You Are Mine, Viona : The Revenge

Kembali bersaing



Kembali bersaing

0Tanpa Louisa ketahui sejak kembalinya mereka ke Ontario sang suami terlihat sangat sibuk, tak pernah ia jauh dari ponselnya jika ada di rumah. Bahkan saat tidur malam pun Franklin memilih tidur di kamar lain terpisah dengan istrinya, ia beralasan karena harus mengerjakan banyak pekerjaan yang tidak dapat ia tinggalkan. Karena tak mau bertengkar Louisa pun percaya, ia tak mau memancing kemarahan suaminya itu.     
0

Sedikit kecurigaan Louisa adalah dengan perubahan gairah sex suaminya yang berubah drastis, sewaktu mereka honeymoon di Los Angeles selama tiga hari ia tak diberikan nafas sedikitpun untuk sekedar duduk santai. Ia selalu harus siap melayani keinginan Franklin untuk bercinta, namun saat mereka sampai di Ontario mendadak semua nafsu Franklin seperti hilang ditelan bumi. Bahkan tadi malam Louisa sengaja memancing suaminya dengan berpakaian seksi namun usahanya sia-sia karena ternyata suaminya itu memilih tidur lebih cepat di kamar lain dan mengabaikan dirinya yang sengaja memakai lingerie super seksi.     

"Malam ini aku pulang telat lagi Lou," ucap Franklin pelan sambil memasukkan potongan bacon ke mulutnya.     

"Lagi?" tanya Louisa datar.     

"Yes, masih ada urusan yang harus aku urus. Dan aku hanya punya waktu satu minggu Lou, dan ini sudah berjalan tiga hari namun masih saja belum ada hasil," jawab Franklin dengan cepat.     

"Bisnis lain yang pernah kau sebutkan itu?" tanya Louisa polos.     

"Yes," jawab Franklin berbohong, ia tak mungkin mengatakan hal sesungguhnya pada Louisa kalau ia sedang menjalankan operasi pencarian Viona.     

"Ya sudah hati-hati dan jangan lupa makan, kau masih suka telat makan aku tak suka itu Frank," sahut Louisa pelan.     

"Iya aku tau, ya sudah aku berangkat. Nikmati hari terakhir liburan honeymoon kita karena besok kau sudah masuk kerja," pamit Franklin pelan sambil mencium kening Louisa dengan tergesa-gesa.     

Louisa menganggukkan kepalanya perlahan merespon perkataan suaminya, ia lalu bangun dari kursi yang mengantar sang suami sampai di depan pintu apartemen mereka. Setelah sang suami tak terlihat lagi dari pandangan matanya Louisa kemudian masuk ke dalam apartemen mewahnya, ia duduk di sofa yang ada di kamar besarnya yang menghadap ke sebuah hutan kecil. Perlahan ia menarik nafas panjang sambil memejamkan kedua matanya perlahan.     

"Semoga apa yang kau lakukan segera selesai dan membuahkan hasil Frank, aku jenuh dirumah terus. Aku ingin seperti pasangan lain yang menikmati indahnya kehidupan berumah tangga, semoga aku segera hamil dan…     

Deg     

Deg     

Mengucapkan kata hamil membuat Louisa meneteskan air mata, ia lupa bahwa ia sudah mengikuti program KB selama satu tahun kedepan dengan memasang IUD atas saran Franklin dulu sewaktu ia masih berstatus slave sex dari pria yang kini sudah menjadi suaminya itu.     

"Kalau aku melepas IUD tanpa ijin dari Frank pasti ia akan marah, akan tetapi aku aku tak melepasnya aku baru bisa program hamil tahun depan hiks...aku harus bagaimana...aku juga ingin merasakan hamil seperti yang sedang dokter Viona rasakan," ucap Louisa pelan sambil terisak, ia tak tau kabar mengenai keguguran yang Viona alami karena sudah selama dua minggu terakhir ini ia tak bisa berkomunikasi dengan Viona.     

