You Are Mine, Viona : The Revenge

Aku benci padamu



Aku benci padamu

Dengan menggunakan lingerie saat makan siang membuat Keyla tak nyaman sekali, kedua kakinya berulang kali bergerak untuk menutupi pahanya.     
0

"Jangan terus bergerak, makalah key,"ucap Aaric pelan menggoda Keyla.      

Keyla menatap Aaric dengan penuh kebencian. "Aku benci padamu!!"     

Aaric terkekeh. "Kenapa? Aku tak melakukan apa-apa."     

"Sudahlah, aku tak mau berbicara denganmu,"sahut Keyla jengkel.     

Aaric menyeka bibirnya menggunakan tisu dan berjalan mendekati Keyla yang duduk tak tenang, tanpa bicara Aaric meraih pisau dan garpu yang sedang dipegang Keyla dan memotong daging yang ada di piring Keyla.      

"Buka mulutmu,"titah Aaric pelan sambil menyodorkan garpu yang berisi potongan daging.      

Tanpa diperintah dua kali Keyla membuka mulutnya menerima potongan daging dari Keyla.      

"Enak?"tanya Aaric pelan.     

"Tentu saja, aku yang masak,"jawab Keyla ketus.      

"Benarkah? Bukan karena aku yang menyuapimu makan?"     

Keyla tak menjawab perkataan Aaric, ia memilih untuk mengunyah daging yang ada di mulutnya. Aaric tersenyum melihat Keyla merajuk. "Aku menginginkanmu Key."      

Keyla yang sedang mengunyah makanan langsung menelan daging yang belum terkunyah dengan sempurna. "Alex…"     

"I know, don't worry,"ucap Aaric dengan cepat memotong perkataan Keyla. "Aku hanya mengatakan isi hatiku, agar kau tahu betapa besarnya perasaanku padamu."     

Keyla terdiam mendengar perkataan Aaric, ia tak bisa bicara karena saat ini sedang bingung dengan perasaannya. Rasa malunya pun langsung hilang seketika, ia tak lagi mencoba menutupi tubuh bawahnya lagi yang hanya menggunakan g-string.      

"Seandainya... seandainya aku mau melakukan itu apa kau tak akan mencampakkan aku Alex?"ucap Keyla pelan, suaranya hampir tak terdengar saat bicara.      

Aaric yang sedang memegang pisau langsung menjatuhkan pisaunya karena terkejut mendengar kabar Keyla, meski samar ia masih bisa mendengar apa yang Keyla katakan.     

"Kenapa kau bicara seperti itu?"     

"Aku takut kau meninggalkan aku jika aku sudah memberikan yang kau mau Alex,"jawab Keyla lirih sambil menundukkan kepalanya.     

Aaric langsung meraih dagu Keyla dan mengangkat wajah cantiknya keatas, supaya bisa sejajar dengannya. "Hal gila macam apa yang merasuki kepalamu saat ini Key? Kenapa kau bisa bicara seperti itu?!" Cengkraman tangan Aaric cukup kuat sehingga membuat kedua pipi Keyla memerah.      

"Aku takut kau seperti pria-pria diluar sana yang tega membuang wanitanya setelah puas ditiduri,"     

Alis Aaric terangkat. "Kau kira aku tipe orang yang bisa tidur dengan sembarang pelacur, Key?!"     

"Bu-bukan begitu Alex...aku hanya…"     

Prank tiba-tiba Aaric melempar piring yang ada di hadapannya, amarahnya terpancing saat mendengar perkataan Keyla. Tanpa bicara Aaric lalu meraih tangan Keyla dan menariknya paksa menuju kamar, Aaric tak menghiraukan rintih kesakitan Keyla yang memelas minta tangannya dilepaskan.      

"Alex...jangan…"ucap Keyla menangis saat tubuhnya dibanting dengan kasar oleh Aaric ke atas ranjang.     

"Kau ingin tahu bukan bagaimana bedanya aku meniduri pelacur dan dirimu,"sahut Aaric ketus sambil membuka pakaiannya.      

"Tidak Alex...tidak...aku mohon jangan." Keyla menjerit keras, ia mencoba bangun dari ranjang namun gagal karena Aaric sudah berhasil naik ke atas tubuhnya dan langsung mengunci kedua tangannya diatas kepala. Keyla menggelengkan kepalanya, mencoba memberi penolakan pada Aaric.      

Aaric yang sudah dibutakan dengan kemarahan tak menghiraukan penolakan Keyla, dia justru semakin bernafsu untuk menyentuh Keyla. Dengan cepat Aaric melepaskan kedua tangannya dari tangan Keyla dan langsung meremas dadanya kuat, memagut bibir Keyla dengan kasar, menggigitnya tanpa ada kelembutan sama sekali dalam sentuhan Aaric saat ini. Keyla meringis, menangis dalam pilu. Pria yang saat ini menyentuhnya seperti sosok orang lain, tak seperti orang yang ia kenal.      

