You Are Mine, Viona : The Revenge

Nasehat kecil



Nasehat kecil

0  Viona disibukan dengan memberikan penjelasan kepada dokter Cecilia selama hampir tiga jam di ruangannya , ia terlihat telaten memberikan penjelasan satu demi satu prosedur yang ia selama ini jalankan untuk merawat pasien pasien rawat jalannya . Bagaimana cara Viona memberikan mereka semangat untuk sembuh , karena selain pengobatan para pasien juga membutuhkan dorongan semangat dari sang tenaga medis untuk menambah semangatnya.      
0

  Dokter Cecilia terlihat sangat serius mendengarkan penjelasan Viona satu demi satu , ia bahkan dibuat terpana karena begitu detail nya cara kerja Viona dalam mengurus pasien-pasiennya . Kini dokter Cecilia tahu kenapa para pasien Viona tak mau dirawat oleh dokter lain setelah menerima perawatan dari Viona . Suster Chloe pun terlihat serius mendengarkan penjelasan dari Viona , karena nanti ketika Viona tidak praktek suster Chloe akan tetap mendampingi dokter Cecilia sedang asisten .      

  "Anda memang pantas mendapatkan julukan sebagai dokter berhati malaikat dok." Ucap dokter Cecilia ketika Viona menutup berkas pribadinya yang sudah Ia berikan kepada dokter Cecilia .     

  "Jangan terlalu memujiku dokter , nanti aku bisa terbang sampai ke planet Venus ." Jawab Viona sambil tersenyum .     

  "Terima kasih dokter sudah mau membagi ilmu anda kepadaku yang masih pemula ini." Sahut dokter Cecilia sambil memegang tangan Viona dengan erat .     

  "Sama-sama dokter sebagai rekan sejawat dan sekarang sebagai partner bukankah kita harus saling membantu satu sama lain." Ucap Viona lirih , ekor matanya melihat wallpaper di ponsel dokter Cecilia yang menampilkan foto gagah Andrew dalam pakaian polisinya .     

  Dokter Cecilia tersenyum mendengar perkataan Viona , ia lalu merapikan catatannya untuk disalin di buku yang lebih rapi . Dokter Cecilia pun pamit untuk kembali ke ruangannya karena jam kerja Viona sudah hampir berakhir .     

  "Saya permisi dokter dan sekali lagi terima kasih atas semua ilmunya , saya harap suatu saat nanti saya bisa sehebat anda dok ." Ucap dokter Cecilia berpamitan pada Viona .     

  "Amin ." Jawab Viona dengan cepat .     

  Dokter Cecilia kemudian meninggalkan ruang kerja Viona bersama suster Chloe yang terlihat ikut bersama dokter Cecilia meninggalkan Viona seorang diri , Viona kemudian merapikan tasnya karena jam kerjanya sudah hampir habis . Saat Viona sedang memoles bibirnya dengan lipstik warna pink untuk menyamarkan pucat di wajahnya tiba-tiba pintu ruangnya dipukul dengan kuat oleh seseorang sehingga membuat Viona hampir menjatuhkan kaca bedaknya .     

  "Apa yang…..     

  Viona tak dapat menyelesaikan perkataannya ketika melihat orang yang tengah berdiri di pintu ruangannya .     

  "Anda kenapa dokter.?" Tanya Viona dengan tergagap ketika melihat dokter Louisa bersandar di pintu ruangan Viona dengan wajah yang basah karena air mata.      

  "Apa yang harus aku lakukan sekarang dokter .?" Tanya balik dokter Louisa dengan terbata-bata.     

  "Kemarilah masuk jangan berdiri seperti itu , tak enak jika dilihat oleh orang lain." Ucap Viona sambil berjalan ke arah pintu untuk mengajak dokter Louisa masuk ke ruangannya.     

  Dokter Louisa hanya bisa pasrah ketika dituntun Viona untuk duduk di sofa , ia pun hanya bisa terus menangis tanpa mengeluarkan suara dengan air mata yang terus membasahi wajah cantiknya . Dengan perlahan Viona memberikan gelas yang berisi air putih kepada dokter Louisa untuk diminum , ia juga meraih tisu yang ada di mejanya untuk diberikan kepada dokter Louisa yang masih terus menerus menangis .     

  "Apakah anda sudah lebih tenang sekarang.?" Tanya Viona pelan kepada dokter Louisa yang baru selesai minum.      

  "Kalau Anda tak keberatan aku siap untuk mendengarkan cerita anda dokter."  Ucap Viona pelan sambil menyentuh pundak dokter Louisa.     

  "Apakah kau mencintai suamimu dok.?" Tanya dokter Louisa terbata-bata .     

  "Tentu saja aku mencintainya. " Jawab Viona dengan cepat .     

