You Are Mine, Viona : The Revenge

Excessive fear



Excessive fear

0Lantai paling atas di rumah sakit Global Bros sudah disterilkan dari keberadaan orang yang tak berkepentingan, Viona sendiri sudah siap dengan pakaian dokternya lengkap dengan masker medis dan stetoskop yang tergantung di lehernya. Dibalik masker wajahnya sudah seputih kertas menunggu dengan jantung berdebar cepat kedatangan suami yang sedang membawa anaknya, tangan Viona langsung terkepal saat mendengar suara langkah sepatu banyak orang mendekat.      
0

"Babe…"     

"Bawa masuk ke dalam." Viona langsung memotong perkataan Fernando.      

Para bodyguard yang sedang membantu mendorong ranjang dorong yang ditiduri Aaric pun langsung membawa sang tuan muda menuju ruangan yang sudah disiapkan, Fernando yang sama khawatirnya dengan Viona pun ikut masuk ke dalam ruang pemeriksaan menunggu istrinya memeriksa putra kedua mereka. Sementara para bodyguard yang sebelumnya membentuk Fernando membawa Aaric masuk langsung keluar tanpa diperintah.      

Semua ketakutan Viona hilang saat menyadari putranya baik-baik saja, meski belum menyentuh Aaric namun Viona yakin putranya tak mengalami suatu hal yang membahayakan.     

"Katakan, hukuman apa yang pantas Mommy berikan padamu atas kenakalanmu ini Aaric!"     

Fernando yang sedang menunggu Viona memeriksa salah satu putra kesayangannya langsung menatap tajam pada sang istri. "Apa maksudmu babe?"     

"Aaric baik-baik saja, dia tak mengalami hal buruk apapun Fernando,"jawab Viona dengan suara bergetar menahan emosi.     

"Impossible, tadi di ruangan tiba-tiba ia menunduk sembari memeganginya jantungnya dan terlihat kesakitan. Jadi mana mungkin dia tidak apa-apa,"sahut Fernando menggebu-gebu.      

Viona menyeka air mata yang hampir jatuh dari kedua matanya. "Tapi dia baik-baik saja Fernando, Aaric tak sakit apa-apa. Anakku sehat."     

"Ayolah babe, kau belum memeriksanya. I means, kau belum melakukan pemeriksaan secara menyeluruh. Coba CT-scan atau apa itu namanya, aku ingin lihat semua organ dalamnya,"kekeh Fernando, ia tak percaya dengan ucapan Viona begitu saja.      

"Fernando!!! Anakku baik-baik saja, apa kau tak dengar apa yang sudah aku katakan tadi hah." Viona berteriak dengan keras.      

Aaric yang sejak tadi hanya diam langsung menutup rapat mulutnya, sementara Fernando nampak sangat terkejut mendengar teriakan Viona. Selama mereka menikah baru kali ini Viona berteriak sekeras itu pada dirinya.      

Belum hilang keterkejutannya Fernando tiba-tiba ia kembali dikagetkan Viona yang membanting stetoskopnya ke lantai.      

"Kalau kau ingin mengerjaiku tidak dengan cara seperti ini Fernando, kau jahat!!"     

Setelah berkata seperti itu Viona kemudian keluar dari ruangan yang sudah dijaga dengan ketat itu sambil berlari menuju anak tangga, wajahnya sudah basah dengan air mata. Fernando yang sangat terkejut dengan sikap Viona tak bergeming, ia bingung dan tak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Fernando tak tahu apa yang menyebabkan Viona pergi dengan semarah itu.     

"Tuan…"     

"A-apa yang terjadi, kenapa istriku marah seperti itu sus?" Fernando langsung memotong perkataan suster Tina.     

Suster Tina yang awalnya ingin berbicara pun menjadi ragu karena melihat ekspresi Fernando, saat suasana ruangan itu sedang hening tiba-tiba profesor William dan profesor Dexter masuk lalu disusul profesor Frank yang datang paling akhir dengan berlari-lari. Ketiga profesor itu langsung datang ke lantai paling atas rumah sakit Global Bros ketika mengetahui Fernando datang membawa anak bungsunya yang sedang sakit, ketiga pria itu nampak sama khawatirnya dengan Viona saat baru pertama kali melihat Fernando datang bersama Aaric.     

"Apa yang terjadi, tadi aku dengar Aaric sakit,"ucap profesor William dengan cepat sambil mendekati Aaric untuk memeriksanya secara langsung.      

"Apa yang sakit Aaric, kaki, tangan atau kepala?" Profesor Dexter sang direktur rumah sakit menimpali perkataan profesor William tak mau kalah.     

