You Are Mine, Viona : The Revenge

Perayaan Franklin



Perayaan Franklin

00  Fernando berbicara panjang lebar pada Viona dan memintanya untuk tak memikirkan orang lain yang tak ada hubungannya dengan dirinya, karena menurutnya Viona kadang-kadang terlalu ikut campur dengan masalah orang lain sehingga membuatnya ikut terlibat dalam masalah itu juga.  Sepanjang Fernando bicara tak satu patah kata pun keluar dari mulut Viona, ia hanya menunduk sambil terus mendengarkan kata demi kata yang keluar dari mulut sang suami. "Aku harap setelah ini kau akan jadi lebih dewasa babe, ada batas-batas yang tak kita lewati. Apalagi kalau misalkan itu sudah berhubungan dengan urusan rumah tangga mereka, kau pasti tak akan mau bukan kalau ada orang yang ikut campur dalam hubungan rumah tangga kita ini." Ucap Fernando pelan mengakhiri ceramah siangnya pada Viona. "Maaf...maafkan aku kalau selama ini aku terlalu ikut campur dalam urusan orang lain." Sahut Viona lirih. "Aku tak marah padamu babe, aku hanya tak ingin kau terlibat masalah. Lebih baik kita urus keluarga kita saja apalagi anak kita akan segera datang lahir...kau mengerti kan maksudku babe.?" Tanya Fernando sambil menarik wajah Viona yang tertunduk ke arahnya dengan perlahan. Kedua mata Viona nampak berkaca-kaca mendengar perkataan Fernando, bibirnya terkunci rapat. Perlahan Fernando mendaratkan ciumannya ke pipi , kening , hidung dan bibir Viona dengan penuh cinta. "Maafkan aku kalau kata-kataku tadi menyinggungmu." Bisik Fernando pelan. "Jangan minta maaf ...akulah yang salah." Jawab Viona tergagap. "Bukan hanya kau yang salah babe, aku juga bersalah karena tak ada disampingmu sejak dulu. Mulai sekarang jangan pernah pikirkan orang lain yang pernah kau kenal, apalagi adik-adik sepantimu itu yang jelas-jelas sudah memusuhimu. Ingat apa yang mereka jalani saat ini adalah pilihan mereka jadi jangan pernah salahkan dirimu sendiri. " Ucap Fernando sambil menyeka tetesan air mata yang keluar dari mata Viona. "Huum mungkin sekarang saatnya aku merelakan mereka…. "Dan jangan menyalahkan dirimu sendiri itu yang paling penting lagipula aku yakin ibu Maria ingin kau bahagia dan tak menyalahkanmu atas apa yang dijalani oleh adik-adikmu itu." Ucap Fernando pelan memotong perkataan Viona. Viona menganggukan kepalanya dengan perlahan merespon perkataan Fernando, ia lalu kembali menjatuhkan dirinya ke dalam pelukan Fernando. Viona tak menyadari selama ini terlalu memikirkan perasaan orang sampai ia tak menyadari bahwa perasaan Fernando lah yang sebenarnya harus ia jaga paling penting.Fernando tersenyum bisa mengatakan semua isi hatinya pada Viona, sudah lama ia ingin mengatakan hal itu pada Viona akan tetapi ia masih mencari waktu yang tepat dan sampai akhirnya datanglah hari ini ia bisa mengeluarkan semua isi hatinya pada Viona.  "Kau hanya terlalu baik babe, kau terlalu memikirkan perasaan orang lain padahal seharusnya kau harus memikirkan dirimu sendiri saat ini." Ucap Fernando lirih sambil merengkuh Viona dengan erat. "Kita mulai lagi dari nol babe, aku janji kita akan bahagia dengan anak-anak kita di rumah ini." Imbuh Fernando sambil mencium kening Viona dengan perlahan lalu memejamkan matanya dan bersandar di sandaran sofa dengan Viona diperlukannya yang sudah memejamkan mata terlebih dahulu. Dari sudut mata Viona mengalir beberapa tetes air membasahi baju Fernando, tak lama kemudian keduanya akhirnya tertidur di sofa dalam posisi saling berpelukan seperti itu. Teddy yang hendak mengganti teh melati milik Fernando pun mengurungkan niatnya, ia akhirnya meminta para pelayan lainnya untuk tak berisik di sekitar ruang keluarga dimana Fernando dan Viona sudah tertidur di sofa. Amina dan Jenny yang ingin mengajak Viona membuat muffin pun nampak kaget ketika