You Are Mine, Viona : The Revenge

Penuh Kehangatan



Penuh Kehangatan

0Acara pun dimulai setelah semua orang yang ditunjuk Fernando untuk menjadi orang tua baptis Abby dan Aaric datang, mereka semua mengikuti jalannya acara dengan baik sampai akhirnya acara inti dimulai di mana mereka semua mendapatkan kehormatan untuk menjadi orang tua baptis si kembar. Para wanita yang ada di tempat itu terharu, mereka terisak saat mendapatkan kehormatan besar itu.     
0

Setelah acara selesai mereka semua berfoto bersama untuk kenang-kenangan, akan tetapi untuk sementara hasil foto itu akan tetap dipegang Fernando. Meskipun mereka semua ingin menyimpannya di rumah, awalnya Adam dan istrinya bingung kenapa tak boleh menyimpan foto membahagiakan itu. Namun setelah Viona menjelaskan akhirnya pengantin baru itu mengerti dan memahami keputusan Fernando, begitu pula dengan Tobias. Ia yang sudah yakin bisa membawa pulang satu lembar foto harus rela mendapatkan kekecewaan karena Fernando tak memberikannya izin membawa foto dua anak kembar nya. Acara pun dilanjutkan dengan acara makan-makan di taman samping rumah kediaman Fernando, mereka semua tertawa bahagia bersama menikmati hidangan yang sudah disiapkan para pelayan. Sebenarnya Viona ingin mengundang salah satu chef yang cukup terkenal di kota saat ini, namun Fernando bersikeras bahwa para pelayan di rumahnya masih bisa menyiapkan makanan enak untuk para tamunya dan hal itu disanggupi oleh semua pelayan termasuk Teddy yang sempat bekerja sebelum akhirnya berganti pakaian untuk ikut dalam acara inti.      

Saat semua orang sedang duduk bersama di sebuah meja besar yang ditata sedemikian rupa sehingga membentuk sebuah lingkaran, Fernando tiba-tiba bangun sambil membunyikan gelasnya menggunakan sendok kecil sehingga membuat suara yang cukup bising.     

"Perhatian semuanya." Suara Fernando terdengar sangat keras dan membuat semua orang yang ada di tempat itu menoleh ke arahnya, Viona yang duduk disamping Fernando pun akhirnya bangun dan berdiri disamping suaminya.      

"Sebelumnya saya ingin mengucapkan terima kasih karena kalian semua bersedia hadir di acara ini, saya dan Viona mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya pada kalian semua dari hati kami yang paling dalam. Dan semoga Tuhan memberikan kebahagiaan yang sama juga untuk kalian semua, untuk yang belum menikah semoga segera dipertemukan jodohnya dan untuk yang sudah menikah semoga segera diberikan kebahagiaan tak terkira seperti aku dan Viona. Semoga dengan acara yang penuh berkat ini Tuhan mengabulkan doa kita semua."     

"Amin." Semua orang yang duduk di hadapan Fernando secara serempak mengucapkan kalimat yang sama.      

Bahkan seorang Tobias Dante yang merupakan seorang ateis ikut mengaminkan perkataan Fernando, padahal ia tak mempercayai adanya Tuhan. Berada di lingkungan yang penuh kehangatan dan kekeluargaan itu membuatnya menjadi lebih nyaman, tak memiliki keluarga pasca kabur dari rumah sejak berusia 12 tahun membuatnyanya perasaan berbeda seperti saat ini. Apalagi saat secara tak sengaja ia hampir bertabrakan dengan Jenny, melihat gadis tomboy itu membuatnya merasa beruntung di undang ke acara sang tuan.     

"Terima kasih Fernando, kau benar-benar membuatku bahagia hari ini. Meskipun aku dan Cecilia belum punya anak tapi kamu akhirnya bisa merasakan kesempatan menjadi orang tua baptis bagi Abby,"ucap Andrew tulus dengan mata berkaca-kaca saat berbicara empat mata dengan Fernando.      

