You Are Mine, Viona : The Revenge

Kekuatan penguasa



Kekuatan penguasa

0Setelah satu jam tidur Viona membuka matanya dan meraih ponselnya yang ia letakkan di dalam saku jas putihnya yang ia lepas . Viona yang kesadarannya belum kembali 100% tiba-tiba saja langsung bangun dari tempat tidurnya saat membaca pesan dari nomor tanpa nama .     
0

xxx:     

" bagaimana kejutan kecil dariku hari ini honey apa kau suka ? beri tahu aku kalau kau menyukainya ...     

your future husband     

FGW "     

" jadi ini ulahmu Fernando " ucap Viona lirih , ia bisa membaca inisial nama yang tercantum di pesan masuknya .     

Tring     

Sebuah pesan masuk kembali ke ponsel Viona .     

xxx :     

" apa kejutanku sungguh membuatmu senang sampai kau tertidur honey ?     

beri tahu aku keinginanmu lainnya supaya aku bisa segera mewujudkannya , seperti aku yang berhasil menemukan adik-adik mu di panti dulu yang sekarang bekerja sebagai pekerja seks profesional dan membawa mereka kehadapanmu hari ini ...     

your future husband     

FGW "     

" kau gila Fernando .. arrgghhhh... " jerit Viona dengan penuh emosi .     

Tangannya sampai bergetar memegang ponselnya saat membaca pesan masuk kedua dari Fernando itu , ia ingin sekali menghampiri pria itu dan menanyakan langsung apa tujuannya membawa adik-adiknya ke rumah sakit hari ini .Saat sedang bingung dengan perasaannya sendiri tiba-tiba ada beberapa dokter datang untuk beristirahat hingga membuat Viona harus pergi keluar untuk bergantian dengan para dokter itu .     

Viona berjalan keluar dari ruang istirahat menuju lokernya untuk berganti pakaian karena jam kerjanya sudah selesai hari ini , ia ingin segera pulang untuk mencari tau dimana adik-adiknya tinggal saat ini dan bagaimana mereka bisa terjebak dalam lembah hitam seperti itu. Viona mengingat semua perkataan ibu Maria yang berpesan padanya untuk menjaga adik-adik nya , sebuah amanat yang merupakan beban baginya .     

Saat Viona keluar dari rumah sakit melalui pintu staff ia sempat berpapasan dengan beberapa staff dari divisi lain yang nampak berbisik-bisik ketika berpapasan dengannya , mereka membicarakan tentang peserta medical check up yang merupakan adik satu panti dengan dokter Viona yang berkerja sebagai wanita penghibur .     

" panti asuhan yang keren bisa mencetak generasi wanita penghibur sebanyak itu ha ha "     

" jangan-jangan kepala pantinya juga seorang mantan wanita malam makanya anak-anak asuhnya jadi pelacur semua "     

" kalau adik-adiknya jadi pelacur semua bagaimana kakak tertuanya ya "     

" gimana ya body mereka sangat menggoda si jadi wajar saja kalau mereka memilih jadi jalang "     

" itu namanya bukan panti asuhan tapi sebuah akademi pendidikan para jalang ha ha ha "     

" seperti nya sang kakak tertua bisa mempunyai pekerjaan bagus juga dari hasil menjual diri deh , secara kuliah kedokteran itu butuh biaya banyak !! mana mungkin bisa anak panti sekolah kedokteran kalau tidak didukung oleh om-om kaya "     

Deg     

Deg     

Jantung Viona seperti ingin lepas dari rongga dadanya mendengar perkataan para dokter dan suster dari divisi lain itu , Viona yang tak mempunyai penyakit asma atau gangguan pernafasan lainnya tiba-tiba merasakan sakit pada dadanya . Dengan mata yang sudah bersiap menurunkan hujan air Viona berlari dengan sekuat tenaga mencari tempat yang sepi sambil memegang dadanya , setelah berlari cukup jauh dari rumah sakit Viona berhasil sampai disebuah kursi panjang didekat hutan kota . Viona mengeluarkan semua rasa sakit didalam dadanya , ia menangis sampai tak ada suara karena sudah terlalu banyak berteriak .     

