You Are Mine, Viona : The Revenge

Terbongkar



Terbongkar

0Setelah mengetahui soal Fernando Grey Willan sang pengusaha Kanada, Nelly dan Victor semakin tertarik untuk mencari tahu soal kehidupan pribadinya. Mereka duduk di sofa dengan terus memangku laptop masing-masing, mencoba mencari info soal Fernando. Dari semua hal yang mereka temukan tentang Fernando, tak ada satupun artikel jelek yang membahasnya. Kehidupan pribadinya dan sepak terjangnya di dunia bisnis berjalan mulus, namanya pun bertambah besar saat ini karena proyek mega besar Endurance Corporation dengan pemerintah Mesir di gurun Sahara untuk mendapatkan energi terbarukan dari sinar matahari terus menerus dibahas oleh berbagai media.      
0

"Dia benar-benar pria yang berbahaya,"ucap Victor pelan mengomentari foto Fernando yang sedang berdiri dengan salah satu petinggi Mesir.      

Nelly Oliviera menutup laptopnya. "Iya kau benar, akan sangat beresiko jika kita mengusiknya. Banyak orang penting yang aku yakin pasti berhubungan dengannya, mengingat sepak terjangnya yang sudah sangat lama di negara ini."      

Victor menganggukkan kepalanya. "Lalu kalau seandainya Xander benar-benar dilindungi oleh pria itu, maka kita akan bisa menaklukkannya kak."     

"Itulah yang membuat Daddy gelisah, Xander itu benar-benar cerdas. Dia pintar mencari tempat berlindung." Nelly Oliviera mengedikkan bahunya saat membahas Xander, sang batu penghalang kekuasaan keluarga mereka yang saat ini sudah ada di puncak.     

Victor tak merespon perkataan kakaknya, pikirannya masih melanglang buana memikirkan seorang Fernando Grey Willan yang begitu kuat. Ia yakin sekali Fernando Grey Willan bukan seorang pengusaha biasa, meskipun ayahnya mengatakan kalau Fernando memiliki hubungan dengan seorang Tobias Dante seperti saudara namun Victor yakin sekali kalau sebenarnya Fernando adalah bos dari Tobias Dante.      

Saat Nelly dan Victor diam memikirkan Fernando tiba-tiba pintu depan terbuka secara paksa dan masuklah sekitar 20 orang pria asing berpakaian serba hitam yang membuat semua orang yang ada di kamar itu terkejut, termasuk Nelly dan Victor yang sedang duduk di sofa.      

"Siapa kalian? Kurang ajar sekali berani masuk ke properti orang lain seperti ini!"pekik Victor Oliveira dengan keras.     

"Cepat pergi atau kami laporkan kalian pada polisi,"imbuh Nelly tak kalah keras.      

Suara teriakan Victor dan Nelly berhasil membuat Ruben yang sedang beristirahat di kamarnya terbangun, pria berbadan subur itu keluar dari kamarnya tanpa tahu apa-apa dan terkejut saat melihat banyak sekali orang asing di dalam apartemennya.     

"Ada apa ini? Siapa mereka, Victor?"tanya Ruben panik.     

"Aku tak tahu Dad, mereka tiba-tiba menerobos masuk seperti itu. Mereka pasti pencuri spesialis apartemen mewah seperti ini,"jawab Victor asal bicara.      

"Oh pencuri rendahan, cepat kalian pergi dari tempat ini. Sebelum aku melaporkan kalian pada polisi dan kalian semua akan membusuk di dalam penjara,"ucap Ruben Oliviera dengan suara meninggi.      

Prok     

Prok     

Prok     

Tiba-tiba terdengar suara tepuk tangan dari arah belakang para pria berpakaian serba hitam itu yang membuat Ruben dan kedua anaknya serta beberapa anak buahnya yang lain menoleh ke arah sumber suara.      

Ruben Oliviera hampir saja terjatuh kalau tidak segera ditahan oleh Victor, ia terkejut saat melihat orang yang baru saja bertepuk tangan. Pria yang selama 3 tahun terakhir ini ia cari keberadaannya tiba-tiba kini muncul dihadapannya, di dalam apartemennya.      

"X…"     

"Yes, it's me Xander. Long time no see Nona Oliveira." Abby yang sedang menggunakan identitas keduanya langsung memotong perkataan Nelly Oliveira.      

Ruben menelan ludahnya dengan susah payah. "Xander, a-aku tak percaya bisa melihatmu lagi. Apa yang membuatmu datang ke tempat ini, akh maksudnya bagaimana bisa kau tahu aku ada di apartemen ini?"     

