You Are Mine, Viona : The Revenge

Mengalah



Mengalah

0Abby hampir berteriak histeris ketika melihat sosok sang ayah sudah berdiri di depan pintu ruang meetingnya, semua anak buahnya yang sedang meeting nampak terkejut ketika melihat seorang pria yang sangat mirip dengan bosnya muncul tiba-tiba dari balik pintu. Mereka terlihat sangat mirip dan tentu saja sama-sama tampan.      
0

"Daddy!!"pekik Abby spontan.     

"Hy son, long time no see,"jawab Fernando sambil tersenyum lebar.      

Tanpa pikir panjang Abby pun langsung berlari dan menghampiri ayahnya, ia langsung memeluk ayahnya dengan erat tanpa rasa malu di hadapan hampir sekitar 15 orang karyawannya. Jordan dan Marco pun langsung berdiri ketika melihat sang tuan besar sudah berada di hadapan mereka, para karyawan yang ada di ruangan itu pun semakin bingung.      

"Kenapa Daddy tak memberitahu kalau mau datang?"tanya Abby pelan saat sudah melepas pelukannya.     

Fernando tersenyum. "Untuk apa aku harus mengabari hal semacam ini ketika ingin mengunjungi putraku sendiri, bukankah lebih menyenangkan jika seperti ini."     

"Iya tapi tetap saja, seharusnya aku yang menjemput Daddy ke bandara,"sahut Abby kekeh.     

"It's ok, Daddy bukan Mommy mu yang harus mendapatkan perlakuan istimewa seperti itu,"jawab Fernando terkekeh.      

Abby tersenyum mendengar perkataan ayahnya, ia kemudian kembali memeluk ayahnya melepaskan rindu setelah lebih dari 2 tahun tidak bertemu. Setelah bisa menguasai dirinya kembali, Abby kemudian berdiri di hadapan semua karyawan yang ada di ruang meeting untuk memperkenalkan ayahnya.      

Satu detik, dua detik, tiga puluh detik akhirnya para staf W Internasional mulai bereaksi atas perkataan Abby yang memperkenalkan ayahnya, Fernando Grey Willan.      

"Fernando Grey Willan…"     

"Tak mungkin, jadi bos kita adalah anak dari orang paling berpengaruh di Amerika Utara?"     

"Ini gila."     

"Aku tak sedang bermimpi bukan?"     

"Pantas saja bos memiliki wajah tampan, ternyata ayahnya sangat tampan."     

"Iya kau benar, mereka seperti pinang dibelah dua. Benar-benar mirip."     

Fernando tersenyum mendengar perkataan anak buah putra pertamanya, ia lalu melingkarkan tangannya ke pundak Abby. "Sebenarnya bukan hanya Abby yang mirip denganku, masih ada adik kembar Abby yang juga sangat mirip denganku."     

"What... Tuan Abby punya saudara kembar?"     

"Holy moly."     

"Anda serius Tuan?"     

"Iya, aku punya saudara kembar. Namanya Aaric, kami hanya berbeda beberapa menit saja,"jawab Abby sambil tersenyum.      

Semua karyawan di ruangan meeting itu pun kembali bereaksi mendengar perkataan Abby, hari ini mereka benar-benar mendapatkan kejutan yang luar biasa. Karena kehadiran sang ayah Abby kemudian memerintahkan Marco dan Jordan untuk menggantikan dirinya memimpin meeting mingguan, ia lalu mengajak ayahnya untuk pergi ke ruangan pribadinya yang ada di lantai paling atas.      

Fernando tersenyum bangga melihat putranya sudah memiliki sebuah kantor yang cukup besar, merk pakaian Xander's pun saat ini juga sudah banyak diincar para pesohor dunia. Tiga kali mereka melakukan launching pakaian dan scarf semuanya habis dalam waktu singkat tanpa sisa, bahkan para pembeli yang lain masih harus melakukan PO untuk mendapatkan giliran.      

"Maaf dad, aku belum berhasil menaklukkan Italia seperti mimpi Daddy dulu,"ucap Abby pelan saat ayahnya sudah duduk di sofa.      

"Siapa bilang kau belum menaklukkan Italia,"sahut Fernando sambil tersenyum penuh arti.     

"W Internasional perusahaan baru Dad, masih banyak yang harus aku lakukan untuk membuat perusahaan ini besar. Dan yang pasti ini tak ada apa-apanya dengan Endurance Corporation milik Daddy,"jawab Abby lirih.      

