You Are Mine, Viona : The Revenge

Perubahan mood



Perubahan mood

0Mendengar perkataan Viona sontak membuat Fernando langsung menghentikan makannya , ia terlihat berpikir keras untuk mencari alasan yang logis karena bagi Viona pasti tidak akan sulit untuk membedakan bau darah manusia dan darah hewan.      
0

"Kau tak menciumnya babe.?" Tanya Viona pelan sambil terus menutup mulut dan hidungnya menggunakan tangan .     

"Aku tak mencium apa-apa honey ." Jawab Fernando cepat sambil terus berfikir untuk mencari alasan yang masuk akal .     

"Heiiii apa ini ." Pekik Teddy tiba-tiba sambil menyentuh salah satu rok pelayan perempuan yang berwarna hitam menggunakan telapak tangannya .     

"Darah …"Desis Viona pelan sambil menatap tangan Teddy yang berwarna merah .     

"Itu ...aku ….." sang pelayan wanita yang roknya tadi disentuh oleh Teddy tak bisa menyelesaikan perkataannya karena mulutnya sudah dibungkam oleh pelayan wanita lainnya.      

"Maaf nyonya sepertinya pelayan ini sedang datang bulan dan mungkin dia lupa belum mengganti pembalutnya , sehingga jadi seperti ini . Saya mewakili pelayan di sini meminta maaf nyonya." Ucap Teddy sambil menunduk.      

Mendengar perkataan Teddy membuat Viona langsung melepas tangan yang ada di mulutnya , ia merasa bersalah atas apa yang tadi ia katakan sebelumnya . Viona merasa tak enak kepada pelayan wanita yang roknya berdarah itu , perlahan Viona berjalan mendekati sang pelayan wanita yang sedang berdiri di samping Teddy tersebut .     

"Siapa namamu .?" Tanya Viona pelan kepada sang pelayan wanita yang roknya ditemukan noda merah itu dengan lembut .     

"Nama saya Lourdes nyonya ." Jawab sang pelayan wanita tersebut sambil menunduk .     

"Lain kali kalau sedang datang bulan dan sedang deras-derasnya lebih baik kau tidak usah bekerja saja istirahat di kamar , maafkan aku juga karena tadi sudah berkata seperti itu aku tidak bermaksud untuk menghinamu ." Ucap Viona penuh sesal .     

"Tidak nyonya , anda tidak bersalah saya saja yang ceroboh."Sahut Lourdes sambil menatap wajah Viona dengan takut .     

Viona menyentuh dagu Lourdes yang masih menunduk ke lantai , ia mengangkat wajah pelayan itu dan menatap dalam mata pelayan yang masih muda itu dengan perasaan bersalah . Viona menyadari betapa malunya seorang gadis kalau sampai darah haidnya bocor di depan umum .     

"Teddy tolong buat peraturan baru untuk semua pelayan wanita yang sedang datang bulan , beri mereka libur untuk dua hari pertama . Aku tidak mau hal ini terjadi lagi ."Ucap Viona pelan sambil menatap Teddy yang berdiri di samping Lourdes .     

"Baik bagi , hal ini tidak akan terulang lagi . Saya akan melaksanakan peraturan yang baru saja nyonya katakan itu ." Jawab Teddy sambil menunduk patuh .     

Viona mengangguk pelan merespon perkataan sang kepala pelayan di rumahnya ia lalu kembali fokus kepada Lourdes yang masih menunduk .     

"Ya sudah sekarang kau kembali ke kamarmu dan segera ganti pakaianmu dengan pakaian yang bersih lalu istirahat saja di kamar sampai kau merasa lebih enak , aku tahu kalau sedang deras derasnya seperti itu pasti rasanya tidak nyaman bukan ."  Ucap Viona pelan sambil berbisik kepada Lourdes .      

"I--iya nyonya , kalau begitu saya mohon ijin ." Jawab Lourdes terbata .     

Viona tersenyum tipis mendengar perkataan Lourdes , setelah Lourdes pergi bersama seorang pelayan wanita lainnya ia pun kembali berjalan mendekati Fernando yang masih berdiri di samping meja makan dan menatapnya dengan tatapan penuh cinta .     

"Kasian ." Ucap Viona tanpa suara ketika sudah sampai di samping Fernando .     

"Baiknya istriku , ya sudah ayo kita lanjutkan makan." Sahut Fernando sambil tersenyum dan melingkarkan tangannya ke tubuh Viona sehingga membuat Viona bersandar ke dadanya .     

"Aku tiba-tiba kenyang , lebih baik kita kekamar saja ya ." Bisik Viona pelan .     

"Kamar ???kau mau itu…     

Bug      

"Awww…." Jerit Fernando pura-pura kesakitan sambil memegangi dadanya yang baru saja dipukul oleh Viona .     

"Tau rasa , makanya jangan menggodaku ."Ucap Viona ketus .     

"He he he iya nyonya maaf , ya sudah ayo ke kamar tadi katanya mau kekamar ." Sahut Fernando pelan sambil mencubit dagu Viona dengan gemas .     

"Iya , tapi minta pelayan bawakan buah dan burrito ke kamar ya ." Bisik Viona pelan ke telinga Fernando.     

"Kau mau burrito .?" Tanya Fernando lirih .     

Viona mengangguk pelan merespon perkataan Fernando sambil tersenyum lebar sehingga deretan gigi putihnya terlihat dengan jelas .     

"Ya sudah ayo naik dulu , nanti aku bilang ke chef untuk membuatkan makanan yang kau mau itu ." Ucap Fernando sambil tersenyum .     

