You Are Mine, Viona : The Revenge

Everything for you



Everything for you

0Sesampainya di lantai dua Viona meminta untuk diturunkan dari gendongan Fernando berkali-kali akan tetapi Fernando mengacuhkan perkataan Viona, ia tetap meneruskan langkahnya menuju kamar yang sudah tinggal beberapa langkah lagi.     
0

"Lepaskan aku Fernando...aku bisa..     

"Diam!!" sahut Fernando memotong perkataan Viona dengan cepat.     

Setelah memasukkan kode untuk membuka pintu kamarnya Fernando lalu masuk ke kamar yang sudah ia tak tiduri selama dua malam gara-gara bertengkar dengan Viona, perlahan ia menurunkan Viona ke atas ranjang.     

"Untuk apa harus sejauh ini, bukankah aktingku sudah cukup memuaskanmu tadi bukan," ucap Viona datar menyindir Fernando.     

 "Apa maksudmu Vio...     

"Sudahlah Fernando, aku sudah lelah dengan semuanya. Lebih  baik kau segera pergi dari kamarku dan temani saja jalangmu itu yang...     

Plak     

"Lancang kau Viona!!! Beraninya menyebut dia jalang, namanya Laura. Dan dia jauh lebih baik darimu yang keras kepala dan egois ini, jauh pengertian darimu yang ingin selalu menang sendiri," teriak Fernando dengan penuh emosi sesaat setelah ia melayangkan tangannya ke wajah Viona dimana saat ini Viona masih berbaring di ranjang sambil memegangi pipinya yang panas karena terkena tamparan Fernando, Viona tak tau kalau Laura sudah pulang sejak pagi ia juga tak tau kalau Fernando tak melakukan apa-apa dengan Fernando.     

"Menangislah...bukankah hanya itu bisamu!!" imbuh Fernando sambil berteriak dengan nafas naik turun, kemarahan Fernando memuncak saat Viona mengusirnya dari kamar.     

Tak begitu lama kemudian Fernando pun keluar dari kamar meninggalkan Viona yang masih berbaring di ranjang sambil menangis.     

"Kau jahat Fernando hiks...aku membencimu...aku membencimuuu..." tangis Viona terbata sambil memukul ranjang berkali-kali menggunkan tangannya, hatinya sangat sakit saat disandingkan dengan seorang wanita pekerja seks yang dibawa pulang Fernando.     

Hati Viona benar-benar terluka karena dibandingkan dengan seorang pelacur, bahkan bekas tamparan di pipinya tak ada apa-apanya dibanding dengan rasa sakit hatinya saat ini.     

Fernando turun dari lantai dua dengan penuh emosi, langkah kakinya terdengar sangat keras saat ia menuruni anak tangga. Para pelayan yang sedang merapikan meja makan langsung terdiam, tak ada satupun diantara mereka yang berani bicara padahal sebelumnya mereka memuji kemesraan Fernando dan Viona.     

"Lukass....dimana Lukas?!!" teriak Fernando menggila.     

"Lukas masih mengantar nona Laura pulang tuan," jawab Teddy mencoba mengingatkan Fernando.     

"Fuck...ya sudah ambilkan kunci mobil Ferarri hitamku Teddy," ucap Fernando dengan cepat.     

Tanpa bicara Teddy langsung mengikuti perintah sang tuan, tak lama kemudian Teddy kembali dengan membawa salah satu kunci mobil Ferarri Fernando.  Fernando langsung merebut kunci mobil itu dari tangan Teddy tanpa bicara, ia kemudian berjalan dengan cepat menuju garasi mobilnya dimana ada puluhan mobil mewah terjajar rapi. Setelah berhasil menemukan mobil yang kuncinya sedang ia pegang Fernando kemudian masuk ke dalam mobil Ferarri hitamnya, ia lalu menginjak gas mobil dan meninggalkan istananya dengan cepat menuju jalan raya. Fernando memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi tanpa arah tujuan, yang ada dipikirannya adalah perkataan Viona terakhir kali yang mengusirnya dari kamar.     

