You Are Mine, Viona : The Revenge

Serupa



Serupa

0Mendengar pengakuan Viona yang melihat Amelia Smith yang sudah di pecat dari statusnya sebagai dokter membuat Fernando tak bicara, ia hanya diam sambil mencengkram tangan Viona dengan erat dan tak berniat untuk melepaskannya. Nafasnya pun terdengar lebih berat, menunjukkan kalau dirinya sangat amat marah saat ini. Lucas yang merasakan aura kemarahan Fernando hanya bisa diam dan tetap fokus membawa mobilnya menuju apartemen, ia tak berani melihat spion berlama-lama kecuali kalau untuk melihat kendaraan di belakang mobilnya.     
0

"Jangan biarkan siapapun mendekati apartemenku kecuali orang-orang yang aku kenal, baik itu pengirim makanan, pengirim paket, petugas peminta sumbangan dan yang lain," ucap Fernando dingin saat keluar dari mobilnya sambil mengeratkan pelukannya di pinggang Viona.     

"Siap tuan," jawab para pria berbadan kekar itu dengan kompak sambil menundukkan kepalanya.     

"Bagus," sahut Fernando singkat.     

Setelah memberikan pesan kepada anak buahnya Fernando melangkahkan kakinya kembali menuju lift bersama Viona, di dalam lift ia pun masih mengacuhkan Viona. Fernando terlihat sibuk berbicara dengan seseorang melalui earphone wireless yang terpasang di telinganya dengan seseorang menggunakan bahasa Perancis yang fasih, dimana Viona tak mengerti sedikitpun.     

Saat lift baru saja berhenti dan pintunya terbuka Viona langsung berlari menuju kamar mandi, tiba-tiba rasa mual datang kembali dan memaksanya harus mengeluarkan isi perutnya. Melihat Viona muntah-muntah membuat Fernando tersenyum, baru kali ini ia tersenyum setelah terakhir tersenyum di rumah sakit sebelum Viona menyebut nama Amelia Smith yang sudah menyebabkan bayinya meninggal. Ketika mengetahui Viona hamil apalagi saat ini istrinya itu mengandung bayi kembar Fernando sangat marah saat mendengar nama Amelia Smith, apa yang sudah diperbuat Amelia Smith kepada dirinya dan Viona satu tahun lalu teringat kembali.      

Fernando menyusul Viona kekamar mandi, ia dengan lembut memijat tengkuk Viona dan membantunya memegang rambut yang berantakan.      

"Sudah?" tanya Fernando pelan sambil melepaskan cengkraman tangannya yang sedang memegang rambut.     

"Huum," jawab Viona lirih sambil menyeka bibirnya dengan tissue yang tersedia dikamar mandi.     

"Ok, istirahatlah. Ingat pesan profesor Erick," ucap Fernando lembut sembari menyeka tetesan air yang masih tersisa di wajah Viona.     

"I know," sahut Viona dengan suara yang hampir tak terdengar.     

Tanpa meminta ijin Fernando menggendong tubuh Viona ala bridal style menuju kamar mereka, Viona pun hanya bisa pasrah karena memang ia sangat tidak nyaman sekali saat ini. Fernando menidurkan Viona dengan hati-hati di atas tempat tidur, ia lalu meraih selimut yang ada di ujung ranjang dan menutupi tubuh Viona dengan lembut.     

"Tidurlah, aku ada urusan penting sebentar," ucap Fernando pelan sambil mendaratkan ciuman di kening Viona.     

"Jangan pergi," jawab Viona pelan.     

"Tidak babe, aku tak pergi. Aku ada di ruang kerja jadi kau…"     

"Kerja disana saja," sahut Viona singkat sambil menunjuk sofa yang ada di kamar mereka.     

Fernando menoleh dan tersenyum saat melihat sofa yang ditunjuk oleh sang istri, ia lalu meraih wajah Viona yang sedikit pucat itu dan menciumnya dengan lembut di bibir.      

"Baik nyonya, hamba akan melakukan perintah paduka," jawab Fernando pelan sambil menatap Viona dengan tatapan hangat.      

