You Are Mine, Viona : The Revenge

Fokus bisnis



Fokus bisnis

0Setelah berbagai mengambil alih perusahaan milik Sebastian Hagrid yang bangkrut dan terlilit hutang Abby kemudian merombak seluruh isi perusahaan barunya itu, dengan sisa uang yang ia miliki Abby kembali membeli kain-kain terbaik untuk produk barunya.      
0

Abby berhasil meyakinkan para pekerjanya kembali, ia lantas terjun langsung ke proses awal dibuatnya pakaian-pakaian mewah yang akan diperagakan para model di catwalk. Meski tak tahu apa-apa namun Abby berusaha untuk tetap mencari tahu dan ingin terlibat langsung dalam proses produksi, para designer yang biasanya di kekang oleh Sebastian Hagrid dan anak buahnya kini dibebaskan untuk mengeksplor kreatifitasnya oleh Abby.       

"Uang yang anda keluarkan sudah sangat banyak tuan, apa anda yakin kita tak akan gagal?"tanya Marco pelan pada Abby saat sedang meeting.      

"Aku sedang memancing hiu Marco, tak mungkin aku memancing hiu dengan ikan kecil."     

"Iya tapi…"     

"Percayalah, aku yakin kita pasti akan berhasil. Apalagi para designer itu sangat terampil, ide-ide mereka juga sangat fresh. Aku yakin baju-baju itu akan meledak di pasaran." Abby langsung memotong perkataan Marco dengan cepat.      

Marco pun langsung diam, ia tak berani bicara lagi. Begitu juga dengan Jordan dan Travis yang sejak tadi mengunci rapat bibirnya, mereka tak bisa berkata-kata saat Abby sudah memutuskan sesuatu. Beruntung saat ini pihak bank masih memberikan perpanjangan waktu pembayaran hutang, sehingga dana yang Abby miliki bisa digunakan untuk produksi.      

"Kalian tak usah khawatir, uangku masih banyak. Aku tak akan jatuh miskin, percayalah padaku,"ucap Abby pelan sambil tersenyum pada Marco, Jordan dan Travis.     

Marco menatap Abby tanpa berkedip. "Tapi Tuan, apa anda yakin ingin melakukan bisnis ini. Fashion, sepertinya kurang menjanjikan Tuan."     

"Iya, kenapa anda tak ambil bisnis lain saja Tuan,"celetuk Jordan tak mau kalah.      

Abby terkekeh. "Kalian tak tahu betapa besar keuntungan dalam bisnis ini, lihat saja nanti kedepannya bagaimana kalau sudah berjalan. Saat ini memang belum terlihat, tapi kalau brand baruku ini berjalan pundi-pundi dolar akan mengalir deras. Percaya padaku."     

"Anda seyakin itu?"tanya Marco kembali.     

"Yep, tenang saja. Aku juga sudah mengontak para model, jika pakaian-pakaian yang sedang diproduksi saat ini selesai aku akan meminta mereka datang dan melakukan pemotretan,"jawab Abby dengan cepat.      

"Model, kenapa kita pakai model Tuan? Biayanya akan berkali-kali lipat, kenapa kita tak posting saja di website dan…"     

Abby tiba-tiba mengangkat tangannya menghentikan perkataan Marco. "Ingat Marco, aku sedang memancing hiu bukan ikan tuna. Umpan yang aku pakai pasti berbeda, jadi kau tenang saja. Setalah proyek ini berjalan sasaranku selanjutnya adalah perusahaan mobil bertenaga listrik itu, percayalah semua butuh proses. Kalau dari perusahaan ini saja kalian sudah pesimis bagaimana dengan perusahaan yang lebih besar nantinya?"     

Seketika Marco menutup rapat mulutnya, segala keraguan dalam dirinya pun hilang. Begitu juga dengan Jordan dan Travis.     

"Percayalah, seorang Willan tak mungkin gagal. Bisnis ini akan menjadi bisnis besar, percaya padaku. Xander's akan menjadi merk pakaian terbaik di dunia dan sejajar dengan rumah mode yang lain,"ucap Abby kembali sambil tersenyum penuh keyakinan.      

Karena Abby sudah fokus pada bisnis ia akhirnya memutuskan untuk cuti kuliah dan keputusannya itu membuat semua orang shock, terutama para gadis di kampus yang menjadi fans setianya. Mereka tak menyangka akan kehilangan pangeran kampus yang selama ini dipuja-puja, tak ada satu pun yang tahu alasan kenapa seorang Abby memilih untuk cuti kuliah. Padahal selama ini ia tak mendapatkan masalah sedikitpun, meskipun ada sedikit masalah dengan mahasiswa yang lain namun hal itu tak mempengaruhi nilai-nilainya sama sekali. Karena itulah pihak akademik menyayangkan keputusan Abi untuk mengambil cuti, berita cutinya Abby dari kampus sempat membuat suasana kampus menjadi tak tenang. Banyak diantara mereka yang memutuskan untuk cuti juga dan hal ini membuat pihak kampus kewalahan karena dalam satu hari mendadak ada sekitar 50 orang gadis yang memutuskan untuk cuti kuliah mengikuti jejak seorang Abby, tanpa memberikan alasan yang jelas. Pada awalnya pihak kampus membebaskan mereka untuk cuti akan tetapi ketika sudah ada sekitar 200 mahasiswi yang mengajukan cuti secara bersamaan, akhirnya pihak kampus mengadakan rapat dadakan dan menolak untuk memberikan cuti kepada para mahasiswa yang lain karena khawatir akan membuat nama kampus jelek jika banyak yang memilih untuk cuti secara tiba-tiba.      

