You Are Mine, Viona : The Revenge

Orang dari masa lalu



Orang dari masa lalu

0Saat Fernando sudah ada dikamarnya dan sudah menidurkan paksa Viona kembali diatas ranjang, tiba-tiba ponsel yang baru ia aktifkan tadi sebelum turun ke restoran berbunyi dengan keras karena banyaknya pesan yang masuk. Karena kesal dengan suara ponselnya yang terus berdering tanpa henti itu, akhirnya Fernando akhirnya meraih ponsel pintarnya yang ia letakkan diatas meja meninggalkan Viona yang bajunya sudah berhasil ia acak-acak.     
0

Kedua matanya membulat sempurna saat melihat pesan terakhir yang masuk, rona wajahnya pun langsung berubah seketika. Terlihat sekali kalau ia sedang sangat marah saat ini, Viona yang masih berbaring di atas tempat tidur dengan bra yang sudah berhasil diturunkan oleh Fernando pun penasaran. Ia merapikan kembali bra-nya ke tempat semula sehingga kini kedua payudaranya kini kembali ke penutupnya, dengan perlahan ia berjalan mendekati Fernando yang masih berdiri tanpa suara di dekat meja sambil menatap layar ponselnya.     

"Siapa yang mengirimkan pesan sampai kau sekaget ini babe?" tanya Viona pelan pada Fernando sambil bergelayut di lengan kekar suaminya.      

Fernando yang mendengar perkataan Viona hanya bisa diam, ia tak menjawab pertanyaan sang istri. Viona sendiri yang kesal karena diacuhkan oleh suaminya akhirnya meraih ponsel suaminya untuk mencari tau sendiri, saat berhasil membaca pesan yang sedang dibuka oleh sang suami jantung Viona terasa hampir berhenti berdetak karena terkejut membaca pesan yang tampil di layar ponsel sang suami.     

"Ini…"     

"Kita kembali ke Ottawa malam ini juga, bersiaplah. Aku akan meminta Martin bersiap," ucap Fernando dengan cepat memotong perkataan Viona, sambil meraih ponselnya untuk menghubungi Martin agar memberitahu pilot pribadinya untuk bersiap pulang.     

Viona menganggukkan kepalanya pelan merespon perkataan sang suami, tanpa banyak bicara ia kemudian merapikan pakaiannya ke dalam koper. Beruntung semua pakaian kotor yang kemarin di ambil oleh petugas laundry sudah dicuci bersih sehingga tak ada pakaian kotor yang harus dipisah, saat Viona sedang sibuk merapikan kedalam koper Fernando terlihat bicara dengan serius di balkon. Walaupun Fernando marah dengan suara yang keras namun Viona tak bisa mendengar dengan jelas perkataan suaminya yang sedang marah-marah itu karena terhalang pintu kaca yang ditutup oleh Fernando dari luar.     

"Apa kerja kalian, mengurus hal sekecil ini saja tak becus!!!"     

"Aku tak mau tau, yang jelas jangan sampai pria itu menyentuh makam anakku atau kalian semua yang akan menggantikan posisinya terkubur di bawah bukit itu,"      

"Pria gila itu tak punya hak sama sekali atas dirinya, oleh karena itu kalian harus bisa menahan pria itu agar tak mendekati area terlarang itu,"      

"Aku sudah mengirimkan 50 orang polisi untuk mengamankan bukit itu dari pria gila bermarga Kwan itu bersama anak buahnya dan saat ini para polisi itu sedang dalam perjalanan menuju tempat kalian berada, yang harus kalian lakukan saat ini adalah menjaga agar jangan sampai pria itu mendekati batu besar yang ada di puncak bukit,"     

"Aku akan sampai di Kanada besok pagi dan aku tak mau mendengar laporan buruk dari kalian, ingat Fernando Grey Willan tak pernah suka dengan yang namanya kegagalan jadi jangan kecewakan aku,"      

Tak lama kemudian Fernando terlihat sudah selesai berbicara dengan seseorang melalui ponselnya, ia lalu meletakkan kembali ponselnya di atas meja yang ada di balkon setelah berteriak dengan keras. Karena posisi kamar mereka tidak menghadap ke jalan raya otomatis tak ada orang yang mendengar teriakan Fernando, sehingga tak ada yang merasa terganggu atau menyadari kalau Fernando sedang marah besar saat ini.     

