You Are Mine, Viona : The Revenge

surat kontrak



surat kontrak

0Mendengar perkataan Fernando membuat Justin bak disambar petir di siang bolong , iya hanya bisa berdiri mematung menatap kearah Fernando yang masih menang gak sebotol minuman keras yang kandungan alkoholnya sangat tinggi.      
0

" Tolong siapkan dokumen perceraian ku besok pagi , supaya aku bisa memberikannya kepada perempuan penghianat itu " ucap Fernando sambil menunduk .     

" Apa maksud ucapan Anda tuan saya tak mengerti ? " tanya Justin sambil berjalan menuju tempat Fernando duduk.      

" Aku ingin menceraikan Viona secepatnya Justin !!!!secepatnya …...aarrggghhhh " teriak Fernando emosi ,ia melempar botol minuman keras yang ada di hadapannya ke dinding .     

Justin tersenyum mendengar perkataan Fernando ia tahu kalau atasannya itu sedang dalam pengaruh minuman keras , oleh karena itu Justin tak ambil pusing apa yang dikatakan oleh Fernando . Ia lalu meminta bantuan kepada bodyguard yang lain untuk membantunya memapah Fernando keluar dari ruangan VIP bar tersebut .      

Justin membayar dua kali lipat dari apa yang harusnya Fernando bayar , termasuk kerusakan yang sudah dibuat oleh Fernando di dalam ruangan VIP sebelumnya. Justin lalu membawa Fernando ke apartemennya karena ia tahu kalau Fernando sedang bertengkar dengan Viona , oleh karena itu ia ingin mencoba mendinginkan emosi Fernando yang sedang meledak-ledak .     

Pagi harinya Viona terbangun ketika merasakan ingin buang air kecil ,akan tetapi ketika ia mulai membuka matanya dan mencoba untuk bergerak turun seluruh tubuhnya terasa sakit . Karena ia sudah tak tahan lagi dengan sekuat tenaga Viona memaksakan diri untuk segera pergi ke kamar mandi , selesai buang air kecil Viona duduk di depan kaca yang ada di dalam kamar mandi ia menatap pantulan tubuhnya melalui kaca dan terlihat luka memar di sekujur tubuhnya termasuk di wajahnya yang masih membiru.     

" Sepertinya hari ini aku tak bisa berangkat bekerja dengan kondisi seperti ini " ucap Viona dalam hati sambil meraba wajahnya yang membiru karena terkena tamparan dari Fernando berkali-kali.     

Viona akhirnya memilih mengompres memar nya dengan menggunakan batu es dari kulkas yang terdapat di kamarnya , dengan telaten Viona mengompres satu demi satu luka memar yang ada di tubuhnya terutama di lengan dan pinggang nya yang sempat terkena tendangan dari Fernando.     

Selesai mengompres luka nya Viona segera berjalan menuju kamarnya untuk mengirimkan pesan kepada suster Tina kalau ia tidak bisa masuk hari ini . Setelah itu Viona memilih untuk mandi ia tak bisa terus-terusan menggunakan baju tidur yang sudah koyak . Saat keluar dari kamar mandi tiba-tiba Viona dikejutkan dengan kehadiran Fernando di kamar mereka sudah duduk di sofa dengan menatap tajam kearah Viona.      

Fiona yang sudah berganti baju tak menampakan luka yang ada di tubuhnya ia berjalan pelan menuju ranjang untuk mencari ponselnya .     

" Kau ingin meminta bantuan pada siapa pada polisi itu atau pada adikku Frank hahhh ???" tanya Fernando pada Viona dingin .      

" Aku tak ingin mencari masalah sepagi ini karena aku tahu ketika aku mengatakan hal yang sebenarnya pun kau tak akan percaya padaku " jawab Viona pelan .     

" Kebenaran mengenai ini maksudmu !!!" ucap  Fernando cepat sambil melempar kotak cincin pemberian Frank ke arah ranjang dimana Viona sedang duduk.      

Viona yang penasaran meraih kotak yang dilempar Fernando , ia tiba-tiba teringat dengan kado yang diberikan oleh profesor Frank kemarin saat ia akan pulang ke rumah sebelum bertemu dengan Andrew.     

" Iniiii...     

" Kenapa kau kaget aku bisa menemukan cincin pemberian Frank untukmu jadi sudah sejauh itu kah hubungan kalian " ucap Fernando memotong perkataan Viona .     

" Aku tahu kau pasti ingin segera bercerai denganku agar bisa hidup bersama dengan Frank bukan !!!! Jangan harap Viona , aku tak akan menceraikanmu secepat itu sebelum kau merasakan pembalasan yang akan aku berikan atas pengkhianatanmu itu " imbuh Fernando dengan penuh tatapan kebencian.      

Pandangan hangat dari Fernando yang biasa Viona rasakan sudah menghilang , kini yang bisa Viona rasakan hanya hawa dingin yang menyeruak dari tubuh Fernando yang menampakan kebencian yang sangat luar biasa kepadanya .      

