You Are Mine, Viona : The Revenge

Pergi



Pergi

0Seluruh tubuh Kate terasa lemas saat melihat siaran televisi yang ada di kantin rumah sakit, ia bahkan hampir terjatuh kalau saja tak langsung berpegangan pada pinggiran meja. Kedua matanya langsung berkaca-kaca saat tahu Denise adalah bagian dari Willan. Satu-satunya orang yang ia percayai di Ottawa ternyata adalah bagian dari keluarga yang sangat ia benci.     
0

Disaat semua orang sedang shock karena berita Denise hanya Kate satu-satunya orang yang memilih pergi dari kantin, dengan langkah lemas Kate berjalan menuju ruang ganti. Ia memutuskan untuk tak bekerja hari ini, Kate tak mungkin bisa menghadapi Denise saat suasana hatinya sedang sangat kacau seperti saat ini, ia tak percaya sudah berbagi segala keluh kesahnya pada adik sepupu dari pria yang sangat ia benci. Kate benar-benar kacau, hidupnya ternyata terus berada disekitar Willan selama ini. Tanpa menunggu waktu lama Kate pun langsung melepas jas putihnya dan melemparnya begitu saja di dalam loker pakaiannya dan bergegas pergi dari rumah sakit, yang ingin Kate lakukan saat ini adalah menenangkan diri.     

Dengan menggunakan taksi Kate meninggalkan rumah sakit tanpa berpamitan dengan siapapun, yang ingin Kate lakukan saat ini adalah menghilang dari hadapan semua Willan. Baik itu Viona, Aaric ataupun Denise. Meski Denise tak ada hubungan langsung dengan masalahnya dengan Aaric namun Kate merasa harus tetap menjauhi Denise, baru kemarin kesalahpahamannya pada Denise terjadi dan hari ini ia mendapatkan sebuah kenyataan yang ternyata jauh lebih mengerikan dari yang ia bayangkan. Setelah sampai di apartemen yang disediakan pihak rumah sakit Global Bros Kate kemudian langsung berlari masuk kedalam unit yang ia tempati bersama Denise, tanpa pikir panjang Kate pun langsung merapikan semua pakaian dan barang-barangnya ke dalam dua koper miliknya. Beruntung Kate tak pernah membeli banyak pakaian, sehingga dua kopernya masih cukup untuk membawa semua pakaian dan barang-barang pribadinya.     

"Maafkan aku Denise, sepertinya persahabatan kita cukup sampai disini. Aku sudah berniat untuk melupakan Aaric dan kalau seandainya kita tetap dekat seperti ini maka akan sulit bagiku untuk melupakan pria itu, terima kasih atas semuanya Denise. Sampai jumpa,"ucap Kate lirih saat akan menutup pintu kamar apartemennya.     

Air mata Kate mengucur saat berjalan keluar dari apartemen, karena belum menemukan tempat tinggal baru Kate pun memutuskan tinggal di hotel sementara waktu. Dengan menunggunakan taksi berbeda Kate pergi ke sebuah hotel yang berada tak jauh dari kampus tempatnya melanjutkan program spesialisnya.     

****     

Semua staf rumah sakit baik yang Denise kenal atau yang tak Denise kenal langsung menjaga jarak dengannya, mereka bahkan tak berani menatap wajah Denise saat ini. Apalagi sekarang Denise sedang di apit oleh kedua kakak sepupunya yang sangat tampan, kedua pangeran Willan yang menjadi idaman para staf di rumah sakit Global Bros. Saat rombongan itu pergi semua orang baru membicarakan betapa tampannya Fernando, meski pria itu sudah tak muda lagi namun ketampanannya tak pudar sama sekali. Fernando justri terlihat semakin menggoda dengan beberapa rambut putih yang tumbuh di kepalanya.     

"Kini aku tahu dari mana ketampanan kedua pangeran Willan itu berasal,"ucap seorang dokter muda pada temannya.     

"Iya kau benar, kedua pangeran itu benar-benar sangat mirip dengan Tuan Fernando,"sahut salah satu dokter muda lainnya dengan mata sayu menatap rombongan Fernando pergi.     

"Oh Tuhan kenapa aku tak secantik dokter Viona, aku sungguh iri padanya. Suami dan kedua anaknya seperti malaikat,"celetuk dokter muda lainnya .     

Gloria dan teman-temannya yang sejak tadi diam nampak sangat kesal, mereka tak percaya Denise yang selama ini mereka jelek-jelekkan ternyata adalah sang princess Willan yang selama ini disembunyikan identitasnya.     

