You Are Mine, Viona : The Revenge

Rahasia kecil



Rahasia kecil

0Viona memegang perutnya dengan kedua tangan karena tiba-tiba perutnya terasa sakit Ia lalu menyandarkan tubuhnya di sofa sambil memejamkan kedua matanya untuk menenangkan diri , Viona tahu sang anak yang ada di dalam perutnya sedang ikut bereaksi atas apa yang baru saja ia dan Fernando alami .     
0

"Kami baik-baik saja sayang , kau tak usah marah ya ." Ucap Viona pelan sambil meraba perutnya dengan perlahan .     

Viona kemudian membuka kedua matanya dan mengingat kembali kejadian beberapa tahun yang lalu dimana terjadi peristiwa yang membuatnya memutuskan untuk kembali ke Kanada , dimana ia memergoki dokter Rachel dan Darren sang calon senator waktu itu sedang bercinta di rumah sakit . Sampai akhirnya dokter Rachel memutuskan untuk bunuh diri karena Darren tak mau bertanggung jawab atas kehamilan dokter Rachel , mengingat hal itu membuat Viona merasa takut dan benci kepada orang yang ada di dalam dunia politik .      

Walaupun tidak semuanya orang seperti Darren akan tetapi luka di hatinya karena melihat salah seorang teman seprofesinya meninggal dengan cara yang mengenaskan akibat ulah Darren membuat Viona benar-benar tak ingin berurusan dengan orang-orang itu kembali , jadi ketika ia mendengar kabar Fernando akan turun dalam pemilihan anggota parlemen periode mendatang membuat bayangan tentang apa yang menimpa dokter Rachel teringat kembali di dalam memorinya.     

"Aku hanya ingin hidup dengan tenang tanpa berurusan dengan orang-orang itu lagi , apakah permintaanku ini terlalu sulit untuk kau kabulkan Fernando ." Ucap Viona pelan sambil meneteskan air mata di pipinya .     

Viona kemudian memejamkan matanya kembali karena rasa sakit di perutnya masih belum hilang , ia tak mau terjadi sesuatu pada anak yang sedang dikandungnya . Walau bagaimanapun ia harus memikirkan bayinya juga , apalagi Fernando juga sangat menginginkan bayi yang ada didalam kandungannya . Viona akhirnya tertidur di sofa setelah rasa sakit di perutnya berangsur-angsur menghilang , tetesan air mata masih mengalir dari sudut matanya dengan perlahan .     

Setelah keluar dari kamar Fernando langsung masuk ke dalam ruang belajarnya yang ada di lantai satu dengan penuh emosi , ia tak menyangka akan mendengar perkataan seperti itu dari Viona . Padahal niatnya untuk masuk ke dunia politik adalah untuk mencari tahu siapa orang tua kandung Viona , karena Fernando beranggapan jika ia bisa mempunyai kekuasaan yang lebih tinggi dari sekarang maka ia dengan mudah dapat menemukan asal-usul Viona .     

Justin dan Harry yang berdiri di depan Fernando hanya bisa terdiam ketika melihat raut wajah Fernando nampak sangat tidak bersahabat , mereka berdua hanya berdiam menunggu perintah dari Fernando .     

"Kenapa Viona tidak mendukungku untuk masuk ke dalam dunia politik , padahal diluar sana banyak sekali wanita yang sangat bersemangat mendukung pasangannya yang akan terjun ke dunia politik tetapi kenapa justru istriku seperti ini ." Ucap Fernando sambil menggaruk lainnya yang tidak gatal .     

"Mungkin nyonya tidak suka dengan dunia itu tuan ." Sahut Justin dengan lirih.      

"Iya tapi kenapa , bukankah tak ada masalah jika aku masuk kedalam dunia itu lagi pula aku sudah dapat dipastikan memegang 80% suara untuk di hampir semua wilayah di kota ini." Jawab Fernando penuh percaya diri.      

"Kalau untuk alasannya saya tidak mengerti tuan ." Sahut Justin dengan cepat karena takut salah bicara .     

