You Are Mine, Viona : The Revenge

Terbayar lunas



Terbayar lunas

0Tobias dan anak buahnya yang baru saja tiba di rumah Markus Lim awalnya mendapat masalah, pasalnya Kyle sang tangan kanan dari Markus beberapa kali menembakkan pistol ke arah mereka. Namun berkat kepiawaian Dave dalam membidikkan pistol akhirnya dalam sekali tembak ia berhasil membuat Kyle tunduk, pistol yang ia pegang jatuh ke lantai seketika karena Dave berhasil menembak tangannya yang sedang memegang pistol.     
0

"Sebagian urus wanita ini, yang sebagian lagi ikut aku masuk kedalam rumah ini. Kita cari Markus Lim sampai dapat, kalau melihat sikap tak bersahabat yang ditunjukkan oleh wanita kulit hitam itu sepertinya Markus ada di rumah,"ucap Tobias pelan sambil mengangkat pistolnya dalam mode bersiap.      

"Siap Tuan." Sekitar delapan orang menjawab kompak perkataan Tobias termasuk Jeremy yang kini juga sudah memegang pistol.     

Setelah berkata seperti itu Tobias kemudian berjalan masuk kedalam rumah Markus bersama anak buahnya, ia terlihat sangat hati-hati sekali melangkah dan memperhatikan keadaan di dalam rumah karena tak mau kecolongan. Hal yang sama nampak terlihat dari anak buah Tobias yang lain, mereka juga terlihat sangat waspada sekali pada keadaan sekitar. Pasalnya saat ini situasi di dalam rumah Markus Lim sangat sunyi, sehingga membuat mereka harus lebih waspada.     

"Empat orang pastikan kondisi di lantai satu, aku, Jeremy dan dua yang lain ke lantai dua,"ucap Tobias lirih.     

"Siap Tuan,"sahut Teo dengan cepat sembari mengajak tiga rekannya yang lain untuk memeriksa kondisi di lantai satu.     

Setelah Teo berpisah darinya Tobias kemudian berjalan pelan penuh kewaspadaan menuju ke lantai dua, ia terlihat sangat hati-hati sekali ketika menaiki anak tangga satu demi satu. Tobias tak mau mengambil resiko sekecil apapun, karena itulah ia harus waspada sebab ia tau sekali betapa liciknya musuh lamanya itu. Setibanya di lantai dua Tobias mulai menajamkan indra pendengarannya, ia berhenti beberapa saat dibalik dindin untuk mencoba memahami situasi.      

"Ada yang tak beres,"ucap Tobias lirih.     

"Apa?" Jeremy bertanya dengan cepat.     

"Ketenangan ini, aku merasa tak nyaman dengan ketenangan ini,"jawab Tobias pelan, sebagai mafia yang sudah memiliki banyak pengalaman membuat Tobias yakin sekali kalau ada yang tak beres dengan rumah Markus.     

"Apa mungkin ini jebakan?"tanya Jeremy kembali.      

"Aku rasa tidak, kalau ada jebakan wanita kulit hitam tadi pasti tak akan menunjukkan sikap sepanik itu,"jawab Tobias kembali.     

"Ya sudah kalau begitu satu-satunya cara yang bisa kita lakukan adalah mencari tau secara langsung apa yang terjadi disini,"celetuk Jeremy pelan.     

Tobias tersenyum mendengar perkataan Jeremy, ternyata ahli IT sang tuan tak hanya pintar di dunia cyber saja. Akan tetapi di dunia nyata otaknya juga bekerja dengan baik.     

Setelah memastikan kondisi aman Tobias kemudian keluar dari balik dinding, ia berjalan dengan penuh perhitungan. Namun saat baru tiba di sebuah lorong tiba-tiba indra penciumannya bekerja, ia mencium bau anyir darah yang berasal tak jauh dari tempatnya berada. Karena penasaran Tobias kemudian mengikuti instingnya mencoba mencari bau darah yang ia tangkap, ia berjalan dengan cepat tidak seperti sebelumnya yang penuh kehati-hatian. Langkahnya baru terhenti saat melihat ada satu kamar yang pintunya terbuka dan begitu sampai di depan kamar itu ia terkejut, saat melihat Amelia Smith wanita yang ia buru tengah tergeletak di lantai kamar dalam kondisi telanjang bulat dengan kening yang tertembus timah tajam. Sementara itu tak jauh dari tempat penemuan jenazah Amelia Smith, di dekat ranjang ada Markus Lim yang juga tergeletak di lantai dalam kondisi yang sangat mengenaskan. Dimana disalah satu matanya sudah tertancap alat bantu sex yang membuatnya mati karena kehabisan darah.      

