You Are Mine, Viona : The Revenge

Zevanya Grey Willan



Zevanya Grey Willan

Semenjak Fernando memecat semua pelayannya suasana dirumahnya menjadi terlihat lebih kaku, pelayan-pelayan barunya menjadi lebih penurut dan lebih takut pada Fernando. Mereka juga menghormati Viona sesuai petunjuk Fernando.

Viona merasa perlakuan Fernando berlebihan padanya akan tetapi ia tak bisa menolaknya, Zeze kecil pun terlihat semakin lengket pada Viona. Ia tak bisa berjauhan walau seharipun, sehingga membuat Viona makin sulit untuk segera pergi dari rumah itu.

"Hallo Zeze cantik,"sapa Natasya yang tiba-tiba muncul diruang tamu.

Zeze nampak tak memperdulikan sekertaris ayahnya itu, ia masih menikmati makan paginya bersama Viona yang terlihat telaten merapikan bekas-bekas makanan Zeze yang berhamburan dimeja.

"Sayang lihat anakmu tak perduli padaku, bagaimana besok kalau kita sudah menikah ia akan terus bersikap seperti ini,"ucap Natasya pelan pada Fernando yang sedang menikmati kopinya.

"Kau harus pintar mencuri hatinya Tasya, belajarlah pada Viona,"jawab Fernando sambil melirik ke arah Viona.

Merasa sedang diperhatikan oleh Fernando membuat Viona gugup, ia kemudian memilih dengan cepat mengemasi barang-barang Zeze lalu mengajaknya segera ke mobil.

"Jadi benar yang dikatakan para pelayan itu kalau Fernando menaruh hati pada pelayan itu," ucap Natasya dalam hati penuh amarah.

"Honey sudahlah ayo berangkat kau ada meeting penting hari ini," bisik Natasya pelan dengan nada menggoda, ia berusaha menyembunyikan rasa cemburunya dihadapan Fernando.

Tanpa menjawab perkataan Natasya, Fernando kemudian bangkit dan mengambil mantelnya lalu berjalan ke arah mobil yang sudah menunggu mereka di lobby. Mobil yang membawa, Zeze sudah lebih dulu pergi tak lama kemudian mobil Fernando terlihat membuntuti dibelakang.

Setibanya disekolah Zeze terlihat Viona sibuk merapikan bekal dan barang-barang tugas Viona dari sekolah kemarin, Fernando mendekati Zeze yang berdiri disebelah Viona yang masih merapikan barang-barangnya.

"Daddy berangkat ya,"pamit Fernando pada Zeze tapi matanya menatap lekat pada Viona.

"Hati-hati Daddy,"teriak Zeze terlihat bahagia.

Fernando memeluk putri kecilnya dengan erat, seorang anak yang terlahir karena kesalahannya tapi tahun demi tahun akhirnya berhasil mencuri cintanya. Viona tersenyum melihat Zeze bergelayut pada sang ayah, Zeze mencium setiap jengkal wajah sang ayah.

"Daddy cium kak Vio," ucap Zeze tiba-tiba.

Mendengar ucapan Zeze membuat wajah Viona langsung memerah, ia kemudian memilih masuk kedalam untuk meletakkan mantel milik Zeze ditempat penitipan. Senyum Fernando mengembang tipis melihat Viona yang salah tingkah, ia kemudian akhirnya benar-benar pergi ke kantor setelah berpamitan pada Zeze. Didalam mobil mata Natasya tak lepas dari ketiga sosok itu, ia harus segera menjalankan rencanya supaya bisa segera menjadi nyonya Willan sepeti yang ia cita-citakan selama ini.

Dikantor Fernando hari ini sangat sibuk karena proyek baru yang sedang ia kerjakan bersama teamnya, membuat suatu program software bukanlah hal yang mudah untuk itu Fernando meminta bantuan dari beberapa orang yang memang berkompeten di bidang ini. Akhirnya setelah hampir jam makan siang pekerjaannya selesai dengan baik, semua pekerjaan nya selesai tepat waktu.

"Honey... Zeze honey,"teriak Natasya tiba-tiba.

Fernando yang masih bergulat dengan laptopnya merasa heran melihat Natasya berlari-lari kearahnya sambil menyebut nama putrinya l.

"Sabar, bicara pelan-pelan!!!" bentak Fernando marah.

"Zeze ada dirumah sakit!! baru saja gurunya menghubungiku," ucap Natasya terputus-putus.