Fernando hanya tersenyum mendengar perkataan dari Justin ia lalu bersandar pada kursi lalu memejamkan kedua matanya dengan perlahan , belum ada satu menit Fernando memejamkan mata tiba-tiba ia langsung duduk dalam posisi sempurna setelah mengingat apa yang baru ia lakukan pada Viona . Melihat apa yang dilakukan oleh Fernando membuat Justin dan Harry kaget.     

"Ada apa tuan .?" Tanya Justin dan Harry berbarengan.      

"Aku harus menemui istri ku kembali ."Jawab Fernando dengan cepat sambil bangun dari kursinya dan melangkah keluar menuju pintu meninggalkan Justin dan Harry di dalam ruang belajarnya tanpa bicara .     

Justin dan Harry hanya saling pandang melihat Fernando berjalan dengan tergesa-gesa menuju ke kamarnya yang ada di lantai dua ,mereka berdua lalu memilih untuk melanjutkan pekerjaannya kembali dalam mengoreksi laporan yang diberikan oleh orang-orang Fernando yang sudah tersebar di seluruh kota dalam rangka persiapan pemilihan anggota parlemen yang akan berlangsung empat bulan lagi .     

Fernando berdiri di depan pintu kamar tanpa masuk kedalam , ia menyesal karena tadi sudah melayangkan tamparan nya kepada Viona karena tak bisa menahan dirinya . Rasa bersalah di dalam diri Fernando membuatnya tak berani masuk ke dalam , ia sudah dapat menduga kalau Viona pasti marah kepadanya saat ini . Fernando akhirnya memutuskan untuk masuk ke dalam kamar yang ada di depan kamar utama , rasa bersalah membuat Fernando tak berani masuk ke dalam kamar untuk bertemu dengan Viona.      

KANTOR POLISI BRAMPTON , ONTARIO      

Andrew terlihat lebih sibuk dari biasanya , ia sedang menyusun laporan dan beberapa berkas lainnya yang akan ia berikan kepada anak buahnya yang akan menggantikannya selama iya cuti karena sedang mempersiapkan pernikahannya dengan dokter Cecilia . Padahal sang komandan utama Charlie memperbolehkannya untuk tak mengerjakan laporan itu terlebih dahulu dan memintanya untuk fokus dalam persiapan pernikahannya , akan tetapi Andrew menolaknya karena ingin menyelesaikan semuanya sebelum ia cuti menikah .     

"Kau akan menikah dua hari lagi Andrew , Lalu kenapa kau masih lembur jam segini Andrew ."Ucap Charlie sambil menepuk meja kerja Andrew sehingga membuat Andrew kaget .     

"Bos !!!" Sahut Andrew cepat sambil memegang dadanya dengan perlahan .     

"Kau kaget Andrew!!ha..ha...ha…. maafkan aku ."Jawab sang komandan tanpa rasa bersalah .      

"Lalu kenapa anda sendiri jam segini belum pulang .?"Tanya balik Andrew mencibir komandannya .     

"Kau tak usah tanya lagi kenapa kalau kau sudah tahu jawabannya brengsek." Jawab Charlie sambil melihat wajahnya dengan kesal .     

Mendengar jawaban sang komandan membuat Andrew tertawa terbahak-bahak , sebenarnya ia sudah tahu alasan kenapa sang komandan beberapa hari ini masih bekerja hingga larut malam.      

"Aku tidak mengerti kenapa wanita itu suka sekali jalan-jalan padahal menurutku itu sangat melelahkan  "Ucap Charlie pelan sambil duduk dibangku yang ada di depan Andrew .     

"Ya karena memang sudah sifat dasar mereka ingin bersenang-senang terus bos ha ha ha ." Jawab Andrew seenaknya.      

"Kau ini memang menyebalkan Andrew , kalau kau tak pintar aku sudah lama membuangmu ke kota terpencil di ujung pulau sana." Sahut Charlie sambil melipat tangannya didada mendengar perkataan Andrew.      

