You Are Mine, Viona : The Revenge

Tetap Viona



Tetap Viona

0Fernando menyudahi tangisnya saat Viona mengeluh sesak dan tak bisa bernafas, begitu Viona mengatakan ia tak nyaman dengan posisinya Fernando langsung berguling ke arah kiri langsung turun dari ranjang dan meninggalkan Viona tetap ada diatas ranjang. Ia baru mendekat ke arah ranjang kembali saat dipanggil Viona.      
0

"Kenapa harus menangis? Aku hanya bertanya bukan memarahimu,"ucap Viona pelan sembari menyeka sisa air mata Fernando yang masih tertinggal di pipinya.     

"Jangan ulangi lagi babe, awas saja kalau kau berani memberikan aku pertanyaan mengerikan seperti tadi kembali masa depan,"sahut Fernando dengan cepat.      

"Iya, maafkan aku. Mmmm apakah dua hal tadi itu adalah berita buruk yang kau maksud sebelumnya?"tanya Viona pelan.     

Fernando yang sedang meraba-raba perut Viona langsung terdiam." Taylor James Luther, ayah Aurelie. Dia saat ini sedang dalam perjalanan dari Meksiko menuju ottawa untuk menemui William, begitu mengetahui kalau rezeki keguguran pria itu langsung membatalkan semua pertemuan bisnisnya dan memilih untuk datang ke ottawa untuk menemui Aurelie serta William. Dan saat ini William sangat gelisah karena tahu ayah mertuanya pasti sangat marah kepada dirinya karena dianggap gagal menjaga Aurelie dengan baik, William takut kalau aureli akan dibawa pulang oleh Taylor Luther kembali ke Meksiko."     

"Dibawa ke Meksiko? Apa maksudnya?"     

"Kau tahu kan kalau Taylor James Luther sangat menginginkan bayi yang sedang dikandung Aurelie? Bayi itu juga salah satu alasan kenapa William diperbolehkan menikahi Aurelie oleh seorang Taylor Luther, karena itulah saat ini William benar-benar sangat panik ketika mengetahui ayah mertuanya sedang dalam perjalanan menuju ke Ottawa. Ia takut kalau istrinya dibawa pulang oleh ayah mertuanya ke Meksiko dan jujur saja aku ingin sekali datang ke rumah sakit untuk menenangkan dirinya yang sedang panik itu, aku tahu bagaimana rasanya kehilangan anak dan ditambah lagi posisi William saat ini jauh lebih menyulitkan karena harus menghadapi mertuanya yang sangat gila itu. Akan tetapi aku tak bisa meninggalkanmu saat ini aku harus menunggu profesor Erick datang untuk memastikan kondisimu dan kondisi anak-anak kita terlebih dahulu,"jawab Fernando pelan, menjelaskan apa yang Harry laporkan sebelumnya pada dirinya.     

Viona diam mendengar perkataan Fernando, kondisinya saat ini pun sedang tak memungkinkan untuk datang ke rumah sakit. Apalagi menurutnya ini adalah urusan keluarga William dan ayah mertuanya, oleh karena itu Viona tak berkomentar panjang ketika Fernando menceritakan apa yang terjadi pada profesor William saat ini.      

Fernando menundukkan wajahnya," Kondisi di rumah sakit saat ini benar-benar sangat kacau, Frank menggila saat mengetahui bayi keduanya yang selamat harus terpaksa digugurkan oleh dokter yang untuk keselamatan Louisa. Sementara itu William sedang panik karena mengetahui mertuanya datang ke Ottawa dan aku tak bisa berbuat apa-apa saat ini, aku merasa menjadi manusia paling egois yang tak bisa ada di samping orang-orang terdekatku saat mereka membutuhkan aku babe,"ucap Fernando lirih.     

"Kalau kau ingin pergi ke rumah sakit pergilah, profesor William dan profesor Frank membutuhkan dukunganmu. Pada saat-saat seperti inilah mereka membutuhkan orang terdekat untuk mendapatkan tambahan semangat dan aku yakin dengan kehadiranmu di sana mereka akan menjadi lebih kuat dari sebelumnya."Viona berbisik lirih sembari merapikan rambut Fernando yang berantakan." Aku rasa kau juga perlu bercukur secepatnya,"imbuh Viona pelan saat menyentuh pipi Fernando yang sudah dipenuhi rambut.      

"Kau tak suka aku memiliki jambang?"tanya Fernando singkat.     

Viona membasahi bibirnya menggunakan lidahnya, ia kemudian mendekati telinga Fernando dan berbisik,"Rasanya menyakitkan saat terkena kulit pahaku ketika kau melakukan itu."     

