You Are Mine, Viona : The Revenge

Disgusting



Disgusting

0

Setelah perkenalan singkat dengan profesor Frank sebagai kepala bagian departemen bedah yang baru menggantikan profesor Arnold yang harus pensiun membuat para dokter wanita khususnya, langsung berlarian mendekati profesor muda yang masih single itu. Hanya Viona dan dokter Ashley saja yang memilih keluar menuju kantin seperti kebiasaan mereka sebelum jam kerjanya di mulai.

0

"Angel,"bisik dokter Ashley ketika sampai dikantin khusus dokter itu.

"Hemm," jawab Viona sambil mengambil buah sebagai makan malamnya.

"Sebenarnya aku malas membahasnya denganmu karena aku pasti akan tau jawabannya,"keluh dokter Ashley tiba-tiba.

"Haha kau lucu Ash, sudah ayo cepat makan waktu kita tinggal lima belas menit lagi."Viona terkekeh mendengar perkataan teman baiknya itu.

Dokter Ashley hanya bisa merengut jengkel mendengar perkataan Viona, ia akhirnya mengikuti langkah Viona menuju sebuah kursi tempat biasa mereka makan.

"Aku sepertinya pernah melihat profesor baru itu tapi dimana ya aku lupa,"celoteh dokter Ashley dengan mulut penuh makanan.

"Makanya jangan terlalu banyak berkencan,"sindir Viona sambil menahan tawa.

"Aku serius Angel,"sengit dokter Ashley jengkel.

"Ini kantin bu," ucap seorang petugas kantin mengingatkan dokter Ashley agar tak terlalu berisik, pasalnya banyak dokter yang ingin melepas lelah sejenak dikantin.

Sadar kalau banyak dokter dan perawat yang memperhatikan dirinya membuat dokter Ashley menurunkan nada bicaranya, sementara didepannya terlihat Viona nampak sangat puas melihat dokter Ashley ditegur petugas kantin.

"Ayo pergi kalau lima menit lagi aku disini bisa benar-benar tak ada muka aku,"ucap dokter Ashley berbisik.

"Ok,"jawab Viona cepat.

Dokter Ashley menarik dengan kasar tangan Viona keluar dari ruang kantin, rasa malunya benar-benar akan membunuhnya jika lebih lama lagi dikantin.

Viona hanya tersenyum simpul melihat dokter Ashley duduk lemas di meja resepsionis karena mengantuk karena jam malamnya, Viona memasukan stetoskop miliknya kedalam jas lalu bersiap melakukan kunjungan rutin pada pasiennya.

"Aku tinggal Ash,"pamit Viona lembut sambil melambaikan tangannya pada dokter yang lebih tua satu tahun darinya itu.

"Ok,"teriak dokter Ashley dari meja resepsionis.

Viona berjalan menuju ke sebuah kamar VIP dimana pasien pertamanya akan dia cek malam ini, namun saat akan melangkahkan kaki masuk kedalam tiba-tiba terdengar suara orang yang sedang bercumbu. Viona langsung mengunci pintu itu dari dalam lalu ia berjalan pelan ke arah suara itu berasal, ia ingin memastikan apakah tebakannya benar atau salah selama ini.

"Akhh enak sekali Darren, iya tepat disana akhhh..."Suara erangan seorang wanita yang sedang menuju puncak kenikmatan terdengar samar namun jelas.

"Yess baby yess, akhh tunggu aku kita keluar bersama,"sahut seorang pria dengan suara berat.

"Akhhh iya daren iyaa ..."erang wanita itu menggila.

"Yes Rachel yess... kau sangat cantik .... " teriak pria itu saat sampai kepuncak.

"Akhhh enak Darren, aku mencintaimu Darren," jawab perempuan itu dengan jeritan khas ketika mencapai puncak kenikmatan.

Viona yang ada dibalik tirai itu bisa mendengar dengan jelas sepasang manusia itu bercinta, darahnya berdesir bukan karena ikut terangsang tapi ia marah.

srekkkk

Suara tirai yang dibuka dengan paksa oleh Viona.

Mata Viona seakan tak percaya dengan pemandangan yang baru dilihatnya itu, terlihat jelas dokter Rachel masih bertelanjang dada dengan rok yang sudah tersingkap. Sementara sang pria nampak kelelahan dan berbaring begitu saja di ranjang pasien tanpa memakai penutup apapun, dengan posisi pedang panjangnya masih on yang membuat Viona langsung membuang wajahnya kearah lain.

"Pakai pakaian kalian cepat!!!! " teriak Viona dengan emosi, ternyata tebakannya selama ini benar.

"Siapa kau berani sekali masuk keruangan ini,"hardik pria bernama Darren sambil memakai pakaiannya dengan cepat.

