You Are Mine, Viona : The Revenge

No phone no problem



No phone no problem

0Setelah Fernando mengeluarkan semua isi hatinya pada Viona tentang ketidaksukaannya pada sikap Viona yang dinilai terlalu ingin ikut campur pada urusan orang lain, Fernando terlihat lebih tenang. Ia sudah tak seemosi sebelumnya pasca mengeluarkan semua uneg-unegnya pada sang istri.      
0

Sementara itu Viona terlihat menundukkan wajahnya tanpa bicara, ia menyadari kesalahannya yang sudah sangat bodoh itu saat ini.     

"Kau sudah cukup dewasa untuk mengerti apa yang aku katakan Vio, tak perlu bukan aku harus mengulangnya sampai berkali-kali padamu. Aku hanya tak ingin terjadi hal buruk menimpa dirimu atau anak-anak kita karena kau terlalu mencampuri urusan orang lain, aku harap kau tidak sakit hati ataupun marah padaku setelah aku berbicara sepanjang tadi. Yang pasti satu hal yang harus kau tahu adalah bahwa aku sangat menyayangimu dan anak-anak kita, aku harap kau paham itu. Sekarang lebih baik kau istirahat karena nanti sore kita akan pindah tinggal di hotel untuk di minggu kedepan, besok pagi di rumah kita akan ada beberapa orang yang mulai bekerja untuk memasang lift. Aku tak mau waktu istirahatmu terganggu oleh mereka, jadi kita tinggal sementara waktu di hotel." Fernando kembali bicara panjang lebar menyudahi ceramah siangnya hari ini pada Viona.     

"Hotel? Dua minggu?"     

"Ya kita akan tinggal di hotel, aku tak mau membawa mau pulang ke ke apartemen ataupun ke istanaku,"jawab Fernando pelan sambil menurunkan kakinya dari ranjang, Fernando ingin merapikan barang-barangnya sebelum pergi bersama Viona nanti sore.     

Setelah berkata seperti itu Fernando kemudian meninggalkan Viona di dalam kamar tamu sendirian, sepeninggal sang suami Viona terlihat menutup wajahnya menggunakan kedua telapak tangannya sambil menunduk.      

"Sepertinya tak semua niat baik itu memang mudah untuk dilakukan, aku hanya ingin menghibur Louisa saja pada awalnya."Viona bicara pada dirinya sendiri, ia merasa bersalah sudah membuat anak-anaknya dalam bahaya.      

Sebelumnya tadi Viona sempat berbicara dengan suster Tina ditelepon, ia ingin mencari tahu bagaimana kondisi Louisa, Aurelie dan Anastasia pasca peristiwa berdarah itu terjadi. Dan secara tak sengaja suster Tina kelepasan bicara, ia mengatakan kalau saat ini kondisi dokter Louisa sangat kacau. Berkali-kali ia berteriak di dalam kamar perawatannya sambil menghancurkan barang-barang yang ada di dalam kamar itu karena merasa kesal pada suaminya, yang mengijinkan dokter Rea mengaborsi janin keduanya. Dokter Louisa beranggapan kalau anaknya pasti akan selamat. Karena itulah ia sangat marah kepada Professor Franklin sang suami, yang sudah mengijinkan dokter Rea melakukan operasi pengguguran janinnya. Dokter Louisa mengatakan kalau ia tidak akan bisa punya anak ke depan lagi dan ini adalah salah suaminya, karena itulah ruang perawatan dokter Louisa saat ini dijaga ketat oleh beberapa orang suruhan profesor Franklin agar dokter Louisa tidak membuat keributan. Profesor Frank terpaksa melakukan itu agar para bodyguard-nya menjaga dokter Louisa agar tidak berbuat nekat.      

Mendengar semua perkataan sang mantan asistennya itu Viona menjadi sangat sedih, ia yang sudah pernah merasakan bagaimana sakit dan kecewanya kehilangan anak memahami betul bagaimana kondisi dokter Louisa saat ini. Apalagi ia harus kehilangan kedua anaknya sekaligus, karena itulah tadi Viona berniat ingin mengajak Fernando ke rumah sakit untuk menenangkan dokter Louisa. Ia ingin menunjukkan pada dokter Louisa bahwa meskipun sudah minum obat penggugur kandungan yang diberikan dokter Ammy ia masih bisa hamil lagi, Viona berniat ingin menunjukkan kehamilannya pada dokter Louisa agar dokter Louisa kembali bersemangat dan tidak putus asa lagi. Namun ternyata caranya salah, ia yang terlalu bersemangat tak menyadari kalau sudah berlari dari lantai dua ke lantai satu di tangga dan membuat Fernando akhirnya marah besar kepada dirinya.     

