You Are Mine, Viona : The Revenge

Mencoba sabar



Mencoba sabar

0Fernando berlari dengan kencang ketika mendengar perkataan Bruno , sejuta pertanyaan berkumpul di kepalanya. Ia sudah tidak sabar ingin berbicara langsung dengan sang istri yang saat ini ada dikamar.     
0

"Vio...Viona buka pintunya." Ucap Fernando dengan berteriak sambil menggedor-gedor pintu kamarnya berkali-kali.     

"Viona buka!!" Teriak Fernando kembali, ia benar-benar lupa kalau kamarnya dikunci dengan menggunakan password yang bisa ia buka sendiri.     

Di dalam kamar Viona duduk diatas ranjang dengan menggunakan selimut tebal ketakutan mendengar suara teriakan Fernando yang terdengar sangat marah, wajah Viona yang memucat menunjukkan kalau ia sedang sangat ketakutan. Saat ini ia menyesal kenapa harus berkata sejujur itu pada suaminya tadi.     

"Babe open the door please, aku tak marah padamu aku ingin bertanya hal penting padamu my love." Ucap Fernando dengan suara yag lebih lembut dari sebelumnya sambil mengetuk pintu kamarnya berharap Viona akan membukakan pintu untuknya.     

"Hehhh apa yang kau lakukan disitu?" Tanya dokter yang baru sampai ke lantai dua.     

"Yang kau lihat apa Will?" Tanya  balik Fernando dengan ketus.     

"Ha ha ha i know, maksudku kenapa kau mengetuk pintu kamarmu seperti itu bukankah kamarmu menggunakan password untuk masuk lalu kenapa kau harus mengetuk pintu seperti itu." Jawab dokter William bingung.     

"Shit...kenapa kau baru mengatakannya Will." Sengit Fernando ketus sambil mengacak rambutnya karena kesal dan bergeser menuju ke samping pintu untuk memasukkan kombinasi angka untuk membuka pintu.     

Dokter William hanya bisa diam ketika disalahkan oleh Fernando, dia yang tak tahu apa-apa justru kena semprot padahal niatnya baik.     

"Dasar ceroboh...sejak dulu tak pernah berubah." Ucap dokter William dalam hati.     

Fernando langsung masuk ke dalam kamar ketika pintu sudah berhasil ia buka setelah gagal memasukkan passwor sebanyak tiga kali. Melihat Fernando masuk ke dalam kamar dokter William pun masuk karena tak mau melihat Fernando lepas kendali, ia takut kala Fernando marah pada Viona karena jika hal itu terjadi ia takut akan berpengaruh pada bayi yang sedang dikandung Viona dan pada akhirnya ia sendiri juga yang akan repot. Oleh karena itu ia memilih mencegah hal buruk itu terjadi.     

"Viona...Vio..     

Fernando tak dapat menyelesaikan perkataannya ketika melihat Viona sudah tertidur pulas diatas ranjang dengan selimut tebal menggulung tubuhnya.     

Rasa gundah dan amarah di hatinya ketika melihat Viona tidur dalam posisi seperti itu, ia lalu berjalan pelan menuju ranjang dan dengan perlahan membuka gulungan selimut yang membungkus tubuh Viona. Dokter William yang berdiri didepan pintu tersenyum melihat apa yang dilakukan oleh Fernando, dugaannya ternyata salah. Ia kini semakin yakin kalau Fernando sudah benar-benar jatuh cinta pada Viona.     

"Kau sudah semakin siap bro." Ucap dokter William pelan sambil menepuk pundak Fernando ketika ia sudah selesai membuka selimut Viona dan membuatnya rapi kembali supaya Viona nyaman.     

"Siap apa?" Tanya Fernando bingung.     

"Kau sudah siap menjadi seorang ayah yang baik untuk anak kalian." Jawab dokter William sambil tersenyum.     

"Sejak awal aku berhasil menaklukkannya aku sudah tak sabar untuk menghamilinya Will, kau tentu tahu itu bukan." Sahut  Fernando berkelakar.     

Bug     

"Awwww...Will kau..     

"Rasakan." Ucap dokter William cepat memotong perkataan Fernando yang sedang memegangi lengannya yang tadi ia pukul.     

"Kau ini kenapa ?" Tanya Fernando kesal mencoba mencari tahu alasan dokter William memukulnya.     

Alih-alih menjawab pertanyaan Fernando dokter William justru berjalan ke arah sofa yang ada dikamar Fernando dan duduk dengan santai tanpa rasa bersalah, Fernando pun menghela nafas panjang ketika melihat tingkah sahabatnya. Dengan cepat ia pun menyusul dokter William dan duduk disebelahnya.     

"Kau tak marah pada istrimu?" Tanya dokter William pelan membuka percakapan.     

"Sebenarnya tadi aku sudah hampir meledak saat berdiri didepan pintu akan tetapi ketika sudah masuk dan melihatnya tidur seperti tadi semua amaraku langsung pergi begitu saja." Jawab Fernando pelan sambil membuka kedua matanya perlahan.     