Viona yang hanya mendengar samar-samar percakapan suaminya pun tak mau bicara banyak, ia lebih fokus untuk merapikan pakaian mereka ke dalam koper. Setelah bekerja cepat akhirnya baju-baju mereka sudah berpindah ke dalam koper-koper besar tanpa ada yang tertinggal satu oun, Viona hanya menyisakan satu set pakaian ganti untuk dirinya dan untuk sang suami setelah mandi nanti sore sebelum berangkat ke Ottawa. Padahal Fernando baru mengatakan akan mengajaknya ke Yunani tadi saat mereka di lift, namun entah mengapa tiba-tiba Fernando justru mengajaknya kembali ke Ottawa.     

Setelah semua pakaian miliknya dan sang suami masuk ke dalam koper, Viona akhirnya memutuskan untuk pergi mandi terlebih dahulu sebelum berangkat. Ia memang lebih suka selesai bersiap lebih cepat daripada harus terburu-buru, walaupun mereka akan menaiki pesawat jet pribadi milik Fernando. Viona lebih suka menunggu daripada harus ditunggu.      

Fernando akhirnya selesai bicara dengan anak buahnya di Ottawa, ia benar-benar sangat emosi saat membaca pesan yang dikirimkan oleh penjaga makam Zevanya. Pasalnya orang tua Miranda Elizabeth Kwan ibu kandung Zevanya mendatangi makam Zevanya, untuk memindahkan makam Zevanya ke makam keluarga mereka untuk disandingkan dengan makam Miranda yang sudah meninggal satu tahun terlebih dahulu sebelum Zevanya. Mengetahui kabar itu benar-benar membuat Fernando naik darah, pasalnya orang tua Miranda sengaja melakukan hal ini di saat ia sedang tidak ada di Ottawa. Pria berdarah Korea-Inggris itu memang selama beberapa tahun terakhir ini terlihat sengaja memprovokasi dirinya, namun tak ada satupun yang Fernando pedulikan. Akan tetapi untuk kali ini ia benar-benar tidak bisa menahan dirinya untuk tidak marah, pasalnya yang sedang diusik oleh Andy Kwan adalah makam putrinya Zevanya. Walaupun Zevanya bukan berasal dari benihnya, namun bagi Fernando Zevanya tetaplah putri kandungnya. Dalam darah Zevanya mengalir darah yang sama dengan dirinya oleh karena itu ia sangat menyayangi Zevanya seperti anak kandungnya sendiri dan mengumumkan kepada dunia bahwa Zevanya adalah putrinya.     

"Brengsek kau Andy, aku sudah sangat bersabar sekali menghadapi semua tingkahku selama ini. Namun rupanya kau tidak sadar diri dan terus mencoba mencari masalah denganku, aku menahan diriku untuk tidak menyerangmu karena mengingat kau adalah kakek dari putriku. Namun setelah apa yang kau lakukan ini maka aku memutuskan untuk tidak main-main lagi denganmu, kau benar-benar sudah memancing batas kesabaranku," ucap Fernando dengan keras sambil mencengkram erat ponselnya.      

Pintu kamar mandi yang terbuka membuat Fernando berhenti mengumpat, ia langsung menoleh ke arah Viona yang sudah berganti pakaian. Melihat pakaian yang dipakai oleh Viona membuat Fernando mengernyitkan alisnya, ia tak suka dengan pakaian yang dikenakan oleh istrinya itu pasalnya saat ini Viona memakai celana jeans yang dipadankan dengan t-shirt oversize dan rambut yang dikuncir ekor kuda. Fernando merasa Viona justru terlihat seperti gadis yang belum menikah jika berpakaian seperti itu dan akan mengundang perhatian banyak orang, terutama para lelaki hidung belang yang memang menyukai gadis-gadis seperti Viona. Memikirkan hal itu benar-benar membuat Karena untuk kesal, tanpa bicara ia bangun dari ranjang dan berjalan dengan cepat mendekati Viona yang meletakkan piyama mandinya di lemari besar yang memiliki kaca yang ada di depan kamar mandi.      

"Pakaian apa yang kau pakai?" tanya Fernando perlahan sambil memeluk Viona dari belakang.     

"Pakaian apa memangnya, ini adalah pakaian casual biasa," jawab Viona dengan cepat sambil menyeka tetesan air yang masih menempel di wajahnya.      

"Open it…"ucap Fernando dingin.     

"Babe!!!"      

"Do it Viona, yang aku tak suka melihatmu memakai pakaian seperti ini," sahut Fernando kembali sambil berusaha melepaskan kancing celana jeans yang dipakai Viona dengan paksa.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.