You Are Mine, Viona : The Revenge

Pindah



Pindah

0Setelah berunding akhirnya Denise dan Kate pun setuju untuk menerima tawaran dari Viona, hanya butuh satu malam untuk Kate mengambil penawaran dari Viona. Melihat Aaric tersenyum karena wanita lain membuat Kate semakin yakin kalau ia harus menunjukkan siapa dirinya pada Aaric.      
0

"Baiklah, karena kalian berdua sudah menerima penawaran ini maka kalian sudah bisa pindah ke apartemen khusus karyawan rumah sakit Global Bros,"ucap Viona pelan sembari menyerahkan kunci apartemen pada Kate dan Denise.      

"Terima kasih dok."      

Setelah menyerahkan berkas Denise dan Kate pun pergi meninggalkan ruangan Viona untuk merapikan barang-barang mereka di ruangan lama untuk pindah ke divisi bedah.      

"Enak ya punya orang dalam."     

"Sepertinya kita harus belajar pada mereka supaya bisa mendapatkan keistimewaan seperti ini."     

"Iya kau benar."     

Selama Kate dan Denise berjalan menuju ruang ganti mereka berdua menjadi bahan pembicaraan, hampir semua orang yang mereka temui menatap mereka berdua dengan sinis. Denise sebenarnya ingin membalas mereka namun Kate melarangnya.     

"Mereka harus diberi pelajaran Kate supaya tak asal bicara,"ucap Denise ketus.     

Kate tersenyum. "Abaikan mereka, kalau kau melayani mereka kaya akan lelah sendiri."     

"Tapi mereka berisik sekali, Kate."     

Kate terkekeh. "Mereka hanya iri, nanti kalau mereka lelah pasti diam sendiri."     

"Akh kau ini."     

Kate tersenyum. "Sudah, ayo cepat berkemas. Supaya kita bisa segera pindah"     

Denise menghela nafas panjang, ia kemudian merapikan barang-barang yang berada di loker untuk dimasukkan ke kardus kecil yang sebelumnya sudah ia siapkan.      

"Well, sepertinya kita harus berguru pada dua teman kita ini,"ucap Gloria tiba-tiba muncul di ruang ganti.     

"Iya kau benar, apalagi kemarin mereka sudah menggoda anak pemilik rumah sakit ini juga,"sahut Ivy dengan suara meninggi.     

Gloria dan teman-temannya tertawa terbahak-bahak mendengar perkataan Ivy, Denise mencengkram kuat jas putih kebanggaannya karena mendengar perkataan teman-temannya yang sedang menyindir mereka.      

"Ayo, jangan buat dokter Viona menunggu kita. Sebagai dokter baru di divisi bedah kita tak boleh mengecewakan mereka,"ucap Kate dengan suara keras, ia sengaja bicara seperti itu supaya Gloria dan teman-temannya mendengar.      

Denise yang tak mengerti dengan arah pembicaraan Kate terlihat bingung. "Kate…"     

Kate langsung mengedipkan satu matanya dengan cepat ke arah Denise, beruntung Denise langsung memahami kode yang diberikan Kate.      

"Akh iya benar, dokter Viona kan tak mungkin asal memilih dokter untuk masuk ke divisi bedah. Ya sudah ayo cepat, jangan buang-buang waktu lagi,"sahut Denise dengan suara yang tak kalah keras dari Kate.     

Kate menggigit bibir bawahnya untuk menahan tawanya agar tidak keluar, dari ekor matanya ia bisa melihat Gloria yang terlihat semakin marah. Karena semua barang-barang mereka sudah berpindah ke dalam kardus Denise dan Kate pun bergegas pergi meninggalkan ruang ganti menuju ke pintu keluar melewati Gloria dan teman-temannya yang berdiri disamping pintu, kedua mata Gloria menatap tajam ke arah Kate dan Denise yang berjalan semakin jauh meninggalkan mereka.      

"Fuck...sialan, bisa-bisanya mereka pindah ke divisi bedah dan diangkat menjadi karyawan tetap di rumah sakit ini. Aku benar-benar kesal sekali,"ucap Gloria penuh emosi.     

"Bukan hanya kau yang kesal, Gloria. Aku juga kesal, sepertinya mereka punya orang dalam yang kuat sehingga bisa mendapatkan tiket emas seperti ini,"sahut Ivy tak kalah kesal.      

