You Are Mine, Viona : The Revenge

Ujian Fernando



Ujian Fernando

0Sebuah mobil warna hitam terlihat memasuki area apartemen mewah yang ada di pusat kota Ottawa sementara itu di belakangnya terlihat tiga mobil lainnya mengekor, tak lama kemudian mobil paling depan masuk ke area basement dan berhenti tepat di depan lift yang sudah dijaga oleh beberapa bodyguard berpakaian serba hitam.      
0

"Selamat datang tuan," sapa sepuluh orang bodyguard pada sang pengemudi mobil yang tak lain adalah Fernando dengan kompak.     

"Istriku, apa istriku keluar lagi dari apartemen?" tanya Fernando dengan suara meninggi.     

"Tidak tuan, nyonya masih ada diatas," jawab salah seorang bodyguard cepat.     

"Bagus, sebentar lagi Justin akan sampai ke tempat ini kalian dengarkan petunjuk yang Justin berikan," ucap Fernando dengan cepat sambil melangkahkan kakinya masuk ke dalam lift yang sudah terbuka dan siap mengantarnya ke lantai paling atas.     

"Siap tuan," sahut semua orang bodyguard itu dengan kompak.     

Fernando berusaha tersenyum mendengar perkataan para bodyguard-nya itu walau hatinya sangat gelisah, ia kemudian menutup pintu lift dan kembali sibuk memainkan ponselnya untuk menghubungi Viona. Sejak mendapatkan kabar dari Justin yang memberitahukannya bahwa Natasya dan Nessie datang ke apartemen dan mendatangi Viona ia sangat tidak tenang, Fernando takut sudah terjadi hal buruk pada Viona. Pasalnya sudah sejak tadi ia menelepon istrinya itu dan tak ada satupun panggilan yang diangkat oleh sang istri dan ini membuatnya frustasi, semua kemarahannya pada Viona langsung hilang seketika.      

Saat pintu lift terbuka saat sudah sampai di apartemen penthouse miliknya Fernando langsung berlari dan mencari Viona ke kamar tidur utama, namun ia kecewa karena tak menemukan sosok sang istri dikamar itu. Fernando lalu keluar dan mencari dikamar kedua yang pernah dipakai Viona, namun lagi-lagi ia tak menemukan sosok sang istri dikamar itu.      

"Babe...kau dimana?"teriak Fernando dengan keras, suaranya bergema hampir di semua ruangan.      

Karena tak mendapatkan jawaban Fernando kembali berteriak untuk yang kesekian kalinya memanggil Viona, namun lagi-lagi ia tak mendapatkan jawaban. Satu-satunya suara yang terdengar adalah pantulan suara teriakannya saat memanggil Viona.      

"Babe...come on, don't do this!!!"     

"Viona where are you?!!!"      

"Babe, don't play hide and seek with me. I dont like it,"     

"Viona where…"     

Teriakan Fernando terhenti saat melihat pintu yang menghubungkan rooftop sedikit terbuka, tanpa pikir panjang ia langsung berlari ke arah tangga yang menghubungkan rooftop pribadinya itu. Tempat dimana satu helikopternya berada, saat melangkahkan kakinya keluar ia langsung disambut dengan tiupan angin yang cukup keras. Berada di lantai 31 tentunya akan memberikan sensasi yang berbeda, jantung Fernando berdegup keras saat merasakan tiupan angin yang kencang. Ia lalu kembali fokus mencari Viona, kedua matanya langsung menyapu rooftop itu dengan teliti. Namun sosok sang istri tak juga terlihat, Fernando bahkan sampai mengecek ke dalam helikopternya dan lagi-lagi ia tak menemukan Viona. Saat sudah hampir frustasi tiba-tiba ekor mata Fernando menangkap sandal bulu yang ada di dekat kanopi yang berada tak jauh dari pintu, ia lalu mendekati sandal bulu warna pink itu dan terkejut saat melihat sang istri sedang tertidur sambil memeluk boneka di sebuah kursi santai yang ada di tempat itu dengan wajah pucat.     

Berada diluar dengan tiupan angin yang sekencang itu pasti membuatnya kedinginan dan tebakan Fernando benar, saat Fernando menyentuh tubuh Viona rasa dingin langsung menyeruak. Tanpa pikir panjang Fernando langsung menggendong Viona ala bridal style masuk kembali ke dalam apartemen, setelah ia melepaskan jasnya dan ia gunakan untuk menutupi tubuh Viona yang hanya menggunakan pakaian tidurnya yang tipis.      