"Darren,"ucap dokter Rachel ketakutan sambil memakai bajunya terburu-buru.

"Tenang sayang, perempuan ini urusanku," jawab Darren singkat penuh percaya diri.

Pria bernama Darren itu langsung mendekat ke arah Viona sedang berdiri ia langsung mengambil sebotol kaca bekas minuman dan langsung dilayangkan ke arah kepala Viona, Viona yang menyadarinya langsung menendang sebuah kursi hingga mengenai kaki pria itu dan langsung terjatuh hingga botol kaca yang sedang ia pegang pun langsung pecah berantakan.

"Darren,"pekik dokter Rachel ketika melihat pasangannya terluka karena terkena pecahan botol.

"Aku beri waktu lima belas menit untukmu mengobati lukanya lalu kalian berdua ikut aku ke ruangan direktur,"ucap Viona dingin .

"Kauuuu," desis dokter Rachel dengan emosi.

"Jalang sialan beraninya kau mengancamku, kau belum tau siapa aku hahhh." Darren berteriak dengan suara tinggi mengutuk Viona.

"Tentu aku tau, kalian adalah sepasang manusia rendahan yang berani bercinta dirumah sakit tempat yang dipergunakan untuk banyak orang sakit ini,"jawab Viona dengan menatap tajam ke arah Darren dan dokter Rachel. "Bukankah kau dokter juga Rachel? Bagaimana mungkin kau bisa melakukan hal menjijikan ini ditempat kerjamu hah, sudah tak mampu menyewa hotel?" bentak Viona dengan emosi.

"Jangan panggil aku Darren kalau aku tak bisa menutup mulut mu itu jalang,"teriak Darren emosi.

Viona tertawa lebar melihat orang yang ada dihadapannya itu berbalik mengancamnya, ia kemudian mengeluarkan ponsel dari balik sakunya dan mengangkatnya tinggi.

"Bagaimana jika semua orang tau kalau seorang putri direktur rumah sakit dan kekasihnya yang seorang calon senator bercinta dirumah sakit? Menurut kalian apa yang akan terjadi dengan kalian di luar sana?"tanya Viona datar sambil memainkan ponselnya.

"Ka-kau kauu merekamnya?" tanya dokter Rachel terbata.

"Menurutmu?"tanya balik Viona dengan tersenyum.

"Berapa yang kau mau jalang!"teriak Darren dengan penuh emosi.

Viona memasukan ponselnya kedalam saku jas putihnya kembali, ia lalu berjalan pelan ke arah Darren dan dokter Rachel berada.

Plakkkk

Tangan Viona mendarat di pipi Darren dengan kencang hingga membuat dokter Rachel terkaget.

"Dengar tuan senator yang terhormat, saya mungkin hanya seorang wanita lemah dan miskin tapi harga diri saya lebih mahal dari kalian berdua. Rasa kemanusiaan saya masih jauh lebih tinggi dari kalian... jadi jangan pernah menyebut saya jalang kalau tingkah kalian berdua lebih jalang dari pada jalang paling busuk dijalanan,"ucap Viona dingin.

"Bahkan mungkin seorang jalang dari jalanan pun tak akan mungkin mau bercinta dirumah sakit tidak seperti kalian, kalau kalian sudah kehabisan uang untuk menyewa hotel ini aku berikan sedikit," imbuh Viona kembali sambil membuang uang sebanyak empat ratus poundsterling ke arah dokter Rachel dan Darren yang masih kaget itu.

"Dokter Angel apa maksudmu!"teriak dokter Rachel emosi, ia belum pernah diperlakukan seperti itu sebelumnya.

"Hei kau tak pantas berbicara seperti itu padaku dengan mulut kotormu itu, bersihkan dirimu sebelum bicara denganku. Lihatlah di lehermu masih ada bekas cairan cinta kekasihmu," cibir Viona cepat.

Dokter Rachel langsung menyentuh lehernya yang memang masih ada cairan putih milik kekasihnya Darren tersisa disana, ia pun langsung membersihkan nya dengan tisu yang ada dihadapannya dengan cepat.

"Tuan Daren yang terhormat, anda dipilih oleh masyarakat dengan penuh kepercayaan tolong jaga kepercayaan mereka jangan lakukan hal serendah ini. Saya tahu anda adalah orang baik," ucap Viona pada Darren lalu bergegas pergi meninggalkan sepasang kekasih yang baru dia pergoki itu.

Viona berjalan cepat meninggalkan kamar VVIP itu dengan berpegangan pada dinding rasanya kedua kakinya sudah tak ada tenaga lagi .bRupanya ini alasan kenapa kamar VVIP itu selalu dijaga oleh pria berbaju serba hitam ketika dokter Rachel bertugas malam.

"Menjijikan..." ucap Viona lirih.

Bersambung.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.