"Adalah sebuah pencapaian besar untuk sebuah perusahaan rumah mode baru jika semua produknya selalu sold out kurang dari 2 jam, bahkan Daddy yakin rumah mode merek lain tidak ada yang bisa melakukan hal ini. Jadi jangan merendah seperti itu, karena Daddy sudah tahu semuanya. Apalagi ini adalah hal baru untuk seorang mantan pemimpin anggota 666 yang memilih untuk fokus pada bisnis dan meninggalkan kelompok yang sudah ia bangun selama hampir 2 tahun,"ucap Fernando dengan tatapan penuh kebanggaan pada Abby.      

Abby membuka lebar kedua matanya. "Daddy tau tentang 666?"     

"Sure, mana mungkin Daddy tidak tahu. Sepak terjangmu di dunia hitam seperti itu sudah Daddy ketahui nak dan Daddy bangga padamu karena kau memilih meninggalkan dunia dan kembali fokus pada bisnis yang Daddy diinginkan."     

Abby terdiam cukup lama, ia tak menyangka ayahnya ternyata selama ini terus mengawasinya tanpa henti. Padahal ia mengira ayahnya sudah tak memperdulikan dirinya.      

"Mommymu pasti bangga padamu nak, dia pasti akan sangat senang sekali kau meninggalkan dunia itu,"imbuh Fernando kembali.      

Abby mengangkat wajahnya yang tertunduk. "Mommy-lah alasan terbesarku meninggalkan dunia itu Dad, aku tak mau Mommy sedih karena aku tidak melakukan hal yang ia inginkan. Aku sudah mengecewakannya sekali dengan menolak untuk menjadi dokter sepertinya, karena itu aku tak mau mengecewakannya lagi dengan menjadi pemimpin kelompok mafia."     

Fernando tersenyum lebar, ia lalu menepuk pundak putra pertamanya dengan penuh kebanggaan. "Ini baru putraku, aku benar-benar bangga padamu nak. Dan satu lagi, proyek mobil bertenaga matahari yang kau inginkan itu sudah Daddy dapatkan. Setelah semua pengujian selesai produksi massal akan mobil itu bisa dilakukan, mobil itu pasti akan bisa menyaingi mobil bertenaga listrik yang sudah ada saat ini."     

"Apa, Daddy berhasil mendapatkan hak paten akan proyek itu?"tanya Abby tak percaya.     

"Yes, apa yang diinginkan putra Fernando Grey Willan pasti akan terwujud. Proyek itu kini menjadi milikmu nak,"jawab Fernando sambil tersenyum.      

"Tapi Dad…"     

"Tak ada tapi, apa yang sudah kau mulai harus kau selesaikan dengan baik. Jadi jangan menolak dan untuk menyelesaikannya proyek itu kau harus kembali ke Ottawa terlebih dahulu, banyak hal yang harus kau urus disana." Fernando akhirnya menyinggung soal tujuannya yang sebenarnya datang ke Italia.     

Abby membatu. "Sebentar, tadi Daddy menyinggung soal kembali ke Ottawa. Apa maksudnya?"     

Fernando menyentuh kedua pundak putra kebanggaannya dengan keras. "Sudah waktunya pangeran Willan kembali, kau dan adikmu harus kembali ke Ottawa. Mommymu sudah sangat menantikan kepulanganmu selama beberapa hari terakhir ini, sebenarnya dia mau ikut menjemputmu. Tapi karena mommy sangat sibuk akhirnya ia tak bisa ikut, jadi hanya Daddy yang datang."      

"Pulang? Tapi aku belum berhasil Dad, bagaimana aku bisa kembali disaat aku belum berhasil melakukan apa yang kau perintahkan dulu Dad,"ucap Abby dengan cepat, ia sedikit panik ketika akan diminta pulang kembali ke Kanada.      

"Kau sudah berhasil, di mata Daddy kau sudah berhasil. Lagipula Daddy tak benar-benar menginginkan kau menguasai Italia, Daddy hanya ingin kau mandiri dan kau sudah berhasil membuktikannya pada Daddy. Jadi kau sudah bisa pulang bersama Daddy, masalah perusahaanmu ini akan diurus oleh orang yang Daddy tunjuk,"sahut Fernando dengan cepat.      

Abby terdiam cukup lama, ia benar-benar tak bisa membantah ucapan ayahnya. Setelah bercengkrama selama hampir satu jam akhirnya Abby pun mengalah dan bersedia pulang kembali ke Ottawa, kembali menyandang nama Willan.      

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.