You Are Mine, Viona : The Revenge

Lamaran Shane Williams



Lamaran Shane Williams

0Selama Abby dan Aaric belum berusia dua bulan Fernando memutuskan untuk tetap bekerja dari rumah dan memerintah kedua asisten pribadinya untuk menggantikannya. Setelah rambutnya selesai dikeringkan oleh sang suami Viona kemudian mengajak Fernando untuk turun, setelah memompa ASInya dua ia merasa sangat lapar.     
0

Para pelayan langsung memberikan hormat pada Fernando dan Viona saat mereka tiba di lantai satu, meskipun sudah melahirkan namun Fernando belum mengizinkan Viona menggunakan tangga. Teddy pun langsung menjalankan tugasnya saat para majikannya sudah tiba di meja makan, melayani tuannya yang akan makan pagi seperti biasanya.      

"Teddy."     

"Siap Tuan,"jawab Teddy singkat.     

"Carikan gereja yang bagus di sekitar tempat tinggal kita, aku akan membaptis anak-anak minggu depan,"titah Fernando pelan sambil mengunyah makanan.     

"Baik Tuan, saya akan mencarikan beberapa gereja terbaik dan akan menyerahkan pada anda daftarnya secepatnya,"jawab Teddy penuh semangat, mendapatkan tugas baru dari Fernando membuat ia bersemangat.     

Viona tersenyum dan memberikan kode pada suaminya agar mengatakan apa yang sudah mereka bahas sebelumnya di kamar si kembar, Fernando yang mengerti kode dari istrinya itu terlihat menganggukkan kepalanya perlahan.     

"Dan satu lagi Teddy, siapkan dirimu untuk acara itu. Kau akan menjadi salah satu orang tua baptis anak-anakku,"imbuh Fernando kembali.     

Deg.      

Teddy yang akan pergi ke pantry langsung menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah Fernando dengan tatapan nanar.     

"A-anda bicara apa Tuan? Saya tak mengerti maksud anda,"tanya Teddy terbata.      

Fernando menyeka bibirnya menggunakan tisu. "Aku memintamu untuk menjadi salah satu orang tua baptis Abby dan Aaric, jadi aku memintamu untuk bersiap Teddy."     

Bibir Teddy bergetar, kedua matanya merah dengan air mata yang langsung berkumpul. "A-apa aku tak salah dengar Tuan? Anda tidak sedang bergurau kan?"     

"Tidak Teddy, suamiku serius. Kami memutuskan untuk memintamu menjadi salah satu orang tua baptis Abby dan Aaric, tapi kalau kau keberatan kami tak akan memaksamu Teddy,"jawab Viona lembut dengan tersenyum lebar.     

"Tentu saja tidak Nyonya, saya tentu saja tak keberatan. Saya mau Nyonya, saya mau." Teddy hampir melompat kegirangan saat bicara karena sangat bahagia sekali saat ini, ia benar-benar tak menyangka akan mendapatkan kehormatan seperti itu dari tuannya. Sebuah hal yang tak pernah ia bayangkan sekalipun.      

Fernando menipiskan bibirnya melihat ekspresi Teddy, ia tak menyangka kalau apa yang ia lakukan itu membuat kepala pelayan paling setianya itu sebahagia itu. Viona juga tersenyum lebar melihat Teddy yang kegirangan, dengan lembut ia meraih tangan Fernando yang ada diatas meja dan meremasnya perlahan.      

"I love you,"ucapnya pelan tanpa suara.      

Senyum Fernando semakin lebar mendengar perkataan Viona, ia kemudian meraih tangan Viona yang sedang mencengkram tangannya itu dan menciumnya berkali-kali.      

"I love you more babe,"jawab Fernando lembut.     

"Ya sudah ayo habiskan makananmu, aku lapar sekali."     

Fernando pun langsung melepaskan genggaman tangannya pada tangan sang istri dan langsung mengisi berbagai makanan ke piring sang istri, sampai membentuk sebuah gunung kecil.      

"Ok habiskan semuanya,"ucapnya pelan tanpa rasa bersalah.     

Viona terhenyak melihat piringnya yang kini penuh makanan, ia tak percaya kalau Fernando mengisi piringnya dengan makanan sebanyak itu.      

"Perutku tak akan mampu menampung semua ini babe,"jawab Viona lirih.      

"Bisa, ingat apa yang dikatakan profesor Erick kemarin. Apapun yang kau makan akan dimakan oleh anak-anak juga, jadi kau harus makan makanan yang bergizi dan sehat seperti ini demi anak-anak. Ingat babe demi anak-anak,"sahut Fernando penuh semangat.      