Fernando mempercepat langkah kakinya menuju kamar, tubuh Viona terasa sangat dingin dalam pelukannya. Pikiran Fernando sudah melanglang buana kemana-mana saat ini, ia benar-benar sangat khawatir memeluk Viona dalam kondisi seperti ini. Pembicaraan terakhirnya dengan Viona adalah sebuah pertengkaran tadi pagi di mobil dan kini ia menyesalinya, saat sudah ada di kamar Fernando membaringkan tubuh Viona dengan hati-hati diatas ranjang. Ia langsung meraih jas yang menyelimuti tubuh Viona dan membuangnya begitu saja ke lantai digantikan dengan selimut tebal yang ada di bagian bawah ranjang, ia gunakan untuk menyelimuti tubuh Viona.     

"Kenapa kau sedingin ini babe," ucap Fernando lirih sambil menyentuh kening dan leher sang istri yang sangat dingin.     

"Ini bagaimana apa yang harus aku lakukan, bangun babe aku harus bagaimana?"     

"Dengan air panas atau air dingin aku mengompresmu babe?"      

Fernando bicara sendiri sambil menyentuh tangan Viona dan meniup-niupnya perlahan, berharap dengan hawa panas yang keluar dari tubuhnya tangan Viona akan menghangat. Namun setelah apa yang ia lakukan tak ada perubahan yang berarti pada Viona, ia masih menutupkan kedua matanya dan tubuhnya masih terasa dingin. Bahkan bibirnya terlihat mulai gemetaran, karena panik dan takut terjadi sesuatu pada sang istri tanpa pikir panjang Fernando menarik selimut yang menutupi tubuh Viona. Ia lalu mulai melepaskan pakaian yang melekat di tubuh Viona satu demi satu sampai akhirnya tubuh Viona telanjang bulat tanpa tertutup sehelai benang pun, Fernando menelan salivanya perlahan melihat tubuh sang istri. Namun tak lama kemudian kesadarannya kembali, dengan cepat ia pu melepaskan pakaiannya tanpa sisa. Setelah itu ia langsung naik ke atas ranjang dan berbaring di sebelah Viona, Fernando berniat melakukan skin to skin untuk menghangatkan Viona. Fernando berharap dengan cara itu ia bisa menyalurkan panas tubuhnya ke tubuh Viona dan bisa membuat Viona kembali membaik.     

Dibalik selimut Fernando memeluk tubuh Viona dengan erat, ia sedang merutuki juniornya yang sudah on fire. Padahal saat ini niatnya adalah untuk membagi panas tubuhnya untuk sang istri bukan untuk bercinta, tapi alam bawah sadarnya sepertinya langsung merespon saat bersentuhan dengan tubuh seksi Viona dan membuat kejantanannya langsung bangun.     

"Sadar Fernando, istrimu sedang kedinginan. Jangan cari masalah,"      

"Yang kau lakukan saat ini adalah untuk menghangatkannya bukan untuk menyetubuhinya, jadi tahan dirimu Fernando,"      

"Oh God tolong buatlah aku tak sehorny ini, aku benar-benar bisa gila kalau begini terus,"     

"Ayo bangun babe, bangunlah sayang. Jangan buat aku gila, aku tak bisa menahan diriku lebih lama lagi babe,"      

Fernando terus berbicara dengan dirinya sendiri mencoba untuk menguatkan dirinya dan menahan juniornya untuk tak semakin tegang, namun semakin ia berusaha untuk menenangkan diri semakin tak bisa diajak kompromi pula kejantanannya yang sudah siap perang itu. Ia benar-benar tersiksa dalam keadaan seperti itu, rasanya sangat sakit saat memeluk wanita yang ia cintai dalam keadaan tak memakai pakaian apapun namun tak bisa bercinta. Dengan nafas naik turun yang sudah benar-benar tak terkontrol Fernando akhirnya memutuskan untuk memejamkan matanya, ia memilih untuk mencoba tidur supaya keinginannya untuk bercinta hilang. Setelah menarik nafas panjang Fernando akhirnya menghitung dari 10 sampai 1 untuk membuatnya tenang, tak lama kemudian Fernando akhirnya terlelap setelah ia memaksakan dirinya untuk tidur. Ia mengeratkan pelukannya pada Viona dengan kejantanannya yang masih tegang menempel di tubuh bawah Viona dibalik selimut.     

"Aku mencintaimu Viona," gumam Fernando lirih.     

Bersambung      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.