You Are Mine, Viona : The Revenge

Masih sama



Masih sama

Setelah selesai mengurus kasus Denise akhirnya Aaric dan Abby kembali fokus pada pekerjaannya masing-masing, Denise pun juga sudah mulai sibuk karena ia sudah mulai bekerja di sebuah rumah sakit St. Elizabeth yang merupakan rumah sakit terbesar kedua setelah rumah sakit Global Bros. Denise sebenarnya bisa langsung bekerja di rumah sakit Global Bros akan tetapi ia lebih memilih bekerja di rumah sakit lain sepanjang tidak mendapatkan perlakuan istimewa, Denise ingin belajar dari nol tanpa harus membawa nama besar keluarganya. Karena itu ia lagi-lagi tak mencantumkan nama belakangnya ketika memperkenalkan diri di rumah sakit St. Elizabeth saat mulai bekerja.      
0

"Kenapa kau tersenyum kak?"tanya Aaric penasaran.     

"Periksa ponselmu, liat foto yang baru Denise upload di media sosialnya,"jawab Abby singkat.      

Karena penasaran Aaric pun langsung mengeluarkan ponselnya untuk melihat sendiri apa yang sudah Denise lakukan.      

"Anak ini, dia benar-benar cari masalah saja,"ucap Aaric kesal.      

Abby terkekeh. "Ya sudah lah, dia adikmu. Ingat pesan mommy."     

"Adikmu juga, jangan lupa itu."     

Abby menjulurkan lidahnya menggoda Aaric, karena lift sudah berhenti akhir ia berhenti dan langsung keluar untuk kembali ke kantornya meninggalkan Aaric yang ingin pergi ke kantor sang ayah. Setelah saudara kembarnya pergi Aaric lalu menyandarkan tubuhnya ke dinding sambil memijat keningnya yang terasa sakit.      

"Aku sepertinya harus mencari bodyguard untuk Denise, aku tak bisa mengantar jemput dirinya seperti ini terus. Kalau aku begini bagaimana aku bisa mencari Keyla,"ucap Aaric pelan, Denise sebelumnya mengupload sebuah foto cup coffee kesukaan Aaric di media sosialnya sebagai tanda kalau ia minta dijemput Aaric. Dan hal itu sudah disepakati oleh mereka bertiga, Abby dan Aaric harus mau menjemput Denise saat Denise memposting sesuatu yang berhubungan dengan Aaric atau Abby.      

Setelah lift berhenti Aaric pun bergegas keluar untuk bertemu ayahnya, langkah kaki Aaric terhenti saat mendengar suara yang tak asing. Karena penasaran Aaric mencari sumber suara dan terdiam saat melihat seorang gadis cantik berambut brunette tengah berdiri di hadapan ayahnya bersama beberapa orang, dengan sedikit ragu Aaric mendekati mereka dan langsung berdiri disamping ayahnya.      

"Akh kebetulan kau datang Son, kemarilah. Kenalkan ini nona Zabina Petrov dari Ukraina salah satu vendor kita yang akan ikut dalam mega proyek kita di gurun Sahara,"ucap Fernando pelan saat mengenalkan sang rekan kerjanya pada Aaric.     

"Zabina?"     

"Iya Tuan, saya Zabina Petrov."     

Aaric tersenyum dan mengulurkan tangannya pada Zabina yang kemudian disambut Zabina dengan sedikit gugup, saat bersentuhan dengan Zabina tiba-tiba Aaric merasa ada yang aneh. Ia berusaha menatap ke arah mata Zabina lebih lama, akan tetapi tiba-tiba Zabina langsung berusaha melepaskan tangannya dari genggaman Aaric.     

Fernando tersenyum melihat tingkah sang putra kedua. "Sepertinya putraku terhipnotis olehmu nona haha."     

Zabina tersenyum tipis. "Gurauan anda terlalu tinggi Tuan Willan, baiklah karena semuanya sudah selesai maka saya pamit undur diri."      

"Baiklah Nona Petrov, sampai jumpa di meeting selanjutnya,"jawab Fernando singkat.      

Zabina tersenyum kembali, ia kemudian berjalan pergi meninggalkan Fernando bersama dua orang timnya menuju lift yang dipandu sekertaris Harry dan Justin.      

"Ayo masuk Son, ada banyak hal yang ingin Daddy bahas,"ucap Fernando pelan membuyarkan lamunan Aaric.     

"Ba-baik Dad,"jawab Aaric terbata, entah mengapa Aaric merasa pernah bertemu dengan gadis bernama Zabina itu. Namun ia masih belum yakin.     

