangun aku lapar ." Ucap membangunkan Fernando.     

"mmmmmmm..." Sahut Fernando pelan tanpa membuka kedua matanya dan justru lebih erat melingkarkan tangannya di tubuh Viona yang masih sangat ramping itu .      

"Bangun anakmu lapar ." Bisik Viona dengan suara yang lebih lembut ke telinga Fernando.      

"Apa kau bilang barusan babe .?"  Tanya Fernando tiba-tiba dengan bersemangat sambil membuka kedua matanya .     

"Anakmu lapar ."Jawab Viona sambil tersenyum cantik.     

Cup     

Fernando langsung melayangkan ciumannya ke bibir Viona dengan cepat tanpa bisa Viona hindari.     

"Aku lapar kenapa kau menciumku ."Ucap Viona pelan setelah berhasil melepaskan ciuman Fernando.      

"Kau menggemaskan , aku tak tahan untuk tak menciummu ." Sahut Fernando pelan membela diri .     

"Akh menyebalkan jangan menggodaku terus , ayo turun aku lapar ." Rengek Viona memelas .     

Cup      

Fernando kembali melumat bibir Viona dengan rakus sehingga membuat Viona kewalahan , Fernando menghentikan ciumannya saat merasakan lidahnya digigit Viona .     

"Sakit babe ." Ucap Fernando pelan sambil menjulurkan lidahnya yang baru saja di gigit Viona .      

"Habisnya kau menyebalkan , aku yang kelaparan tapi kau yang memakanku ." Sahut Viona membela diri.      

Sling     

Mata Fernando langsung mengkilap mendengar perkataan Viona darahnya pun berdesir seketika , dengan gerakan cepat Fernando langsung merubah posisinya ia pun langsung mengunci Viona di bawah tubuhnya .     

"Akan kutunjukkan bagaimana cara sebenarnya aku memakanmu sekarang babe ." Ucap Fernando dengan suara berat di telinga Viona .     

"Akhhh jangan sekarang aku lapar hiks …" Jerit Viona seketika ketika menyadari dengan maksud perkataan terakhir sang suami yang kini ada diatas tubuhnya  .     

Fernando tersenyum melihat Viona menggeliat-liat di bawah tubuhnya dengan wajah memelas , karena tak tega Fernando akhirnya melepaskan Viona yang sudah hampir menangis itu .     

"Hei aku tak melakukan apapun , kenapa kau menangis ."Ucap Fernando pelan sambil menyeka air mata viona .     

"Kau terus membullyku hiks aku benci padamu ." Jawab Viona ketus .     

"Aku tak membully mu honey , aku mencintaimu ." Sahut Fernando tanpa rasa bersalah .     

"Bohong kalau kau mencintaiku kau tak akan terus menggangguku seperti tadi ."Isak Viona kesal .     

"Iya maaf maaf aku tak akan menggodamu seperti tadi lagi ." Ucap Fernando pelan sambil memeluk Viona dengan erat .     

Viona hanya diam saja di peluk Fernando , ia tak mengerti kenapa sekarang gampang sekali menangis padahal dulu ketika hidup dalam kesengsaraan seorang diri ketika hidup di negara orang setelah ibu Maria meninggal . Setelah bisa menenangkan diri Viona akhirnya melepaskan pelukannya dari Fernando yang selalu tersenyum dari tadi .     

"Ayo turun katanya lapar ." Ucap Fernando pelan sambil menyentuh wajah Viona dengan lembut .     

"Gendong ya ." Sahut Viona dengan cepat .     

"Gendong ? kau serius babe .?" Tanya Fernando kaget .     

"Iya ." Jawab Viona dengan mata berbinar-binar .     

Tanpa diperintah dua kali Fernando kemudian menggendong Viona ala bridal style keluar dari kamar dan berjalan pelan menuju ke ruang makan yang ada dilantai satu , saat menuruni tangga Fernando terlihat sangat hati-hati sekali karena tak mau membuat kesalahan . Saat ini ia sedang menggendong dua nyawa orang yang paling ia cintai dalam hidupnya , para pelayan yang melihat apa yang dilakukan oleh Fernando hanya tersenyum .      

Setelah sampai di ruang makan Fernando menurunkan Viona dengan hati-hati di kursi , tak lama kemudian beberapa pelayan berdatangan ke meja makan untuk melayani sang tuan dan nyonya rumah . Ketika makanan sudah dihidangkan tiba-tiba Viona menutup mulutnya dengan kedua tangannya .      

"Kenapa honey .?" Tanya Fernando pelan pada Viona yang sudah menutup mulutnya rapat .     

"Bau apa ini .?" Tanya Viona pada Fernando .     

"Makanan ini babe , ini ikan salmon kesukaanmu ." Jawab Fernando pelan .     

"Bukan ….ini bau darah manusia !!!baunya anyir sekali ." Sahut Viona dengan cepat .     

Bersambung      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.