You Are Mine, Viona : The Revenge

Belajar dari Fernando dan Viona



Belajar dari Fernando dan Viona

0Sejak kembali dari rumah sakit terjadi perang dingin antara Profesor Frank dan dokter Louisa, kalau selama satu tahun lebih usia pernikahan mereka dokter Louisa yang berusaha terus mencari perhatian pada profesor Frank suaminya kini kondisi itu terbalik. Saat ini profesor Frank lah berusaha untuk mengambil hati sang istri yang sama sekali tak merespon apapun yang ia katakan, dokter Louisa hanya akan menoleh ke arah sang suami ketika benar-benar profesor Frank sudah berteriak keras kepadanya. Namun jika tidak ia akan mengacuhkan suaminya kembali dan memilih untuk menatap kearah lain atau terus bermain game di ponselnya.      
0

Walaupun sebenarnya dokter Louisa tidak benar-benar bermain game, karena beberapa kali secara tidak sengaja profesor Frank melihat istrinya sedang menatap foto USG bayi kembar mereka yang ada di dalam ponselnya dan mengetahui hal itu membuat profesor  Frank semakin hancur.     

Profesor Frank memutuskan untuk menenangkan diri dengan duduk di tempatnya biasa bersantai di rooftop yang mana tempat itu sudah hampir enam bulan terakhir tidak ia kunjungi, karena banyaknya kegiatan yang harus ia kerjakan apalagi pasca Viona kembali cuti bekerja. Meskipun banyak dokter yang iri pada Viona yang bisa cuti semaunya namun tak ada yang berani langsung bicara pada dirinya.      

"Kalau ini sebuah hukuman dari-Mu aku siap menjalaninya Tuhan, tapi tolong jangan libatkan istriku. Dia sudah terlalu banyak menderita karena perbuatanku di masa lalu yang hanya memanfaatkannya saja, jadi tolong Tuhan aku mohon pada-Mu kembalikan ke istriku seperti semula. Angkatlah semua kesedihannya, aku benar-benar tak tega melihatnya seperti itu. Rasanya sakit sekali melihatnya terus meratapi anak-anak kami yang sudah Kau ambil lagi Tuhan." Profesor Frank bicara lirih sambil memejamkan matanya saat sedang berbaring di kursi santainya, semilir angin di tempatnya berada saat ini akhirnya membuat dirinya tertidur.      

Profesor Frank sudah melalui hari paling berat dalam hidupnya selama hampir lebih dari dua minggu ini, melihat kedua bayinya meninggal membuatnya tak pernah bisa bernafas dengan baik karena dadanya masih terasa sesak. Meskipun hal itu ia simpan dan tak ia tunjukkan pada siapapun, profesor Frank memilih meredam lukanya sendiri seperti yang sudah-sudah sejak ia masih muda.      

Saat sedang memejamkan kedua matanya tiba-tiba profesor Frank tersenyum, ingatan masa lalunya bersama Fernando tiba-tiba terlintas dalam memorinya. Padahal selama ini ia berusaha kuat untuk menghapus semua kenangannya bersama sang kakak pasca ibunya yang bernama Mikhaela Klotz meninggal, disaat sedang sedih Fernando pasti akan datang menenangkannya. Meskipun mereka baru bertengkar sekalipun namun Fernando akan datang dan menenangkannya.     

"Ternyata apa yang kau bilang dulu benar kak, menjadi orang dewasa sangat berat. Banyak tanggung jawab yang harus dipikul,"gumam profesor Frank pelan, saat masih kecil Fernando selalu berkata untuk tetap tenang dan jangan marah jika melihat Daddy mereka pulang dengan membawa perempuan hampir tiap malam.      

Fernando yang saat itu masih berusia dua belas tahun sudah bisa berfikir jauh dan menenangkan Frank yang akan sangat kesal saat melihat ayahnya membawa pulang pelacur, namun Fernando berkali-kali mengatakan kalau apa yang dilakukan ayahnya itu sebagai bentuk konsekuensi menjadi orang dewasa. Dan kini ia mengerti apa maksud perkataan Fernando yang diucapkan puluhan tahun itu.      

"Dulu aku sangat benci sekali padamu Fernando, kau selalu di prioritaskan oleh Daddy. Ulang tahunmu selalu dirayakan oleh Daddy, sementara ulang tahunku hanya beberapa kali saja dirayakan. Aku benci padamu karena kau selalu mendapatkan perhatian extra darinya, sementara aku tidak. Aku harus belajar bersama para pengasuhku, disaat aku langsung belajar bersama Daddy. Namun kini aku akhirnya tahu apa yang aku lalui dulu sangatlah berat karena Daddy memberikan harapan besar padamu sampai akhirnya ia menggemblengmu dengan semuanya, sampai akhirnya kau bisa seperti ini. Andai saja kau tak ada mungkin aku tak akan bisa melakukan apa yang aku mau, mencapai cita-citaku menjadi dokter dan tak menjadi pengusaha sepertimu,"ucap profesor Frank pelan sesaat setelah ia mengingat apa yang sudah ia dan Fernando lalui dulu saat mereka masih kecil.     

