You Are Mine, Viona : The Revenge

Service from Fernando



Service from Fernando

0Fernando yang tersadar langsung menghentikan perbuatannya, apalagi saat melihat ada ASI yang benar-benar keluar di tangannya.      
0

"Ma-maaf, maafkan aku sayang. Aku tak sengaja!!"pekik Fernando panik, ia berusaha menghentikan kucuran ASI yang keluar dari kedua payudara istrinya.     

"It's ok, nanti akan berhenti. Biarkan saja, ya sudah sekarang ayo kita mandi. Aku tak mau kau sakit, sudah berapa lama kau berada dibawah shower seperti ini hah?"tanya Viona ketus.     

"Baru sebentar,"jawab Fernando berbohong.      

Meskipun tak percaya Viona akhirnya memilih untuk menyudahi perdebatannya, yang terpenting saat ini adalah Fernando sudah kembali normal dan tak menganggapnya alien lagi karena memerah ASInya menggunakan alat pompa elektrik. Meskipun tak bisa melakukan apa yang ia mau namun Fernando sudah cukup puas bisa mandi berdua bersama sang istri, melihat dan menyentuh tubuh Viona yang sudah mulai kembali langsing membuatnya cukup bahagia.      

Karena sudah terlalu dingin Viona lalu menyudahi mandinya terlebih dahulu, ia harus mengeringkan rambutnya juga sebelum turun makan. Apalagi saat ini ASI nya kembali menetes, ia harus bergegas memompa lagi ASI-nya supaya tak terbuang sia-sia. Sejak Viona rajin mengkonsumsi vitamin dari profesor Erick yang membantu memperlancar produksi ASI, kini ASI-nya terproduksi lebih banyak dan ia bersyukur akan itu. Karena Viona bermimpi untuk tetap mengASIhi kedua anaknya sampai mereka berumur dua tahun, yang merupakan batas minimum seorang anak mendapatkan asi eksklusif. Meskipun Viona bisa saja membeli susu formula paling mahal dan paling bagus namun ia tak melakukan itu, karena baginya susu yang paling baik untuk kedua anaknya adalah air susu ibu yang memang sudah diciptakan Tuhan sesuai fungsi dan kegunaannya.      

Setelah memakai pakaian yang nyaman Viona lalu melipat rambutnya yang basah menggunakan handuk kecil, ia lalu bergegas pergi menuju kamar Abby dan Aaric untuk memompa ASI nya kembali. Beruntung saat Viona lagi ke kamar sang anak, kedua pelayan yang tadi memandikan kedua bayi tampan itu sudah membawa keluar mereka untuk berjemur dibawah sinar matahari yang mulai terik. Atas anjuran profesor Erick kedua bayi itu diharuskan dibawa keluar ruangan supaya bisa menghirup udara bersih yang segar saat berjemur dan pilihan Fernando tepat sekali sekali berpindah rumah, karena dirumah barunya itu sangat jarang sekali kendaraan dan setiap pagi udaranya masih sangat bersih karena banyaknya pepohonan.      

"Babe...kau dimana?" Fernando yang baru keluar dari kamar mandi dengan menggunakan handuk untuk melilit tubuh bawahnya itu terlihat bingung saat tak menemukan keberadaan Viona.      

"Sepertinya dia sudah keluar, ya sudahlah ayo berpakaian. Kau harus meminta maaf lagi pada istrimu Fernando, bisa-bisanya kau menyebut istrimu sebagai alien. Dasar bodoh, lagi pula mana ada alien secantik dan sesempurna istrimu itu."      

Fernando bicara sendiri saat sedang berpakaian di depan lemari, tubuh sixpacknya terlihat jelas di kaca. Meskipun jarang berolahraga raga namun karena Fernando memiliki pola hidup yang bagus tubuhnya tak terlalu banyak perubahan, meskipun sejak kehadiran si kembar pola tidur dan pola makannya kacau.      

Setelah memakai pakaian yang nyaman Fernando bergegas keluar, ia ingin mencari Viona ke lantai satu. Karena biasanya saat ini istrinya itu akan berada di taman bersama kedua anaknya, menikmati udara segar dan matahari pagi. Pada saat Fernando akan berjalan menuju tangga langkahnya terhenti ketika melihat bayangan Viona di kaca yang berada di kamar si kembar, setelah memastikan kalau yang ia lihat itu adalah sang istri Fernando lalu masuk kembali ke kamar si kembar.     

Viona yang melihat bayangan Fernando dari kaca langsung menipiskan bibirnya dan sedikit menggeser tubuhnya. "Aku sedang pompa, keluarlah. Aku tak mau disebut sebagai alien lagi,"ucapnya pelan penuh sindiran.      