Saat sedang menangis menahan rasa sakit di dadanya tiba-tiba Aaric menarik tubuhnya, seketika Keyla langsung beringsut menjauh ke ujung ranjang dengan tubuh bergetar. Mencoba untuk menjaga jarak sejauh mungkin dengan Aaric, akan tetapi Aaric yang sudah melepaskan semua pakaiannya langsung mendekati Keyla kembali dan berkata.."     

"Buka bajumu, aku tak mau bercinta dengan wanita yang masih memakai pakaian."     

"Jangan Alex...aku mohon, bukankah kau sudah berjanji tak akan menyentuhku,"isak Keyla memelas, kedua tangannya ia silangkan di dada berusaha untuk menutupi dirinya dari pandangan nanar Aaric yang bak singa kelaparan saat ini.     

"Terlambat Key, kau sudah menghabiskan batas sabarku. Buka bajumu,"geram Aaric, kedua matanya menatap Keyla dingin. Tak ada kehangatan dalam tatapannya saat ini.      

Keyla menggelang panik, air matanya sudah semakin deras membanjiri wajahnya. "Jangan Alex...kau sudah berjanji padaku...kau bilang kau akan menungguku siap...kumohon…"     

"Kau ingin tahu bukan bagaimana caranya aku meniduri pelacur."     

"Alex…"     

Aaric meraih pundak Keyla dan dalam sekali hentak ia berhasil membuat lingerie yang sedang ia gunakan sobek dan membekas di kedua pundaknya, Keyla menjerit kesakitan. Namun Aaric tak menghiraukan itu, sedetik kemudian mulut Aaric sudah melumat pundak dada Keyla dan menghisapnya dengan kuat. Terasa menyakitkan untuk Keyla yang tak menginginkan sentuhan seperti ini, tubuh Keyla menggigil, bergetar karena ketakutan. Ia benar-benar tak dihargai oleh Aaric, seperti yang Aaric katakan sebelumnya kalau ia akan memperlakukan Keyla seperti pelacur.      

Aktivitas Aaric terhenti, ia tak lagi menyesap kuat puncak dada Keyla yang kini sudah memerah. Sasaran saat ini adalah bibir Keyla, Aaric mendesakkan lidahnya masuk kedalam mulut Keyla dan berusaha menautkan lidahnya dengan lidah Keyla. Karena tak mendapatkan sambutan dari Keyla, Aaric kemudian melepas pagutannya dari bibir Keyla. Ia kemukakan bergerak turun berusaha menarik paksa g-string yang digunakan Keyla membuka paksa pahanya, karena kalah tenaga Keyla akhirnya kalah. Ia tak berhasil menghentikan Aaric, sebuah jeritan sangat keras terdengar dari bibir Keyla saat Aaric mencoba memasukinya mencoba menyatukan tubuh mereka. Tanpa ada pemanasan sama sekali, dalam kondisi tubuh yang belum siap dan ditambah Keyla yang masih virgin rasa sakit yang mendera Keyla menjadi berkali-kali lipat. Air matanya semakin mengajak sungai saat Aaric mulai berhasil memasukinya, kukunya sudah menancap di punggung Aaric karena merasakan sakit. Namun Aaric tak memperdulikan hal itu, ia terus mencoba mendesak dalam menyatukan tubuhnya pada Keyla. Sampai akhirnya sebuah jeritan paling keras dari Keyla terdengar saat Aaric berhasil menembus pertahanan terakhir Keyla, cairan hangat yang cukup banyak membasahi tubuh Aaric yang terbenam dalam tubuh Keyla.      

"S-sakit…"erang Keyla lirih, suaranya bergetar menunjukkan kesakitan yang teramat sangat. "Ampun Alex...maafkan aku.."     

Aaric yang sudah berhasil menyatu dengan Keyla tertegun melihat Keyla yang tak menangis, gadis itu hanya diam dengan kedua mata yang tertutup rapat. Hanya bibirnya saja yang menunjukkan betapa hancur dirinya saat ini.     

Kesakitan Keyla semakin besar saat Aaric mulai bergerak, dalam tubuhnya saat ini seperti ada yang tersobek saat Aaric mulai bergerak. Rasa sakitnya benar-benar membuat Keyla tak bisa membuka mata, hampir semua kuku Keyla menancap pada punggung Aaric. Menyalurkan kesakitannya saat ini.     

"S-sakit Alex…"erang Keyla mengiba.      

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.