  "Apa kau percaya pada suamimu ...     

  "Dokter…!!! sungguh sangat tidak etis kau menanyakan hubungan kami berdua , kau hanyalah rekan seprofesi istriku dan kau tak berhak ikut campur dalam rumah tangga kami." Hardik Fernando dengan suara meninggi memotong perkataan dokter Louisa.      

  Dokter Louisa langsung terdiam mendengar perkataan Fernando begitu juga Viona yang kaget karena tak menyangka Fernando akan datang ke ruangannya . Dengan langkah cepat Fernando berjalan mendekati Viona yang sedang duduk di sofa bersama dokter Louisa .     

  "Ayo pulang. " Ucap Fernando pelan sambil memegang tangan Viona .     

  "Tapi aku …     

  "Ayo pulang babe , kau butuh banyak istirahat ." Ucap Fernando mengulangi perkataannya yang sebelumnya sambil melirik tajam ke arah dokter Louisa .     

  Viona hanya bisa pasrah saat suaminya memintanya untuk bangun dari sofa dan berjalan meninggalkan dokter Louisa seorang diri di ruangannya , saat sudah berjalan agak jauh dari ruangannya tiba-tiba teringat kalau ponselnya masih di charge di dekat telepon .     

  "Ya sudah tunggu sini biar aku ambil." Ucap Fernando menahan Viona yang ingin kembali ke ruangannya .     

  "Jangan lama-lama." Jawab Viona pelan .     

  "Siap nyonya , tunggu ya duduk disini ingat jangan kemana-mana atau bicara dengan siapapun tanpa seijinku ." Pesan Fernando dengan suara meninggi.     

  "Iya daddy iya …" Sahut Viona sambil terkekeh .     

  Deg      

  Jantung Fernando berdetak dengan kecepatan tinggi mendengar Viona menyebutnya dengan panggilan "Daddy " . Dengan cepat Fernando memeluk Viona dengan erat dan mencium bibir Viona dengan lahap sehingga membuat Viona tak bisa bernafas .     

  "Stop ini dirumah sakit ." Ucap Viona terbata-bata sambil berusaha melepaskan lumatan Fernando yang semakin lama semakin dalam di mulutnya dengan susah payah .     

  "Aku mau itu …     

  "Hei !!! ini dirumah sakit Fernando ." Pekik Viona dengan suara meninggi sambil mendorong tubuh Fernando menjauh darinya .     

  Alih-alih minta maaf pada sang istri atas perbuatannya yang sebelumnya Fernando justru hanya tertawa lebar , ia kemudian mencium kening Viona dengan lembut sambil memberi pesan untuk jangan pergi kemana-mana karena ia akan keruang kerja Viona untuk mengambil ponsel .     

  Viona hanya tersenyum melihat Fernando berlari ke ruangan kerjanya yang ada di ujung lorong , ia kemudian menyandarkan tubuhnya di dinding sambil mengingat dokter Louisa yang sedang bersedih di ruangan kerjanya . Viona merasa bersalah karena tak bisa membantu dan menenangkan dokter Louisa , sebagai seorang perempuan Viona merasa sedih ketika melihat kondisi dokter Louisa tadi .     

  "Aku harap kau baik-baik saja dokter. " Gumam Viona pelan sambil menatap ke ruangan kerjanya dimana Fernando sudah masuk ke dalam .     

  Dokter Louisa yang masih menangis di ruangan kerja Viona pun kaget ketika melihat kedatangan Fernando kembali , ia dengan cepat membersihkan wajahnya menggunakan tisu yang diberikan Viona sebelumnya .     

  "Bukankah dari awal kau sudah tau seperti apa Frank bukan jadi aku rasa air matamu itu sama sekali tak pantas untuk keluar dari matamu ." Ucap Fernando sinis sambil berjalan mendekati meja kerja sang istri .     

  "Apa maksud anda tuan .?" Tanya dokter Louisa tergagap .     

  "Aku rasa kau lebih tahu maksud perkataanku dokter , asal kau tahu adikku adalah seorang pria yang mempunyai gairah sex yang sangat tinggi ia tak hanya bisa puas dengan satu wanita saja jadi untuk keselamatan dan kebahagiaanmu lebih baik kau meninggalkannya sekarang sebelum terlalu jauh perasaanmu kepadanya ." Jawab Fernando dengan senyum yang tersungging di wajahnya .     

  "K--kau bicara apa..?" Tanya dokter Louisa terbata .     

  "Aku tau kau tinggal satu apartemen dengannya dokter , tapi kau tenang saja aku bukanlah pria jahat yang akan menyebarluaskan rahasia kecil kalian . Saranku lebih baik kau tinggalkan dia sebelum kau semakin terluka , aku yakin kau menangis seperti ini karena dia kan ? " Tanya balik Fernando dengan tatapan tajam ke arah dokter Louisa .     