Glek, Fernando menelan ludahnya perlahan. Mendengar Viona berkata seperti itu jantungnya berdegup sangat cepat. Membahas tentang gaya bercinta diatas ranjang membuat darah lelaki Fernando berdesir kembali.     

"Kau tak sedang memintaku untuk…"     

"Akhhh menyebalkan, aku tak sedang membahas itu. Aku sedang membahas jambang mu yang sangat mengganggu ini Fernando, jangan menggoda aku seperti itu atau aku akan marah padamu,"sengit Viona jengkel.      

Fernando tertawa terbahak-bahak melihat istrinya merajuk, Viona memang selalu mudah marah jika dibahas tentang urusan ranjang. Padahal menurut Fernando apa yang ia bahas bukanlah sebuah hal yang vulgar, namun Viona tetap saja merasa tak nyaman ketika Fernando bicara seperti itu.      

"Akh aku malas padamu, ya sudah jangan dicukur. Biar saja sepanjang kera,"ucap Viona ketus sambil berbaring diatas ranjang dengan cepat, digoda seperti itu oleh Fernando membuat dirinya sangat kesal.      

Fernando menyudahi tawanya, ia lalu menyeka air mata yang sedikit mengalir keluar dari sudut matanya."Maaf maaf, maafkan aku cintaku. Aku tak bermaksud untuk menggodamu seperti tadi, ya sudah aku ke kamar mandi sebentar. Mungkin sepuluh menit lagi profesor Erick akan tiba, setelah itu baru aku akan pergi ke rumah sakit. Sepertinya yang kau katakan sebelumnya benar, aku harus ada di rumah sakit untuk menenangkan William dan si brengsek Frank." Fernando berbisik lirih mencoba untuk mengalihkan pembicaraan, tangannya menepuk bokong Viona yang terbalut selimut dengan perlahan.      

Dari balik selimut Viona tersenyum, ia senang ternyata Fernando mengikuti sarannya yang sebelumnya untuk pergi ke rumah sakit menemui profesor William dan profesor Frank yang sedang benar-benar membutuhkan dukungan secara moral itu. Walau bagaimanapun mereka tetap masih membutuhkan satu sama lain meskipun sering bertengkar, Viona tahu Fernando sangat menyayangi Professor Frank yang merupakan saudara sekandung satu-satunya itu. Oleh karena itu ia sengaja menggunakan nama profesor William untuk menguatkan perintahnya agar Fernando mau pergi ke rumah sakit, Viona merasa sedikit bersalah kepada dua pria pria itu karena dengan kondisinya seperti sekarang ini Fernando menjadi tidak bisa melakukan apapun yang ia inginkan karena harus menjaga dirinya yang sedang hamil dan tentu saja menjaga dari jangkauan Natasya dan Nessi yang masih hidup. Mendengar kematian Amelia Smith membuat Viona merasa sedih namun entah mengapa ia sedikit merasa bersyukur karena kematian Amelia Smith, Viona merasa Tuhan menyayangi dirinya dan Amelia Smith. Viona yakin Tuhan sengaja menjemput Amelia Smith dengan cepat karena tak mau Amelia Smith semakin banyak berbuat kesalahan di dunia, apalagi setelah perbuatan terakhirnya dengan menghilangkan nyawa 3 bayi tak berdosa yang masih ada dalam kandungan ibunya. Karena itulah Viona sangat bersyukur dengan meninggalnya Amelia Smith, meskipun sebenarnya ia tak benar-benar menginginkan salah satu rekannya di rumah sakit itu meninggal secepat ini. Viona sebenarnya masih berharap Amelia Smith akan berubah dan menjadi dokter yang baik kembali karena ia tahu kalau wanita itu adalah seorang dokter yang hebat, akan tetapi ternyata takdir berkata lain untuknya.      

"Iya bersihkan dulu kumis dan jambang mu itu di kamar mandi, setelah itu berganti pakaian yang sedikit rapi dan temuilah sahabat serta adikmu itu. Aku yakin mereka sangat membutuhkan kehadiranmu di sana, kau tak usah menunggu profesor Erick datang. Aku bisa…"     

"Aku akan pergi ke rumah sakit setelah berbicara dengan profesor Erick, ya sudah aku tinggal dulu ke kamar mandi. Kau diam-diam saja ditempat tidur sayang." Fernando menyahut dengan cepat perkataan Viona, ia tak mau pergi meninggalkan Viona ke rumah sakit sebelum mendengar penjelasan dari profesor Erick mengenai kondisi kehamilan Viona. Setelah mengetahui kalau Louisa terpaksa kehilangan bayi keduanya lagi karena preeklampsia, karena itulah Fernando menjadi sangat khawatir ia ingin memastikan kalau Viona tidak memiliki gejala mengerikan itu mengingat Viona juga tengah mengandung bayi kembar sama seperti Louisa.      

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.