You Are Mine, Viona : The Revenge

Mimpi besar



Mimpi besar

0Fernando benar-benar bisa bernafas lega setelah mengetahui kalau Derek tidak sedang berbohong, pria itu benar-benar membawa istrinya ke desa hallstatt di Austria. Setelah semalam suntuk Justin dan Harry melakukan pemantauan kepada Derek dan Natasya akhirnya Fernando mendapatkan kabar menggembirakan bahwa suami istri itu benar-benar akan tinggal di Austria.      
0

"Kenapa kau sejak tadi senyum-senyum seperti itu babe?" tanya Viona penasaran.     

"Aku senang karena aku tak harus mengotori tanganku untuk menyingkirkan Natasya,"jawab Fernando dengan cepat.      

Viona menaikkan satu alisnya mendengar perkataan sang suami, ia masih tak mengerti kemana arah pembicaraan Fernando. Fernando yang sangat mengerti dengan ekspresi wajah sang istri kemudian memberikan ponsel pintarnya pada Viona yang duduk di hadapannya.      

"Baca itu,"ucapnya pelan.      

Karena sangat penasaran Viona akhirnya meraih ponsel pintar milik Fernando yang sudah ada di atas meja, ia kemudian membaca sebuah pesan yang dikirimkan oleh Justin. Viona terlihat sangat serius sekali ketika membaca laporan Justin kepada Fernando, tak lama kemudian sebuah senyum tersungging di wajah cantiknya.      

"Ini serius?"     

"Iya, itu adalah bukti-bukti yang didapatkan oleh Justin dan Harry. Tadi malam mereka berdua bekerja keras untuk mendapatkan semua itu sembari mengawasi penerbangan Derek dan Natasya,"jawab Fernando dengan cepat.      

Viona yang sedang duduk bersantai di ruang keluarga langsung mendekati Fernando dan memeluknya dengan erat, Iya senang sekali mendengar kabar bahagia itu. Viona sangat bahagia mendengar Natasya benar-benar pergi meninggalkan Kanada.     

"Syukurlah Fernando, aku senang sekali. Akhirnya Natasya bisa hidup bahagia, aku senang sekali,"ucap Viona dengan keras penuh syukur.      

"Kau bersyukur Natasya hidup bahagia?"tanya Fernando tak percaya.      

Viona melepaskan pelukannya dari tubuh sang suami. "Iya, karena aku yakin dengan bahagianya Natasya maka dia tak akan mungkin mengganggu kita lagi. Aku benar-benar berdoa pada Tuhan untuk hal ini Fernando, aku bersyukur kau tak harus menumpahkan darah lagi untuk menyudahi sepak terjang Natasya."     

"Kau memang terlalu baik sayang, entahlah hatimu itu terbuat dari apa,"puji Fernando lirih penuh kebanggaan.      

"Dulu ibu Maria sering berkata padaku bahwa kita harus menjadi manusia yang pemaaf, karena dengan itu kita bisa hidup tenang. Lagipula Tuhan juga maha pemaaf, lalu kenapa kita sebagai hamba-Nya yang tak punya apa-apa ini harus terus mendendam,"kata Viona lembut.      

Fernando pun kembali memeluk Viona dengan erat, ia benar-benar bersyukur mendapatkan Viona sebagai istri. Viona selalu melihat segala sesuatunya dari sisi positif terlebih dahulu yang kadang-kadang membuat Fernando gemas, tapi lambat laun setelah mengenal Viona lebih jauh akhirnya Fernando tahu kalau istrinya itu memang benar-benar selalu berpikir positif. Tak lama kemudian Fernando memberitahukan kabar bahagia tentang kehamilan Aurelie, Anastasia dan dokter Louisa kepada Viona yang masih memeluknya. Mendengar kabar bahagia itu Viona berteriak dengan keras dan membuat Fernando harus menutupi telinga kirinya.      

"Kau serius? Kau tak sedang bergurau kan babe?!!" Viona memberikan pertanyaan bertubi-tubi pada Fernando.     

"Aku serius, tadi malam suami-suami mereka memberitahukan kabar bahagia ini padaku,"jawab Fernando dengan tenang.      

"Ahhhhh aku senang!!!!! Terima kasih Tuhan, hari ini aku benar-benar sangat bahagia sekali,"jerit Viona dengan keras.      

