You Are Mine, Viona : The Revenge

big plans for love



big plans for love

0Setelah berbicara cukup lama dengan Viona wajah sendu dokter Louisa terlihat perlahan menghilang berganti dengan sebuah senyuman hangat dengan ditandai memerahnya kedua pipinya, dokter Louisa  merasa lega dan tenang bisa berbicara banyak pada Viona. Berbagi beban yang dibawa selama beberapa bulan terakhir ini dengan seseorang membuatnya tenang dan nyaman.     
0

"Kau setuju dengan rencanaku dok?" Tanya Viona pelan pada dokter Louisa.     

"Tapi anda yakin dia tak akan marah padaku?" Tanya balik dokter Louisa pada Viona.     

"Sekeras-kerasnya batu jika terus terkena air akan hancur juga dok." Jawab Viona sambil tersenyum, ia yakin rencana yang akan ia buat bisa membuat dokter Louisa dan Profesor Frank bersatu.     

Dokter Louisa memeluk Viona dengan erat sambil mengucapkan terima kasih berkali-kali, ia sangat senang bisa mengenal Viona. Kini ia tahu kenapa Fernando memilih Viona diantara jutaan wanita yang mendekatinya. Setelah berbincang cukup lama Viona akhirnya mengajak dokter Louisa masuk ke dalam rumah sakit, pasalnya Fernando juga sudah menelfonnya berkali-kali.     

"Tunggu aku disini." Ucap Viona pelan pada dokter Louisa ketika sudah sampai di depan ruangan dokter William.     

"Baik dok, tapi jangan lama-lama aku tak enak menunggu disini." Jawab dokter Louisa pelan.     

"Iya dok, lagipula suamiku juga ada didalam. Aku cuma sebentar." Sahut Viona singkat sambil tersenyum cantik.     

Dokter Louisa menganggukan kepalanya pelan merespon perkataan Viona, ia lalu duduk di kursi yang ada di depan ruangan dokter William sementara itu Viona masuk ke dalam ruangan dokter William dimana suaminya sudah resah menunggunya sejak tadi.     

"Babe kenapa lama sekali." Ucap Fernando cepat dengan nada meninggi sambil berlari ke arah Viona yang baru masuk ke dalam ruangan.     

"Aku terlalu asik bicara dengan dokter Louisa sampai lupa waktu." Jawab Viona singkat sambil tersenyum.     

"Serindu itukah kau pada temanmu sampai ngobrol lama sekali." Sahut Fernando pelan dengan rasa bersalah.     

"Biasa wanita kan memang begitu, kalau ada bahan gosip jadi lupa waktu he he he." Jawab Viona asal bicara.     

"Dasar wanita, aku rindu padamu rindu pada kalian berdua." Bisik Fernando cepat sambil meraba perut Viona perlahan.     

Viona hanya tersenyum mendengar pertanyaan Fernando, ia lalu mengajak Fernando duduk di sofa yang ada di depan dokter William yang sejak tadi memandang mereka berdua tanpa bicara.      

"Bagaimana kabar Profesor Franklin dok?" Tanya Viona kepada dokter William.     

"Menurut suster yang mengawasinya kondisinya sudah jauh lebih baik, tensi darahnya pun sudah mulai normal kalau tak ada masalah siang ini dia sudah boleh pulang untuk istirahat di rumah." Jawab dokter William.      

"Kalau begitu biarkan dokter Louisa saja yang merawat Profesor Franklin." Sahut Viona dengan cepat.      

"Dokter Louisa…     

"Iya babe biarkan dokter Louisa saya merawat Profesor Franklin untuk beberapa hari ini." Ucap Viona dengan cepat memotong perkataan sang suami.      

Fernando dan dokter William nampak saling pandang karena masih terkejut dengan ucapan Viona, terutama dokter William yang tidak mengetahui tentang hubungan antara Profesor Frank dan dokter Louisa. Karena gemas dengan ekspresi Fernando yang nampaknya tak mengerti dengan arah pembicaraannya Viona akhirnya menjelaskan dengan detail apa yang sebenarnya ia rencanakan.     

"J--jadi mereka…     

"Sssttt...jangan keras-keras dokter, dokter Louisa sedang duduk didepan." Ucap Viona memotong perkataan dokter William.     

Dokter William yang masih tak percaya dengan perkataan Viona nampak menatap Fernando dengan tatapan tajam, seperti sedang meminta penjelasan lebih dari sahabat baiknya itu mengenai perkataan Viona yang sebelumnya.      