Karena sang ayah sudah masuk ke dalam ruangannya, akhirnya Aaric pun langsung menyusul ayahnya. Hari ini mereka akan membahas beberapa hal yang harus segera diselesaikan, supaya pemasangan panel-panel surya di gurun Sahara bisa cepat terlaksana. Proyek mega besar dari Endurance Corporation itu harus segera direalisasikan, pasalnya pemerintah Mesir sudah menghubungi Fernando untuk melakukan meeting lanjutan, karena itulah sebelum bertolak ke Mesir Fernando harus menyelesaikan semuanya supaya ia bisa melakukan presentasi dengan baik dihadapan beberapa orang penting di Mesir yang tertarik dengan proyek mobil bertenaga matahari yang hak patennya sudah menjadi milik Endurance Corporation.      

"Ingat Son, zero mistake,"ucap Fernando kembali setelah selesai meeting bersama Aaric selama hampir satu jam.     

"Yes Dad, oh ya Dad ada satu lagi hal yang harus aku bahas denganmu,"jawab Aaric dengan cepat.     

Fernando meletakkan pena yang ia pegang ke atas meja. "Ada hal penting apa?"     

"Ini masalah Denise."     

Fernando langsung mengangkat satu alisnya. "Denise, ada apa dengannya?"     

Aaric kemudian menceritakan beberapa hal yang membuat konsentrasinya sedikit terganggu akhir-akhir ini pada sang ayah, Fernando terlihat sangat serius mendengarkan kata demi kata yang diucapkan Aaric.      

"Bagaimana menurut Daddy?"     

Fernando tersenyum. "Aku senang kau memberikan perhatian pada adikmu, ya sudah kau jangan khawatir. Daddy yang akan menyelesaikannya semuanya, pamanmu pasti akan menurut pada Daddy."     

"Baiklah kalau begitu, aku percayakan semuanya pada Daddy. Kalau begitu aku permisi Dad, aku harus menyelesaikan semua hari ini."     

Fernando menganggukkan kepalanya sambil tersenyum merespon perkataan Aaric, senyumnya bahkan masih mengembang saat Aaric keluar dari ruangannya.      

"Siapkan helikopter, aku harus kerumah sakit Justin." Fernando berbicara dengan Justin melalui telepon yang berada di hadapannya.     

"Baik Tuan." Justin langsung menjawab perintah yang diberikan sang tuan.      

Tak lama kemudian Justin memberitahu Fernando bahwa helikopter yang ia inginkan sudah siap di rooftop.      

"Kau selesaikan pekerjaanku Harry, aku hanya pergi sebentar ke rumah sakit bersama Justin setelah itu baru kita kerjakan lagi bersama-sama,"ucap Fernando pelan saat berpamitan pada Harry.      

Harry langsung menganggukan kepalanya. "Siap Tuan."     

"Ayo Justin, waktu kita sempit."     

"Siap Tuan,"jawab Justin singkat, ia kemudian berjalan dengan cepat disamping Fernando menuju rooftop dimana helikopter yang biasa Fernando gunakan untuk bepergian sudah siap.      

Justin pun langsung masuk dan duduk di sebelah sang pilot, sedangkan Fernando duduk di bangku belakang seorang diri. Setelah semua persiapan dan izin terbang didapat, akhirnya helikopter berwarna hitam dengan huruf W besar itu mengudara dengan cantik dan langsung menuju rumah sakit Global Bros. Kalau biasanya dari Endurance Corporation menuju rumah sakit Global Bros membutuhkan waktu 45 menit perjalanan dengan menggunakan mobil, namun dengan menggunakan helikopter mereka hanya membutuhkan waktu sekitar 10 menit saja. Setelah mendarat dengan cantik di helipad rumah sakit Fernando langsung bergegas masuk kedalam rumah sakit untuk menemui adiknya, profesor Frank untuk membahas soal anak gadis mereka.      

Saat Fernando masuk kedalam rumah sakit semua staf dan dokter yang melihatnya langsung memberikan hormat, bahkan para dokter magang yang baru bekerja selama satu minggu pun langsung memberikan hormat kepada Fernando. Tak ada satupun dari mereka yang tak tahu siapa seorang Fernando Grey Willan.      

Namun karena Fernando sedang buru-buru ia hanya tersenyum merespon setiap hormat yang ia terima, baginya saat ini keseluruhan Denise lebih penting. Karena itu ia harus segera sampai di ruangan adiknya, akan tetapi saat tiba di ruangan sang adik Fernando mendapat kejutan yang luar biasa.      

"Kau ini tak berubah Frank, ini rumah sakit brengsek!!"hardik Fernando keras mengagetkan percumbuan panas profesor Frank dan istrinya dokter Louisa.      

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.