You Are Mine, Viona : The Revenge

peerage of Fernando



peerage of Fernando

0Saat matahari mulai terbenam Viona baru terbangun, hal yang pertama ia cari adalah sosok Fernando. Setelah menyusuri setiap sudut kamar dan tak menemukan sosok sang suami tiba-tiba kedua matanya mendadak berkaca-kaca, dadanya terasa sesak. Sebuah perasaan yang tak pernah ia rasakan sebelumnya, Viona langsung melompat turun dari tempat tidur dan berlari keluar dari kamar tanpa menggunakan alas kaki.      
0

"Babe!!!!" panggil Viona keras saat ia keluar dari kamar.      

Tak ada jawaban apapun dari tempatnya berada saat ini, Viona kembali berteriak dengan keras untuk yang kesekian kalinya namun lagi-lagi ia tak mendapatkan jawaban.      

"Fernando….."     

"Hiks...aku kan sudah bilang untuk bekerja di sofa saja tadi sebelum tidur, tapi kau malah pergi. Dasar pembohong, menyebalkan…"     

"Lho babe, kau sudah bangun?" tanya Fernando tiba-tiba muncul dari arah pantry dengan membawa piring yang berisi makanan yang baru selesai ia masak.     

Viona langsung memutar badannya dan melihat sosok sang suami yang berdiri tak jauh darinya dengan senyum hangatnya, alih-alih menjawab pertanyaan Fernando yang sebelumnya tiba-tiba saja Viona terduduk di lantai dengan air mata yang sudah menganak sungai. Melihat Viona menangis membuat Fernando terkejut bukan kepalang, dengan hati-hati ia meletakkan lobster panggangnya di atas meja dan langsung berlari menuju tempat Viona berada.      

"Babee kau...kau kenapa menangis?" tanya Fernando dengan cepat sambil ikut duduk di lantai.     

"Babe...kenapa kau menangis, apa kau sakit? apa yang sakit..dimana apa kita perlu ke tempat profesor Erick lagi?" tanya Fernando kembali bertubi-tubi.     

Bug! Viona memukul dada Fernando dengan keras sehingga membuat Fernando kaget.     

"Kau jahat, kau pembohong," ucap Viona lirih.      

"Bohong, kenapa aku jadi pembohong babe?" tanya Fernando bingung, ia tak mengerti dengan maksud pembicaraan Viona.     

"Iya kau pembohong aku benci padamu,"jawab Viona dengan cepat sembari berusaha bangun dari lantai meninggalkan Fernando yang masih duduk dilantai.     

"Babe…"     

Viona mengacuhkan panggilan suaminya ia memilih pergi ke pantry lalu menjual kulkas, Fernando pun bangun dan mengikuti langkah sang istri. Ia berdiri di samping meja mini bar yang ada di dekat pantry, menatap Viona yang terlihat sedang mengeluarkan beberapa makanan dari dalam kulkas. Setelah mengeluarkan makanan dari dalam kulkas tanpa bicara Viona membawanya menuju sofa, ia mengacuhkan Fernando yang masih menatapnya.     

Sesampainya di sofa Viona meletakkan makanannya satu persatu diatas meja, perlahan Viona meraih sebuah strawberry cake lalu mulai memakannya dengan lahap tanpa rasa bersalah. Padahal selama ini ia sangat tak menyukai makanan manis yang mengandung banyak whip cream seperti itu, namun kali ini memakannya dengan sangat bahagia. Bahkan beberapa kali ia terlihat menjilat tangannya yang terkena cream seperti tak mau kehilangan sedikitpun bagian dari cake itu, Fernando tak banyak bicara. Ia memilih diam memperhatikan sang istri yang makan seorang diri di sofa, setelah selesai makan cake Viona membuka sebuah snack keju yang merupakan salah satu snack kesukaan Fernando. Karena snack itu hanya dijual di Inggris saja, dan Fernando memesannya secara khusus tiap bulan langsung pada produsennya karena snack itu adalah snack homemade yang tak dijual bebas. Hanya dijual ke pihak istana Inggris dan beberapa keluarga bangsawan disana, namun karena sang pemilik produsen snack itu mengenal Fernando makanya Fernando bisa mendapatkannya. Pasalnya makanan itu memang tak sembarang bisa dijual bebas.     

Dan selama ini Viona sangat tidak menyukai makanan itu karena menurutnya rasa kejunya terlalu pekat, ia tak terlalu menyukai keju. Namun hari ini semua itu seperti tidak pernah terlontar dari bibir Viona, karena ia terlihat sangat lahap menikmati snack yang dipesan khusus oleh Fernando itu.      

"Enak babe?"tanya Fernando pelan mencoba untuk mencairkan pembicaraan, menatap Viona menikmati makanannya selama hampir lima menit tanpa suara membuatnya jenuh.     

"Jangan ajak aku bicara, aku marah padamu," jawab Viona ketus.     

"Iya maaf, aku gak mengajakmu bicara sayang. Aku hanya bertanya, apakah makanannya enak atau tidak," ucap Fernando kembali mengulangi perkataannya yang sebelumnya.     