"Apa!!" pekik Fernando kaget, ia pun kemudian berlari keluar untuk segera ke rumah sakit tempat dimana Zeze dirawat seperti yang dikatakan oleh Natasya.

Disebuah rumah sakit terbesar di kota Ottawa nampak banyak dokter yang sedang sibuk melakukan pekerjaannya disebuah ruang IGD, mereka sibuk mencoba menyelamatkan gadis kecil yang tertabrak mobil saat bermain di sekitar sekolahnya. Kejadiannya begitu cepat tak ada orang yang melihatnya, bahkan mobil yang menabraknya pun langsung kabur. Petugas kepolisian mencari tahu mobil box hitam tanpa plat itu yang kabur ke pinggiran kota dan dalam pengejaran team polisi yang lain.

Fernando melihat putri kecilnya sedang berjuang diantara hidup dan mati, terlihat banyak darah mengalir dari tubuh mungilnya. Beberapa alat medis sudah terpasang untuk membantunya bertahan, tangan mungilnya terlihat sangat lemah dan membuat siapapun merasa iba dan hancur termasuk sang ayah yang berdiri menatap ke arah nya melalui kaca.

Setelah hampir tiga puluh menit akhirnya para dokter mulai melepas alat-alat yang dihubungkan ke tubuh kecil Zevanya, para dokter itu kemudian keluar menuju ke tempat Fernando sedang berdiri dengan tatapan dinginnya.

"Maaf Tuan kami sudah berusaha sekuat kami, tapi Tuhan lebih sayang pada putri Tuan," ucap seorang dokter wanita pelan penuh duka.

"Apa maksudmu!"bentak Fernando dengan keras.

"Nona Zevanya mengalami perdarahan di otak yang parah hingga menyumbat pembuluh darah yang terhubung ke jantung, itu yang menyebabkan jantung nona Zevanya berhenti berdetak karena tak mendapatkan asupan darah," jawab dokter wanita itu mencoba memberi penjelasan.

Fernando menabrak dokter-dokter yang ada dihadapannya, ia berjalan masuk kedalam kamar tempat putrinya terbaring yang sudah ditutup kain putih. Saat ia membuka kain penutup itu terlihat tubuh mungil Zevanya sudah terasa dingin. Air mata Fernando menetes melihat putrinya seperti itu, ia mengingat kejadian lima tahun lalu ketika pertama ia menyentuh Zevanya yang dilahirkan oleh wanita yang paling ia benci. Fernando membenci wanita yang mengandung anaknya karena menolak untuk menikah dengannya, ia lebih memilih mengikuti permintaan keluarganya untuk menikah dengan orang lain setelah melahirkan anak Fernando.

"Kenapa secepat ini kau meninggalkan Daddy sayang?" Fernando menahan tangisnya saat berbisik pada sang putri.

"Sebenci itukah kau padaku Lisbeth sehingga kau juga mengajak anakku pergi bersamamu,"tangis Fernando akhirnya pecah saat menyebut nama wanita yang ia benci itu.

Satu tahun lalu Fernando mendengar kabar bahwa ibu dari anaknya meninggal dalam kecelakaan tunggal, yang diduga bunuh diri ketika kabur dari pesta pernikahan yang dipaksa oleh orang tuanya. Fernando menyimpan rahasia itu dari Zevanya ketika ia selalu menanyakan dimana ibunya berada.

"Dimana Viona?!"teriak Fernando yang tiba-tiba teringat pada pengasuh anaknya.

Beberapa guru sekolah Zevanya mengatakan mereka tak melihat Viona sejak terjadi kecelakaan itu mereka menduga Viona kabur setelah tau Zevanya tertabrak mobil .

"Bawa perempuan jalang itu hidup atau mati kehadapanku!" titah Fernando pada anak buahnya.

Mendengar perintah dari Fernando membuat mereka langsung pergi mencari gadis pengasuh itu.

"Honey, sabar aku masih disini," bisik Natasya pelan dibelakang Fernando, ia memeluk Fernando dari belakang dengan mesra.

"Get lost!"hardik Fernando pada Natasya.

Natasya kaget mendengar suara Fernando yang terdengat sangat mengerikan itu, ia berjalan mundur melepaskan pelukannya pada Fernando. Ia hanya bisa menatap lurus pada Fernando yang berjalan kearah koridor dengan beberapa orang mendampinginya.

"Dimana kau Viona, beraninya kau membunuh anakku,"gumam Fernando penuh amarah.

Bersambung


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.