"Babe, jangan begitu. Aku kan sudah minta maaf,"jawab Fernando dengan cepat, ia merasa sedikit terganggu dengan perkataan istrinya.      

Viona menggigit bibir bawahnya menahan tawa. "Kan tadi kau sendiri yang bilang kalau aku terlihat seperti alien saat sedang memompa ASI, padahal apa yang kulakukan ini adalah demi anak-anak. Huff tak apalah aku disebut sebagai alien, asal anak-anak sehat, tumbuh sempurna, kuat dan pintar aku rela disebut alien."     

Perkataan Viona yang penuh sindiran itu langkah menusuk jantung Fernando yang berdiri Viona, bibirnya pun tiba-tiba kelu tak bisa bicara. "Maksudku bukan itu sayang, aku kan tadi sudah menjelaskan kalau aku itu hanya…"     

"Iya aku tahu, ya sudah ayo bantu aku. Tutup botol-botol kaca ini dan jangan lupa tulis tanggal dan jamnya sebelum dimasukkan ke kulkas, aku tak mau pelayan salah ambil nanti jika ingin memberikan minum pada anak-anak." Potong Viona dengan cepat.      

Tanpa diperintah dua kali Fernando kemudian melakukan apa yang dikatakan oleh Viona sebelumnya, dengan cekatan Fernando menutup botol-botol kaca yang berisi ASI itu dan menulis di permukaan botolnya menggunakan spidol yang sudah disiapkan oleh Viona.     

"Hangat babe, ternyata ASI itu hangat ya,"ucap Fernando pelan mengagumi ASI yang sedang ada di tangannya.      

"Tentu saja hangat, kan baru keluar dari pabriknya,"jawab Viona asal bicara.      

"Pabrik apa, kau manusia. Kau istriku, bukan pabrik. Jangan asal bicara,"sahut Fernando ketus.     

"Bukan alien juga??     

"Babe!!!"     

"Hahahahaha… ya sudah cepat masukkan kedalam kulkas, hati-hati ya."     

Fernando melipat bibirnya, ia tak merespon perkataan sang istri. Dengan hati-hati ia meletakkan botol kaca yang berisi ASI itu ke dalam kulkas khusus, awalnya ia tak mengerti kenapa Viona harus memompa ASInya padahal ia masih mampu memberikan ASI pada kedua anaknya secara langsung. Namun setelah mendengar penjelasan profesor Erick bahwasanya memompa ASI adalah salah satu kegiatan yang baik akhirnya ia paham dan tak pernah melihat Viona memompa ASI sekalipun sampai akhirnya tiga puluh menit yang lalu ia melihat istrinya itu memompa ASI dan membuatnya ketakutan dan hampir gila.     

Setelah meletakkan botol-botol yang berisi ASI di dalam kulkas dengan baik, Fernando kemudian menoleh ke arah Viona yang sedang mensterilkan alat pompanya di mesin steril khusus. Senyumnya mengembang saat melihat handuk kecil masih terlilit di kepala istrinya itu, tiba-tiba sebuah ide pun terlintas dalam pikirannya. Tanpa bicara Fernando pergi keluar dari kamar sang anak menuju kamarnya untuk mengambil hairdryer, ia berniat ingin memberikan pelayanan pada istrinya yang baru saja melakukan perbuatan mulia itu.     

"Kau mau apa?"tanya Viona kaget saat melihat Fernando membawa hairdryer dan beberapa vitamin rambut.      

"Duduklah, aku akan mengeringkan rambutmu,"jawab Fernando singkat.      

"Serius? Kau bisa?"tanya Viona kembali tak percaya.     

"Jangan meremehkan aku, cepatlah duduk. Biarkan saya melayanimu Tuan putri."     

Viona terkekeh mendengar perkataan suaminya, ia akhirnya pun duduk di depan meja rias yang dijadikan tempat mencharge ponsel itu. Fernando pun langsung memasang hair dryer ke listrik dan mulai melepaskan handuk yang masih berada di kepala Viona, dengan hati-hati ia memberikan pijatan-pijatan kecil di kepala Viona saat memakaikan serum rambut. Viona yang sudah lama tak pergi ke salon terlihat sangat menikmati pelayanan dari Fernando, senyumnya mengembang saat merasa nyaman karena pijatan Fernando.      

"Maafkan aku sayang, aku benar-benar tak bermaksud untuk menyebutmu alien. Aku tadi hanya…"     

"Kalau kau mau aku maafkan, sekarang berikan aku servis yang memuaskan,"ucap Viona dengan cepat memotong perkataan suaminya tanpa membuka kedua matanya.      

"Benarkah? Semudah itu kau memaafkan aku?"tanya Fernando penuh semangat.     

"Yes."      

"Baiklah, hamba akan memberikan pelayan memuaskan untuk anda sekarang Tuan putri."     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.