Alih-alih menjawab pertanyaan sang suami Viona justru mengumpulkan makanannya dan langsung merangkulnya dengan erat sambil berlutut di dekat meja, seolah ia sedang menyembunyikan makanannya itu dari Fernando agar Fernando tak mengambilnya. Melihat apa yang dilakukan oleh sang istri membuat Fernando terkekeh, ia tak menyangka kalau istrinya akan berbuat seperti anak kecil yang tak mau makanannya diambil oleh orang lain.      

"Aku tak memintanya sayang, aku hanya bertanya apakah makanan yang kau nikmati itu enak atau tidak. Aku benar-benar tak mau mengambilnya darimu," ucap Fernando pelan berusaha menahan tawa.     

"Benarkah kau tak ingin mengambilnya dariku?" tanya Viona dengan cepat sambil menatap tajam kearah Fernando yang berdiri di hadapannya.     

"Iya aku hanya bertanya sayang, aku tak mungkin mengambil makanan yang sedang kau nikmati seperti itu," jawab Fernando sambil tersenyum.      

Mendengar jawaban sang suami membuat Viona akhirnya melepaskan pelukannya dari snack yang ada di hadapannya, ia lalu kembali duduk di sofa dengan tenang sambil mengunyah makanannya dengan perlahan sambil menatap Fernando tanpa berkedip.      

"Kalau kau tak berniat untuk mengambilnya kenapa kau bertanya, pertanyaanmu itu sungguh membuat orang pasti berpikir kalau kau ingin menginginkannya,"ucap Viona kembali.     

Fernando tersenyum mendengar perkataan Viona, ia lalu berjalan mendekati sang istri dan duduk di sebelah Viona sambil tersenyum.     

"Aku hanya ingin memastikan saja sayang, kalau kau menyukainya maka kedepannya aku akan memesannya kembali dalam jumlah yang lebih banyak," jawab Fernando lembut sambil membelai rambut hitam Viona dengan penuh kasih .      

"Memangnya harus dipesan dulu? tak bisakah langsung datang dan membelinya?"tanya Viona pelan dengan mulut penuh makanan.     

"Snack ini dibuat oleh seorang koki terkenal di London menggunakan resep turun temurun dari nenek moyangnya dan hanya dijual pada orang-orang tertentu, bahkan awalnya pihak keluarga kerajaan Inggris melarang membuat snack ini menjual kepada orang lain. Namun karena kebijaksanaan ratu Elizabeth yang baru akhirnya penjual snack ini bisa menjualnya kepada orang lain, dengan catatan tidak mempublikasikannya secara massal atau dengan produksi yang berlebih. Hanya dalam jumlah tertentu saja agar original-nya tetap terjamin," jawab Fernando panjang lebar mencoba melepaskan kepada Viona.     

"Jadi maksudmu snack ini pada awalnya hanya dijual kepada pihak keluarga kerajaan Inggris saja ?"tanya Viona kembali.     

"Betul sekali, snack ini adalah salah satu snack favorit Ratu Elizabeth yang beliau nikmati hampir setiap hari saat beliau menikmati minum teh bersama keluarganya di sore hari. Namun karena waktu itu ada tamu dari keluarga kerajaan Arab yang datang, dan mereka mengatakan kalau menyukai snack yang sedang dinikmati oleh sang Ratu. Alhasil Ratu Elizabeth membawakan tamunya itu banyak snack kesukaannya itu secara cuma-cuma pada mereka dan sejak saat itulah Ratu Elizabeth memberi ijin kepada sang pemilik dari snack ini, untuk bisa menjualnya kepada orang lain agar orang-orang juga bisa menikmatinya dengan catatan seperti yang aku katakan tadi hanya dengan orang-orang tertentu saja yang diizinkan oleh ratu itu sendiri," sahut Fernando lembut.     

Deg! jantung Viona berdetak dengan sangat cepat mendengar perkataan Fernando yang terakhir.      

"Jadi maksudmu kau mengenal secara langsung Ratu Elizabeth sehingga beliau mengizinkan makanan ini dijual kepada mu," pekik Viona tak percaya.     

"Tentu saja, aku bertemu dengan beliau sudah lebih dari sepuluh kali. Aku bahkan mempunyai gelar khusus dari Ratu Elizabeth yang aku dapat sejak umurku 20 tahun, namun gelar itu tak aku gunakan karena aku merasa sangat terbebani menggunakan nama bangsawan. Mengingat sikapku yang tak mencerminkan seorang bangsawan sama sekali," ucap Fernando terkekeh.     

"Semua ini hanya karanganmu saja kan?" tanya Viona tak percaya.     

"Aku serius sayang, suamimu ini adalah seorang bangsawan kehormatan. Kalau aku tak memiliki semua itu lalu menurutmu bagaimana aku bisa menguasai kota ini dengan mudah sayang," jawab Fernando menyombongkan dirinya.     

Viona melipat mulutnya mendengar suaminya mulai menyombongkan diri kembali.      

"Kalau kau bisa menguasai kota ini lalu kenapa kau tak bisa menyingkirkan wanita-wanita jahat itu Fernando?" tanya Viona tiba-tiba tanpa sadar.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.