"Maafkan aku dokter, aku tak bisa menemuimu saat ini. Yang aku bisa lakukan saat ini hanyalah berdoa kepada Tuhan agar Dia memberikan kesabaran dan kesehatan padamu, semoga setelah semuanya tenang dan kau bisa menerima dengan baik semua musibah ini. Tuhan akan segera mengirimkan malaikat kecil lagi padamu, amin." Viona bergumam lirih mendoakan dokter Louisa dengan tulus sambil memejamkan kedua matanya.      

Tanpa Viona sadari Fernando yang masih berdiri di balik pintu ternyata mendengar apa yang baru saja ia katakan, Fernando mendengar dengan jelas doa Viona yang dikhususkan untuk dokter Louisa itu.      

"Kau memang sangat baik sayang, akan tetapi kadang-kadang kebaikanmu itu terlalu berlebihan. Aku bukan melarangmu untuk berbuat baik seperti ini hanya saja aku harap kau bisa lebih dewasa sedikit, dengan lebih memprioritaskan dirimu dan keluargamu sebelum memikirkan orang lain. Maafkan aku kalau sepertinya aku harus mengurungmu dengan cara seperti ini, ini adalah cara terbaik untukmu supaya tidak terlalu memikirkan orang lain,"ucap Fernando lirih, tangannya menggenggam ponsel Viona yang berhasil ia ambil sebelumnya tadi saat ada dikamar.      

Fernando sebenarnya tadi ingin bertanya pada Viona tentang panggilan keluar dan masuk di handphonenya, ia ingin bertanya kenapa banyak sekali panggilan masuk dan keluar dari orang-orang yang saat ini sedang ada di rumah sakit Global Bros. Namun saat akan bertanya pada istrinya untuk meminta penjelasan, Fernando secara tak sengaja mendengar doa yang diucapkan Viona untuk dokter Louisa dan hal itu akhirnya membuat Fernando sadar bahwa ternyata selama ini Viona ikut memantau kondisi yang sedang terjadi di rumah sakit. Karena itulah saat ini Fernando berniat untuk menghancurkan ponsel Viona agar tidak ada orang yang menghubungi dirinya dan memberitahu tentang kondisi di rumah sakit padanya.      

Karena tak mau membuang-buang waktu Fernando kemudian berjalan dengan cepat menuju ke halaman belakang dengan membawa ponsel kesayangan Viona, sesampainya di dekat kolam renang Fernando langsung membanting ponsel mahal itu dan menginjak-injak ponsel yang sudah tak terbentuk itu. Justin dan Harry yang penasaran melihat Fernando dari dalam rumah langsung berlari dan menghampiri sang Tuan, keduanya pun hanya bisa diam ketika melihat ponsel cantik sang nyonya yang di pesan secara khusus ke produsen ponsel itu kini sudah hancur tak berbentuk karena diinjak-injak oleh Fernando setelah sebelumnya ia banting berkali-kali.      

"Tidak ada ponsel tidak ada masalah, ini adalah cara paling aman saat ini,"ucap Fernando pelan dengan nafas tersengal-sengal, ia sepertinya melampiaskannya kekesalannya pada Viona dengan menghancurkan ponselnya.      

Justin dan Harry yang sudah tahu maksud Fernando hanya diam, mereka berdua tak ada yang berani membuka mulutnya.     

Sementara itu di bandara Montreal Nessi baru saja masuk ke pesawat, pesawat yang ia naiki akan membawanya ke Seoul, Korea. Niatnya ingin melakukan operasi plastik sudah bulat.      

"Hanya kau yang bisa membantu dirimu sendiri Nessi, kau harus berusaha sendiri untuk mencapai tujuanmu. Jangan sampai kau mengalami nasib yang sama seperti Amelia Smith karena percaya pada Natasya si penyihir itu, kau harus berjuang sendiri sekarang Nessi,"ucap Nessi pelan sambil meremas paspor yang ada di tangannya." Tunggu aku Fernando sayang, setelah aku operasi plastik dan mengganti identitas aku akan datang padamu. Kau pasti akan menjadi milikku lagi, sejak awal kau adalah milikku Fernando. Seandainya saat itu si jalang Viona tak datang di pesta pertunangan kita, mungkin saat ini aku sudah menjadi nyonya Willan,"imbuhnya kembali penuh dendam, kebenciannya pada Viona membuatnya nekat mengambil keputusan sejauh ini. Apalagi sejak melihat Natasya menyingkirkan Amelia Smith didepan matanya, Nessi yang tak mau mengalami nasib sama seperti Amelia Smith pun memilih melepaskan diri dari Natasya yang sedang tergila-gila pada Derek.      

"Tunggu aku sayangku, Fernando Grey Willan cintaku." Nessie bergumam lirih saat pesawat yang ia naiki mulai mengudara meninggalkan tanah Kanada menuju Seoul Korea Selatan, negara yang sangat terkenal akan teknologi operasi plastiknya.      

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.