You Are Mine, Viona : The Revenge

Titik jenuh



Titik jenuh

0Walau usia kehamilan Viona sudah dua bulan akan tetapi selera makannya masih belum bisa di tebak, kadang ia lahap sekali makan namun tiba-tiba ia akan tak suka dengan semua jenis masakan yang dibuat para chef di rumahnya sehingga membuat Fernando khawatir jika melihat Viona sudah tak mau makan. Pasalnya profesor Erick yang direkomendasikan dokter William meminta Fernando untuk terus mengawasi pola makan Viona supaya janinnya mendapatkan banyak asupan gizi, walau sebenarnya berat janin yang dikandung Viona tumbuh dengan baik tetap saja Fernando khawatir kalau Viona mulai tak mau makan lagi seperti pagi ini.      
0

"Coba ini ya babe…"      

"Kalau tidak ini saja.."      

"Bagaimana dengan yang ini.."      

"Ayolah mom kasian itu jagoan belum makan lho.."      

Fernando berulang kali menawarkan berbagai menu yang tersedia di meja pada Viona, namun semuanya ditolak oleh Viona. Ia hanya menggeleng pelan dan hanya minum air putih saja tanpa menyentuh makanan yang ada di meja, padahal semua makanan itu dibuat dengan bahan fresh dan dimasak dengan teknik khusus sehingga kandungan gizi dan vitamin pada bahan makanan itu tak ada yang berkurang. Namun lagi-lagi Viona menolaknya dengan alasan sudah kenyang padahal jelas-jelas ia terakhir makan caviar di restoran bersama Fernando setelah membeli bantal tidur di sebuah toko perlengkapan bayi yang disewa Fernando.     

"Jangan dipaksa tuan kalau nyonya tak mau makan." Ucap Teddy pelan mencoba menenangkan Fernando buang sejak tadi berusaha meminta Viona untuk makan.     

"Tapi istriku belum makan apapun Teddy." Jawab Fernando setengah berbisik.     

"Takutnya kalau tuan memaksa nyonya untuk makan takutnya nyonya marah nanti, ingatkan kejadian tiga hari lalu dimana nyonya marah-marah." Bisik Teddy pelan mencoba mengingatkan Fernando kembali saat Viona marah beberapa hari yang lalu.      

Fernando langsung terdiam, ia kemudian kembali menatap Viona yang terlihat tanpa mood. Pandangannya seperti sedang menatap jauh entah memikirkan apa, Fernando sampai tak berani untuk menegur sang istri. Ia akhirnya hanya duduk di samping Viona sambil menikmati sarapannya tanpa nafsu.      

"Aku ingin menginap di apartemen Jenny dan Amina." Ucap Viona tiba-tiba.     

"Uhukkk uhukkk…..     

"Dad….kenapa si kalau makan itu tidak hati-hati seperti itu.!!" Pekik Viona dengan suara tinggi sambil memberikan air putih ada Fernando sambil menatapnya tajam tanpa berkedip.     

Fernando lalu menerima gelas pemberian istrinya dengan cepat dan meminum airnya tanpa sisa untuk meredakan batuknya.     

"Terima kasih mommy." Ucap Fernando sambil tersenyum tanpa rasa bersalah.     

"Sudah lah tak usah senyum senyum seperti itu, aku tak suka.!!" Sengit Viona ketus sambil membuang muka dari Fernando yang sedang menatapnya.     

Glek     

"Aduh salah apa aku tadi kenapa jadi marah lagi." Ucap Fernando dalam hati.     

"Kita belum punya baby, kenapa jadi kau mirip baby seperti itu.!!" Ucap Viona dingin.     

"Maksudnya apa aku tak mengerti mom…" Jawab Fernando memelas sambil berusaha memegang tangan Viona.     

"Aku bosan dirumah, aku ingin pergi bersama Jenny dan Amina. Melihat toko muffin mereka….aku jenuh dirumah daddy.!!!" Pekik Viona jengkel sambil bangun dari kursinya dengan cepat dan langsung berdiri dihadapan Fernando dengan penuh kemarahan.     

"Mom ...are you ok.?" Tanya Fernando kaget saat melihat Viona tiba-tiba marah seperti itu.     

"Akh sudahlah...aku malas bicara denganmu!!" Jawab Viona dengan cepat dan langsung meninggalkan meja makan menuju ke ruang keluarga meninggalkan Fernando di ruang makan bersama Teddy.     

Fernando yang bingung hanya bisa diam melihat Viona tiba-tiba marah seperti itu, ia kemudian menoleh ke arah Teddy sang kepala pelayan rumahnya penuh tanda tanya.     

"Apa aku salah bicara Teddy.?" Tanya Fernando pelan.     

"Sepertinya anda hanya bicara beberapa patah kalimat saja tuan." Jawab Teddy bingung sambil menelan salivanya perlahan ketika melihat kemarahan Viona yang meledak-ledak itu.     

"Lalu kenapa istriku seperti itu." Tanya Fernando kembali kebingungan.     

Teddy pun akhirnya diam karena tak bisa menjawab pertanyaan Fernando kembali, ia ikut tak mengerti kenapa tiba-tiba sang nyonya marah seperti itu. Padahal dari pagi tak ada satupun yang memancing kemarahannya hanya Fernando saja sang tuan yang menawarkan berbagai makanan yang sudah tersedia di atas meja.      

Karena pagi ini Fernando ada janji meeting dengan klien penting ia akhirnya berangkat ke kantor tanpa berpamitan kepada Viona karena tak mau membuat Viona semakin marah kepadanya, ia menitipkan pesan kepada Teddy untuk melaporkan keadaan Viona kepadanya setiap tiga puluh menit sekali dan Teddy pun hanya mengangguk pelan merespon perintah yang diberikan oleh sang majikan.      