diberitahu seorang pelayan wanita yang mengatakan kalau saat ini nyonya mereka sedang tidur di sofa bersama sang tuan besar, sebuah senyuman tersungging di kedua wajah adik Viona yang terharu melihat pemandangan indah itu. "Kau harus bahagia kak, aku yakin kakak ipar akan menjagamu." Ucap Jenny dengan suara serak. "Huum aku juga yakin kak Vio akan bahagia dengan keluarganya." Imbuh Amina pelan menimpali perkataan Jenny dengan mata berkaca-kaca. "Maaf nona Jenny dan Amina apa anda berdua mau pergi sekarang.?" Tanya Teddy pelan. "Boleh Teddy, tapi apa kau tak sibuk kalau mengantar kami pergi sekarang.?" Tanya balik Amina sambil tersenyum. "Pergi kemana? bukankah kita mau buat muffin bersama kak Vio." Ucap Jenny bingung dengan perkataan Amina dan Teddy. "Kau kan lihat kakak sedang istirahat itu disofa, aku tak mau mengganggu mereka Jenn." Jawab Amina singkat. "Lalu tadi Teddy bilang mau mengajak kita pergi, memangnya kita mau pergi kemana.?" Tanya Jenny bingung. "Sudahlah jangan banyak bicara ayo kita pergi, mumpung kakak sedang tidur bukan begitu Teddy." Ucap Amina pelan sambil menarik tangan Jenny sambil melirik ke arah Teddy. Teddy pun hanya mengangguk pelan merespon perubahan Amina, mereka bertiga lalu pergi meninggalkan istana Fernando menggunakan mobil yang sudah siap mengantar mereka pergi kemanapun. Sepanjang perjalanan Jenny nampak takjub melihat pemandangan kota Ontario yang indah, bangunan-bangunan indah berdiri kokoh di antara pepohonan maple yang indah. "Indahnya…" Ucap Jenny takjub ketika melihat pemandangan yang ada di hadapannya. "Dan menyenangkan." Imbuh Amina pelan. "Iya benar…" Pekik Jenny sambil membuka kaca mobil dan membiarkan wajah dan rambutnya terkena angin. Teddy hanya tersenyum melihat tingkah kedua adik sang nyonya, tak lama kemudian mobil mewah Fernando akhirnya sampai di sebuah bangunan apartemen mewah yang memiliki pemandangan hampir setengah kota Ontario. Amina turun dengan perlahan dari mobil bersama Jenny, ia terdiam melihat bangunan yang ada dihadapannya. "Tempat siapa ini.?" Tanya Jenny setengah berbisik pada Amina. "Ini adalah apartemen nona berdua yang baru." Jawab Teddy dengan cepat. "Maksudnya… "Kita akan tinggal disini Jenn, tak mungkin kan kita satu rumah dengan kak Vio. Aku merasa sungkan lagipula sebenarnya kita kan bukan saudara kandung kak Vio jadi aku pikir lebih baik kita tinggal terpisah dengannya, supaya tak mengganggu kak Vio dan kakak ipar." Ucap Amina memotong perkataan Jenny. "Tapi ini terlalu mewah apakah tabungan kita cukup untuk membelinya Jenn.?" Tanya Jenny mulai panik. "Apartemen ini sudah menjadi milik kalian berdua, tuan Fernando membelikan khusus untuk kalian berdua nona." Jawab Teddy sambil tersenyum."Ini untuk kami tapi ini sangat mahal… "Tuan Fernando mengatakan ini adalah hadiah darinya untuk kalian berdua nona." Sahut Teddy dengan cepat menimpali pertama Jenny. Jenny dan Amina pun langsung saling pandang karena merasa bingung, mereka berdua merasa tak pantas menerima pemberian apartemen mahal itu. Akan tetapi mereka tak bisa menolak mengingat Fernando lah yang memberikan apartemen itu untuk mereka. "Ayo masuk nona." Ucap Teddy pelan mengajak Amina dan Jenny masuk kedalam apartemen. "Baik." Sahut Jenny dan Amina bersamaan. Mereka bertiga pun lalu berjalan menuju ke apartemen mewah itu dengan langkah mantap, beberapa orang penjaga nampak langsung memberi salam melihat kedatangan mereka. Tidak sembarang orang bisa masuk ke apartemen itu maka dari itu para penjaga akan langsung memberi hormat pada para pengunjung atau calon pembeli apartemen. Dengan menggunakan lift Teddy dan kedua adik Viona naik ke unit apartemen mereka yang baru yang ada di lantai dua puluh tiga, saat keluar dari lift Amina dan Jenny sudah dibuat takjub