You Are Mine, Viona : The Revenge

Kembalinya musuh lama



Kembalinya musuh lama

0Aurelie yang baru pertama kali berhubungan sex langsung mendapatkan puncak pertamanya, padahal profesor William baru akan memulai permainan cepatnya.      

"How does it feel? Is it good?" tanya profesor William lirih sambil melumat bibir Aurelie yang masih terpoles lipstik warna merah.     

"Weird but good," jawab Aurelie terbata.     

"Ok, karena kau sudah enak sekarang kita baru mulai permainannya sayang," bisik Profesor William pelan sambil tersenyum lebar.     

"Aku lemasss akhhh...akhhh…"     

"Will slowww akhhh…"     

"Aurelie akhh...I love you,"     

"Will akhh…"     

Aurelie menjerit keras saat ia kembali mencapai puncak kenikmatan, bersamaan dengan Profesor William. Semburan cairan hangat yang berisi jutaan Sperma memasuki rahim Aurelie saat profesor William mencapai puncak kenikmatannya, ia sengaja tak mengeluarkannya di luar atau memakai kondom. Karena ia mau Aurelie mengandung keturunannya secepat mungkin, sebagai anak tunggal yang tinggal sendirian di ibukota membaut Profesor William kesepian. Oleh karena itu ia berniat segera mempunyai anak dari Aurelie, apalagi calon ayah mertuanya tuan Taylor pun menghendaki hal yang sama seperti dirinya.      

"Hhh hhh hhhh aku mencintaimu Aurelie, terima kasih atas semuanya," bisik Profesor William pelan dengan nafas terputus-putus dengan masih menindih tubuh Aurelie dan membiarkan kejantanannya tenggelam didalam vagina hangat Aurelie.     

"I love you to," jawab Aurelie lirih dengan suara yang hampir tak terdengar.     

"Ayo tidur, kau pasti lelah," ucap Profesor William lembut.     

"Bagaimana aku bisa tidur kalau kau masih menindih ku seperti ini," celetuk Aurelie jujur.     

Profesor William terkekeh mendengar perkataan sang kekasih, perlahan ia menarik keluar kejantanannya dari dalam vagina Aurelie. Senyum tipisnya tersungging saat melihat ada sedikit sekali cairan warna merah yang menempel di kejantanan beruratnya yang masih tegang, walaupun Aurelie tak mengeluarkan darah saat ia melakukan penetrasi pertama kali namun ia masih menemukan sedikit darah keperawanan yang tersisa. Tebakannya adalah masih ada sedikit selaput dara Aurelie yang tersisa, yang artinya kejadian menyakitkan itu sudah merobek 95% seluruh permukaan selaput dara dan menyisakan 5%. Sehingga saat mereka bercinta tadi masih ada sedikit bercak darah, hal ini membuat Profesor William senang dan bangga. Itu artinya Aurelie benar-benar masih perawan dan dialah pria pertama yang berhasil menyetubuhinya, mengetahui hal ini membuatnya sangat bahagia.     

Begitu Profesor William menarik keluar kejantanannya dari dalam tubuh Aurelie ia langsung berbaring disebelah Aurelie setelah meraih selimut yang ada di bawah kakinya untuk menutupi tubuh telanjang Aurelie dan dirinya, sementara itu Aurelie yang sangat kelelahan tak bisa berkata-kata lagi ia bahkan tak mampu untuk sekedar membuka kedua matanya. Wajahnya yang memerah masih terlihat jelas, namun nafasnya sudah nampak kembali normal tidak seperti sebelumnya saat mereka masih berpacu dalam kenikmatan.      

"Tidurlah, sayang. Terima kasih atas semuanya, aku mencintai Aurelie," bisik Profesor William lembut sambil melingkarkan tangannya ke tubuh Aurelie dibawah selimut.      

Aurelie yang sudah terlelap tak menjawab perkataan profesor William, dalam tidurnya terlihat jelas sebuah senyum bahagia yang tak pernah terlihat di wajahnya. Ia senang karena bisa bicara jujur pada seorang pria yang menerima keadaannya, Aurelie selama ini menyimpan keadaannya yang sebenarnya karena takut dianggap wanita gila yang menyerahkan keperawanannya pada benda mati. Ia tak mau dianggap punya kelainan orientasi seks seperti para lesbian, oleh karena itu ia menjaga dengan rapat rahasia itu sampai akhirnya ia menceritakan semuanya malam ini kepada Profesor William yang ternyata menerima dirinya apa adanya.      

Tak lama kemudian terdengar suara dengkuran halus dari Profesor William yang sedang memeluk Aurelie, ia tertidur sangat pulas setelah bercinta begitu pula dengan Aurelie yang sudah tertidur lebih cepat sebelum Profesor William yang memeluknya dari belakang dengan erat. Mereka berdua tertidur dengan perasaan bahagia dan dan senang karena bisa memiliki satu sama lain.     

