You Are Mine, Viona : The Revenge

Asmara dipagi buta



Asmara dipagi buta

00  Fernando turun ke lantai satu dimana dapur utamanya berada bersama Viona yang bergelayut manja di lengannya , sebuah senyuman tersungging di wajah Fernando karena Viona bermanja-manja seperti itu kepadanya .  "Aku tunggu disini ya." Ucap Viona bersemangat . "Disini dimana.?" Tanya Fernando bingung . "Disini... di dapur melihatmu membuat pancake."Jawab Viona sambil mencoba mengangkat kursi dari meja bar yang ada di dekat dapur . "Heiiii !!!!stop jangan mengangkat kursi seperti itu bahaya.!!" Teriak Fernando panik ketika melihat Viona mencoba mengambil kursi bar yang cukup berat untuk dipindahkan ke dapur . "Why.?" Tanya Viona polos sambil mengangkat pundaknya ke atas . Tanpa menjawab pertanyaan sang istri Fernando langsung mengangkat kursi yang cukup berat itu ke dalam dapur , jantungnya terasa hampir lepas dari tempatnya ketika melihat Viona mencoba membawa kursi itu sendiri . "Benar-benar ceroboh sekali kau ini." Sengit Fernando sambil melirik tajam ke arah Viona , ia sangat khawatir dengan anak yang ada didalam perut Viona . "Ceroboh bagaimana aku hanya …. "Jangan berani-berani melakukan itu lagi dibelakangku ya ." Ucap Fernando ketus sambil menatap tajam ke arah Viona . "Iya iya ...padahal aku kan hanya … "Jangan membantah !! " Sahut Fernando kembali memotong ucapan Viona .  Viona langsung menutup mulutnya dengan kedua tangannya karena melihat Fernando benar-benar marah padanya , padahal menurut Viona itu hanya hal sepele yang biasa ia lakukan . Bahkan dulu sewaktu sedang menjadi mahasiswa kedokteran Viona pernah membawa kotak berisi perkataan kesehatan yang jauh lebih berat dari kursi yang sudah dipindahkan ke dapur oleh Fernando .Viona pun melangkahkan kakinya menuju ke kursi untuk melihat Fernando bekerja , ia duduk di tengah-tengah dapur dengan menggunakan piyama motif Pikachu dan sandal bulu bermotif Pikachu juga . Fernando kadang-kadang mengelus dadanya ketika melihat koleksi piyama tidur sang istri yang tampak seperti koleksi baju anak kecil . Karena jengkel melihat koleksi pakaian tidur sang istri Fernando lalu membeli lingerie seksi dari Victoria secret untuk Viona , akan tetapi semua lingerie itu tak ada yang pernah dipakai oleh Viona kecuali saat bulan madu di Yacht dulu . Viona terpaksa memakai lingerie karena Fernando tak membawakan pakaian lain untuknya.Fernando dengan cepat memakai apron bersih yang ada di dalam lemari khusus , ia lalu berjalan ke kulkas untuk mengambil beberapa bahan utama untuk membuat pancake . Sebelum turun ke lantai satu Fernando sempat mengintip bahan-bahan untuk membuat maple di internet saat Viona sedang ke kamar mandi , ia tak mau menurunkan harga dirinya dihadapan Viona dengan mengatakan kalau tak bisa membuat pancake . "Itu tepung maizena bukan tepung terigu.!!!"  "Pakai susu cair putih jangan susu coklat nanti rasanya aneh."  "Itu keju bukan margarin."  "Garamnya sedikit saja , kau mau meracuniku kalau garamnya sebanyak itu!!!"  "Es krimnya nanti saja dikeluarkannya keburu meleleh kalau kau keluarkan sekarang"  Viona berteriak saat melihat Fernando bekerja , ia sungguh tak sabar melihat suaminya mengacaukan resep pancake tradisional yang sangat gampang itu. Sementara itu Fernando terlihat memutar otaknya berusaha mengingat step demi step saat membuat adonan pancake , ia hampir saja memasukkan vanilla ekstrak di dalam adonan yang sedang ia buat itu . Padahal Viona mengatakan ia menginginkan pancake plain tanpa rasa apapun kecuali dari topingnya saja . Wajah dan pakaian Fernando kini sudah penuh dengan tepung terigu setelah menumpahkan setengah kilo tepung terigu yang ada di sampingnya , sehingga membuat lantai dapur menjadi sangat kotor dan licin karena terkena ceceran terigu . Fernando langsung mengambil sapu dan membersihkan dapur terlebih dahulu karena takut Viona akan terpeleset . Membayangkan itu saja sudah membuatnya hampir gila , oleh karena itu Fernando dengan cekatan membersihkannya karena tak mau mengambil resiko .Viona yang duduk di kursi nampak terus berteriak-teriak mengomentari cara kerja Fernando yang lambat dan berantakan , ia sempat beberapa kali ingin turun dari kursi tapi Fernando melarangnya sehingga akhirnya Viona hanya bisa sabar menunggu makanannya jadi . "Mau menunggu berapa tahun lagi ? Aku sudah lapar. " Tanya Viona sambil melirik layar ponselnya yang menunjukkan pukul empat pagi . "Tunggu sebentar lagi ya honey" Jawab Fernando singkat sambil berusaha meletakkan adonan pancake diatas teflon .  "Iya ..kami sabar kok " Sahut Viona tanpa sadar mengatakan kami pada Fernando .Fernando sampai mengangkat wajahnya dan menatap ke arah Viona dengan mata berbinar-binar ketika mendengar perkataan Viona yang terakhir .  "Kau bicara apa honey ?" Tanya Fernando sambil tersenyum . "Bicara apa ? aku lapar jangan bicara aneh-aneh " Jawab Viona jengkel . "Baik nyonya baik ...sabar ya sebentar lagi makanan ini siap untuk kalian nikmati " Sahut Fernando sambil tersenyum ke arah Viona . Deg  Jantung Viona berdetak dengan cepat ketika mendengar perkataan Fernando , seketika wajahnya langsung memucat . Perlahan Viona turun dari kursi dan berjalan dengan pelan ke arah Fernando , ia lalu merangkul lengan Fernando dengan erat .  "Kenapa kemari hemm ? " Tanya Fernando lembut pada Viona . "Tadi kau bilang kalian ...kalian siapa ? Sedangkan saat ini kita hanya berdua didapur kan " Jawab Viona sambil menatap sekeliling rumahnya dengan tatapan ketakutan.  " Emmpppprrrttt..." Fernando menahan tawanya menggunakan tangannya karena hampir tertawa terbahak-bahak mendengar perkataan sang istri yang polos itu . "Aku serius !! Jangan tertawa seperti itu !!!" Bisik Viona sambil memukul pundak Fernando dengan pelan . "Jawab pertanyaanku apa kau punya Indra keenam sehingga bisa melihat makhluk astral seperti itu ? " Tanya Viona kembali sambil merapatkan tubuhnya ke tubuh sang suami ."Ha ha ha ha ha ….." Tawa Fernando akhirnya pecah mendengar perkataan sang istri , ia tak habis pikir kenapa istrinya sampai bicara seperti itu ."Kau ini kenapa honey ?" Tanya Fernando pelan pada Viona . "Ya kau yang kenapa !!! Tadi kenapa bicara mau memasakkan untuk kalian , memang kalian itu siapa ...sedang jelas-jelas kalau kita sedang berdua saat ini didapur !!! Kau yang menakuti aku dari awal Fernando !! " Jawab Viona ketus . Fernando kemudian membelai wajah Viona dengan lembut , ia akhirnya sadar kalau istrinya itu belum  menyadari kalau suaminya itu sudah tau mengenai kehamilannya .  "Aku tadi tak bicara seperti itu , mungkin kau salah dengar honey jadi tenang ya " Ucap Fernando lembut mencoba menenangkan Viona yang panik. . "Benarkah ? Kau tak bicara seperti itu ?" Tanya Viona dengan nada meninggi . "Iya tadi aku bilang aku hanya bilang akan memasakkan untukmu nyonya , bukan untuk kalian. Makanya jangan berpikir aneh-aneh ini masih pagi dan kalau masih pagi buta seperti ini biasa mereka yang tak kasat mata itu… "Huaaaa…..jangan menakutiku seperti itu !!!!" Teriak Viona sambil menangis ketakutan ." Hei hei kenapa jadi menangis aduhh …. ya sudah sebentar kita ke sofa aku matikan dulu kompornya " Ucap Fernando merangkul Viona yang menangis . Fernando dengan cepat mematikan kompor listrik yang ada di dekatnya , ia lalu membimbing Viona berjalan meninggalkan dapur yang kotor dengan perlahan serta membiarkan begitu saja adonan pancake yang sudah hampir matang diatas teflon . Setelah sampai di ruang keluarga Fernando mencoba kembali menenangkan Viona yang masih menangis sesenggukan sambil terus memeluknya dengan erat , dipeluk seperti itu oleh Fernando membuat tubuh Viona pun akhirnya kotor terkena terigu . Tak lama kemudian tangis Viona pun tak terdengar lagi , ia sudah tertidur dalam pelukan Fernando dalam posisi duduk bersandar di sofa ."Kau ini kenapa sangat menggemaskan hemmm" Bisik Fernando pelan sambil mencubit hidung Viona dengan pelan ."mmmm …." Viona menggeliat merespon cubitan Fernando pada hidungnya . "Maaf maaf ...tidur ya tidur...ssstttt " Ucap Fernando sambil menepuk-nepuk punggung Viona dengan perlahan mencoba untuk membuat Viona tertidur kembali . Karena hari masih sangat pagi untuk beraktivitas Fernando pun akhirnya ikut tertidur dengan masih memeluk Viona di sofa , ia tak memperdulikan wajah dan pakaiannya yang kotor terkena terigu . Sebuah senyuman tersungging di wajah Viona karena merasa nyaman tidur dalam posisi seperti itu , rasa lapar dan mualnya pun hilang saat berdekatan dengan sang suami .Bersambung

Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.