You Are Mine, Viona : The Revenge

Pembalasan Fernando



Pembalasan Fernando

0

Bandara Internasional Toronto

0

Melangkahkan kaki untuk pertama kalinya sejak 6 tahun pergi membuat rasa haru mendadak datang di dalam hati Viona pulang kembali ke negara asal tempat ia dilahirkan dan dibesarkan walau tak ada rumah atau keluarga yang menunggunya kembali tetap membuat hati kecilnya menangis. Tapi kali ini Viona bukalah gadis umur 18 tahun yang ketakutan dan lemah kini ia adalah seorang dokter yang kemampuannya sudah diakui, Viona memesan taksi untuk datang ke pemakaman orang tua angkatnya yang sudah lama ia tak kunjungi.

Setibanya di area pemakaman dengan langkah pelan namun pasti Viona menuju dua nisan yang terlihat cantik dengan bunga yang masih segar, selama Viona tinggal di London ia sudah memesan secara khusus pada toko bunga yang biasanya menyediakan bunga-bunga untuk pemakanan agar kedua nisan orang tuanya setiap dua hari sekali diberikan bunga mawar merah yang segar. Jadilah dengan cepat Viona bisa mengenali batu nisan kedua orang tuanya dari kejauhan, foto ibu Maria terlihat sangat anggun sedangkan foto ayah George nampak tak pernah berubah masih terlihat gagah. Air mata Viona jatuh tak terbendung ketika tiba di batu nisan orang tuanya, rasa rindu dan bersalah bercampur menjadi satu hingga membuat tangisannya terdengar dari luar area pemakaman yang membuat orang-orang kaget karena mengira ada acara pemakaman.

Setelah hampir satu jam mencurahkan kerinduan pada ayah dan ibunya Viona akhirnya pergi menuju kota untuk mencari tempat untuk merebahkan tubuhnya karena malam semakin dingin, pilihan Viona jatuh ke sebuah hotel kecil bintang 3 dipinggiran kota Ottawa yang harganya cukup terjangkau sebenarnya Viona bisa saja mencari hotel bintang 5 tapi ia tak melakukan itu, baginya semua kamar di hotel manapun sama asal nyaman dan aman itu baginya sudah cukup. Viona mengaktifkan ponselnya setelah ia membeli sebuah sim card baru di airport untuk memberi kabar pada Jenni dan Amina di London, setelah mengirimkan pesan Viona memilih mandi untuk menyegarkan dirinya setelah terbang hampir 8 jam dari London membuat badannya lengket karena keringat.

Tiga puluh menit kemudian Viona keluar dari kamar mandi dan sudah berganti dengan baju tidurnya, karena lapar Viona memesan makanan melalui layanan kamar. Saat makanan tiba Viona memilih makan sambil menyalakan televisi di kamar untuk mencari tau ada kabar apa di kotanya selama ini.

"Tuan Fernando,"pekik Viona kaget ketika melihat berita tentang Fernando di TV, seorang Fernando kini sudah menjelma sebagai pengusaha paling berpengaruh di kota tempat ia tinggal. "Maaf," imbuhnya kembali saat ia mengingat kembali kebodohannya beberapa tahun lalu.

Rasa bersalah pada Fernando lah yang membuat Viona tak bisa membuka hatinya untuk pria lain, ia merasa telah melukai Fernando begitu dalam. Viona tertidur dengan air mata yang masih mengalir dari sudut matanya tiap ia mengingat pria itu ia merasa jadi orang paling jahat di dunia.

Sinar matahari perlahan merangkak masuk melalui celah tirai dikamar Viona hingga membuat gadis yang masih terlelap itu terbangun karena merasa silau, Viona pun bergegas menuju kamar mandi karena ia ada jadwal interview hari ini dirumah sakit. Alasan Viona dengan mudah melepaskan posisinya di rumah sakit London adalah karena ia mendapatkan penawaran bekerja di rumah sakit di kota Ottawa tempat ia ingin datangi selama ini, akhirnya kesempatan itu datang dari salah seorang keluarga pasiennya beberapa bulan lalu yang mengatakan bahwa rumah sakit tematnya tinggal tengah membutuhkan seorang ahli bedah baru yang merupakan specialis Viona.

Dengan menaiki bus akhirnya Viona sampai di rumah sakit tempat ia akan melakukan wawancara kerja, ia berjalan dengan anggun menuju tempat informasi dan diminta menunggu di ruang rapat untuk bertemu dengan direktur rumah sakit. Setelah hampir dua jam interview akhirnya Viona berhasil diterima dirumah sakit itu, Viona bahkan mendapatkan sebuah apartemen sebagai inventaris kantor selama ia bekerja di rumah sakit itu. Sebenarnya ia juga mendapatkan sebuah mobil tapi Viona menolaknya karena ia belum begitu mahir membawa mobil.

Viona berjalan keluar dari rumah sakit dan berjalan menuju sebuah restoran dekat rumah sakit untuk makan karena perutnya belum terisi makanan sedari pagi.

Bruggg

Viona di tabrak oleh seorang pria ketika baru keluar dari toilet.

"Maaf nona apa anda baik-baik saja?"tanya seorang pria yang menabrak Viona.