Melihat ada dua profesor yang mendekati Aaric, suster Tina mundur. Ia memberikan tempat pada kedua profesor itu memeriksa anak sang dokter yang ia layani, saat profesor William dan profesor Dexter memeriksa Aaric profesor Frank diam dan mencoba membaca situasi. Setelah diam cukup lama ia kemudian mendekati suster Tina dan bertanya apa yang sudah terjadi, pasalnya ia merasa ada yang janggal saat ini. Apalagi dengan ketidak beradaannya Viona di ruangan itu saat ini, seperti yang diketahui banyak orang bahwasanya Viona pasti akan menjadi orang pertama yang akan sangat khawatir jika anak-anaknya sakit.      

Suster Tina kemudian menjelaskan kepada profesor Frank apa yang sebenarnya sudah terjadi, beberapa saat yang lalu sebelum mereka semua masuk ke ruangan itu. Setelah suster Tina selesai menjelaskan apa yang sudah terjadi, profesor Frank memijat keningnya yang tiba-tiba terasa sakit.      

"Baiklah kau sudah boleh pergi dan cari dokter Viona, aku yakin saat ini dia pasti sedang sangat kesal,"ucap profesor Frank setelah berbisik.      

Suster Tina menganggukkan kepalanya. "Baik Prof, permisi."     

Tanpa berpamitan kepada Fernando, suster Tina keluar dari ruangan itu untuk mencari Viona seperti yang diperintahkan profesor Frank kepada dirinya.     

Profesor William menyimpan stetoskopnya kembali ke dalam saku. "Normal, tak ada yang mengkhawatirkan. Kau sebenarnya kenapa Aaric?"     

"Iya, kondisimu sangat baik. Tak ada luka fisik, ataupun luka dalam. Kondisimu sangat prima, apa keluhanmu Aaric?" Profesor Dexter ikut bertanya.     

Aaric menghela nafas panjang. "Aku baik-baik saja Paman, Daddy yang sudah memaksaku datang ke rumah sakit ini dan membuat Mommy marah."     

"Baik-baik saja apa? Tadi kau memegangi dadamu dengan ekspresi kesakitan anak nakal, bagaimana bisa itu disebut dengan baik-baik saja!"hardik Fernando dengan keras.     

Profesor Frank mendekati Fernando. "Relax, dengar Fernando. Saat seseorang sedang memegangi dadanya itu bukan berarti dia sedang kesakitan, bisa saja ia hanya merasa sedikit tidak nyaman dengan pakaiannya yang terlalu ketat misalnya atau terjadi hal-hal lain yang tidak membahayakan. Kau tidak bisa langsung membuat kesimpulan sendiri seperti itu, karena hal itu akan justru membahayakan banyak orang Fernando."     

"Kau tak melihat secara langsung apa yang terjadi tadi di kantor, Frank. Aku melihatnya secara langsung menggunakan kedua mata kepalaku sendiri, bagaimana Aaric meringis kesakitan sambil memegangi dadanya. Karena itulah aku langsung datang ke rumah sakit ini dan meminta Viona untuk memeriksanya,"jawab Fernando dengan suara meninggi, ia bersikeras kalau Aaric sedang tidak baik-baik saja.     

"Kalau memang anakmu sedang tidak baik-baik saja mana mungkin Viona pergi dalam kondisi marah seperti itu, Viona adalah dokter bedah terbaik di negara ini dia tahu jauh lebih tahu apa yang sedang terjadi pada pasiennya termasuk apabila Aaric memiliki masalah pada dirinya. Faktanya adalah dia langsung pergi begitu saja bukan, setelah ia memeriksa Aaric? Itu tandanya Aaric baik-baik saja Fernando, jadi jangan membuat sebuah kegaduhan seperti ini. Beruntung saat ini di rumah sakit sedang tidak ada pasien yang membutuhkan pertolongan Viona, bagaimana kalau seandainya dia sedang menolong orang lain dan mendengar kabar buruk tentang putranya. Kau tentu bisa menebak bukan apa yang akan terjadi, jadi tolonglah Fernando jangan berbuat bodoh. Kau sudah menikah lebih dari 20 tahun dengan Viona, dari kami semua kau adalah orang yang paling lama menikah. Dewasalah sedikit Fernando, pahami istrimu. Dia seorang dokter, jangan main-main dengan pekerjaannya,"ucap profesor Aaric panjang lebar.      

Fernando terdiam, ia mencoba mencerna apa yang dikatakan oleh sang adik. "Tapi tadi Aaric…"     

"Tanyakan pada anakmu, apa dia baik-baik saja atau tidak terlebih dahulu Fernando. Jangan langsung membuat kehebohan seperti ini." Profesor Frank kembali memotong perkataan Fernando.      

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.