"Apa yang dikatakan istriku benar Will, mereka sebenarnya sudah menjalin hubungan sejak lama." Ucap Fernando singkat.     

"Kalau mereka sudah punya hubungan lalu kenapa Franklin…     

"Masih mengejarku begitu maksud anda dok." Ucap Viona memotong perkataan dokter William.      

"Uhukkkk….uhukkk"      

Fernando yang sedang meminum air dari gelas langsung tersedak ketika mendengar perkataan sang istri.     

"Cuma minum kenapa sampai begini!!!" Sengit Viona jengkel sambil menepuk-nepuk punggung Fernando.     

Tak lama kemudian Fernando sudah berhasil menguasai dirinya kembali setelah dibantu oleh Viona, ia kemudian mengucapkan terima kasih kepada Viona.     

"Aku terkejut mendengar perkataan mu tadi babe." Ucap Fernando dengan serius.      

"Perkataan yang mana?" Tanya Viona bingung, pasalnya sejak tadi ia sudah banyak bicara.     

"Mengenai Franklin yang menyukaimu." Jawab dokter William mendahului Fernando.     

"Mungkin ini salahku karena aku tak terlalu peka jadi wanita, seharusnya jika aku tahu dari dulu kalau Profesor Frank suka padaku aku bisa menjaga jarak dengannya apalagi sewaktu pertama aku datang ke Canada dimana waktu itu kau sangat menyebalkan sehingga membuatku takut padamu." Ucap Viona dingin sambil menatap tajam ke arah Fernando.     

"Maksudmu?" Tanya Fernando bingung.     

"Setelah kau berhasil menemukan apartemen yang diberikan rumah sakit padaku sebagai rumah dinas aku pergi mencari Profesor Frank untuk meminta perlindungan, karena dialah orang yang aku kenal disini pertama kali." Jawab Viona pelan sambil menatap dalam ke arah Fernando.     

Fernando yang masih belum mengerti dengan arah perkataan Viona nampak memiringkan kepalanya seperti sedang berfikir keras, tak lama kemudian kedua matanya membelalak lebar ketika berhasil menemukan benang merah perkataan Viona.     

"Jadi kau…     

"Iya setelah apa yang kau lakukan waktu itu aku datang ke Profesor Frank, ia lalu mengajakku datang kerumahnya untuk bersembunyi darimu." Ucap Viona ketus memotong perkataan Fernando.     

Fernando langsung memeluk Viona dengan erat ketika mendengar perkataan terakhirnya, iya benar-benar tak tahu kalau waktu itu Viona sangat ketakutan padanya atas apa yang ia lakukan.      

"Untung waktu itu Franklin tidak mengambil kesempatan darimu." Bisik Fernando penuh syukur.      

"Aku bisa menjaga diriku bukankah kau tahu itu." Jawab Viona pelan.     

"Iya aku tahu istriku memang hebat." Sahut Fernando dengan cepat, sebenarnya orang yang berusaha meniduri Viona sejak tadi adalah dirinya namun Viona selalu berhasil melepaskan diri darinya dengan berbagai cara.     

Fernando mengeratkan pelukannya pada Viona, ia ikut merasa bersalah pada Viona saat ini. Seandainya waktu itu ia tak terlalu agresif untuk mendapatkan Viona mungkin Viona tak akan mendekati adiknya untuk meminta perlindungan.      

"Aku minta maaf untuk apa yang sudah aku lakukan padamu dulu." Bisik Fernando pelan pada Viona, ia mengingat kejadian saat ia datang ke apartemen Viona yang diberikan rumah sakit dimana saat itu ia meminta Viona untuk menikah kontrak dengannya dan bahkan membuat Viona terluka karena perbuatannya saya melindungi diri darinya.     

"Tak usah minta maaf aku sudah memaafkanmu, tapi sekarang kau sudah sadar kak kalau dari dulu kau memang jahat padaku. Selalu melukaiku." Sahut Viona dengan cepat menyindir Fernando.      

Mendengar perkataan Viona membuat Fernando membatu, ia lalu melepaskan pelukannya dari Viona dan mendorong Viona menjauh dari tubuhnya. Dengan tatapan penuh sesal ia menatap intens kedua mata bulat Viona.      

"Maafkan aku, aku terlalu gila padamu. Sampai tak memakai akal warasku sewaktu aku mengejarmu dulu." Ucap Fernando lirih.     

"Dasar om om menyebalkan." Jawab Viona dengan cepat.     