Melihat istrinya segirang itu Fernando menggelengkan kepalanya, ia tak percaya kalau Viona bisa bersikap seperti itu karena mendengar kabar kehamilan ketika wanita yang sudah pernah kehilangan anaknya beberapa bulan yang lalu itu. Setelah puas mengekspresikan kebahagiaannya, Viona lalu memeluk Fernando kembali sambil terus mengucap kata syukur atas semua kebahagiaan yang yang didapatkan oleh orang-orang sekitarnya. Viona pun menetapkan kalau hari ini adalah hari paling membahagiakan dalam hidupnya, setelah semua yang terjadi akhir-akhir ini. Mengetahui empat wanita yang dekat dengannya akan menjadi seorang ibu seperti dirinya membuat Viona luar biasa bahagia, begitu juga dengan Fernando. Karena dengan hamilnya istri-istri dari para pria pengganggu itu Fernando bisa hidup tenang, ia bisa hidup dengan normal lagi tanpa harus pusing melihat ke empat pasang suami istri itu bergiliran datang ke rumahnya untuk melihat kedua bayi tampannya yang sudah semakin besar dan pintar.      

Sebenarnya hari ini Fernando memiliki jadwal untuk meresmikan taman yang sudah selesai dikerjakan selama beberapa bulan terakhir ini, namun karena ia bangun kesiangan dan ingin mengetahui laporan Justin dan Harry soal Derek dan Natasya akhirnya Fernando memutuskan untuk tidak hadir dalam peresmian taman yang ia buat untuk Viona itu. Sehingga yang hadir saat ini adalah Tobias Dante, Fernando sengaja memerintahkan Tobias untuk meresmikan taman itu supaya orang-orang tahu kalau Tobias bukanlah orang yang menakutkan. Awalnya Tobias sangat menolak perintah dari tuannya itu, tapi setelah Fernando bicara dengan suara meninggi saat mengulangi perintahnya itu akhirnya Tobias pun luluh dan bersedia datang menggantikan Fernando. Fernando yang berniat merubah citra Tobias memang sengaja memerintahkan Tobias menghadiri beberapa acara amal yang sudah ia atur sedemikian rupa, Fernando bahkan juga pernah meminta Tobias menemani Justin dan Harry ini meeting. Bukan sebagai pengawal, namun sebagai salah satu tim yang ikut serta dalam meeting. Dengan sering menghadirkan Tobias dalam banyak acara Fernando berharap salah satu tangan kanannya itu bisa meninggalkan dunia gelapnya dan hidup dengan normal, karenanya Fernando sejak awal mengatur semua ini dengan rapi. Fernando berharap Tobias akan memilih sendiri bidang mana yang ia sukai.      

Dalam pelukan Fernando yang berkali-kali mendaratkan ciuman di keningnya, Viona mengucap banyak syukur karena satu persatu masalah yang datang dalam kehidupan rumah tangganya mulai terselesaikan.     

 "Setelah dokter Cecilia keluar dari rumah sakit dan usia kehamilan mereka semua cukup aku ingin mengajak mereka pergi ke Roma babe,"ucap Viona lirih.     

"Roma, kenapa harus kesana?"tanya Fernando dengan cepat.      

"Beribadah, mengucap syukur dan mendekatkan diri pada Tuhan,"jawab Viona tanpa jeda.      

Fernando yang duduk bersebelahan dengan Viona lalu duduk dengan tegap dan menatap istrinya tanpa berkedip. "Mendekatkan diri pada Tuhan tak harus pergi ke Roma, dimanapun kita berada asal kita mengingat Tuhan kita pasti akan merasa dekat dengannya. Lagipula kita punya Abby dan Aaric, aku tak mau mengajak mereka bepergian sebelum mereka berumur satu tahun dan lagi aku yakin sekali kalau Dexter, William, Frank dan Andrew takkan mungkin mengijinkan istri-istri mereka naik pesawat. Kau ingat kan kehamilan mereka itu tak mudah, apalagi dengan riwayat pernah keguguran. Jadi hilangkan rencanamu itu, aku tak mau karena kita memaksakan pergi baru terjadi hal-hal yang tak diinginkan. Aku tak mau hal itu terjadi babe, apalagi jika Abby dan Aaric yang terkena masalah."     

Viona langsung menutup mulutnya saat menyadari kekeliruannya, hampir saja ia membuat masalah besar. "Maaf, maafkan aku...aku terlalu senang sampai…"     

Cup      

Fernando langsung mendaratkan ciumannya pada bibir Viona untuk membuat istrinya itu diam.      

"Kau tak salah babe, hanya saja waktunya yang belum tepat. Nanti ketika semuanya tepat kita pasti akan bisa melakukannya perjalanan rohani bersama-sama, aku yakin itu,"ucap Fernando lembut sambil meraba-raba pipi Viona.     

"Amin."     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.