"Ok ." Sahut Viona bersemangat .     

Fernando kemudian melepaskan pelukannya pada pinggang Viona dan menuntunnya naik ke lantai dua dengan hati-hati melewati tangga , saat sedang berjalan menuju ke lantai dua Fernando mengangkat satu jempolnya ke atas pada Teddy . Ia puas dengan tindakan cepat yang dilakukan oleh kepala pelayan rumahnya itu yang menggunakan saus tomat sebagai penyamaran darah haid , sebuah ide yang tak pernah Fernando pikirkan sama sekali .     

Teddy hanya mengangguk pelan merespon apa yang dilakukan oleh Fernando , ia kemudian meminta chef yang direkrut oleh Fernando untuk membuat burrito seperti permintaan sang nyonya . Kedua chef itu langsung melakukan apa yang diperintahkan oleh Teddy , tak lama kemudian di nampan sudah tersedia empat burrito besar  bersama potongan beberapa buah yang sudah di tata dengan cantik diatas piring. Setelah siap Teddy kemudian membawa nampan itu ke kamar sang tuan rumah yang ada di lantai dua , Viona nampak sangat senang ketika melihat makanan yang dibawa oleh Teddy dengan langsung memakan satu burrito besar .      

Melihat Viona makan burrito dengan lahap membuat Fernando tersenyum ia kemudian mengajak Teddy keluar dari kamar mewahnya meninggalkan Viona yang makan burrito di sofa sendirian , setelah keluar dari kamar Fernando lalu mengucapkan banyak terima kasih pada Teddy secara langsung atas apa yang dilakukan oleh Teddy sebelumnya di ruang tamu .     

"Itu sudah kewajiban saya juga tuan , jadi anda tak usah berterima kasih pada saya ." Ucap Teddy pelan sambil tersenyum karena merasa tak nyaman Fernando mengucapkan terima kasih terus menerus kepadanya .     

"Tapi yang kau lakukan tadi luar biasa Teddy , aku hampir mati berdiri sewaktu istriku berbicara tentang darah . Aku tak tau harus mencari alasan apa tadi karena aku yakin dia tak akan mungkin mudah untuk dibohongi , secara Viona adalah dokter yang selalu berhubungan dengan darah ." Sahut Fernando dengan suara pelan .     

"Iya tuan saya mengerti , karena itulah saya punya ide spontan seperti itu ….     

"Tapi kenapa kau yakin sekali kalau istriku percaya kalau itu darah haid ." Tanya Fernando penasaran .     

"Karena biasanya sesama wanita akan saling menguatkan satu sama lain jika ada yang mengalami kebocoran pembalut seperti itu tuan , buktinya nyonya langsung memberikan semangat bukan pada Lourdes ." Jawab Teddy sambil tersenyum .     

"Kau memang cerdas Teddy , oh ya satu lagi aku mohon padamu tolong tekankan lagi pada semua pelayan untuk tak membahas tentang apa yang terjadi pada Amber . Walaupun sebelumnya Amber membuatnya sedih akan tetapi aku yakin istriku akan sangat shock jika tau adiknya itu mati tertembak , aku akan mencari waktu yang tepat untuk bicara dengannya ." Ucap Fernando setengah berbisik .     

"Iya tuan , saya akan melakukan apa yang anda perintahkan . Anda jangan khawatir , kalau begitu saya permisi tuan. " Sahut Teddy patuh sambil berjalan pergi meninggalkan Fernando yang berdiri di lorong kamarnya seorang diri , setelah Teddy tak terlihat lagi Fernando kemudian masuk ke dalam kamar besarnya lagi .     

Senyum Fernando merekah ketika melihat Viona sudah menghabiskan satu buah burrito besar yang berisi daging dan sayuran itu dengan lahap , ia bahkan kini sedang memakan burrito kedua sambil membaca majalah Chanel yang berisi keluaran pakaian dan tas terbaru milik Chanel tanpa menyadari kedatangan Fernando yang sudah berdiri di sampingnya .     

"Boleh aku ikut makan burritonya .?" Tanya Fernando setengah berbisik .     

"No , semua ini milikku ." Jawab Viona ketus tanpa menoleh ke arah Fernando yang ada dibelakangnya.      

"Kenapa tidak boleh mommy .?" Tanya Fernando menggunakan suara anak kecil sambil berpindah posisi ke depan Viona .     

"Habisnya daddy nakal tadi keluar tanpa minta izin dariku ." Jawab Viona dengan cepat sambil memindahkan piring yang berisi burrito ke sampingnya dengan cepat .     

"Tadi aku ada urusan sebentar dengan Teddy babe , maaf harus langsung keluar seperti itu ." Ucap Fernando memelas .     

"Oh begitu ya ."Sahut Viona dengan cepat .     

"Huum kalau bukan urusan penting dan mendesak tentang peraturan baru para pelayan aku tak mungkin meninggalkanmu sendiri dikamar babe ." Cicit Fernando dengan cepat .     

"Tuh nak kau dengar kan , daddy mu tadi keluar sebentar karena ada urusan penting bukan untuk melakukan hal lain . Jadi kau tak perlu marah lagi ya ." Ucap Viona pelan berbicara pada anaknya di dalam perut sambil meraba perutnya .     

Fernando langsung membatu melihat apa yang baru saja sang istri lakukan .     

"Jadi yang marah jagoanku bukan kau babe .?" Tanya Fernando menahan tawa .     

"Iya dia yang marah bukan aku ." Jawab Viona singkat sambil memakan buah kiwi tanpa rasa bersalah .     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.