You Are Mine, Viona : The Revenge

Marah besar



Marah besar

00  Setelah hampir tiga puluh menit melayani permintaan para penggemarnya untuk berfoto bersama , Fernando akhirnya bisa terbebas dari kerumunan wanita-wanita yang mengepungnya . Ia kemudian menoleh ke arah Bruno dan Adam yang sedang berdiri di depan pintu masuk mall , mata Fernando memicing ketika tak menemukan Viona di antara Bruno dan Adam.  "Kenapa kalian di sini , di mana istriku.?" Tanya Fernando dengan nada meninggi ketika sudah sampai di tempat Bruno dan Adam . "Tadi nyonya pergi ke toilet uang dan belum kembali ." Jawab Adam tanpa rasa bersalah.  "Sudah berapa lama dia pergi.?" Tanya Fernando kembali sambil memegang pundak Adam . "Sudah dua puluh menit tuan."Jawab Bruno dengan tergagap . Mendengar jawaban Bruno membuat Fernando langsung berlari menuju ke toilet wanita di mana Viona pergi atas petunjuk dari Bruno sebelumnya , saat Fernando akan masuk tiba-tiba langkahnya ditahan oleh Bruno dan Adam yang sudah berhasil mengejarnya .  "Biarkan kami yang mencari nyonya ke dalam tuan , anda tunggu disini saja ." Ucap Bruno merasa bersalah.  "Cepat masuk ." Jawab Fernando dengan suara meninggi . Tanpa diperintah dua kali Bruno dan Adam langsung masuk ke dalam toilet wanita tersebut z tak begitu lama terdengar teriakan beberapa wanita dari dalam toilet ketika Bruno dan Adam masuk . Fernando hanya bisa menunggu di depan toilet dengan rasa cemas , ia lalu mengeluarkan ponselnya dan mencoba menghubungi Viona akan tetapi panggilannya tidak terjawab . "Bagaimana apakah kalian berdua menemukan istriku .?" Tanya Fernando dengan cepat ketika melihat Bruno dan Adam keluar dari dalam toilet . "Maaf tuan kami tak dapat menemukan nyonya di dalam ."Jawab Bruno dan Adam bersamaan dengan tergagap . "Apa kalian tidak melihat kemana istriku pergi. !!!" Tanya Fernando dengan nada meninggi penuh kemarahan.  "Tadi nyonya mengatakan ingin pergi ke toilet sendiri dan melarang kami untuk mengantarnya tuan , oleh karena itu kami tetap berjaga di depan ." Jawab Bruno sambil menunduk . "Tapi kenapa kalian percaya begitu saja , bukankah tugas kalian untuk menjaganya . Kalau sudah begini bagaimana kalian akan bertanggung jawab ."Ucap Fernando dengan mata berapi api . Bruno dan Adam hanya terdiam tak bisa menjawab pertanyaan sang tuan , mereka berdua merasa bersalah karena telah melalaikan tugas utamanya untuk menjaga Viona . Melihat Fernando marah membuat Justin dan Harry berinisiatif langsung mencari tahu posisi Viona melalui alat yang mereka pasang di ponsel sang nyonya , akan tetapi mereka lagi-lagi harus menahan kecewa karena rupanya Viona sudah menonaktifkan ponselnya sehingga keberadaannya tak bisa dilacak oleh Justin dan Harry . "Apa kalian berhasil menemukannya.?"  Tanya Fernando dengan dingin kepada Harry dan Justin yang sedang melacak keberadaan Viona melalui ponsel mereka . "Maaf tuan kami tak berhasil menemukan keberadaan nyonya , karena nyonya sudah menonaktifkan ponselnya ." Jawab Justin dengan cepat . "Lalu sekarang bagaimana caranya kita bisa menemukan istriku , kalian tahu bukan kali dia sedang hamil saat ini ."Ucap Fernando dengan menahan kesal.  "Kami akan mencari jejak nyonya melalui CCTV yang terpasang di mall ini tuan ." Sahut Bruno dan Adam dengan cepat . "Cepat lakukan!!" Titah Fernando dingin . Bruno dan Adam yang merasa bersalah karena tak dapat menjaga Viona dengan baik langsung berlari menuju ke pusat kontrol CCTV yang ada di mall , mereka berharap bisa menemukan keberadaan Viona melalui layar CCTV yang terpasang di hampir setiap sudut mall . Setelah Bruno dan Adam pergi Justin mengajak Fernando untuk duduk di sebuah restoran menunggu laporan dari Bruno dan Adam , sambil terus memantau layar ponselnya berharap Viona akan mengaktifkan ponselnya . Fernando duduk di dalam restoran dengan perasaan tak menentu karena belum mengetahui keberadaan Viona , ia tak mengerti kenapa Viona tiba-tiba menghilang padahal sebelumnya mereka tak ada masalah apapun . "Apa tadi aku salah bicara ." Gumam Fernando lirih sambil mengingat-ingat apa yang ia katakan bicarakan dengan Viona di restoran sebelumnya . Justin dan Harry hanya bisa diam melihat Fernando panik , mereka berdua tahu kalau sang tuan sangat khawatir dengan anak dan istrinya saat ini . Mereka berdua pun terus berusaha mencari keberadaan Viona melalui layar ponselnya dan menghubungi beberapa orang Bodyguard Fernando untuk ikut mencari keberadaan Viona . Tak begitu lama kemudian Bruno dan Adam terlihat berlari-lari dari arah luar masuk ke dalam restoran dengan wajah berseri-seri . "Tu--tuan kami berhasil menemukan nyonya." Ucap Adam dan Bruno secara bersamaan dengan nafas tersenggal-senggal.  "Bicara satu persatu dengan perlahan.!!" Hardik Fernando dengan kesal.  "Rupanya tadi nyonya tidak benar-benar pergi ke toilet , nyonya justru pergi keluar melalui pintu sebelah utara dan pergi menggunakan taksi ke rumah tuan ."Jawab Bruno sambil menunjukkan ponselnya yang berisi plat nomor taksi yang tadi di stop oleh Viona.  "Apa maksudmu Bruno.?" Tanya Justin bingung sambil mengangkat satu alisnya ke atas.  Adam kemudian menjelaskan dengan detail berdasarkan rekaman CCTV yang ia lihat di ruang kontrol , rekaman CCTV itu menangkap dengan jelas Viona hanya berdiri di depan toilet sambil menatap ke arah luar . Ia lalu berbalik arah dan berjalan menuju pintu sebelah utara dan berdiri  di depan mall dan memberhentikan sebuah mobil taksi yang nomornya sudah tertangkap kamera CCTV , saat mereka menelpon perusahaan taksi tersebut dan untuk mencari tahu keberadaan taksi yang membawa Viona mereka mendapatkan info kalau taksi tersebut rupanya pergi ke arah istana Fernando . "Jadi istriku pulang menggunakan taksi.!!"  Ucap Fernando dengan nada meninggi mengulangi cerita Adam . "Iya tuan ." Jawab Adam dengan penuh keyakinan . "Baiklah kalau begitu kita segera pulang ke rumah ." Sahut Fernando sambil berdiri dan berjalan menuju ke pintu keluar .  Semua anak buah Fernando pun langsung mengikuti langkah Fernando , setelah mereka berada di dalam mobil Lukas segera menginjak gasnya dan memacu mobilnya menuju ke istana Fernando. Di dalam mobil Fernando terlihat menghubungi Teddy untuk memastikan keberadaan Viona , raut wajah Fernando yang tadi terlihat penuh kepanikan berangsur berubah ketika mendengar penjelasan dari Teddy yang mengatakan kalau Viona baru saja sampai ke rumah dan sudah naik ke kamar yang ada di lantai dua.  Dengan menempuh perjalanan selama hampir tiga puluh menit Fernando akhirnya sampai di rumah , ia keluar dari mobilnya dengan cepat begitu pintu mobil dibuka dari luar . Fernando  langsung berjalan dengan cepat menuju ke kamarnya yang ada di lantai dua meninggalkan semua anak buahnya yang masih ada di dalam mobil.  