You Are Mine, Viona : The Revenge

The Willan\'s dark side



The Willan\'s dark side

0Aaric terdiam mendengar pertanyaan sang ayah, ia bingung harus berkata apa.      
0

"Aku tak ada hubungannya dengan Elsa, hanya saja Elsa adalah teman satu kelasku Dad,"jawab Aaric datar.      

"What!!! Kau satu kelas dengan gadis itu Aaric, tapi selama ini dia tak melakukan apa-apa padamu bukan? Dia tak memberikan racun atau semacamnya padamu bukan?" Tobias yang kaget memberikan pertanyaan bertubi-tubi kepada Aaric.      

Aaric menggelengkan kepalanya. "Dikampus ia terlihat seperti gadis normal seperti yang lain, tak terlihat berbahaya sama sekali."     

"Dasar jalang sialan, pintar sekali berakting,"umpat Tobias kembali penuh emosi.      

Saat Tobias memaki Elsa dari kedua mata Aaric terlihat sekali sorot tidak suka dan Fernando berhasil melihatnya secara jelas.      

"Lalu darimana kau bisa tahu tentang email-email itu nak?" Fernando yang sejak tadi menjadi pendengar Tobias dan Aaric pun akhirnya membuka mulutnya.      

Aaric menatap sang ayah dengan tajam, tak lama kemudian ia pun menjelaskan bagaimana ia mengetahui nama Adam Collins. Mulai dari saat ia menemukan kamar apartemen Elsa yang berantakan sampai laptop yang hancur ia ceritakan semuanya pada ayahnya yang mendengarkan ceritanya tanpa berbicara, begitu pula dengan Tobias.      

"Aku ke apartemennya karena kebetulan kami satu grup dalam tugas yang diberikan dosen Dad,"ucap Aaric pelan berbohong menutup ceritanya, ia tak mungkin menceritakan soal kejadian sebelumnya di hotel bersama Elsa saat ini.     

"Oh jadi begitu, pantas saja kau tahu apartemennya,"sahut Tobias lirih mengomentari perkataan Aaric.     

Fernando menatap putra keduanya dengan tatapan tajam. "Syukurlah kalau kau tak ada hubungannya dengan gadis itu nak, gadis itu benar-benar sangat berbahaya. Anak buah Daddy menemukan video pelatihan Elsa yang dilatih langsung oleh Adam Collins, sejak beberapa tahun terakhir ia sudah diajari menggunakan berbagai macam senjata api dan beberapa jurus untuk bertarung. Secara tak langsung gadis itu sudah siap untuk terjun ke medan perang dan kemampuannya menyamar perlu diacungi jempol sekaligus di waspadai."     

Aaric terdiam, ia kembali mengingat bagaimana hari-hari yang sudah Elsa lalui di kampus. Ia memang terlihat lebih pendiam, namun keberaniannya menghadapi para pengganggunya cukup membuat namanya menjadi terkenal.      

Drrtt     

Ponsel Fernando yang ada diatas meja bergetar, perlahan sang empunya ponsel pun meraihnya untuk melihat pesan apa yang masuk. Seketika air muka Fernando berubah saat membaca pesan yang berasal dari anak buahnya di Paris itu, begitu pula dengan Tobias yang ternyata menerima pesan yang sama.      

"Ada apa?"tanya Aaric penasaran, perasaannya tiba-tiba tidak enak. Apalagi saat ia melihat perubahan ekspresi sang ayah.     

Fernando mengangkat ponselnya dan menunjukkannya pada sang putra bungsu kesayangannya itu. "Elsa, dia tewas dalam kecelakaan mobil saat berusaha melarikan diri dari pengejaran polisi."     

Deg     

"Dikejar polisi? Kecelakaan mobil? Apa maksudnya Daddy?"     

"Gadis ini ketahuan membobol beberapa kartu kredit orang kaya yang berhasil ia curi dan pada saat ketahuan dan angkat ditangkap Elsa melarikan diri menggunakan mobil polisi yang lain, sehingga terjadi kejar-kejaran antara polisi dan gadis itu. Sampai akhirnya polisi mengeluarkan tembakan yang mengarah ke mobil Elsa dan mengenai ban mobilnya yang akhirnya menyebabkan mobil itu oleng, lalu menghantam pembatas jalan sehingga akhirnya jatuh ke sisi jalan yang lain dan langsung terbakar. Elsa dipastikan meninggal ditempat,"jawab Tobias pelan membaca pesan yang masuk di ponselnya.      