Natalie yang selalu duduk bersama Abby dikelas langsung dikejar para mahasiswi yang lain, mereka meminta informasi pada Natalie perihal cutinya idola mereka padahal Natalie juga tak tahu apa-apa. Namun tetap saja mereka silih berganti menghampiri Natalie, bahkan sampai ada yang memaksa meminta ponsel Natalie untuk mencari tahu nomor ponsel Abby.     

"Aku katakan sekali lagi pada kalian, aku tak sedekat itu dengan Abby. Kami memang duduk bersebelahan di kelas tapi aku benar-benar tak tahu nomor ponselnya atau alamat tempat tinggalnya, Abby benar-benar tertutup Alan hal itu. Bukankah kalian juga tahu betapa dinginnya Abby pada para gadis,"ucap Natalie dengan suara keras saat ia kembali di serbu para mahasiswi dari kelas lain.      

Khalisa Wehbe yang berdiri tak jauh dari tempat Natalie dikerubuti para teman-temannya yang lain pun hanya bisa diam, ia tak melanjutkan apa-apa selain terus mengawasi Natalie dari tempatnya berdiri saat ini.      

"Itu hukuman untukmu Nate, karena kau berani mendekati Abby. Sudah jelas Abby lebih cocok denganku, tapi kau tanpa tahu malu langsung merebut tempat dudukku disamping Abby. Sekarang rasakan akibatnya,"gumam Khalisa lirih, ia adalah orang yang bertanggung jawab atas banyaknya gadis yang mencari informasi tentang Abby pada Natalie sehingga membuat Natalie benar-benar kepayahan.      

Karena driver yang menjemputnya sudah sampai Khalisa kemudian beranjak pergi dari tempat duduknya saat ini. "Akan kutemukan keberadaan Abby dan pada saat aku menemukannya nanti, akan kupastikan hanya aku yang bisa memiliki Abraham Alexander."      

Dari tempatnya berada Natalie bisa melihat Khalisa pergi, ia merasa kecewa pada gadis itu karena yang mengabaikan dirinya yang beberapa kali sempat melambaikan tangannya kepada Khalisa meminta tolong agar diselamatkan dari para gadis yang sedang mengerubuti nya. Namun Khalisa justru memilih pergi dan membiarkan dirinya terus dikerubuti para mahasiswi dari kelas lain yang mencoba mencari informasi soal Abby.      

"Sekali lagi aku tegaskan, aku tidak tahu informasi apapun tentang Abraham Alexander termasuk keputusannya untuk cuti. Karena jujur saja sejak beberapa hari yang lalu saat ia tidak masuk kuliah kita sama sekali tidak tahu apa yang terjadi padanya, jadi kalian jangan tanya padaku aku benar-benar tidak tahu informasi apapun soal dirinya jadi stop mengerubutiku seperti ini. Aku punya kehidupan yang harus aku jalani, aku sungguh sangat terganggu oleh kalian semua dan kalau misalkan kalian mengatakan kehilangan aku dan teman-teman sekelas yang lain juga merasa kehilangan karena Abby pergi begitu saja tanpa berpamitan kepada kami. Tapi tolong jangan lakukan ini padaku aku benar-benar merasa sangat tidak nyaman dan aku bisa melaporkan kalian semua kepada polisi karena sudah membuatku seolah-olah seperti buronan, yang diburu kesana kemari padahal jelas-jelas dari awal aku sudah mengatakan bahwa aku tidak tahu apa-apa,"ucap Natalie dengan keras membentak seorang gadis yang berusaha meraih ponselnya kembali. "Ingat kesabaranku ada batasnya dan kalian akan menyesal kalau aku sudah marah!!"      

Perkataan Natalie sontak membuat sekitar 20 orang gadis yang mengelilinginya terdiam, mereka lalu mundur dua langkah menjauhi Natalie sampai akhirnya Natalie bisa bergerak bebas dan pergi dari para gadis itu untuk segera pulang karena hari sudah sore.      

"Awas saja kalau kau bertemu denganku Abby, kau harus membayar lunas atas apa yang mereka lakukan padaku,"ucap Natalie lirih sambil menatap tangannya yang penuh belas cakaran dari para fans garis keras Abby.      

Bersambung      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.