dengan interior apartemen yang luar biasa. Kekagetan mereka pun masih berlanjut saat masuk ke dalam unit apartemen, dari kamar mereka terlihat pemandangan indah sejauh mata memandang. "Ini benar untuk kami Teddy.?" Tanya Jenny tak percaya ketika melihat unit apartemennya sudah full dengan furnitur yang terlihat mewah dan mahal. "Kenapa nona? apakah ini tidak sesuai dengan selera kalian berdua.?" Tanya balik Teddy ketakutan pasalnya dia lah yang ditugaskan oleh Fernando untuk mencari apartemen bagi Jenny dan Amina, ia takut Fernando akan marah kepadanya kalau kedua adik Viona tak menyukai apartemen pilihannya. "Bukan Teddy, bukan begitu maksudku . Apartemen ini sangat berlebihan untuk kami berdua dan terlalu mewah padahal kami kan hanya adik angkat kak Vio jadi kami merasa tak pantas menerima ini semua Teddy." Jawab Amina lirih. "Kalau nyonya mendengar ini dari kalian berdua pasti nyonya akan sedih, nyonya Viona sudah menganggap kalian berdua sebagai adik kandungnya. Jadi saya rasa lebih baik kalian menerima apartemen ini, karena saya yakin nyonya pun akan suka ketika melihat kedua adiknya tinggal dengan nyaman di sebuah apartemen yang aman seperti ini." Sahut Teddy sambil tersenyum. Amina dan Jenny pun tak bisa berkata-kata lagi , mereka akhirnya menerima pemberian apartemen mewah itu. Setelah cukup puas melihat-lihat interior apartemen mereka akhirnya kembali pulang ke istana karena tak mau membuat Viona khawatir,  mereka baru akan pindah ke apartemen itu minggu depan sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan oleh Fernando. RUMAH SAKIT GLOBAL BROSS Selama dokter Cecilia cuti menikah semua pekerjaannya diambil alih oleh profesor Frank yang dibantu suster Chloe, profesor Frank sama sekali tidak tampak kesulitan sama sekali karena pada dasarnya ini adalah keahliannya. Professor Frank merasa kesepian sejak dokter Louisa tidak masuk bekerja, info terakhir yang ia dapatkan adalah dokter Louisa cuti kembali ke kampung halamannya karena kedua orang tuanya meninggal saat musibah kebakaran melanda rumah sederhana mereka."Kenapa kau tak menceritakan masalah ini kepadaku Lou." Ucap profesor pelan-pelan sambil melepas sarung tangan karetnya yang ia gunakan untuk memeriksa pasien.Saat sedang memikirkan dokter Louisa tiba-tiba pintu ruangannya terbuka dari luar, tak lama kemudian masuklah dokter Ammy yang berjalan beban centil kearahnya. "Aku punya kejutan untukmu master." Ucap dokter Ammy pelan sambil menutup pintu ruangan profesor Frank dengan perlahan, saat berdua dengan profesor Frank dokter Ammy akan memanggilnya dengan panggilan master. "Cepat katakan waktuku tak banyak, kau tahu kan aku sibuk." Sahut profesor Frank dengan ketus. Dokter Ammy tersenyum lebar mendengar perkataan sang master, ia kemudian terlihat mengeluarkan sebuah benda yang ia keluarkan dari kantung kertas yang ia bawa.  "Ituuu….. "Iya ini adalah sex toys kita yang baru." Ucap dokter Ammy memotong perkataan profesor Frank, di tangannya membawa sebuah cambuk yang terbuat dari ekor kuda asli yang memang dipakai oleh para penggila hardcore sex yang ia beli khusus dari Jepang.Profesor Frank tersenyum tipis melihat cambuk yang dibawa oleh budak sexnya itu, ia kemudian bangun dari kursinya dan berjalan mendekati dokter Ammy dengan cepat ia mendorong budak seksnya itu kedinding sambil mencekik lehernya. "Sudah pintar kau rupanya." Bisik profesor Frank pelan sambil memasukkan jarinya ke dalam mulut dokter Ammy."Malam ini adalah perayaan kita setelah berhasil membuat Cecilia menikah master, aku siap melayanimu master." Sahut dokter Ammy pelan sambil meraba pangkal paha profesor Frank dan meremasnya perlahan. "Akan kubuat kau tak tidur malam ini Ammy….Bersambung

Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.