Louisa pun tak bisa berkomunikasi dengan siapapun kecuali suaminya menggunakan telefon yang ada di rumah, karena saat sedang ada di Los Angeles kemarin ia tak sengaja menjatuhkan ponselnya ke dalam bathtub yang penuh air saat Frank memintanya untuk merekam adegan sex mereka dan sampai saat ini Frank belum membelikannya ponsel baru sebagai ganti ponselnya yang rusak.     

Karena merasa jenuh terus menatap pepohonan Louisa memutuskan untuk membuat puding coklat kesukaan suaminya untuk menghilangkan jenuh, sudah tiga hari ini sejak sampai di Ontario pekerjaan yang bisa ia lakukan adalah memasak.     

Sementara itu Franklin akhirnya sampai di club miliknya, berjalan melewati pintu utama menuju ruangan pribadinya membuat kesenangan sendiri baginya. Karena banyak gadis baru yang bekerja di club tak mengenalnya, ia sedikit mendapat hiburan saat gadis-gadis seksi itu menegur dan menggodanya. Akan tetapi ia sama sekali tak bernafsu dengan mereka, yang ada di dalam otaknya adalah supaya bisa menemukan Viona secepatnya. Ia berpacu dengan waktu karena tau kalau Fernando juga mencari Viona, akan tetapi Frank sangat yakin bahwa ia lah yang akan menemukan Viona terlebih dahulu dari Fernando.      

"Setelah aku menemukanmu kita akan segera pergi dari negara ini Vio, kita mulai hidup baru kita ditempat lain. Aku sudah tidak sabar menantikan saat-saat itu terjadi, aku ingin memelukmu erat dalam pelukanku. Kita tak perlu pergi bekerja karena aku sudah punya tabungan cukup banyak untuk kita bersenang-senang sampai lima puluh tahun kedepan, kau cukup ada diranjang dan menemaniku saja. Aku sudah tak sabar menunggu saat itu terjadi Vio…berilah petunjuk dimana kau berada Vio, supaya anak buahku bisa menjemputmu dengan segera," ucap Franklin pelan sambil meraba foto cantik Viona yang menggunakan gaun pengantin yang ia edit dengan dirinya disamping Viona yang sedang berjalan menuju altar dimana waktu itu Fernando berdiri dan menunggunya datang.     

Setelah puas menatap foto Viona yang menandai wallpaper di laptopnya Franklin kemudian melanjutkan pekerjaannya, mengecek satu persatu laporan anak buahnya yang sudah bergerak ke seluruh Ontario untuk mencari Viona. Ia yakin Viona masih di Ontario, pasalnya dari apa yang ia dengar saat ada diruang Fernando ia tau kalau Viona pergi dengan tanpa membawa apapun. Paspor dan uang ia tak membawanya juga, jadi ia yakin kalau Viona masih ada di Ontario akan tetapi ia tak tau dimana.      

"Kau tak punya saudara, orang tua atau teman jadi aku yakin kau masih ada di kota ini Vio...cepat atau lambat aku akan menemukanmu Viona," ucap Franklin penuh keyakinan dengan mata berapi-api.     

Franklin kembali memantau hasil kerja anak buahnya satu demi satu, ia tak melewatkan sedikitpun informasi dari orang-orangnya itu. Baginya sekecil apapun informasi sangat penting baginya.     

Rumah sakit Global Bros     

Dokter Cecilia yang sudah pulang bekerja sedang berdiri di pintu keluar rumah sakit, ia terlihat tak tenang karena sudah berdiri di sana hampir dua puluh menit dan tanda-tanda sang suami akan muncul pun juga tak terlihat. Berkali-kali ia sudah menghubungi ponsel suaminya namun tak ada satupun panggilannya yang terjawab.      

"Kau dimana Andrew...jangan membuatku cemas," ucap dokter Cecilia berkali-kali sambil melihat jam di tangan kirinya.     

"Andrew kau dimana…     

Dokter Cecilia tak dapat menyelesaikan perkataannya karena ekor matanya menangkap ada mobil hitam yang sudah sangat ia hafal sedang mendekat ke tempatnya berdiri. Tak lama kemudian mobil itu pun berhenti persis disamping dokter Cecilia yang terlihat sedang membuang mukanya ke arah lain.     