"Aku tahu, tapi tak sebanyak ini juga,"     

"Akh jangan mengeluh, semakin lama kau protes semakin lama juga kau selesai makan. Sekarang buka mulutmu,"titah Fernando pelan sambil menyuapkan sepotong daging sapi terbaik pada Viona.     

Karena tak mau mencari masalah Viona akhirnya membuka mulutnya dan memakan makanan yang disuapkan oleh suaminya, akhirnya selama makan Viona benar-benar disuapi oleh Fernando. Ia tak diizinkan mengangkat garpu dan pisau sekali, para pelayan yang melihat adegan itu nampak tersenyum. Mereka senang sekali melihat keharmonisan sang tuan dan nyonya yang sangat mereka sayangi dan hormati itu, sementara itu di pantry Teddy yang baru saja selesai menyiapkan buah-buahan diatas piring masih menangis haru, ia tak percaya diberi kesempatan menjadi ayah baptis kedua tuan muda kecilnya. Teddy benar-benar sangat bahagia sekali saat ini, karena ternyata majikannya tak hanya menganggap dirinya sebagai pelayan saja.      

****     

Nessi yang kini sudah menjalin hubungan dengan Shane Williams sang duda kaya yang sangat tergila-gila padanya, Nessi memanfaatkan kegilaan Shane dengan baik. Nessi masih menyembunyikan jati diri yang sesungguhnya pada pria tampan yang baik hati itu.     

"Nanti aku jemput,"ucap Shane pelan pada Nessi saat sudah tiba di sekolah kepribadian.     

"Apa kau tak sibuk?"tanya Nessi pelan. "Aku merasa bersalah padamu kalau kau harus mengantar jemput aku seperti ini."     

Shane langsung meraih tangan Nessi dengan cepat. "Jangan bicara seperti itu Maria, aku dengan senang hati melakukannya. Aku tak rela kau harus pulang pergi naik taksi, aku tak mau terjadi hal buruk padamu Maria.     

Nessi menatap Shane dengan tatapan yang dibuat satu, ia yang sudah pintar sekali berekspresi pun menunjukkan keahliannya.      

"Jangan terlalu baik padaku Shane, aku tak pantas menerimanya,"ucap Nessi pelan.     

"Please Maria, jangan bicara seperti itu. Aku melakukan semuanya dengan senang hati, kau tahu kan aku sangat menyukaimu. Jadi jangan merasa sungkan padaku, aku serius ingin menjalin hubungan denganmu Maria,"sahut Shane penuh harap.     

"Aku tapi tak sepadan denganmu Shane, aku hanyalah seorang…."     

"Sttt," Shane langsung meletakkan satu jarinya di depan bibir Nessi. "Aku tak peduli dengan statusmu, yang pasti aku sangat mencintaimu. Kau harus tahu itu, aku sudah memiliki rumah dan perusahaan jadi aku tak memerlukan wanita yang punya banyak uang. Yang aku perlukan hanyalah seorang wanita yang mau menemaniku setiap hari dan wanita itu adalah kau Maria."     

Nessi menatap Shane dengan mata berkaca-kaca. "Aku hanya merasa tak pantas saja Shane, aku takut kau kecewa padaku dan meninggalkan aku. Aku tak mau kecewa lagi Shane, gagal menjalin hubungan dengan pria yang aku cintai membuatku trauma. Aku tak mau terluka lagi Shane,"     

Shane langsung memeluk Nessi dengan erat, Shane yang sudah jatuh cinta pada Nessi percaya dengan semua kebohongan yang dibuat Nessi. Sehingga ia merasa iba sekali pada Nessi yang dianggap telah disia-siakan oleh seorang pria, karena itulah ia tak mau menyakiti hati Nessi saat ini.      

"Akan kubuktikan padamu Maria, aku bukanlah pria yang jahat. Aku sangat mencintaimu, aku jatuh cinta pada pandangan pertama padamu Maria. Kalau kau takut aku tak jujur padamu aku akan membuktikannya hari ini juga,"ucap Shane serius.     

Nessi melepaskan pelukan Shane dan kembali duduk dengan anggun, menatap Shane bak wanita lemah yang tersakiti.      

"Apa maksudmu Shane aku tak mengerti,"tanya Nessi pelan.     

"Kita menikah, aku akan menikahimu sekarang juga. Aku bisa meminta anak buahku mengurus semua pernikahan kita hari ini,"jawab Shane Williams dengan lantang.      

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.