Dari balik topengnya Abby tersenyum. "Bukankah selama ini kau mencariku?"     

"Haha tentu saja, siapa yang tak ingin tahu tentang keberadaan orang hebat sepertimu Xander. Semua orang di Sisilia bahkan sangat merindukanmu,"jawab Ruben Oliviera tergagap.     

"Merindukanku? Apa aku tak salah, bukankah selama ini kalian ingin tahu apakah aku masih hidup atau tidak. Bahkan tak sedikit dari kalian yang mencoba untuk membunuhmu, disaat aku sudah memutuskan untuk meninggalkan dunia itu,"jawab Abby sarkas.     

Wajah Ruben Oliviera memucat. "M-mana mungkin ada yang berani mencoba melukaimu Xander, kami tak segila itu."     

"Benarkah? Tapi informasi yang aku dengar sangat berbeda, apalagi dengan kehadiranmu di negara ini. Sudah hampir dua minggu kau menetap di negara ini dengan orang-orang terbaikmu, kalau kau tak punya tujuan khusus mana mungkin seorang Ruben Oliviera yang merupakan pimpinan tertinggi dari semua mafia yang ada di Italia mau meninggalkan rumahnya,"sahut Abby pelan penuh intimidasi.     

Keringat dingin pun semakin mengucur dari kening Ruben, begitu juga dengan putranya Victor yang berdiri di belakangnya. Hanya Nelly saja yang tak memberikan ekspresi berbeda, gadis itu mencoba tenang walau sebenarnya ia sangat gugup. Berhadapan dengan Xander secara langsung seperti ini tanpa ada persiapan membuatnya takut.      

"Kami sedang berlibur, apalagi memangnya yang bisa kami lakukan di negara ini,"ucap Nelly Oliveira pelan.     

Abby menoleh ke arah Nelly dan tersenyum. "Oh berlibur, hmmm tapi kenapa kalian hanya berempat. Dimana nyonya Oliviera? Kau tak sedang mengincar wanita Kanada untuk dijadikan istri cadanganmu bukan, Ruben?"     

"Jaga ucapanmu Xander!! Daddy tak akan mungkin mengkhianati Mommyku." Victor berteriak keras merespon perkataan Abby, ia tak rela ibunya di singgung seperti itu.     

"Wo wo wo...relax Tuan muda Oliveira, aku tak mengatakan hal buruk. Hanya sedikit gurauan yang aku yakin tak akan mungkin berpengaruh pada ayahmu, bukan begitu Tuan Ruben Oliviera?"     

Ruben tersenyum lebar. "Maafkan anakku, anakku terlalu sayang pada ibunya jadi sikapnya langsung seperti itu. Aku harap kau tak tersinggung, Xander."     

"Mana mungkin aku tersinggung, bukankah kita teman. Jadi tak mungkin hal sekecil ini akan membuatku marah,"jawab Abby pelan sambil terkekeh, ia berjalan mendekati Nelly yang berdiri di sofa tempatnya duduk sebelumnya dengan Victor. "Kau sangat cantik seperti adikmu Nona Oliveira, rasanya sangat disayangkan gadis sepertimu terjun ke dunia gelap seperti ini."     

"Stop!"     

Victor dengan keras sehingga membuat tangan Abby yang hampir menyentuh wajah cantik Nelly terhenti di udara.     

"Jauhkan tanganmu dari kakakku,"ucapnya lagi tanpa rasa takut.     

Abby tertawa terbahak-bahak mendengar perkataan Victor, alih-alih menurunkan tangannya Abby justru meraih wajah Nelly dan langsung memberikan kecupan di bibir basah Nelly dan membuat semua orang terkejut termasuk Nelly sendiri yang langsung lunglai tak berdaya. Ciuman pertamanya diambil oleh orang yang paling dibenci ayahnya sendiri.      

"Kau sangat menggoda Nona Oliveira, maafkan aku tak bisa menahan diri,"ucap Abby pelan penuh godaan.      

Wajah Nelly langsung memerah seketika mendengar perkataan Abby, secara spontan ia langsung melayangkan tangannya ke wajah Abby. Berniat untuk memberikan sedikit pelajaran pada pria kurang ajar yang sudah merebut ciuman pertamanya. Akan tetapi alih-alih tamparan itu mengenai wajah Abby, gerakan tangan Nelly justru membuat topeng masquerade yang digunakan Abby terlepas dan membuat wajahnya terlihat jelas.      

"K-kau…."     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.