"Saya baik-baik saa.... " Viona tak berhasil menyelesaikan perkataannya ketika melihat sosok pria yang tengah berdiri dihadapannya itu.

"Vi-viona"ucap pria yang tak lain adalah Fernando.

Viona membatu melihat Fernando ada dihadapannya, pria yang ia pikirkan selama 6 tahun ini sudah semakin matang dan tampan. Ada getaran aneh berasa dijantung Viona ketika melihat Fernando kembali.

"Sayang kau sedang apa disini,"tanya seorang wanita dari arah lain yang langsung menempel pada lengan Fernando.

"Aku tak jadi ketoilet," jawab Fernando pelan tanpa melepas pandanganya pada Viona.

"Ya sudah ayo pergi temani aku belanja kemarin aku belanja ke toko berlian,"rengek wanita itu pada Fernando.

Fernando kemudian mengkuti langkah wanita yang menariknya keluar dari restoran sementara Viona masih berdiri dengan lemas ditempat ia ditabrak oleh Fernando, rasanya ia masih belum bisa percaya hari pertamanya di Kanada ia bisa bertemu dengan Fernando. Viona kemudian memesan makanan untuk ia bawa pulang karena ia sudah tak bernafsu makan yang ia pikirkan adalah segera pulang ke hotel dan pindah ke apartemen yang diberikan oleh pihak rumah sakit.

Di sebuah kamar mewah terdengar suara erangan seorang wanita yang tengah menikmati nikmatnya surga dunia bersama dengan seorang pria yang tak lain adalah Fernando. Sejak pertunangannya putus dengan Natasya membuat Fernando berubah menjadi seorang lelaki yang biasa melakukan one night stand dengan wanita manapun yang ia mau padahal kini ia sudah mempunyai tunangan lagi yang bernama Nessi yang merupakan saudara sepupu Natasya.

"Akh Tuan aku tak kuat," jerit seorang wanita berambut blonde dibawah kungkungan Fernando.

"Tahan, akh aku juga sebentar lagi,"jawab Fernando dengan suara beratnya.

"Tuan ahhh aku takk bi-bisa," pekik wanita itu ketika sudah mencapai puncaknya.

"Akhhh brengsekkk,"hardik Fernando dengan tersengal-sengal ia tak bisa mencapai puncak karena bayangan wajah Viona terngiang di pikirannya.

"Tu-tuan maaf saya yang salah, kita bisa mulai lagi Tuan," ucap wanita cantik yang merupakan model itu ketakutan karena sudah mengecewakan Fernando.

"No, pergi kau. Aku tak mau melihatmu lagi," teriak Fernando sambil mengambil piyama tidurnya ia lalu memerintahkan pengawalnya untuk menyeret wanita cantik itu pergi dari kamarnya, pengawal Fernando tak mendengarkan jeritan pilu wanita itu yang memelas supaya tak diusir pergi.

Fernando menikmati rokoknya dengan kesal sejak pertemuan pertamanya dengan Viona setelah 6 tahun tak bertemu benar-benar mengacaukan pikirannya, saat sedang bercinta dengan wanita lain bayang-bayang wajah Viona selalu berkeliaran di dalam pandangannya. Bahkan seorang Nessi yang mampu membuat Fernando kepayahan pun kali ini tak bisa membuat Fernando turn on walau sudah melakukan fore play yang cukup lama.

Tok

Tok

Suara kamar Fernando diketuk dari luar oleh pengawalnya yang ia tugaskan mencari informasi tentang Viona.

"Kalau kau masuk kekamarku hanya untuk memberi tahukan kegagalanmu lebih baik kau keluar," hardik Fernandi kesal.

"Tidak tuan, kali ini kami berhasil," jawab pengawal Fernando cepat sambil menyodorkan foto-foto Viona yang sedang bermain dengan anak-anak kecil disebuah panti asuhan.

"Dimana ini?" tanya Fernando dengan tersenyum ketika melihat wajah Viona di foto yang terlihat sangat bahagia bermain dengan anak-anak seusia Zevanya ketika ia masih hidup.

"Menurut informasi nona Viona sering datang ke panti itu sebagai volunter tuan," jawab pria bernama Bob yang merupakan kepala pengawalnya.

"Benarkah? Hhmm menarik... atur semuanya aku akan kesana," titah Fernando bersemangat.

"Baik Tuan,"jawab semua pengawalnya lalu pergi keluar meninggalkan Fernando yang terlihat sangat antusias memandang foto- foto Viona.

Fernando tersenyum puas dengan hasil kerja anak buahnya kali ini, ia sudah ingin sekali membuat perhitungan dengan Viona. Senyum licik mengembang di wajah tampan Fernando karena memikirkan rencana yang akan ia lakukan jika berhasil bertemu lagi dengan Viona. Dendamnya pada Viona sebentar lagi akan terbalaskan setelah ia dengan sabar menunggu keberadaan gadis itu diseluruh pelosok Kanada.

"Enam tahun lamanya aku menunggu saat saat seperti ini Viona, kau akan membayar semua perbuatanmu padaku seratus kali lipat," ucap Fernando sambil tertawa puas. "Kau akan menyesal telah membuatku marah Viona,"tambahnya kembali sambil menusuk foto Viona dengan sebuah pisau yang ada di mejanya.

Bersambung 


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.