Fernando tersenyum, ia kemudian memeluk Andrew dengan erat. "Bukankah kita teman? Sebagai teman kita harus membagi kebahagiaan yang sama bukan? Aku yakin Tuhan akan segera memberikanmu anak, sehingga mereka bisa bermain dengan anak-anakku."     

Andrew meneteskan air mata mendengar perkataan Fernando, namun ia langsung menyekanya karena tak mau ada yang melihatnya menangis. "Amin, terima kasih Fernando."     

Fernando menepuk-nepuk punggung Andrew yang sedang ia peluk dan kemudian melepaskan pelukan pada Andrew yang masih memakai seragam kerjanya itu, karena profesor William dan profesor Dexter berjalan mendekatinya bersama istri mereka masing-masing. Begitu Fernando melepaskan pelukannya pada Andrew, profesor Dexter langsung memeluknya dengan erat yang kemudian profesor William pun mengikuti memeluk Fernando. Meskipun postur tubuh Fernando lebih besar dan lebih tinggi dari kedua temannya itu, akan tetapi tetap saja ia merasa tidak nyaman saat dipeluk dengan kuat seperti itu oleh kedua sahabatnya dan membuatnya sedikit kesulitan bernafas.      

"Kalau kalian tak melepaskan aku sekarang juga, jangan salahkan aku jika aku akan mematahkan kedua tangan kalian,"ucap Fernando lirih     

Profesor William dan profesor Dexter akhirnya melepaskan pelukannya dari tubuh Fernando, mereka tak menyadari kalau sudah membuat Fernando tak nyaman. Begitu lepas dari pelukan kedua sahabatnya Fernando langsung menarik nafas dalam-dalam, ia merasa seluruh paru-parunya menjadi kering karena tak bisa bernafas dengan baik saat dipeluk kedua temannya. Ketika sudah merasa jauh lebih baik, Fernando kemudian balas dendam. Dengan menggunakan kekuatan lengannya, Fernando meraih leher profesor William serta profesor Dexter dan menguncinya menggunakan tubuhnya sehingga membuat kedua profesor itu panik. Mereka bahkan sampai menepuk-nepuk lengan Fernando agar dilepaskan dari kunciannya, Fernando yang sudah merasa puas akhirnya melepaskan pelukannya pada leher kedua sahabatnya dengan tersenyum penuh kemenangan.      

"Kau ini menyebalkan sekali brengsek, leherku sakit!!"umpat profesor Dexter kesal.     

"Iya, kau ini benar-benar Fernando. Untung saja hari ini momen bersejarah, aku tak mau merusak momen ini dengan berkelahi denganmu,"imbuh profesor William, menimpali perkataan profesor Dexter yang masih memegangi lehernya yang baru saja di kunci Fernando.      

Fernando tersenyum, ia kemudian memeluk kedua sahabatnya itu dengan erat secara bersamaan. "Terima kasih, kehadiran kalian sangat berarti untuk keluargaku. Semoga apa yang menjadi keinginan kalian segera dikabulkan Tuhan"bisik Fernando lirih saat sedang memeluk kedua sahabatnya.     

Mendengar perkataan Fernando membuat kemarahan profesor William dan profesor Dexter hilang, mereka pun sontak terdiam dan terbawa suasana haru saat mengingat doa yang diucapkan bersama-sama tadi setelah acara pembaptisan selesai.      

"Tuhan pasti akan memberikan kalian berkat-Nya juga, dulu aku tak percaya pada Tuhan. Namun setelah mendapatkan kebahagiaan bertubi-tubi ini aku akhirnya percaya kalau Tuhan ada dan sayang padaku, karena itu aku berkata seperti pada kalian. Aku yakin Tuhan juga menyayangi kalian, apalagi kalian orang baik tak brengsek sepertiku,"imbuh Fernando kembali.      