Sebenarnya alasan Profesor Frank ingin menjadi dokter adalah karena sang ibu, saat ia masih kecil secara tak sengaja ia melihat ibunya sedang mengiris pergelangan tangannya menggunakan pecahan piring keramik dalam upayanya untuk bunuh diri. Kalau itu dia adalah orang pertama yang melihat ibunya melakukan hal mengerikan seperti itu sebelum akhirnya apa yang dilakukan oleh ibunya itu diketahui oleh para pelayan, sejak saat itu Frank kecil mengubah cita-citanya menjadi pilot dokter. Ia ingin menjadi dokter agar bisa menyelamatkan orang-orang yang ia sayang, karena kejadian mengerikan itu dulu terjadi ia tak bisa melakukan apa-apa ketika melihat ibunya sudah terbaring di lantai dengan tangan yang bersimbah darah.     

Dan pada saat ia bertengkar dengan Jacob Willan sang ayah karena bersikeras untuk mengambil kuliah jurusan kedokteran, Fernando lah orang yang mendukungnya meskipun saat itu sang ayah sangat marah sekali padanya karena sudah mendukung keinginan Frank yang menurut Jacob tak masuk akal. Karena menurut Jacob, keturunan Willan dilahirkan untuk menjadi seorang pengusaha tidak untuk profesi yang lain. Maka dari itulah Jacob sangat marah sekali ketika Frank memutuskan untuk menjadi seorang dokter dan menolak permintaannya untuk meneruskan usahanya seperti Fernando, yang kala itu sudah berhasil memenangkan beberapa tender yang diberikan oleh Jacob sebagai tugas awalnya memimpin kerajaan bisnis keluarga Willan.     

Mengingat masa lalunya bersama Fernando membuat profesor Frank akhirnya tertidur pulas di kursi santainya, ia tertidur dengan sebuah senyum yang tersungging di wajahnya. Profesor Frank yang dalam dua minggu terakhir ini tak bisa tidur dengan nyenyak karena memikirkan Louisa sang istri, kini bisa tertidur pulas di rooftop di sebuah kursi kayu yang keras pasca ia mengingat sedikit kenangannya bersama Fernando.      

"Kalau Fernando bisa melewati semua ini maka aku pasti bisa, anak Jacob Grey Willan terlahir untuk menjadi pemenang. Dan aku pasti bisa memenangkan pertaruhan ini, aku pasti bisa. Franklin Justin Willan pasti bisa melewati ujian ini." Profesor Frank yang sudah tertidur bergumam lirih tanpa sadar mengucapkan kalimat-kalimat itu untuk menyemangati dirinya sendiri.     

Sementara itu Louisa yang sedang duduk di ranjang mewahnya terlihat sedang membaca-baca majalah, tanpa sadar ia menemukan sebuah artikel yang membahas bulan madu Viona dan Fernando. Majalah itu mengangkat berita tentang pria yang masih diinginkan banyak wanita itu, secara perlahan Louisa meraba foto Viona yang sedang tersenyum lebar dalam pelukan Fernando di atas yacht mewahnya.     

"Kenapa aku merasa pernah melihat foto ini sebelumnya, aku rasa ini adalah foto lama Viona dan Fernando saat mereka baru menikah dua tahun yang lalu. Kalau ini foto lama itu artinya bulan madu Fernando dan Viona hanyalah sebuah kebohongan saja, kalau mereka tak benar-benar pergi bulan madu lalu kemana mereka sebenarnya? Atau…" Louisa terdiam beberapa saat. "Atau ada yang sedang mereka sembunyikan dari banyak orang, musuh Fernando sangat banyak. Aku yakin dia membuat berita seperti ini untuk menyembunyikan sesuatu, tapi apa? Dan kenapa sampai harus seperti ini, apa yang sedang kalian sembunyikan dari kami semua dokter Viona? Kau tak sedang sakit kan dokter?"      

Berbagai pertanyaan muncul dalam benak dokter Louisa, ia yakin ada hal besar yang sedang disembunyikan oleh Fernando pada dunia. Apalagi sampai membuat Viona harus kembali berhenti bekerja untuk kesekian kalinya.     

"Aku rindu padamu dokter, aku ingin bertanya padamu bagaimana caramu melewati semua ujian ini. Sakit dok, hikss sakit sekali rasanya kehilangan anak seperti ini huhuhu…"     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.