You Are Mine, Viona : The Revenge

Bawa kembali menantuku



Bawa kembali menantuku

0Perkataan terakhir Kate mengangetkan Fernando, Aaric, Viona dan semua orang yang ada di tempat itu. Viona sendiri bahkan sampai memegangi dadanya yang tiba-tiba sesak.     
0

"A-apa maksudmu, Kate?"tanya Viona tergagap sembari menyentuh tangan Fernando agar melepaskan tangannya dari leher Kate.     

Kate menyentuh lehernya yang baru saja dicengkeram oleh Fernando, namun belum saja ia bicara tiba-tiba Aaric mencekal kedua pundak Kate dengan kuat.      

"Kayla Sharov, kau Kayla Sharov?"     

Kate tersenyum. "Kenapa? Kau lupa padaku Alex?"     

Suara Aaric pun langsung tertahan di tenggorokan, jawaban Kate sudah cukup menjawab semua pertanyaan yang berputar di kepalanya saat ini.      

"Kate, jawab aku. Apa yang tadi kau ucapkan tadi, apa maksudmu dari kata Fernando sudah…"     

"Iya dokter, suami anda yang terhormat ini memaksa putranya Alarick Alexander Willan yang saat itu menjalin hubungan denganku untuk kembali ke Ottawa tiga tahun yang lalu. Padahal saat itu aku dan Alex terlihat hubungan yang sangat serius, karena stres Alex pergi akhirnya bayi yang aku kandung cucu anda harus meninggal. Dan penyebabnya adalah keegoisan suami anda ini yang sudah membawa pulang paksa putra anda, ayah dari bayi yang aku kandung." Kate langsung memotong perkataan Viona dengan cepat, suara bergetar menahan kemarahan yang sangat besar. Rasa sakitnya kembali datang saat mengingat bayinya yang sudah tiada.      

Bruk     

Tiba-tiba Viona terjatuh di lantai, ia sangat syok mendengar perkataan Kate. Melihat Viona jatuh Fernando langsung menghampirinya, begitu juga dengan semua orang yang ada di tempat itu. Hanya Denise dan Kate saja yang masih berdiri, Denise yang tak percaya sahabatnya pernah terlibat hubungan asmara dengan salah satu kakak sepupunya nampak sangat terkejut. Dia bahkan membuka lebar-lebar mulutnya dan menatap Kate tanpa berkedip.     

"Sekarang kau tahu bukan alasanku membencimu, Denise,"ucap Kate pelan dengan suara yang hampir tak terdengar.     

Denise tak merespon perkataan Kate, ia masih sangat shock ditambah lagi dengan keadaan yang kacau karena Viona ternyata pingsan. Menyadari suasana makin tak kondusif Kate pun memutuskan kaki dari hadapan keluarga Willan, Kate sadar keberadaannya tidak diinginkan di rumah itu. Dengan berlari Kate pergi dari rumah Denise, tujuannya adalah apartemen kecil yang baru ia sewa. Kate memutuskan untuk kembali ke Rusia malam ini juga, karena itu ia memilih untuk pulang secepatnya ke apartemen. Kate tak mau berhubungan lagi dengan keluarga Willan, terlebih lagi dengan Aaric. Pria yang masih memiliki tempat di dalam hati terdalamnya.     

Beruntung Viona pingsan di rumah profesor Frank, sehingga ia langsung mendapatkan penanganan dari sang Profesor dan istrinya yang sama-sama dokter seperti dirinya. Setelah dipasangkan alat bantu pernafasan Viona akhirnya sadar, hal pertama yang ia lakukan adalah menangis. Viona kembali mengingat perkataan Kate beberapa saat yang lalu, pengakuan seorang gadis yang kehilangan bayinya karena perbuatan suaminya dan putra kesayangannya yang tidak bertanggung jawab. Dada Viona benar-benar sesak memikirkan hal itu.     

"Babe, kau baik-baik saja, kan? Jangan buat aku khawatir,"ucap Fernando serak sambil mencengkram tangan Viona yang terasa dingin.     

Viona secara kasar munafik tangan Fernando yang sedang mencengkramnya, perlahan ia bangun dari ranjang dan duduk menatap semua orang yang sedang berdiri tak jauh dari tempatnya berada saat ini.      

"Babe, jangan. Duduk saja, kau baru pingsan,"ucap Fernando pelan melarang Viona yang akan bangun dari ranjang.     