Viona terkekeh mendengarkan perkataan Fernando yang sebenarnya tidak lucu itu, ia lalu meraih sebuah bantal untuk dipeluk dan mulai memejamkan kedua matanya. Rasa kantuk tiba-tiba mendatanginya dan tak bisa ditahan, melihat Viona tiba-tiba memejamkan kedua matanya membuat Fernando tersenyum. Ia tau kalau mulai saat ini istrinya itu pasti akan menunjukkan perubahan sikap yang sangat signifikan, oleh karena itu ia sudah bersiap. Pernah mendampingi Viona hamil satu tahun yang lalu membuat Fernando kini sudah lebih tenang, ia tak sepanik satu tahun yang lalu.      

"I love you babe, terima kasih sudah bersedia mengandung anakku lagi," ucap Fernando lirih sambil mencium pipi Viona yang sudah pulas.     

"Tak akan kubiarkan tangan kotor para iblis betina itu menyentuhmu dan anak kita lagi, kali ini aku tak akan segan pada mereka. Kau tenang saja cintaku, aku akan menjaga kalian dengan semua kemampuanku," imbuh Fernando lirih sambil kembali memberikan ciuman mesra di pipi Viona, air mata haru Fernando menetes secara tak sengaja dan membasahi wajah Viona.      

Melihat air matanya membasahi pipi sang istri membuat Fernando langsung bertindak cepat, ia menyeka tetesan air matanya itu menggunakan jemarinya dengan perlahan supaya tak membuat Viona bangun. Fernando pun bergegas pergi meninggalkan Viona, ia takut kalau terus menerus di samping sang istri ia akan kembali menangis karena terlalu bahagia akan menjadi seorang ayah dari dua orang bayi sekaligus, ia harus menyelesaikan beberapa hal penting yang berhubungan dengan sistem keamanan kediamannya yang baru.      

Fernando membawa laptopnya ke dalam kamar dan duduk di sofa sesuai permintaan Viona sebelum ia tidur, ia duduk mengerjakan beberapa hal penting yang harus segera direalisasikan secepatnya. Pasalnya saat ini ketiga wanita yang pernah ada dalam kehidupan dirinya dan Viona kembali datang dan berusaha mengusik mereka kembali, dan yang paling penting saat ini mereka tak boleh tau kalau Viona sedang hamil. Karena jika hal itu terjadi Fernando takut mereka akan berbuat nekat seperti yang dilakukan oleh Amelia Smith sebelumnya kepada Viona tahun yang lalu.     

"Baik tuan, sesuai perintah anda sebelumnya saya akan memaksimalkan penjagaan di sekitar apartemen. Saya juga akan bekerja sama dengan pengurus gedung agar melakukan hal yang sama," ucap Justin dengan suara cukup keras.      

"Saya juga akan mencari tau keberadaan Amelia Smith Tuan," sahut Harry singkat.     

"Baiklah kalau kalian sudah paham dengan pekerjaan kalian masing-masing, aku tak perlu bicara panjang lebar lagi. Yang penting aku mau kalian segera melaksanakannya," jawab Fernando pelan sambil menatap layar laptopnya dimana saat ini ia sedang melakukan panggilan video call bersama Justin dan Harry sekaligus.     

"Siap Tuan," sahut Justin dan Harry kompak.     

Tak lama kemudian Fernando menutup panggilan video call-nya dengan kedua asisten terbaiknya itu, ia kemudian beralih memanggil Profesor William dan Profesor Dexter yang sedang ada di rumah sakit. Mereka berdua sudah diberitahu Fernando kalau akan dihubungi melalui video call sebelumnya, sehingga saat ini mereka sudah bersiap di depan laptopnya masing-masing.      

"Apa dokter Viona hamil bayi kembar?" pekik Profesor William dan Profesor Dexter kompak.     

"Yes," jawab Fernando pelan sambil tersenyum saat menatap layar laptopnya yang sudah tersambung dengan kedua sahabat baiknya itu.     

"Bagaimana bisa ini terjadi, Anastasia juga hamil Fernando," sahut profesor Dexter dengan cepat.     

"Aurelieku juga hamil…"     

"Dokter Louisa juga sedang hamil saat ini kalau kalian mau tau," ucap Fernando singkat memotong perkataan Profesor William.     

"What the…."     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.