 Saat mentari pagi mulai menunjukkan keperkasaannya Fernando terlihat sudah selesai memakai setelan jas tiga lapis miliknya, ia memang tidak pernah berpakaian casual kecuali sedang ada di rumah. Bahkan isi lemari pakaiannya pun didominasi oleh kemeja berwarna putih dengan jas dan celana yang yang senada, setelah menikah dengan Viona barulah ia memiliki beberapa potong pakaian casual dan celana pendek yang hanya ia pakai di saat-saat tertentu saja.     

 Pagi ini Fernando sengaja bangun lebih awal karena ingin pergi ke bukit yang ia beli khusus untuk tempat peristirahatan terakhir Zevanya, Fernando ingin memastikan makam putrinya tidak diganggu lagi oleh Andy Kwan. Selama beberapa tahun terakhir ini pria berdarah Korea itu memang sering sekali mencoba untuk memprovokasi dirinya dalam semua hal terutama yang berhubungan dengan proyek yang sedang dijalankan oleh Fernando, Andi Kwan sengaja memprovokasi Fernando dengan menggunakan isu yang sangat sensitif. Karena sudah mengetahui tujuan sebenarnya dari kakek dari putrinya itu Fernando tak menggubris semua serangan yang dilakukan oleh Andi Kwan, bahkan termasuk serangan terakhir yang dilakukannya pada rumah Sakit Global Bros.     

"Aku masih bersabar saat kau mencoba mengobrak-abrik rumah sakit Andy, namun saat kau mencoba untuk mengusik ketenangan tidur panjang putriku maka jangan salahkan aku jika kau akan menyesalinya," ucap Fernando lirih sambil menatap layar ponselnya yang menunjukkan pertemuan pribadi antara Oscar de Francois dengan Andy Kwan beberapa hari sebelum Oscar de Francois membuat kekacauan di rumah sakit Global Bros.     

Setelah memberikan ciuman di kening Viona yang masih terlelap Fernando kemudian pergi meninggalkan apartemen, ia memilih pergi sendiri menuju bukit tempat Zevanya berada. Karena masih pagi Fernando hanya membutuhkan waktu selama 30 menit di sebuah bukit pribadi yang ia beli 8 tahun yang lalu saat Zevanya meninggal.     

"Selamat datang tuan," sapa Justin dengan cepat saat Fernando keluar dari mobil Lamborghini kesayangannya.     

"Thanks Justin sudah mengurusnya untukku, kau memang patut untuk…"     

"Tuan, ada orang lain dibalik semua ini tuan," ucap Justin pelan memotong perkataan Fernando.     

"Apa maksudmu?" tanya Fernando bingung.     

"Andy Kwan tak bekerja sendiri, pria tua itu ternyata diperintah oleh…"     

"Fernando!!!!long time no see darling," pekik seorang wanita dari arah belakang, ia baru keluar dari sebuah mobil Van warna hitam yang terparkir tak jauh dari tempat Justin dan anak buahnya parkir.     

Fernando terdiam beberapa saat mendengar suara yang tak asing baginya itu, dengan perlahan ia menoleh ke arah belakang dan nampak sedikit terkejut ketika melihat sosok sang empunya suara yang sedang berjalan mendekatinya.     

"Natasya…" desis Fernando lirih saat melihat seorang wanita cantik nan seksi berjalan anggun mendekatinya. Belum hilang keterkejutan Fernando saat melihat Natasya mantan tunangannya muncul kembali, ia kembali dikejutkan dengan kemunculan Nessie yang baru keluar dari dalam mobil van yang sama dengan Natasya.     

"Perkenalkan Natasya Elizabeth Kwan," ucap Natasya pelan mengulurkan tangannya ke arah Fernando.     

"What do you means?" tanya Fernando dingin, ia tak suka Natasya memakai nama belakang Elisabeth.     

"Akh hampir lupa, aku adalah nyonya Kwan yang baru. Istri Andy Kwan yang merupakan kakek kandung Zevanya putrimu," jawab Natasya centil sambil menunjukkan cincin kawinnya pada Fernando.     

Drrttt     

Drrttt     

Ponsel pintar milik Fernando yang ada di balik jas mahalnya bergetar, dengan cepat Fernando meraih ponselnya itu untuk melihat siapa yang menghubungi dirinya. Tatapan matanya semakin tajam saat membaca pesan yang dikirimkan sang adik, Profesor Franklin yang memberikan informasi padanya bahwa Oscar de Francois adalah pion yang dijalankan oleh Natasya dan Nessie yang kembali lagi ke Ottawa. Mereka berdua berhasil mendapatkan kewarganegaraan Kanada kembali paska kewarganegaraannya diputus oleh Fernando karena menikahi Andy Kwan.     

"Long time no see baby," ucap Nessie lirih mendekati Fernando tanpa rasa takut.     

Bersambung      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.