"Baguslah kau harus pintar menatur emosimu, walau bagaimanapun ini tak sepenuhnya salah istrimu. Aku yakin ia sampai berbuat senekat itu karena ia sudah sangat jenuh ada di dalam sangkar emasnya Fernando, kau jangan lupa istrimu adalah seorang wanita karir jadi kalau keu terus mengekangnya seperti ini terus maka kau tak usah heran kalau suatu saat kau melihatnya kabur kembali dari rumah seperti hari ini." Ucap dokter William pelan.     

"Apakah yang aku lakukan salah Will ? aku hanya ingin menjaganya supaya tak terjadi hal-hal yang buruk pada kandungannya,di perutnya ada anakku Will anak Fernando Grey Willan yang sudah aku idam-idamkan bertahun-tahun lamanya." Sahut Fernando mencoba membela diri.     

"Aku tahu niatmu  baik akan tetapi coba kau pikirkan lagi baik-baik, baik menurutmu belum tentu baik untuk orang lain apalagi untuk Viona yang punya background seorang pekerja keras. Ia sangat berbeda dengan wanita-wanitamu yang lain yang akan sangat senang sekali kalau kau perlakukan seperti ini Fernando." Ucap dokter William kembali.     

Mendengar perkataan sang dokter pribadi sekaligus sahabat baiknya membuat Fernando terdiam, ia sebenarnya tahu kalau Viona tak menyukai perlakuan yang ia berikan akan tetapi ia tetap melakukannya karena Viona tak protes kepadanya selama ini. Akan tetepi kejadian hari ini benar-benar mengacaukan hatinya, ia tak pernah menyangka Viona akan pergi keluar rumah dengan cara berbahaya seperti itu.     

"Beri ia kepercayaan, istrimu adalah orang pintar ia pasti akan bisa menjaga dengan baik kandungannya Fernando." Bisik dokter William pelan.     

"Tapi aku akut kalau...     

"Kau bisa meminta bodyguard untuk menjaganya kalau ia sedang ada diluar Fernando." Ucap dokter Wiliiam dengan suara meninggi memotong perkataan Fernando.     

"Aku tak percaya pada siapapun untuk menjaganya, aku takut Franklin masih mengganggunya lagi Will." Sahut Fernando singkat.     

"Kalau kau tak percaya pada siapapun untuk menjaga istrimu setidaknya kau harus percaya pada Viona, aku yakin dia bisa menjaga dirinya dengan baik. Satu hal yang harus kau tahu Fernando, seorang ibu akan melakukan apapun demi anaknya jadi kau tenang saja. Viona cukup pintar untuk menjaga dirinya sendiri buktinya ia bisa menjaga kesuciannya untukmu bukan?" Tanya dokter William mencoba mengingatkan Fernando apa yang sudah Viona lakukan selama ini.     

"Kalau kau terus memperlakukannya seperti ini maka kau harus siap jika suatu saat kau akan melihatnya kabur keluar lagi tanpa sepengetahuanmu Fernando." Imbuh dokter William menambahkan perkataannya yang sebelumnya.     

Fernando langsung terdiam tanpa suara, otaknya sedang mencerna semua perkataan dokter William. Hati kecilnya mulai terbuka sedikit demi sedikit akan tetapi rasa ketakutannya yang besar masih membuatnya ragu, ia takut kalau seandainya ia membiarkan Viona pergi keluar bersama bodyguard tanpa dirinya akan terjadi hal-hal buruk padanya. Apalagi Frank masih bisa sewaktu-waktu menganggu Viona, memikirkan itu saja sudah membuatnya takut.     

"Berikan Viona sedikit kebebasan Fernando." Ucap dokter William kembali.     

"Tapi...     

"Ingat Viona sudah banyak mengalah untukmu, ia juga sudah menuriti perintahmu untuk berhenti bekerja dirumah sakit jangan lupakan itu Fernando. Bagi seorang dokter berhenti bekerja merupakan keputusan yang sangat berat apalagi untuk Viona yang merupakan dokter bedah terbaik, aku harap kau mengerti maksudku." Ucap dokter William kembali memotong perkataan Fernando.     

"Terima kasih atas masukkanmu Will, aku akan mencoba berdamai dengan diriku untuk tak terlalu mengekangnya seperti ini lagi." Jawab Fernando lirih.     

"Aku tahu kau bisa..tunjukkan cinta yang sesungguhnya padanya. Viona pasti tahu batasannya sendiri Fernando, kau harus yakin itu. Istrimu wanita cerdas bukan seperti wanita-wanita lain." Sahut dokter William pelan sambil menepuk pundak Fernando.     

Fernando hanya mengagukkan kepalanya perlahan tanpa berbicara apapun mendengar perkataan dokter Wiliiam. Ia lalu bangun dari sofa dan berjalan menuju pintu sehingga membuat dokter william bingung.     

"Apa yang akan kau lakukan?" Tanya dokter William penasaran.     

"Keluar dan mengambil minuman memangnya mau apa, lagipula istriku sedang tidur. Seharusnya aku yang betanya padamu mau sampai kapan kau ada dikamarku will?" Tanya Fernando dengan nada meninggi.     

Deg     

Dokter william langsung terdiam , ia lupa kalau sedang ada dikamar sahabatnya karena terlalu banyak bicara.     

"Tunggu aku.....     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.