"Oh my God." Dave dan Teo yang baru bergabung dengan Tobias menjerit bersamaan saat melihat pemandangan mengerikan di depan mata mereka.      

"Apakah pria bernama Markus itu benar-benar sudah mati? Apakah kita perlu memastikannya terlebih dahulu untuk…"     

"Jangan Jeremy, jangan rusak tempat kejadian perkara ini,"ucap Tobias dengan cepat sambil menahan Jeremy yang ingin masuk kedalam kamar.      

"Aku tak merusak Tobias, aku hanya ingin memastikan saja,"jawab Jeremy pelan.     

"Sama saja Jeremy, jangan tinggalkan jejak apapun di dalam kamar ini. Jangan beri kesempatan polisi mencurigai kita,"sahut Tobias kembali sembari memasukkan ponselnya kedalam saku bajunya, Tobias baru saja mengirimkan sebuah video dan beberapa foto pada Fernando.      

Mendengar perkataan Tobias membuat Jeremy menganggukkan kepalanya perlahan, ia kini mengerti kemana arah pembicaraan Tobias. Sementara itu Teo yang sudah berhasil menguasai diri langsung menghubungi kantor polisi terdekat dengan rumah Markus, sedangkan Dave nampak menghubungi David sang kepala polisi departemen forensik yang baru saja mereka datangi. David yang tak percaya dengan perkataan Dave lalu minta disambungkan dengan Tobias yang masih berdiri di tempatnya.      

"Kau tenang saja David, kali ini aku tak perlu menghabiskan tenagaku untuk menghabisi Amelia Smith. Sepertinya kawan lamaku Markus Lim sudah menghabisinya karena tak puas dengan pelayanan yang diberikan wanita ini,"ucap Tobias pelan saat sudah tersambung dengan David.     

"Aku sedang tak salah dengar kan? Kau benar-benar tak membunuh wanita itu?"tanya David kembali tak percaya.     

"Tobias Dante anak buah kepercayaan Fernando Grey Willan tak pernah berbohong jika sudah berkaitan dengan nyawa seseorang David, apalagi aku sudah tegaskan padamu sebelumnya bukan kalau aku diminta membawa Amelia Smith hidup-hidup kehadapan Tuan Fernando. Mana mungkin aku berani melawan perintah Tuan Fernando dengan membunuh wanita ini,"jawab Tobias datar sambil terus menatap layar ponsel Dave yang sedang tersambung dengan David, saat ini ia sedang menunjukkan kondisi kamar Markus Lim yang sangat kacau sekaligus mengerikan.     

"What!!! Ba-bagaimana dia bisa tertusuk sextoys seperti itu!"pekik David kaget ketika Tobias memperbesar gambar Markus Lim yang terkapar di lantai tanpa nyawa dengan bersimbah darah.     

"Kau tak akan tau betapa gilanya wanita buruanku David, jadi tak usah sekaget itu. Yang jelas aku yakin sekali tadi Amelia Smith menusuk mata Markus dengan penuh tenaga sehingga benda menjijikkan itu bisa menembus bola matanya,"sahut Tobias datar.     

"Ok ok, cukup. Ya sudah aku ke tempatmu sekarang juga, ingat Tobias jangan sentuh apapun. Aku tak mau kau merusak tempat kejadian perkara,"ucap David pelan memperingatkan Tobias.     

"Tanpa kau beritahu aku juga tau David, sudah lebih baik kau cepat kemari. Jangan banyak bicara,"sengit Tobias jengkel.     

"I-iya aku segera kesana, ingat Tobias jangan pergi kemana-mana tunggu aku datang dan…"     

"Cerewet, ya sudah aku matikan bye,"sahut Tobias dengan cepat memotong perkataan David lalu langsung memutus panggilan videonya tanpa rasa takut.     

Setelah memutus sambungan video dengan David Tobias lalu berjalan pelan menuju kursi yang tak jauh dari kamar tempat dimana Ammy dan Markus tewas dengan mengenaskan, namun baru akan duduk ponselnya berdering keras. Dengan cepat Tobias meraih ponselnya dan senyumnya langsung tersungging lebar saat melihat nama yang muncul di layar ponselnya.      

"Iya Tuan…"     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.