  Alih-alih menjawab pertanyaan Fernando dokter Louisa justru kembali menangis , ia tak menyangka kalau Fernando tau hubungannya dengan Frank sang adik . Fernando hanya tersenyum tipis melihat dokter Louisa menangis , ia tahu kalau dokter Louisa adalah korban tapi Fernando tak bisa sepenuhnya menyalahkan adiknya karena pada dasarnya dokter Louisa pun setuju untuk menjalin hubungan yang tak sehat dengan Frank .     

  "Jangan pernah libatkan istriku dalam hubungan asmara kalian , karena aku dan istriku masih punya urusan yang jauh lebih penting dari sekedar mengurusi kisah cinta kalian ." Ucap Fernando pelan saat berjalan pelan meninggalkan dokter Louisa di ruangan kerja sang istri .     

  Dokter Louisa hanya bisa mengangguk pelan merespon perkataan Fernando , ia bahkan tak punya nyali untuk menatap Fernando saat ini . Ia hanya bisa menyesali dan meratapi nasib tragisnya seorang diri di ruangan pribadi Viona setelah Fernando pergi .     

  Setelah mengambil ponsel sang istri Fernando kembali berlari ke tempat Viona sedang menunggunya , dengan cepat Fernando memberikan ponsel yang baru ia ambil kepada sang istri yang sedang menatapnya dengan dalam .     

  "Kenapa lama.?" Tanya Viona dengan manja .     

  "Aku tadi ke toilet sebentar ." Jawab Fernando berbohong .     

  "Oh begitu , apa dokter Louisa masih menangis ?" Tanya Viona penasaran .     

  "Tadi kulihat ia sudah mulai tenang babe , ya sudah ayo pulang lihat wajahmu sudah sangat terlihat lelah ." Jawab Fernando mencoba mengalihkan pembicaraan .     

  "Aku tak mau pulang." Sahut Viona dengan cepat menolak ajakan sang suami .     

  "Kalau tak mau pulang mau kemana hemm.?" Tanya Fernando sambil meraba wajah Viona dengan mesra .     

  "Aku mau makan sushi …     

  "No !! Kau tak boleh makan daging mentah , ingat perkataan William lagipula kau kan seorang dokter kenapa kau malah ingin makan makanan yang tak baik untuk anak kita seperti itu honey." Ucap Fernando memotong perkataan Viona .     

  "Oh iya aku lupa kalau sudah ada junior disini ." Sahut Viona panik sambil menyentuh perutnya dengan ketakutan .     

  "Ya sudah kita pulang ya , nanti coba kau pikirkan lagi mau pergi kemana di mobil ." Bisik Fernando pelan sambil melingkarkan tangannya di pinggang Viona .     

  "Huum ." Jawab Viona dengan datar .     

  Fernando tersenyum tipis melihat ekspresi sang istri , ia kemudian membimbing istrinya untuk berjalan menuju area parkir . Saat hampir sampai di mobil Fernando sempat menelepon Justin untuk menghapus rekamannya yang sedang mencium Viona di lorong , Fernando tak mau ada orang lain melihatnya bermesraan dengan Viona .     

  "Tak akan kubiarkan seorang pun menyakitimu babe , aku akan menjagamu dengan nyawaku kalau perlu ." Ucap Fernando pelan menutup ponselnya yang sudah ia pakai untuk menghubungi Justin .     

  "Ayo masuk mobil , apa yang kau lakukan diluar ." Panggil Viona dari dalam mobil pada Fernando .     

  "Iya babe , maaf tadi aku ada bicara hal penting pada Justin ." Jawab Fernando berbohong ketika sudah ada di dalam mobil disamping Viona .     

  "Apa ada hal penting .?" Tanya Viona polos .     

  "Nope , aku hanya memastikan hasil laporan di kantor hari ini ." Jawab Fernando berbohong .     

  "Oh begitu ya sudah ayo pulang , aku mengantuk sekali ." Ucap Viona pelan sambil menguap .     

  "As your wish maam ." Sahut Fernando sambil tersenyum .     

  Lukas yang mendengar percakapan sang tuan dan nyonya langsung menginjak gas mobilnya menuju ke istana sesuai permintaan sang nyonya . Fernando menyandarkan kepala Viona berbaring di pahanya supaya bisa tidur lebih nyaman , ia tersenyum ketika menyadari kalau Viona benar-benar sudah terlelap .     

  "Untung aku berhasil mendapatkanmu disaat yang tepat , aku tak bisa membayangkan jika Frank berhasil lebih dulu mendapatkanmu honey …mungkin saat ini aku gila jika hal itu terjadi ." Ucap Fernando dalam hati sambil terus meraba pipi Viona yang tirus .     

  Bersambung


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.