Selesai berbicara seperti itu Fernando kemudian pergi meninggalkan kamarnya tanpa menoleh sementara itu Viona hanya bisa terduduk menatap kotak cincin pemberian profesor Frank yang ada di atas ranjang.      

" Apa tujuanmu Frank memberikan aku cincin seperti ini " ucap Viona adalah hati .     

Drrttttt      

Tiba-tiba ponselnya berdering dengan cepat Viona meraih ponselnya yang ada di atas nakas. Viona menerima pesan yang dikirimkan oleh Andrew , dengan malas Viona membaca pesan itu.      

Andrew :      

" Maafkan aku Viona kalau kemarin sempat membuatmu marah "      

Viona :      

" No , its ok "      

Andrew :      

" Apa hari ini aku bisa menjemputmu lagi ?      

Deg     

Jantung Viona berdetak lebih cepat ketika membaca pesan terakhir yang dikirimkan oleh Andrew , ia mengingat awal pertengkarannya semalam dengan Fernando adalah terungkapnya percakapan antara dirinya dan Andrew di taman .     

Andrew :      

" Apa kita sudah tidak bisa berteman lagi Vio ? "      

Viona :      

" kita berdua adalah sama-sama orang yang sudah menikah , alangkah lebih baiknya jika kita tidak terlalu sering pergi bersama . Aku tak mau membuat orang berasumsi yang tidak tidak jika mereka melihat kau dan aku sering jalan bersama aku menghargai perasaan suamiku Andrew "      

Drrttttt     

Setelah Viona mengirimkan pesan terakhirnya kepada Andrew , ia kemudian menonaktifkan ponselnya dan menyimpan ponselnya di dalam lemari kecil yang ada di sebelah tempat tidurnya.     

" Maafkan aku Andrew , aku tak mau membuat masalahku dengan Fernando bertambah parah "  ucap Viona pelan sambil meraba pinggangnya yang terasa sakit .     

Karena merasa lapar Viona akhirnya turun ke lantai satu dimana ruang makan berada , saat berjalan menuju meja makan Viona tak menyangka kalau masih akan melihat Fernando di rumah .     

" Nyonya boleh saya bicara sebentar "  ucap Justin memanggil Viona yang hendak berbalik badan menuju lantai dua kembali.     

" Ada apa Justin ?" tanya Viona berusaha tersenyum , luka lebam di pipi Viona sudah tak terlihat karena ia sudah menutupnya menggunakan foundation.      

" Ini adalah surat kontrak yang harus anda baca nyonya " jawab Justin sambil meletakkan sebuah berkas di atas meja untuk Viona .     

" Surat kontrak " ucap Viona bingung.     

" Iya surat kontrak pernikahan kita " jawab Fernando sambil tersenyum licik ke arah Viona .     

" Apa maksudmu ? " tanya Viona terbata .     

" Semua dapat kau baca sendiri nanti tapi aku akan menjelaskan sedikit saja garis besarnya . Selama masih terikat pernikahan denganku maka kau dilarang punya hubungan dengan lelaki lain , atau teman dekat pria .Kau tak boleh mencampuri urusanku apapun itu termasuk jika aku membawa pulang wanita ke rumah karena aku sudah memutuskan tak akan menyentuhmu , menyentuh wanita yang sudah berhubungan dengan Frank !!! Aku sangat jijik harus berbagi satu cairan kewanitaan yang sama dengan Frank " jawab Fernando dengan suara lantang .     

Viona yang mendengar perkataan Fernando langsung membisu seketika , nafsu makannya pun hilang seketika .     

" Dan satu lagi selama menjalani pernikahan kontrak denganku kita harus tetap terlihat baik-baik saja dihadapan publik , aku tak mau citraku di masyarakat hancur karena harus berpisah denganmu apalagi kemarin pesta pernikahan kita sudah ditetapkan sebagai pesta pernikahan paling mewah akhir tahun ini " imbuh Fernando cepat menambah perkataannya yang sebelumnya .     

" Dan ini adalah kartu kredit anda nyonya , anda bisa memakai uang itu dengan sepuasnya karena kartu itu mempunyai limit tak terbatas " ucap Justin mengakhiri perkataan Fernando .     

Selesai berbicara seperti itu Fernando mengajak Justin untuk pergi kekantor meninggalkan Viona yang hancur .      

" Ini adalah penjara bukan sebuah pernikahan " ucap Viona dalam hati menatap ke arah Fernando yang akan pergi bersama Justin .     

Viona kemudian meraih surat kontrak miliknya , tangannya bergetar ketika membuka satu demi satu halaman yang ada di map tersebut . Air mata Viona menetes pelan membasahi pipinya dan akhirnya jatuh ke surat kontrak yang ada di pangkuannya .     

" Sakit karena pukulanmu tak sesakit sakit hati yang kau torehkan Fernando " isak Viona pelan .     

Bersambung      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.