Rahang Gloria mengeras mendengar perkataan Ivy, ia benar-benar sangat kesal sekali. Rasa iri sudah merasuk dalam dirinya saat ini, ia tak menyangka Kate dan Denise akan mendapatkan jalan semulus ini menjadi karyawan rumah sakit Global Bros. Padahal ia yang selama ini sudah berusaha mati-matian untuk menjadi karyawan tetap di rumah sakit Global Bros, seketika puluhan pertanyaan pun hinggap di kepalanya saat ini. Gloria penasaran siapa koneksi yang dimiliki Denise dan Kate di rumah sakit Global Bros.      

Setelah merapikan barang-barang mereka di dalam loker yang baru Kate dan Denise pun bersiap pulang untuk pindah ke apartemen baru yang diberikan kuncinya oleh Viona, apartemen khusus impian para dokter yang bekerja di Global Bros. Pasalnya siapapun dokter yang bisa tinggal di apartemen itu pasti nasibnya akan terjamin dan hal itu sudah dibuktikan sendiri oleh Viona puluhan tahun yang lalu ketika ia baru saja pindah dari London.      

"Kita naik mobilku saja, untuk menghemat waktu, Kate,"ucap Denise pelan saat sudah hampir tiba di area parkir.      

"Kau bawa mobil?"     

"Iya, aku sengaja membawa mobil supaya kita bisa menghemat waktu. Oh ya, kau sudah merapikan barang-barangmu, bukan?"     

Kate tersenyum. "Barang-barangku tak banyak, jadi hanya membutuhkan waktu sebentar untuk merapikannya. Kau tahu sendiri bukan apartemenku hanyalah apartemen kecil."     

"Jangan mulai lagi Kate, aku tak suka. Ya sudah ayo masuk ke mobil, bicara denganmu benar-benar menguji kesabaranku,"sahut Denise ketus sembari mempercepat langkahnya menuju mobilnya yang berada di area parkir.      

Kate menggelengkan kepalanya melihat sikap Denise, karena tak mau membuang waktu Kate akhirnya menyusul Denise menuju mobil porsche berwarna merah milik Denise.     

"Pasang sabuk pengamanmu, aku akan mengebut,"ucap Denise datar sambil melirik ke arah Kate yang baru saja masuk kedalam mobil.     

"Denise!!"     

"Haha…. aku hanya bergurau, jangan marah seperti itu."     

"Jangan macam-macam ya, aku belum mau mati muda. Masih banyak hal yang ingin aku lakukan,"ucap Kate kembali mengancam Denise yang kini tertawa cekikikan, ia puas sekali menggoda Kate.      

"Iya, aku tahu. Aku pun juga belum mau mati sekarang, Kate,"sahut Denise pelan sembari menginjak gas mobilnya.      

Tak lama kemudian mobil porche kesayangan Denise pun melaju dijalan raya menuju Daisy apartemen, untuk mengambil barang-barang milik Kate. Beruntung Kate sudah membuang foto-foto usg bayi yang pernah ia kandung beberapa minggu yang lalu, sehingga saat ini ia benar-benar hanya membawa dua koper saja untuk pindah ke apartemen khusus milik rumah sakit Global Bros.      

Endurance Corporation     

"Apa? Denise pindah ke apartemen? Tapi bukankah rahasia masih terjaga, lalu bagaimana mungkin dia bisa pindah ke apartemen?"pekik Aaric dengan keras saat mendengar perkataan sang ayah.     

"Iya, Dad. Memangnya uncle Frank mengijinkannya pindah? Lalu bagaimana dengan aunty Louisa?" Abby yang tak kalah kaget ikut menimpali perkataan adiknya tak kalah keras.      

Fernando tersenyum melihat respon kedua putranya. "Denise memang pindah ke apartemen, akan tetapi dia pindah ke apartemen khusus dokter yang disediakan oleh pihak manajemen rumah sakit karena ia setuju pindah ke divisi bedah."     

"Wait, pindah ke divisi bedah? Memangnya anak pemalas itu mau belajar lagi?"tanya Aaric kembali, ia tahu benar siapa Denise. Denise sudah muak kembali menimba ilmu di bangku perkuliahan untuk mengambil spesialis seperti kedua orang tuanya.      

Abby menganggukkan kepalanya. "Iya Dad, bukankah Denise sudah menolak untuk melanjutkan kuliahnya lagi?"     

Fernando meletakkan pena yang sejak tadi ia pegang ke atas meja. "Mana mungkin ia menolak tawaran ini kalau teman baiknya ikut kuliah."     

"Maksudnya?"     

"Denise akan mulai kuliah bersama teman baiknya Katerine Ivanov, dokter muda asal Rusia yang cukup berbakat yang dipilih mommy kalian untuk…"     

"Dokter muda asal Rusia?"pekik Aaric dengan keras.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.