You Are Mine, Viona : The Revenge

Fernando Grey Willan



Fernando Grey Willan

0Fernando langsung memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi ketika mendengar perkataan Frank yang mengatakan bahwa Viona akan pergi ke pesta resepsi dengan dokter Cecilia, pasalnya ia belum mengijinkan Viona untuk pergi. Viona memang sudah meminta izin kepadanya sewaktu mereka akan tidur kemarin malam, akan tetapi ia masih memikirkan apakah ia akan memberikan izin pada Viona atau tidak.      
0

Frank dan Lukas sang supir pribadi Fernando yang duduk di kursi belakang hanya bisa diam sambil berpegangan pada seat belt yang terpasang di tubuh mereka pasalnya Fernando terlihat sangat serius dan emosi saat ini. Perjalanan yang biasanya ditempuh dalam waktu 1 jam 45 menit lewat jalan tol kali ini berhasil Fernando tempuh hanya dalam waktu satu jam saja, di belakang mobil Fernando terlihat ada dua mobil polisi yang mengikuti karena Fernando dianggap melewati ambang batas kecepatan rata-rata di jalan tol.     

Berkali-kali kedua mobil polisi itu bergantian menyuarakan perintah untuk menepi pada Fernando, akan tetapi Fernando tak mengindahkan perkataan para polisi itu ia justru semakin mempercepat laju mobilnya. Para polisi itu tidak tahu bahwa mobil yang mereka sedang kejar adalah mobil milik pria nomor satu di kota Fernando Grey Willan, sehingga mereka berkoordinasi dengan polisi yang berjaga di depan pintu keluar tol. Alhasil saat ini sudah ada empat mobil polisi yang menunggu kedatangan Fernando di pintu keluar tanpa Fernando ketahui.      

"Tuan tolong pelankan laju mobil anda, lihatlah di depan sudah banyak polisi yang meminta kita untuk berhenti," ucap Lukas pelan dengan panik.     

"Fernando apa kau tuli hah!!!kau mau membunuh kita semua memangnya, kalau kita mati kau bisa melakukan apa selanjutnya!!" teriak Profesor Frank dengan keras.     

Cckiiittttttttt…..     

Fernando menginjak rem dengan keras sehingga membuat suara ban terdengar sangat memekakkan telinga ketika berhenti secara mendadak dan mengeluarkan asap dari ban yang beradu dengan aspal.      

"Fernando bajingan!!!!!" teriak Profesor Frank dengan keras.     

"Tuaaannn saya belum menikahhhh….." pekik Lukas tak kalah keras dari teriakan Profesor Frank.     

Untung saja Profesor Frank dan Lukas sudah menggunakan seat belt alhasil mereka tetap ada pada posisinya di bangku, tidak terjatuh ke depan membentur kursi yang ada di depannya. Hanya Fernando yang terlihat santai seperti tidak terjadi apa-apa padahal dia baru saja melakukan drift dengan memutar mobil 360° dengan sempurna, ia lalu melepas sabuk pengamannya dan menoleh ke arah belakang dimana ada sang adik dan supir pribadinya yang masih memegangi seat belt dengan keras.     

"Pengecut kalian berdua.!!" ucap Fernando dingin sambil menoleh ke arah belakang dimana dua orang yang ada di belakangnya masih terlihat shock.     

"Kau benar-benar cari masalah denganku bajingan.!!" jerit Profesor Frank dengan kesal, ia merasa jengkel karena dipermalukan seperti ini oleh Fernando.     

"Lalu ingin melakukan drift seperti itu beri aba-aba padaku jangan seperti tadi brengsek!!" imbuh Profesor Frank kesal menambahkan perkataannya yang sebelumnya.     

"Ha ha ha kalau aku bilang itu namanya bukan surprise." jawab Fernando datar tanpa rasa bersalah.     

"Fuck you!!" sahut Profesor Frank dengan cepat.     

Fernando tersenyum tipis melihat adiknya sangat marah, ia lalu keluar dari mobilnya ketika mendengar suara teriakan para polisi yang memintanya keluar dengan menggunakan alat pengeras suara.     

"Polisi polisi itu tak punya tata krama sama sekali rupanya." gumam Fernando lirih.     

Ia kemudian keluar dari mobilnya dengan cepat ketika kembali mendengar ancaman para polisi yang ingin menembak ban mobilnya jika ia tak kunjung keluar dari mobil, ketika Fernando keluar dari mobil sambil mengangkat kedua tangannya ke udara para polisi yang berhasil mengenali sosok Fernando langsung membatu. Si pemegang alat pengeras bahkan sampai menjatuhkan alatnya ke aspal tanpa sadar, wajah para polisi itu langsung berubah dengan cepat ketika melihat siapa pengemudi mobil yang sejak tadi mereka maki-maki dan ancam.     

"Tuan Willan…."     

"Tuan Fernando Willan."      

Bruk      

Bruk      

Beberapa tameng yang dipegang oleh tiga orang polisi yang baru keluar dari mobil pun langsung terjatuh ketika melihat Fernando sedang mengangkat kedua tangannya ke udara.     

Melihat apa yang terjadi pada para polisi itu membuat Fernando tersenyum tipis, sebuah ide jahil kemudian terlintas di pikirannya. Ia berniat ingin sedikit memberikan pelajaran kepada para posisi yang sedang ketakutan itu.     

"Tuan Fernando, maaf tuan kami tidak tahu kalau anda yang membawa mobil." ucap seorang polisi berpangkat perwira dengan tergagap berusaha mendekati Fernando dan meminta Fernando menurunkan kedua tangannya kembali.     