Namun Viona yang sedang sangat marah dan kecewa itu tak merespon perkataan suaminya, ia tetap bangun dari ranjang dan menatap Aaric sang tersangka.     

"Jawab Mommy, Aaric. Apa kau sudah mengenal Kate sebelumnya?"tanya Viona lirih.      

Aaric yang sedang tertunduk perlahan mengangkat wajahnya dan menatap sang ibu. "Kayla Sharov, itu nama kekasihku yang aku tinggalkan di Seoul tiga tahun yang lalu, Mom."     

"Siapa lagi itu Kayla, yang Mommy tanya adalah Kate. Katerine Ivanov, gadis yang baru saja mengatakan kalau dia kehilangan bayinya karena perbuatanmu dan Daddymu yang sudah meninggalkannya di Seoul,"hardik Viona dengan keras.     

"Aku tak tahu kalau saat itu Kayla sedang hamil, Mom. Seandainya saja…"     

Plak     

Sebuah tamparan yang cukup keras dari tangan Viona mendarat di wajah Aaric, untuk pertama kali sejak melahirkan putranya baru kali ini Viona melainkan tangannya ke tubuh sang putra.     

"Babe…"     

"Diam kau Fernando!! Aku kira kau sudah berubah, aku kira setelah puluhan tahun kita bersama kau berubah. Tapi ternyata tidak, kau tidak berubah Fernando. Kau masih sama seperti dulu saat pertama kali aku mengenalmu, kau masih arogan, masih sombong dan angkuh. Kau tega membuat seorang gadis kehilangan bayinya, kau sudah membunuh cucumu sendiri Fernando. Darah dagingmu, keturunanmu yang selalu kau banggakan…apa kau tahu itu Fernando?! Dan aku Aaric, Mommy besar kamu dengan penuh cinta, dengan penuh kasih, dengan penuh kelembutan. Mommy berharap banyak padamu, tapi ternyata harapan babi kau hancurkan dengan sekejap. Kau sudah membuat seorang gadis kehilangan segala-galanya, kau meninggalkannya saat dia sedang hamil mengandung keturunanmu. Sungguh Mommy sangat kecewa padamu Aaric, Mommy tau pernah menyangka anak yang aku lahirkan dengan taruhan nyawa sudah melukai seorang wanita dan membuat anaknya sendiri tak bisa dilahirkan dengan selamat. Mommy benar-benar sangat kecewa padamu Aaric, kau benar-benar membuat Mommy sedih,"ucap Viona panjang lebar dengan suara serak, air matanya pun sudah menganak sungai membanjiri wajahnya. Viona benar-benar sangat terluka saat ini, bukan hanya karena pengakuan Kate saja namun karena perbuatan suami dan anaknya yang sudah sangat keterlaluan itu.      

"Abby."     

"Iya, Mom,"jawab Abby dengan cepat.     

"Tolong Mommy, cari Kate. Bawa dia kehadapan Mommy, Mommy ingin meminta maaf padanya. Mommy ingin memintakan maaf atas perbuatan Daddy dan adikmu, kau bisa melakukannya kan, nak?"     

Dada Abby sesak melihat sang ibu bicara seperti itu, baru kali ini ia melihat sang ibu sampai memohon seperti itu padanya.      

Perlahan Abby mendekati ibunya dan menyeka air mata yang mengalir di wajahnya. "Iya, Abby akan mencari Kate. Tapi Mommy jangan menangis lagi, aku tak bisa melihat Mommy seperti ini."     

"Iya, Mommy akan berhenti menangis. Pergilah sekarang, jangan biarkan gadis itu pergi jauh,"ucap Viona kembali mencoba tegar.     

Abby menganggukkan kepalanya, ia kemudian memeluk sang ibu dan mendaratkan sebuah ciuman di kening ibunya sebelum akhirnya ia melirik kearah sang ayah dan sang adik yang berdiri di belakang ibunya.      

Melihat Abby pergi Denise yang baru sembuh dengan cepat menyusulnya, meski kondisinya belum 100% pulih namun Denise ingin membantu kakaknya mencari Kate. Ia tak tega melihat kondisi sang Mommy yang nampak sangat shock dan terpukul atas pengakuan Kate, tak lama setelah Abby pergi Viona kembali jatuh pingsan. Ia benar-benar tak kuat menahan berita yang sangat tak ia duga itu.      

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.