Setelah memasukkan password Fernando akhirnya bisa masuk ke dalam kamarnya dan langsung melihat Viona sedang duduk di sofa sambil menatap ke arah luar jendela . "Kenapa kau pulang tak bilang padaku terlebih dahulu honey ." Ucap Fernando sambil berjalan pelan menuju ke arah Viona dengan menahan emosinya yang sudah memuncak di dada . "Sebenarnya kau anggap aku apa Fernando.?" Tanya Viona lirih tanpa menoleh ke arah Fernando yang sedang berjalan mendekatinya . "Memangnya apa yang kau pikirkan tentu saja kau istriku Vio." Jawab Fernando dengan nada meninggi karena tak suka mendengar perkataan Viona . "Lalu kenapa kau tak memberi tahu kan aku tentang apa yang sedang kau lakukan ."Tanya Viona dengan tatapan tajam kearah Fernando yang sudah duduk di sampingnya . "Aku tak mengerti dengan arah pembicaraanmu , coba bicara dengan jelas supaya aku bisa menjawabnya dengan baik ." Jawab Fernando dengan cepat . Alih-alih menjawab pertanyaan sang suami Viona justru menangis , ia juga tidak mengerti kenapa bisa bersikap seperti itu . Padahal tadi di jalan arah pulang ke rumah Viona sudah menyiapkan beberapa pertanyaan yang banyak di dalam otaknya untuk ia utarakan kepada Fernando , tetapi saat ada Fernando dihadapannya Viona justru tak dapat berbicara . "Jangan menangis honey , kalau ada masalah bicara supaya aku bisa mengerti dimana letak kesalahanku . Kalau kau menangis seperti ini bagaimana aku bisa mengerti ." Ucap Fernando pelan mencoba menahan emosinya .  "Apa uangmu masih kurang banyak Fernando .?" Tanya Viona dengan lirih. "Apa maksudmu berbicara seperti itu ."Tanya balik Fernando dengan nada meninggi . "Kalau memang uangmu masih banyak lalu kenapa kau harus maju dalam pemilu di periode yang akan datang ." Ucap Viona dengan lantang.  "Jaga ucapanmu Vio!! uang bukanlah tujuan utamaku untuk menjadi anggota parlemen , seperti yang kau tahu uangku cukup banyak untuk dihabiskan oleh tujuh keturunanku nanti ." Sahut Fernando penuh emosi karena tersinggung dengan perkataan Viona . "Lalu apa tujuanmu untuk masuk ke dalam dunia politik , apakah semua yang kau dapatkan ini masih kurang . Apakah kau butuh kekuasaan yang lebih lagi supaya kau bisa dengan mudah mengontrol seluruh kota , sehingga dengan mudah kau bisa memilih wanita manapun yang kau mau …. PlakViona tak dapat menyelesaikan perkataannya karena sebuah tamparan panas mendarat di pipi kirinya ."Jaga ucapanmu Vio , aku sudah terlalu sabar menghadapimu selama ini .!!!" Teriak Fernando dengan suara meninggi . "Jangan pernah uji kesabaran ku lagi , kau hanya cukup diam dan melihat apa yang aku lakukan tanpa perlu berkomentar karena aku tidak membutuhkan saranmu.  Apa yang menjadi keinginan ku harus aku dapatkan ." Imbuh Fernando sambil melempar vas bunga yang ada di samping Viona dengan kasar ke lantai.  Fernando kemudian keluar dari kamar dengan penuh emosi meninggalkan Viona yang masih tertunduk sambil memegangi pipi kirinya yang sudah memerah dan membekas telapak tangan Fernando ."Aku tak mau kau masuk ke dunia itu hiks …apa aku salah Fernando hiks hiks...aku hanya ingin hidup tenang tanpa harus hidup di bawah tekanan . Aku tak mau menjalani kehidupan seperti itu ...akhhhhh ….. Viona tak dapat menyelesaikan perkataannya karena perutnya tiba-tiba berkontraksi .Bersambung

Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.