You Are Mine, Viona : The Revenge

Menjemput



Menjemput

0Victor Anosov tak banyak bicara, ia pun hanya bisa pasrah dan menuruti semua perintah yang Aaric berikan termasuk mencari orang profesional yang mampu mengurus perusahaan pengolahan ikan milik Keyla. Setelah meeting selama hampir dua jam akhirnya Victor Anosov pun pergi meninggalkan rumah Keyla bersama asistennya yang tak berbicara apa-apa selama dua jam, melihat cara Aaric bicara ada Victor membuat pengacara muda itu tak berkulit. Aaric terlalu mengerikan untuknya.      
0

"Kalau begitu saya permisi Tuan, untuk info selanjutnya akan saya berikan secepatnya,"ucap Victor Anosov dengan hormat.      

Aaric tersenyum. "Aku menunggunya Victor dan jangan lupa aku sangat tidak suka dengan orang yang lambat."     

"Tentu Tuan, saya akan bekerja dengan cepat,"sahut Victor tergagap.      

"Good, waktumu hanya 2 x 24 jam."     

"A-apa?!!"pekik Victor terkejut.     

Aaric terkekeh, ia lalu melingkarkan tangannya ke pinggang Keyla dengan posesif. "Dalam dua hari kedepan kami akan kembali ke Seoul, jadi aku harap sebelum kami pulang semua urusan sudah kau selesaikan. Karena aku tak akan mungkin meninggalkan wanitaku di Rusia sendiri."     

Victor menelan ludahnya dengan susah payah, menghadapi pria tampan yang ada di hadapannya benar-benar membuatnya hampir gila. Sungguh sangat gila, jika harus mencari seorang profesional untuk mengurus perusahaan menggantikan tugas Feodor Litvinova. Wajah asisten pribadi Victor Anosov juga tak kalah pucatnya, seolah tak ada darah yang mengalir di wajahnya.      

"Hal semudah itu tentu tak akan sulit untuk seorang Victor Anosov bukan?" Aaric kembali bertanya pada Victor dengan penuh penekanan.      

"Tentu tidak Tuan, saya akan bekerja cepat. Baiklah kalau begitu saya permisi, saya akan mulai bekerja saat ini juga." Victor berpamitan dengan cepat pada Aaric.      

"Ok, selamat bekerja Victor. Aku tunggu info selanjutnya."     

Victor Anosov menganggukkan kepalanya dan kemudian bergegas pergi meninggalkan Aaric dan Keyla, pria bermata biru yang dikenal sebagai pengacara yang sangat menjaga citranya itu kini kartu as-nya ada ditangan Aaric. Sehingga pria itu sangat menurut dan patuh pada Aaric karena tak mau jika Citra yang sudah ia bangun bertahun-tahun hancur, apalagi jika mertua dan istrinya tahu apa yang sudah kita lakukan selama ini. Karena itulah ia sangat patuh kepada Aaric dan melakukan apapun yang diperintahkan oleh meskipun hal itu terdengar sangat mustahil.      

"Apa yang sudah kau lakukan padanya,  kenapa dia menjadi sangat patuh sekali?"     

Aaric mengeratkan pelukannya pada Keyla. "Ada beberapa hal yang menjadi rahasia pria yang tak perlu wanita ketahui."     

Keyla mengernyitkan dahinya. "Termasuk padaku?"     

"Relax baby, ini bukan hal besar. Ini adalah rahasia seorang Victor Anosov pengacara penyayang keluarga yang terkenal dermawan, tak ada hubungannya denganku."     

"Tapi rahasianya? Aku penasaran Alex…"     

Ucapan Keyla terhenti saat Aaric meletakkan satu jarinya di bibir Keyla. "Trust me, ini bukan hal besar. Kau tak perlu tahu, ya sudah ayo masuk kedalam. Aku lapar, aku ingin merasakan makanan khas Rusia yang dibuat para pelayanmu."     

Mendengar perkataan Aaric yang mengeluh lapar, akhirnya Keyla pun luluh. Tanpa bertanya lagi Keyla kemudian mengajak Aaric masuk ke dalam rumah untuk menikmati makan siang yang sudah selesai disajikan.     

****     

Sisilia, Italia.     

Sebuah pesawat jet dengan logo huruf W besar nampak berhasil mendarat dengan baik di Bandar Udara Falcone-Borsellino, puluhan pria berpakaian serba hitam mulai menuruni pesawat jet super mewah itu. Mereka semua berdiri membentuk barisan, bersiap untuk menyambut sang tuan yang akan turun dari pesawat.      