"Pantas saja dia sangat berani padaku, ternyata dia adalah seorang Willan,"geram Gloria kesal saat mengingat betapa menyebalkannya Denise selama dua tahun belakangan ini.     

"Iya kau benar, ternyata dia adalah putri tunggal profesor Frank dan dokter Louisa. Pantas saja dia mendapatkan semua keistimewaan di rumah sakit ini, sungguh sangat tidak adil,"sahut dokter Ivy salah satu sahabat Gloria dengan suara yang cukup keras, ikut mengumpat Denise.     

"Siapa yang bilang karena Denise adalah putri tunggal profesor Frank dan dokter Louisa ia mendapatkan keistimewaan dirumah sakit ini?" Tiba-tiba terdengar suara seorang dokter senior cukup keras ikut menyela pembicaraan Gloria dan teman-temannya.     

Secara spontan ketiga dokter itu pun menoleh ke sumber suara dan terkejut saat melihat siapa sosok yang baru saja berbicara, nampak dihadapan mereka saat ini sudah ada dokter Cecilia yang berdiri dengan anggun sambil memasukan kedua tangannya ke dalam jas putih yang membalut tubuh langsingnya.     

Dokter Cecilia tersenyum dan menatap secara bergiliran pada Gloria dan kedua temannya yang saat ini sudah menundukkan wajahnya karena malu dan takut saat pembicaraan mereka di dengar seorang dokter senior.     

"Angkat wajah kalian, aku tak suka berbicara dengan orang yang sedang menyembunyikan wajahnya seperti ini,"ucap dokter Cecilia dengan suara cukup keras.     

Tanpa diperintah dua kali ketiga dokter muda itu pun mengangkat wajahnya dan menatap takut-takut pada dokter Cecilia.     

"Atas dasar apa kalian bicara seperti tadi? Apa kalian mengenal Denise? Tidak bukan! Kalian saja baru tahu kalau dia adalah seorang Willan hari ini, jadi bagaimana bisa kalian menjelekkannya seperti itu? Asal kalian tahu, Denise menjadi mahasiswi termuda di jurusan kedokteran dikampusnya. Dia bahkan bisa lulus lebih cepat dari teman-teman seangkatannya karena kecerdasannya, Denise bahkan masuk ke rumah sakit ini melalui sistem seleksi sama seperti kalian semua tanpa meletakkan nama Willan di belakang namanya. Jadi bagaimana bisa kalian menjelekkannya seperti ini, sebagai salah satu orang yang tahu bagaimana Denise sewaktu ia masih menuntut ilmu di kampusnya aku merasa sangat marah pada kalian saat ini. Bayangkan jika sampai kedua orang tuanya atau tuan Fernando sampai mendengar hal ini, kalian bisa tahu bukan dengan apa yang akan terjadi? Jadi mulai saat ini saya harap kalian menghentikan semua tingkah kalian ini, saya sudah cukup banyak mendengar laporan atas hasil kerja kalian bertiga. Meski saya bukan berasal dari departemen kalian tapi percayalah saya bisa membuat kalian keluar dari rumah sakit ini,"ucap dokter Cecilia panjang lebar, cara bicaranya memang sangat tenang tapi begitu mematikan dan cukup membuat Gloria dan kedua temannya sepucat kertas saat ini.     

"Ingat baik-baik, hal ini akan menjadi kesalahan terakhir kalian yang aku ketahui. Jangan sampai aku mendengar lagi hal buruk tentang kalian bertiga, kalian tentu bisa membayangkan sendiri bukan dengan apa yang akan terjadi jika aku sampai tahu. Lebih baik sekarang kalian kembali ke tugas kalian masing-masing dan pikirkan semua kata-kataku tadi jika kalian masih ingin bekerja di rumah sakit ini,"imbuh dokter Cecilia kembali menambahkan perkataannya yang sebelumya.     

Gloria dan kedua temannya pun langsung pergi dari hadapan dokter Cecilia tanpa berani membuka mulutnya, ketiga dokter muda itu berlari tanpa berani menoleh ke belakang meninggalkan dokter Cecilia yang masih berdiri ditempatnya.     

Dokter Cecilia menggelengkan kepalanya melihat tingkah ketiga dokter muda itu, setelah tak melihat ketiga dokter muda itu dokter Cecilia pun bergegas pergi dari tempatnya sekarang untuk melanjutkan pekerjaannya kembali yang sempat tertunda karena konferensi pers yang dilakukan Fernando.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.