"Turunkan tangan anda tuan," pinta polisi itu kembali dengan berusaha menjangkau tangan Fernando yang masih ada diatas kepalanya.     

"Bagaimana aku mau menurunkan tanganku, bukankah tadi kalian mengancam ku akan menembak kalau aku tak mengangkat kedua tanganku ke atas kepala seperti ini." sahut Fernando kembali mencoba mengingatkan apa yang tadi para polisi itu katakan padanya.     

"B--bukan begitu tuan, kami tak bermaksud seperti itu tuan." jawab polisi itu kembali dengan nada bergetar ketakutan karena Fernando tak mau menurunkan tangannya ke bawah.     

"Lalu menurut kalian apa yang aku lakukan salah?" tanya Fernando tanpa rasa bersalah.     

Bruk      

Perwira polisi itu langsung berlutut di hadapan Fernando ketika mendengar perkataan pria nomor satu di kota itu, melihat sang komandan berlutut membuat para polisi lainnya melakukan hal yang sama. Mereka semua ketakutan kalau Fernando marah, karena jika hal itu terjadi maka kemungkinannya mereka bisa dipecat dari kepolisian dan secara otomatis maka mereka akan kehilangan pekerjaan.     

"Ampun tuan saya salah tuan….tolong ampuni kami tuan." ucap sang perwira polisi yang berlutut dihadapan Fernando dengan suara bergetar.     

Fernando kemudian menurunkan kedua tangannya ketika melihat semua polisi berlutut padanya, ia merasa tak enak melihat para petugas itu berlutut padanya.     

"Bangunlah, jangan seperti ini. Anda kan seorang polisi," ucap Fernando pelan sambil menyentuh pundak sang polisi yang berlutut padanya dan memintanya untuk bangun.     

"Tapi saya salah tuan saya….     

"Bangun atau aku berubah pikiran!!!" bentak Fernando memotong perkataan polisi itu dengan suara meninggi.     

Mendengar perkataan Fernando polisi itu pun langsung bangun dari aspal dan berdiri dihadapan Fernando dengan sikap sempurna, ia lalu meminta anak buahnya untuk bangun juga atas perintah Fernando. Tak lama kemudian seluruh polisi itu berkumpul di hadapan Fernando dengan menunduk ketakutan.      

"Siapa namamu?" tanya Fernando pelan pada perwira polisi yang berdiri di sampingnya.     

"Nama saya Keanu tuan." jawab sang perwira polisi itu dengan cepat.     

"Keanu, nama yang bagus. Ok Keanu, saya tak akan bicara panjang lebar sekarang. Apa yang kalian lakukan tadi sudah benar akan tetapi alangkah lebih baik jika kalian bicara baik-baik tanpa harus mengancam seperti tadi, seandainya pengemudi mobil panik karena mendengar ancaman kalian lalu ia tak konsentrasi dalam membawa mobilnya justru akan membahayakan pengemudi lainnya bukan. Oleh karena itu rubahlah cara kalian dalam menangani pengemudi yang melampaui batas kecepatan seperti tadi, jangan dengan cara mengancam seperti tadi." ucap Fernando dengan suara meninggi sambil menatap satu persatu wajah polisi muda yang ada di hadapannya.     

"Dan tanyakan apa alasan orang itu membawa mobilnya dalam kecepatan tinggi seperti tadi, apakah ada hal yang bersifat emergency atau tidak jika ia pengemudi baik-baik dan bukan penjahat." imbuh Fernando pelan menambahkan perkataannya yang sebelumnya.     

"Iya tuan kami bersalah, kami berjanji akan mengubah cara kerja kami." jawab Keanu lirih.     

"Ayolah jangan buat citra polisi jelek di masyarakat, kalian adalah pengayom mereka jadi alangkah lebih baiknya jika kalian bisa lebih dekat dengan masyarakat tanpa membuat mereka takut pada kalian. Bedakan takut dan respect, kalian harus mendapatkan kepercayaan dari masyarakat karena kalian adalah pelindung masyarakat garis depan." ucap Fernando kembali.     

"Apa kalian semua mengerti?" tanya Fernando pada sepuluh orang polisi yang sejak tadi hanya diam saja.     

"Siap mengerti tuan!!" jawab semua polisi itu dengan kompak.     

Fernando tersenyum mendengar perkataan semua orang polisi itu, di belakang Fernando Profesor Frank dan Lukas hanya tersenyum datar melihat apa yang dilakukan Fernando.     

"Terlalu arogan!!" ucap Profesor Frank lirih.     

"Dia adalah Fernando Grey Willan tuan, tak ada yang bisa melawannya. Satu-satunya orang yang rela mundur dari pemilu di saat ia dipastikan menang."sahut Lukas memuji Fernando.     

"Diam kau Lukas, tak perlu kau mengingatkan itu padaku. Aku sudah tau." sengit Profesor Frank jengkel.     

Lukas hanya tertawa tanpa suara mendengar perkataan Profesor Frank. Ia tau kalau adik majikannya itu sebenarnya kagum pada sang kakak hanya saja ia terlalu gengsi mengakui kehebatan Fernando Grey Willan.     

"Tuan, kalau saya boleh tahu apa yang membuat anda memacu mobil anda dengan kecepatan tinggi seperti tadi tuan," tanya Keanu pelan.     

Deg      

Fernando yang sudah santai tiba-tiba kembali teringat alasannya memacu mobil dengan kecepatan tinggi tadi, ia langsung mencengkram pundak Keanu dengan keras.     

"Istriku Keanu...istriku dirumah!!" pekik Fernando dengan suara meninggi.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.