Tak lama kemudian seorang pria dengan rambut yang tersisir rapi mulai turun dari pesawat, aura dari pria itu sungguh sangat membuat banyak orang tunduk. Meskipun sudah berusia setengah abad akan tetapi pesona seorang Fernando Grey Willan tak pernah hilang, gurat halus pada wajahnya pun tak mengurangi ketampanannya sedikitpun.      

"Apa kantor putraku masih jauh dari bandara ini Justin?"tanya Fernando pelan.      

"Kita harus menempuh perjalanan selama 1 jam untuk sampai di kantor milik Tuan muda Abby, Tuan." Justin menjawab dengan sopan pertanyaan Fernando.      

"Ok, ayo kita bergegas. Aku sudah tak sabar ingin bertemu dengan putraku, aku penasaran ingin melihat ekspresinya ketika bertemu denganku."     

Justin tersenyum, ia pun bergegas berjalan mendahului Fernando menuju Limosin yang sudah bersiap mengantar mereka menuju W Internasional. Kantor Abby yang baru, setelah 2 tahun Fernando akhirnya memutuskan untuk menjemput putra-putranya kembali ke Ottawa. Masa percobaan yang ia berikan pada kedua kebanggaannya itu sudah cukup, karena itulah ia ingin menjemput putranya secara langsung. Selama 2 tahun ini Fernando terus memantau perkembangan bisnis anaknya, awalnya ia ragu dengan Abby karena putra pertamanya itu memilih untuk memimpin sebuah organisasi mafia. Akan tetapi setelah mengetahui putra pertamanya itu meninggalkan organisasinya yang sudah cukup besar dan beralih pada bisnis keyakinan Fernando pada putra pertamanya pun kembali, ia bangga pada Abby yang sudah berani mengambil resiko besar. Maka dari itulah Fernando memiliki untuk menjemput putra pertamanya terlebih dahulu daripada menjemput Aaric yang sudah mempunyai pekerjaan yang jauh lebih mapan dari Abby.      

Sepanjang perjalanan menuju W Internasional Fernando terus berkomunikasi dengan Viona, sebenarnya Viona ingin ikut. Akan tetapi karena ia memiliki operasi besar yang tak bisa ditunda akhirnya terpaksa Viona membiarkan Fernando pergi sendiri.      

"Wanita ini benar-benar, semangat kerjanya tak pernah surut,"ucap Fernando lirih mengomentari istrinya yang saat ini baru saja selesai memimpin operasi besar bersama para dokter muda yang menjadi asistennya.      

Justin tersenyum mendengar perkataan Fernando, karena tak mau mengganggu kesenangan tuannya Justin pun memilih untuk menyibukkan diri dengan tablet pintarnya terus berkomunikasi dengan Harry yang masih di Ottawa untuk mengurus pekerjaan selama Fernando pergi.      

Tak lama kemudian Fernando meletakkan ponselnya kedalam saku bajunya, ia sudah sangat tidak sabar ingin bertemu putranya yang selama ini hanya bisa ia lihat dari fotonya saja. Abby dan Aaric benar-benar Fernando versi muda dan itu menjadi kebanggaan tersendiri bagi Fernando yang berhasil membuat anak-anak setampan dirinya.      

"Apa masih lama Justin?"tanya Fernando pelan saat sudah mulai bosan.     

"Tidak Tuan, kita sudah hampir sampai. Komplek perkantoran Tuan muda pertama harusnya tak jauh lagi,"jawab Justin dengan cepat.      

Fernando menghela nafas panjang. "Kenapa rasanya lama sekali, oh God. Aku benar-benar sudah tidak sabar."      

"Itu karena anda sudah sangat rindu pada tuan muda, Tuan,"sahut Justin kembali.      

"Iya kau benar, aku sangat rindu pada anak-anak itu. Dua tahun ini rumah benar-benar sepi tanpa kehadiran mereka, karena itulah aku sudah sangat tidak sabar. Mungkin jika istriku ikut ia akan lebih berisik dari aku, aku tahu betapa besar kerinduan Viona pada anak-anak."     

Justin yang sudah bersiap menjawab perkataan sang tuan langsung menutup rapat mulutnya saat melihat Abby keluar dari mobilnya, menuju kantor.      

"Tuan itu...itu tuan Muda,"ucap Justin spontan sambil menunjuk ke arah Abby.      

"Iya Justin, aku melihatnya. Aku sudah melihat putra kebanggaanku."     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.