Viona yang berdiri di dekat kaca yang ada di kamarnya bisa melihat dengan jelas bagaimana Fernando berangkat ke kantor menggunakan mobil bersama beberapa orang bodyguard yang mengawal, satu alisnya terangkat karena melihat Fernando pergi begitu saja tanpa berpamitan kepadanya seperti biasanya hari-hari sebelumnya.     

"Apa aku sudah tidak menarik lagi di matamu Fernando." Ucap Viona lirih sambil terus menatap mobil Fernando yang semakin jauh meninggalkan istana.      

"Apa kau sudah kembali lagi seperti dulu yang menyukai banyak wanita seksi dan cantik." Imbuh Viona pelan sambil memandang dirinya di depan kaca, perutnya sudah terlihat lebih menonjol sedikit walaupun tidak terlalu terlihat jika ia memakai pakaian yang longgar. Akan tetapi jika orang yang hafal dan terbiasa melihatnya pasti akan bisa melihat perubahan pada dirinya.     

Setelah cukup lama berdiri di depan kaca Viona akhirnya berjalan pelan menuju ke ruangan yang menjadi tempat penyimpanan baju bersihnya atau yang biasa disebut dengan kloset, ia kemudian berganti pakaian dengan pakaian yang casual dengan menggunakan celana jeans dan t-shirt. Ia pun menambahkan jaket denim sebagai pelengkap karena udara di luar yang lumayan dingin, walaupun perutnya sudah sedikit menonjol akan tetapi Viona masih bisa menggunakan celana jeans miliknya karena selama dua bulan hamil justru berat badannya turun dari sebelum hamil. Akan tetapi Profesor Erik mengatakan bahwa berat janinnya masih masuk dalam ukuran sehat dan normal, oleh karena itu ia masih bisa menggunakan pakaian lamanya termasuk jeans yang dulu sering ia pakai untuk beraktivitas diluar ketika pulang dari bekerja.      

Karena masih pagi beberapa orang pelayan terlihat sibuk dengan pekerjaannya masing-masing, termasuk Teddy yang yang tengah sibuk mengatur para pekerja yang direkrut Fernando untuk merapikan salah satu kamar yang ada di lantai dua untuk persiapan kamar bayinya. Karena Viona menggunakan baju yang casual dan menggunakan topi ia terlihat sama seperti para pekerja itu, apalagi ia melipat rambut panjangnya ke dalam topi. Dengan mudah Viona bisa menyelinap keluar di antara sepuluh orang yang sedang lalu lalang membawa beberapa box berat itu,  karena tidak memungkinkan berjalan sampai ke pintu gerbang depan Viona akhirnya duduk di dalam mobil box milik para pekerja itu untuk menumpang sampai keluar dari istananya supaya tidak ketahuan oleh para bodyguard-nya yang berjaga di gerbang depan.      

"Aku butuh udara segar." Ucap Viona pelan sambil membenarkan posisi duduknya di antara tumpukan kardus yang ada di mobil box milik para pekerja itu.     

Tiga puluh menit kemudian terdengar suara para pekerja yang kembali ke mobilnya karena sudah selesai menyeting kamar yang ada di lantai dua, mereka pun bersiap untuk pergi ke tempat lainnya.     

"Terima kasih atas bantuannya tuan-tuan." Suara Teddy terdengar jelas di samping mobil box Fiona pun kemudian menyembunyikan tubuhnya dengan lebih rapat lagi di antara tumpukan kardus supaya tidak terlihat oleh Teddy dan para pekerja lainnya yang sedang berdiri di depan mobil box.      

"Apa sih yang kalian bicarakan di luar, kenapa tidak jalan!!! aku sudah pegal duduk seperti ini." Gerutu Viona dalam hati sambil memijat kakinya yang terasa kesemutan karena sejak tadi ia melipat kakinya di balik kardus.     

Saat akan meluruskan kakinya tiba-tiba Viona mendengar suara pintu mobil box berbunyi, dengan cepat ia membatalkan niatnya itu. Ternyata para pekerja sedang menutup pintu box itu dari luar dan tak lama kemudian mobil pun berjalan meninggalkan istana Fernando, Viona akhirnya bisa bernafas lega karena tidak ada orang yang mengecek ke dalam mobil box. Ia akhirnya bisa meluruskan kakinya yang sudah terasa kesemutan.      

"Ada di dalam mobil box di antara tumpukan kardus seperti ini mengingatkanku pada kejadian tujuh tahun yang lalu." Ucap Viona pelan sambil menatap mobil box yang terlihat gelap itu sambil tersenyum, dimana ia diculik oleh dua orang suruhan Natasya dan membawanya keluar dari kota.      

"Maafkan aku Fernando, aku terpaksa melakukan ini aku hanya terlalu jenuh berada di dalam rumah setidaknya biarkan satu hari saja aku merasakan aktivitas di luar seperti orang-orang lainnya." Imbuh Viona pelan sambil menatap layar ponselnya yang menampilkan foto pernikahannya dengan Fernando, ia benar-benar sudah sangat jenuh terus berada di dalam rumah tanpa melakukan aktivitas apapun karena semua kebutuhannya sudah disiapkan oleh para pelayan.      

Karena mengantuk Viona akhirnya memejamkan kedua matanya sambil menunggu mobil berhenti, ia berniat menyelinap kembali ketika mobil berhenti di tujuan selanjutnya.      

"Jangan nakal ya jagoan, mommy akan mengajakmu jalan-jalan di luar sebentar berdua saja denganmu tanpa mengajak daddy mu yang sangat menyebalkan itu." Ucap Viona pelan sambil meraba perut nya sebelum akhirnya tertidur.      

Bersambung      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.