Andrew hanya terdiam dan tak bisa membalas perkataan sang komandan , ia tahu selama ini Charlie lah yang berperan penting dalam karirnya . Setiap ada perubahan tempat bertugas dari pusat Andrew selalu bisa lolos dari perpindahan itu karena Charlie selalu menahannya agar tak pindah tempat bertugas , Charlie selalu sesumbar dan mengatakan kalau Andrew lah yang akan menggantikannya nanti memimpin kantor .      

"Aku senang kau sudah bisa melupakan dokter itu ."Ucap Charlie sambil menyalakan rokok .     

"Bukankah kau sering mengatakan kepadaku bahwa aku harus segera move on dan memulai hidup kembali ."Sahut Andrew sambil tersenyum.      

"Tentu saja , kau tidak hanya hidup untuk satu orang wanita saja yang di luar sana masih banyak wanita cantik yang tak kalah hebat dengan dokter itu . Apalagi calon istrimu ini juga seorang dokter bukan , jadi aku yakin kau bisa melupakannya dengan cepat ." Jawab Charlie sambil tersenyum.     

"Tenang saja bos , aku sudah melupakan Viona . Dia pasti sudah bahagia dengan suami dan anaknya saat ini ." Celetuk Andrew tanpa sadar .     

"Apa anak ??? bukankah mereka baru menikah tiga bulan …     

"Dua bulan enam hari usia pernikahan mereka bos ." Ucap Andrew memotong perkataan Charlie dengan cepat .     

"Nah iya itu maksudku , jadi maksud pembicaraanmu tadi adalah tuan Fernando itu akan jadi ayah begitu .?" Tanya Charlie penasaran .     

"Iya ...Viona bahkan sudah berhenti bekerja karena kehamilannya ." Jawab Andrew tanpa ekspresi .     

Charlie langsung terdiam mendengar perkataan Andrew merasa janggal dengan ucapan Andrew yang baru saja ia dengar.      

"Dari mana kau tahu sedetail itu Andrew .?"  Tanya Charlie dengan sorot mata tajam kearah Andrew .     

"Cecilia satu rumah sakit dengan Viona bos ."Jawab Andrew dengan cepat .     

"Oh begitu rupanya , pantas saja kau tahu semuanya . Aku kira kau menguntit hidup mereka sampai tahu informasi sedetail ini ." Sahut Charlie sambil tertawa .     

Andrew hanya tersenyum tipis mendengar perkataan sang komandan , ia kemudian melanjutkan kembali pekerjaannya dan mengacuhkan sang komandan yang terus menerus menggodanya . Charlie mendukung keputusan Andrew untuk menikahi dokter Cecilia apalagi sejak Andrew menceritakan hal yang sebenarnya kalau mereka sudah tinggal bersama selama dua bulan terakhir .      

Di dalam toilet di sebuah kamar apartemen dokter Cecilia duduk di atas bathtub dengan penuh kecewa sambil menatap testpack yang ia pegang .     

"Kenapa aku belum hamil juga ." Ucap dokter Cecilia pelan sambil memejamkan kedua matanya .     

Setelah menggantikan posisi dokter Viona ia mengalami banyak kesulitan walau sebenarnya tugasnya sudah dibantu oleh dokter William , akan tetapi ia masih merasa sangat kesusahan pasalnya para pasien masih saja membandingkan dirinya dengan dokter Viona dan hal itu membuatnya tertekan . Oleh karena itu dokter Cecilia ingin segera hamil juga supaya ia bisa punya alasan untuk mundur dari posisi dokter bedah utama rumah sakit Global Bros seperti yang dikatakan oleh profesor Frank kepadanya sebelumnya .     

"Yang dikatakan profesor Frank memang benar , aku harus segera hamil supaya bisa menuntut manajemen rumah sakit atau paling tidak membuat dokter Viona kembali ke posisinya yang semula " Ucap dokter Cecilia penuh kesal sambil menggenggam testpack nya yang menunjukkan satu garis merah .     

Bersambung      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.