"Viona brengsek..kau kira kau ini siapa berani mengusirku, diluar sana jutaan orang berlutut dibawah kakiku dan kau berani mengusirku pergi. Brengsek kau Viona...arrggghhhh" teriak Fernando berkali-kali dengan penuh amarah, ia merasa sangat direndahkan oleh Viona apalagi tadi mengusirnya pergi dan menyuruhnya bersama Laura.     

Setelah mengendarai mobil mahalnya selama hampir dua puluh lima menit Fernando akhirnya tiba disebuah danau yang ada dipinggiran kota sebelah timur, Fernando menghentikan mobilnya dipinggiran danau. Ia lalu keluar dari mobilnya dan berjalan menuju danau yang jernih dimana tempat itu sering dipakai untuk piknik bersama keluarga, akan tetapi saat Fernando datang suasana danau sedang sepi dan tak ada pengunjung satu pun. Fernando berdiri cukup lama dipinggiran danau sambil melipat kedua tangannya di dada tanpa bicara apapun.     

"Kenapa kau selalu memacing amarahku Vio, tak bisakah kau menuruti satu saja perkataanku. Tak taukah betapa khawatirnya aku padamu dan anak kita, tapi kau selalu saja menguji batas kesabaranku," ucap Fernando dalam hati sambil mengingat awal pertengkarannya dengan Viona di rumah sakit, saat mengingat itu kembali pasti emosinya kembali naik.     

Karena udara yang semakin dingin Fernando akhirnya masuk kembali kedalam mobilnya tak lama kemudian ia pun akhirnya pergi meninggalkan danau kembali ke kota, saat sedang mengendari mobilnya dengan penuh konsentrasi tiba-tiba ia dikagetkan dengan ponselnya yang berdering dengan keras. Pada awalnya Fernando mengacuhkan panggilan diponselnya akan tetapi karena ponselnya terus menerus berteriak meminta untuk diangkat Fernando lalu menghentikan laju mobilnya dan berhenti dipinggir jalan yang sepi.     

"Ya Justin bicaralah," ucap Fernando saat berhasil tersambung dengan Justin yang menghubungiya.     

"Maaf tuan saya harus menghubungi anda, saya harus memberitahu masalah penting ini pada anda secepatnya," sahut Justin dengan suara yang terdengar sedikit panik.     

"Kau kenapa? Bicaralah dengan perlahan Justin!!" sengit Fernando dengan suara meninggi.     

"Ada masalah genting dikantor tuan, ini tentang investor dari Perancis yang kemarin bersedia join dengan kantor kita tuan," jawab Justin dengan perlahan.     

"Iya ada apa dengan investor itu?" tanya Fernando tak sabar.     

"Mereka menginginkan kita segera melakukan presentasi malam ini juga, kalau tidak mereka akan membatalkan proyek jutaan dollar ini tuan. Dan jika hal itu terjadi maka kita akan...     

"Lima belas menit lagi aku sampai kantor, siapkan meeting besar. Suruh Harry untuk mengumpulkan orang terbaik dikantor, kita akan menyelesaikan apa yang sempat kemarin kita bahas Justin," ucap Fernando memotong perkataan Justin.     

"Baik tuan kami akan mengurus semuanya, kami tunggu kehadiran anda dikantor," jawab Justin dengan perlahan.     

Fernando kemudian menutup panggilan Justin, ia lalu memacu  mobilnya kembali menuju ke kantornya yang jaraknya sudah tidak jauh dari tempatnya berada saat ini. Tak begitu lama kemudian Fernando akhirnya sampai di gedung Endurance Corporation perusahaan yang ia bangun dari nol sedari ia masih berusian puluhan tahun dengan modal awal dari ayahnya Jacob, Fernando membangun perusahaannya menjadi sebesar sekarang dengan usaha yang tak mudah. Para bodyguard yang sudah diberitahu Justin bahwa tuan mereka akan datang sudah bersiap di pintu utama.     