"Ha ha ha ha ….om om, kau memang lebih pantas menjadi om dari dokter Viona daripada jadi suaminya Fernando." Sahut dokter William sambil tertawa lebar mendengar perkataan Viona.     

Fernando langsung menoleh ke arah dokter William yang duduk di depannya ia nampak kesal karena ditertawakan seperti itu oleh sahabatnya.     

"Kau benar-benar kurang ajar Will, kalau kau bukan sahabatku entah apa yang sudah aku lakukan kepadamu." Ucap Fernando dengan ketus, ia sangat kesal melihat dokter William tertawa seperti itu. Walau sebenarnya ia sadar kalau perbedaan usianya dengan Viona memang jauh, akan tetapi karena pola hidup dan penampilan Fernando yang selalu rapi tak banyak orang yang menduga kalau Fernando hampir berkepala empat.     

Alih-alih berhenti tertawa dokter William justru tertawa makin keras begitu mengetahui kalau Fernando marah, sementara itu Viona hanya tersenyum tipis melihat sang suami kebakaran jenggot.     

"Ya sudah sekarang kalian membantuku saja untuk menyatukan Profesor Frank dengan dokter Louisa." Ucap Viona pelan ketika dokter William berhenti tertawa.     

"Apa kalau kita membantunya dia tak akan tahu, Frank adalah seorang pria yang pintar." Sahut dokter William dengan cepat.     

"Iya aku tahu itu, oleh karena itu aku minta bantuan kalian. Biarkan dokter Louisa yang merawat Profesor Frank selama ia sakit, aku yakin jika mereka bersama perasaan cinta diantara keduanya pasti akan tumbuh." Ucap Viona penuh keyakinan.     

"Tapi Profesor Frank itu tidak sakit, dia bahkan sudah boleh pulang hari ini." Jawab dokter William dengan cepat.     

Viona tertawa mendengar perkataan dokter William, sebenarnya kata-kata inilah yang sejak tadi ia ingin dengar.     

"Kita buat dia sakit dan menerima perawatan." Ucap Viona singkat dengan mata berbinar-binar.     

"Membuatnya sakit.!!" Pekik Fernando dan dokter William bersamaan.     

"Yes, kita buat dia sakit dan biarkan dokter Louisa yang mengurusnya. Dan selama dokter Louisa mengurus Profesor Frank minta dokter lain untuk menggantikan pekerjaan dokter Louisa supaya tak ada masalah di rumah sakit ini." Sahut Viona menceritakan rencananya yang sudah ia bahas dengan dokter Louisa sebelumnya.     

"Bagaimana cara membuatnya sakit?" Tanya Fernando bingung.     

"Dengan ini." Jawab Viona cepat sambil menunjukkan ponselnya ke arah Fernando dan dokter William, dimana ponselnya sedang menampilkan gambar obat pencahar perut.     

"Aku setuju denganmu dokter, obat ini akan membuatnya tak berdaya namun tak terlalu membahayakannya juga." Sahut dokter William singkat.     

"Anda setuju dok?" Tanya Viona dengan suara meninggi.     

"Yes, dengan obat ini ia tak akan sadar. Yang pasti kita tak akan terlalu khawatir juga karena ada dokter Louisa yang berjaga, jadi kota bisa mengira-ngira berapa banyak dosis yang kita pakai untuknya." Jawab dokter William sambil tersenyum.     

"Baiklah kalau begitu, aku akan meminta seorang suster memberikan obat itu pada Profesor Frank nanti kalau ia sudah sadar." Ucap Viona penuh semangat.     

"Will … obat itu tak bahaya kan untuk Frank?" Tanya Fernando cemas, ia khawatir dengan kondisi adiknya yang baru saja pingsan.     

"Sure...obat ini aman, kau tenang saja Fernando. Lagipula nanti akan ada dokter Louisa yang menjaganya juga jadi kau tak perlu khawatir." Jawab dokter William mencoba menyakinkan Fernando.     

Viona tersenyum tipis melihat suaminya khawatir pada Profesor Frank.     

"Kami dokter, percayalah pada kami. Kami tak akan membahayakan nyawa pasien babe." Ucap Viona pelan sambil memeluk Fernando dengan erat.     

"Yes, I believe in you my love." Sahut Fernando dengan cepat sambil membalas perlukan Viona.     

"Semoga dengan ini kau akan melihat cinta sejatimu sesungguhnya Frank, aku harap dokter Louisa dapat memperoleh cintamu. Sudah saatnya kau merasakan kebahagiaan seperti aku adikku." Ucap Fernando dalam hati.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.