Andrew yang sedang ada di dalam mobil tersenyum melihat istrinya merajuk, ia lalu melepas sabuk pengamannya dan keluar dengan perlahan dari mobil menuju ke tempat sang istri berdiri.     

"Hei...tuan putri maafkan aku," ucap Andrew pelan sambil mengangkat satu buket bunga mawar putih ke arah dokter Cecilia.     

Dokter Cecilia tetap tak bergeming, ia tak mempan dirayu dengan sebuket bunga mawar.      

"Padahal aku telat datang karena mengantri membeli bunga ini tapi apa daya ternyata sang nyonya tak menyukainya, ya sudah aku buang saja bunga ini ke tempat sampah," ucap Andrew pelan bicara sendiri sambil menurunkan tangannya dari hadapan sang istri dan berbalik badan menuju ke ketempat sampah.     

"Akhhhh jangankan!!" pekik dokter Cecilia dengan suara keras sambil menyusul Andrew yang sudah hampir sampai ketempat sampah.     

"Bukankah tadi kau tak mau, jadi lebih baik aku buang saja ya…     

"Akh menyebalkan, ini milikku," ucap dokter Cecilia sambil merebut buket bunga yang ada di tangan Andrew dengan cepat.     

Andrew tertawa lebar melihat tingkah sang istri, ia kemudian memeluk istrinya dengan erat.     

"Happy birthday sayang,"bisik Andrew pelan ke telinga dokter Cecilia.     

"Ulang tahunku masih nanti malam," jawab dokter Cecilia dengan wajah memerah.     

"Aku tak mau di dahului oleh siapapun jadi aku ucapkan sekarang," sahut Andrew membela diri.     

Dokter Cecilia memeluk suaminya dengan erat sambil tersenyum lebar, ia kemudian mengajak suaminya untuk pergi meninggalkan rumah sakit karena hari sudah semakin senja.      

"Apa?!!! Viona keguguran?!" teriak Andrew kaget merespon perkataan sang istri yang menceritakan kondisi Viona dari kabar yang beredar.     

"Andrew lihat depan awasss...     

Andrew yang tak fokus menyetir langsung membanting supirnya ke kiri saat ada sebuah mobil lain datang dari arah depan dengan kecepatan tinggi, karena kemampuannya yang sudah diatas rata-rata Andrew dengan mudah menguasai mobilnya kembali. Ia langsung menghentikan mobilnya saat sudah aman dan langsung keluar dari mobilnya saat mendengar suara yang sangat keras dari mobil yang hampir menabraknya terlihat sudah menabrak sebuah toko hingga bagian depan mobil itu ringsek.     

Dengan cepat Andrew berlari ke arah mobil yang mengalami kecelakaan itu, ia lalu menelfon polisi lain dan ambulan untuk segera menolong sang pengemudi. Tak lama kemudian sebuah ambulan datang, mereka langsung bertindak cepat. Karena merasa kondisi sudah kondusif Andrew pun kembali berjalan menuju mobilnya dimana sang istri menunggu dengan cemas disamping mobil.     

"Bagaimana?" tanya dokter Cecilia pelan.     

"Aman, sudah ada petugas yang mengurus. Korban pun sudah ditolong petugas medis, ya sudah ayo kita pulang. Aku tau kau pasti shock," jawab Andrew pelan.     

"Huum aku kaget tadi," sahut dokter Cecilia dengan suara bergetar.     

Andrew membelai rambut istrinya perlahan, ia lalu mengajak istrinya masuk ke dalam mobil kembali. Sepanjang perjalanan ia menjadi pendengar yang baik saat dokter Cecilia menceritakan tentang gosip yang beredar di rumah sakit.     

"Aku tau kau pasti ada masalah Vio, kenapa kau tak mau cerita padaku kemarin Vio," ucap Andrew dalam hati sambil mengingat kembali tatapan sendu dari kedua mata Viona yang terlihat sedang menyembunyikan sesuatu.     

"Bagaimana cara aku menghubungimu Vio...katakan padaku apa yang terjadi padamu…     

Bersambung      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.