Profesor William menarik nafas dalam, ia berusaha menahan tangisnya. "Jangan banyak bicara brengsek, kau tak pantas bicara seperti itu."      

"Iya, kau tak pantas jadi orang bijak Fernando. Tetaplah jadi orang brengsek seperti dulu, kalau tidak dunia kiamat,"sahut profesor Dexter dengan cepat.      

Fernando tertawa, ia tahu apa yang diucapkan kedua temannya itu tak sesuai dengan apa yang ada dalam hati kedua sahabatnya itu. Karena itulah ia kembali memeluk erat kedua sahabatnya yang akhirnya membuat suasana haru karena kedua profesor itu akhirnya menangis dalam pelukan Fernando, Aurelie dan Anastasia yang melihat persahabatan suami-suami mereka dengan Fernando terlihat menyeka kedua matanya.      

Dari kejauhan profesor Frank yang berdiri bersama Viona nampak mencibir apa yang dilakukan oleh kakak dan rekan kerjanya itu, sehingga membuat Viona tersenyum.      

"Dari mereka berdua, kaulah yang paling disayang Fernando. Kau tahu itu kan Frank,"ucap Viona pelan merespon apa yang diucapkan oleh adik iparnya itu.      

"Kau tahu betul bagaimana hubungan kami Viona, jadi tak usah bicara seperti itu. Tak akan mempan untukku,"sahut profesor Frank ketus.     

"Benarkah? Wah berarti aku salah menduga, padahal sebenarnya Fernando meminta pendapatku untuk mengijinkan salah satu di antara kalian untuk tinggal lebih lama di rumah kami bersama anak-anak kami. Dan aku mengusulkan namamu, tapi kalau memang kau merasa hubungan kalian tidak sedekat itu mungkin aku akan mulai dari profesor William dan Aurelie saja kalau begitu…"     

"What!!! Jangan macam-macam Viona, lakukan sesuai rencana. Jangan ganti namaku, biarkan aku tinggal disini lebih lama bersama Fernando dan anak-anak." Profesor Frank langsung memotong perkataan Viona dengan suara meninggi.      

Mendengar perkataan Profesor Frank membuat Viona tertawa, ia tak menyangka kalau gurauannya itu ternyata berhasil membuat profesor Frank mengakui kalau ia sebenarnya juga sangat menyayangi Fernando. Dari meja tempat minuman berada dokter Louisa tersenyum tipis melihat suaminya tertawa terbahak-bahak bersama Viona, meskipun sudah percaya sepenuhnya pada sang suami akan tetapi saat melihat suaminya tertawa seperti itu dengan wanita lain hatinya merasa sedikit gelisah. Apalagi ia tahu kalau suaminya itu dulu sangat menyukai Viona.     

"Tenang dok, tak ada hubungan apa-apa diantara mereka. Kau tak usah khawatir, profesor Frank sangat menyukaimu,"bisik dokter Cecilia mencoba menenangkan dokter Louisa. "Aku pun begitu, meskipun aku tahu kalau Andrew sangat mencintai dokter Viona dulu namun sekarang aku sudah percaya 100% pada suamiku. Semoga dengan kepercayaan dan cinta kami berdua yang sama besarnya ini, Tuhan akan memberikan apa yang kamu inginkan selama ini."     

Dokter Louisa tersenyum mendengar perkataan dokter Cecilia. "Iya aku tahu dok, semoga saja mimpi-mimpi kita segera terkabul. Ya sudah ayo kita bergabung bersama mereka."     

Dokter Cecilia menganggukan kepalanya, mereka pun berjalan dengan membawa gelas yang berisi cocktail tanpa alkohol mendekati Viona dan profesor Frank. Suasana hangat pun terasa di hampir semua sudut rumah besar Fernando siang itu, tak ada dendam atau cemburu lagi yang terlihat di antara mereka. Kini mereka semua saling mendukung satu sama lain.      

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.