"Parkirkan mobilku ditempat biasa," ucap Fernando pelan sambil melempar kunci Ferarri hitamnya pada seorang bodygard yang berdiri di depan pintu masuk kantor.     

"Baik tuan," sahut sang bodyguard sambil menganggukan kepalanya perlahan.     

Fernando langsung naik ke dalam lift pribadinya menuju ke ruang meeting dimana semua orang terbaiknya sudah menunggu kedatangannya, ia tak mungkin melepaskan investor besar itu kali ini karena ini adalah kesempatannya untuk menginvasi Eropa seperti apa yang sudah ia rencanakan selama bertahun-tahun. Oleh karena itu Fernando langsung datang kekantor begitu Justin mengabari bahwa ada sedikit masalah dikantor.     

Setelah Fernando masuk ke ruang meeting, semua orang langsung bekerja. Justin dan Harry terlihat mengeluarkan kemampuan terbaiknya sedangkan Fernando duduk melihat mereka saling mengeluarkan pendapat, sebagai seorang pimpinan ia harus menerima banyak masukan dari para karyawannya sebelum memberikan keputusan.     

"Ok kita bisa mulai video call dengan Mr Xavier dari Perancis sekarang, segera sambungkan Justin," ucap Fernando penuh percaya diri, ia sudah memegang sebuah proposal yang baru saja dibahas bersama-sama beberapa menit yang lalu.     

"Baik tuan," sahut Justin dengan cepat, ia kemudian mengambungkan jaringan internet untuk menerima panggilan masuk dari Mr Xavier dari yang menelfonnya langsung dari Perancis.     

Semua orang yang ada diruangan meeting tak ada yang berbicara ketika Fernando berbicara dengan Mr Xavier, mereka hanya diam dan mendengarkan semua yang Fernando katakan. Banyak dari mereka yang aslinya tak paham dengan pembicaraan Fernando dengan Mr Xavier pasalnya mereka berbicara dengan bahasa Perancis akan tetapi lain halnya dengan Justin dan Harry, mereka berdua sudah fasih berbicara bahasa Perancis.     

"Baik tuan Willan, saya sekarang yakin ingin bekerja sama dengan anda. Saya sudah tidak sabar ingin bertemu secara langsung dengan anda, dengan ini saya katakan bahwa perusahaan saya setuju dan menerima ajakan kerja sama dari Endurance Corporation," ucap Mr Xavier sesaat sebelum menutup pembicaraannya dengan Fernando.     

"Terima kasih tuan sudah mempercayai kami, sampai bertemu minggu depan di Paris tuan," sahut Fernando pelan sambil tersenyum.     

Tak lama kemudian layar laptop Fernando pun menjadi hitam yang artinya sambungan video callnya dengan Mr Xavier sudah terputus, ia lalu bangun dari kursinya perlahan setelah menutup laptopnya.     

"Terima kasih semuanya, usaha kita akhirnya berhasil," ucap Fernando pelan sambil tersenyum.     

Prok     

Prok     

Prok     

Suara tepuk tangan pun terdengar sangat keras ketika Fernando mengatakan bahwa kerja sama dengan investor besar asal Perancis berhasil, mereka saling berpelukan satu sama lain karena bahagia begitupula dengan Justin dan Harry.  Melihat pemandangan dihadapannya membuat Fernando tersenyum, ia merasa sangat bahagia melihat karyawannya senang, rasanya sudah lama sekali ia tak sebahagia saat ini.     

 "Semua yang daddy lakukan ini untukmu anakku, daddy sudah menyiapkan sebuah perusahaan besar di Eropa untukmu anakku sayang," batin Fernando sambil mengingat anak yang sedang ada dalam kandungan Viona.     

Perlahan Fernando mengeluarkan ponselnya dari dalam jas, ia lalu membuka galeri fotonya dan tersenyum ketika melihat foto USG anak kebanggannya yang tadi pagi di cek oleh profesor Erick.     

"Kau akan jadi seorang Willan yang hebat anakku, daddy berjanji padamu sayang," ucap Fernando lirih sambil mencium layar ponselnya yang sedang menampilkan foto USG anaknya.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.