Sepanjang usia hidupnya ia belum pernah mendapatkan penghinaan begitu besar seperti ini bahkan tindakan yang pernah Fernando lakukan padanya tak sesakit ini ia rasakan . Saat sedang menangis tiba-tiba ada tangan yang menepuk pundaknya dari belakang sehingga mengagetkan Viona , saat Viona menyadari siapa yang berdiri dibelakangnya tangis Viona justru makin keras terdengar.     

" kau ingin aku menuntut mereka vio ? " tanya seorang pria mengikuti Viona dari rumah sakit yang tak lain adalah Andrew , Andrew mendengar dan melihat orang-orang itu menghina Viona .     

" jangan Andrew , kalau begitu nama ibu akan makin jelek dimata mereka Andrew .. aku tak bisa membiarkan hal itu terjadi hiks " jawab Viona lirih.     

Mendengar perkataan Viona membuat Andrew tertegun tak percaya , padahal menurutnya orang tak paling tersakiti adalah Viona lalu kenapa Viona mengatakan ibunya . Berbagai pertanyaan muncul di benaknya mendengar ucapan Viona .     

" mereka boleh menghinaku sesuka hatinya dengan mengatakan aku pelacur atau jalang atau apapun aku bisa menerimanya . Tapi jika mereka mengatakan hal jelek seperti itu pada ibuku aku tak bisa menerimanya Andrew ..!! ibuku segalanya bagiku , tanpanya aku tak mungkin ada di dunia ini .... walau aku tak terlahir dari rahimnya tapi karena cinta dan kasihnya aku bisa hidup Andrew " ucap Viona dengan terbata-bata , emosinya benar-benar tak bisa ia tahan ketika menyangkut nama ibu Maria .     

" bahkan anak-anak yang diselamatkan ibu juga mengatakan hal serupa bagaimana hatiku tak sakit Andrew !!! aku masih mengingat jelas bagaimana ibu mengambil mereka dari pinggir jalan dan menjadikan mereka sebagai adikku ... tapi kenapa mereka sekarang mengatakan hal sejahat itu pada ibu Maria malaikat berwujud manusia yang sudah memberikan mereka tempat tinggal , memberikan mereka kasih sayang .. aku tak bisa menerimanya Andrew aku tak rela ibuku dihina oleh mereka Andrew " teriak Viona sambil memukul dada Andrew .     

Andrew diam seribu bahasa mendengar tangisan viona , ia baru menyadari kalau Viona sangat menyayangi sang ibu . Ada rasa kagum dan sedih diwaktu bersamaan menyeruak di dalam diri Andrew , ia akhirnya memilih membiarkan Viona mengerluarkan semua emosinya .     

Setelah menangis selama dua puluh menit akhirnya suara tangisan Viona tak terdengar lagi , kini ia sudah bisa tenang dalam pelukan Andrew . Andrew pun hanya bisa menyediakan bahunya untuk tempat Viona menangis , ia tak bisa berkata apapun lagi karena takut makin membuat Viona sedih .     

" ayo pulang hari sudah semakin dingin vio " bisik Andrew dengan lembut .     

" aku masih ingin disini Andrew aku tak mau pulang , aku tak mau bertemu dengan orang yang menyebabkan kekacauan hari ini " jawab Viona lirih .     

Andrew penasaran dengan maksud perkataan Viona ia kemudian menyentuh kedua bahu Viona dan membuat mereka saling berhadapan .     

" apa maksudmu vio ? ada yang memprovokasi kejadian ini ? " tanya Andrew penasaran .     

Viona mengangguk pelan tanpa bersuara , ia kemudian mengeluarkan ponselnya dan memberikannya pada Andrew . Setelah membaca pesan di ponsel Viona giliran Andrew yang naik darah     

" jadi ini benar-benar ulah Fernando ?! " tanya Andrew berulangkali tak percaya .     

" kau bisa membacanya Andrew " jawab Viona datar .     

" benar-benar biadap , ia ingin membuatmu jatuh ke pelukannya dengan menghancurkan mentalmu terlebih dahulu sungguh licik caranya !!! " umpat Andrew sambil mengepalkan tangan menahan amarah .     