Deg      

Dada Aaric tiba-tiba sakit seperti dihantam sebuah palu gada, tanpa bicara ia kemudian merebut ponsel sang paman dan membawanya sambil duduk disofa. Kedua mata Aaric memerah saat membaca kata demi kata yang muncul di ponsel sang paman, belum lagi dengan beberapa foto yang juga dikirimkan oleh anak buah ayahnya yang sedang di Paris itu.     

"Kasihan ckckck, padahal masih muda,"celetuk Tobias dengan cepat sambil meraih gelas yang berisi vodka di atas meja dan langsung menenggaknya habis.      

Fernando tersenyum mendengar perkataan Tobias. "Tapi ada bagusnya, setidaknya kita tak perlu bersusah payah menyingkirkannya bukan. Aku tak akan mentolerir siapapun baik itu anak-anak ataupun seorang wanita, siapapun yang mempunya niat melukai keluargaku maka kematian lah yang akan mereka dapatkan."      

Prok     

Prok     

Prok     

"Betul Tuan, aku setuju." Tobias langsung bertepuk tangan dengan keras merespon perkataan Fernando.      

Sementara itu Aaric hanya diam, ia tak berbicara apapun. Ia masih mengalami guncangan hebat dalam dirinya pasca membaca pesan dan melihat foto mobil yang dikendarai Elsa, ingatan Aaric tentang malam indah yang ia lalui bersama Elsa pun kembali berputar lagi secara tiba-tiba sehingga wajahnya memerah seketika.      

Fernando yang sedang menikmati minumannya langsung menoleh ke arah Aaric, saat menyadari putra bungsunya itu menjadi lebih pendiam. Ketika akan membuka mulutnya untuk bertanya apa yang terjadi padanya tiba-tiba pintu ruangan kerja dibuka dan masuklah Viona yang memakai apron dengan membawa satu piring masakan salmon kesukaan Aaric.      

"Babe kau.."     

"Akh di sini rupanya, ini sayang makananmu sudah selesai Mommy buat,"ucap Viona penuh semangat memotong perkataan Fernando, seolah tak melihat sang suami Viona langsung duduk di samping sang putra.      

Aroma dari Broiled salmon with unagi sauce buatan Viona benar-benar membuat siapapun tergoda, termasuk Fernando yang sejak tadi menatap daging salmon yang berada di atas piring itu tanpa berkedip.      

"Babe.."     

"Jangan macam-macam, ini untuk putraku yang baru pulang,"sahut Viona ketus memotong perkataan sang suami sambil meraih piring berisi salmon itu ke atas pangkuannya, Viona berniat untuk menyuapi Aaric.      

Fernando langsung terdiam saat mendengar perkataan sang istri, wajahnya yang sejak tadi dingin pun berubah menyedihkan saat melihat sang istri dengan penuh kasih menyuapi anak kedua mereka di depan mata. Tobias yang duduk di antara keluarga kecil itu pun hanya tertawa lebar tanpa suara, ia merasa seperti sedang menonton drama saat ini.      

"Hard Xander hard...yess baby yess.."     

Terdengar suara teriakan penuh gairah dari seorang gadis cantik yang sedang berada diatas ranjang bersama seorang pemuda tampan, sang gadis menggila saat kekasihnya memacu dirinya dengan kecepatan tinggi. Bercinta dengan gaya doggy style membuat kedua anak manusia itu kelelahan, akan tetapi tak ada tanda-tanda sedikitpun dari keduanya untuk menyudahi permainan pagi mereka.      

Bruk      

"Xander…"     

"Sekarang giliranmu Kyle, naik dan puaskan aku,"ucap sang pemuda tampan yang dipanggil Xander itu dengan nafas tersengal-sengal.      

Gadis cantik yang dipanggil Kyle yang baru saja dilemparkan ke sisi ranjang besar yang lain itu pun merayap menyusuri tubuh sang pujaan hati yang kekar, tanpa kesulitan ia langsung memasukkan kejantanan pujaan hatinya itu ke dalam dirinya yang sangat bergairah dan basah.      

"Akh Xander... akhhh.."Kyle menceracau saat sedang naik turun diatas perut Xander sambil meremas-remas payudaranya.      

Pemuda bernama Xander itu pun hanya memejamkan matanya menikmati permainan sang kekasih yang sedang naik turun di atas tubuhnya yang kekar, sesekali terdengar suara erang kesakitan penuh nikmat dari Kyle saat dinding rahimnya seperti tersentuh kejantanan sang kekasih yang panjang dan keras itu. Bercinta dengan gaya women on top benar-benar memberikan kenikmatan luar biasa bagi Kyle, pasalnya seluruh kejantanan Xander masuk ke dalam dirinya.      

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.