" aku tau itu Andrew hanya saja aku masih bertanya-tanya bagaimana dan kapan dia menemukan adik-adikku itu yang menjadi pertanyaan besarku saat ini Andrew " ucap Viona tanpa ekspresi .     

Greb     

Andrew dengan cepat menyentuh pundak Viona dengan erat lalu menatap matanya dengan tajam .     

" Fernando adalah orang nomor satu di kota ini , walau dia hanya seorang pengusaha . Walikota di kota ini ada dibawah kontrolnya jadi untuk melakukan hal seperti itu adalah suatu hal yang sangat mudah baginya vio " ucap Andrew mencoba memberikan penjelasan pada Viona .     

" sekuat itukah pengaruhnya pada kota ini Andrew ? " tanya Viona dengan nada bergetar .     

" iya , dia bisa membeli hukum di kota ini Vio " jawab Andrew serius .     

Viona tertunduk lesu mendengar perkataan Andrew , ia ingin berlari sejauh mungkin dari Fernando tapi ia tau Fernando tak akan mungkin semudah itu melepaskan dirinya .     

" bukan hanya Fernando yang berbahaya tapi adiknya juga " imbuh Andrew tiba-tiba     

" adiknya ? apa maksudmu Andrew ?" jerit Viona kaget .     

" adiknya lebih gila dari sang kakak Vio " ucap Andrew dingin .     

" katakan padaku secara rinci Andrew aku ingin dengar dengan jelas , jangan bermain teka teki denganku !! " pinta Viona dengan mata berkaca-kaca .     

Andrew menghela nafas panjang kemudian menceritakan seberapa berbahaya pria bernama Franklin Justin Willan adik kandung Fernando Grey Willan . Andrew menceritakan banyak kasus Franklin yang ditutup oleh pihak polisi , pengaruh keluarga Willan sangat besar sehingga tak ada satupun hukum yang bisa menyentuh anggota keluarganya .     

" diaaa diaaa memperkosa kekasihnya yang masih dibawah umur dengan brutal ? " tanya Viona berulang-ulang .     

" ya kasus itu akhirnya ditutup dengan alasan kalau pihak korban sudah mengada-ada karena tak ada bukti yang kuat , mereka bahkan dituduh mencemarkan nama baik Franklin karena menuduh tanpa bukti " jawab Andrew dengan bergidik .     

" tapi bagaimana mungkin , kan ada hasil visum itu bisa jadi alat bukti atas perkosaan itu Andrew !! " ucap Viona dengan emosi .     

" pengacara keluarga Willan mengatakan kalau mereka melakukan atas dasar suka sama suka vio , jadi kasusnya ditutup !! " sahut Andrew lirih .     

Viona terdiam mendengar perkataan Andrew , ia kehilangan kata-kata untuk membalas perkataan Andrew .     

" bagaimana mungkin tindakan perkosaan yang dilakukan remaja usia 19 tahun pada gadis usia 13 tahun dibilang tindakan suka sama suka Andrew !! its insane !!! " ucap Viona dengan menahan tangis .     

" itulah kenyataan vio , kami tak bisa melakukan apapun dan kasusnya ditutup saat itu juga sampai akhirnya pihak kepolisian mendapatkan kabar kalau gadis malang itu melakukan bunuh diri karena mengalami depresi berat sehingga membuat kedua orang tuanya pun memilih cara yang sama untuk mengakhiri hidup " sahut Andrew tanpa ekspresi , ia merasa bersalah karena sebagai polisi tak bisa melakukan apapun .     

Air mata Viona kembali menganak sungai , ia mengingat bagaimana hari-hari yang ia lalui bersama Frank beberpa bulan terakhir , ada rasa takut membayanginya saat ini .     

" ingat vio penjahat sesungguhnya justru yang berpura-pura baik pada kita , ia mendekati kita untuk mencari titik lemah kita vio " ucap Andrew serius sambil mengangkat dagu Viona untuk menghadapnya .     

" Andrew aku takut ..     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.