You Are Mine, Viona : The Revenge

Sahabat sejati



Sahabat sejati

0Gosip mengenai kabar Viona keguguran mulai menyeruak di rumah sakit Global Bross, entah siapa yang menyebarkan berita itu pertama kali tak ada yang tau. Yang pasti hampir semua staf medis dan staf lainnya sudah tau berita itu, bahkan dokter William pun tak bisa membendung informasi yang sudah terlanjur menyebar itu.      
0

"Kenapa bisa kabar mengenai Viona keguguran tersebar seperti ini Dexter?!" tanya Fernando dengan penuh amarah saat baru sampai di ruangan Profesor Dexter.     

"Aku juga tak tau, aku kira ini hanya sebuah hoax semata," jawab Profesor Dexter dengan tenang.     

"Yang ingin kutanyakan adalah siapa yang menyebarkan berita ini Dexter, kau pemimpin di rumah sakit ini. Masa kau tak tau siapa biang keladinya?!" tanya Fernando kembali dengan nada meninggi.     

"Aku benar-benar tak tau Fernando, aku kita awalnya ini juga sebuah berita bohong. Sampai akhirnya aku dikagetkan saat melihat foto dokter Viona yang baru keluar dari mobil wanita yang menyelamatkannya itu," jawab Profesor Dexter pelan sambil menunjukkan foto Viona yang setengah sadar dalam papahan beberapa orang suster dengan kaki penuh darah saat keluar dari mobil nyonya Jasmine di depan lobby rumah sakit Saint Carolus di malam pernikahan Profesor Frank.     

Tangan Fernando gemetaran hebat saat menyentuh foto yang diberikan Profesor Dexter, pasalnya ia belum melihat foto itu. Ia hanya mendengar bahwa ada foto Viona yang tersebar tapi tak tau foto yang mana.     

"My love…" ucap Fernando terbata sambil meraba foto Viona yang sedang berdarah-darah di depan rumah sakit Saint Carolus.      

Dokter William yang baru masuk kedalam ruangan Profesor Dexter langsung menghentikan langkahnya saat melihat aba-aba dari profesor Dexter, ia pun langsung menutup mulutnya seketika saat menyadari bahwa Fernando sedang menangis sambil menyentuh foto Viona diatas meja profesor Dexter.     

"Kau pasti sangat kesakitan waktu itu sayang, maafkan aku Vio maafkan aku…" ucap Fernando pelan dengan suara parau.     

"Kau dimana sayang kembalilah sayang maafkan aku...arrgghhhh…" pekik Fernando penuh emosi sambil melempar semua barang-barang yang ada diatas meja Profesor Dexter ke lantai.      

Emosinya kembali tak terkontrol saat mengingat Viona yang sudah tak ada disampingnya, ia benar-benar hancur saat mengingat hal itu. Rasa sakit, kecewa dan marah saat mengetahui anaknya meninggal tak sesakit kali ini ketika Viona pergi. Karena Fernando semakin tak terkontrol dokter William memerintahkan Profesor Dexter untuk menangkap Fernando yang sedang menghancurkan semua barang-barang di ruangan Profesor Dexter, setelah berjuang bersama untuk menenangkan Fernando yang tenaganya tak terkontrol akhirnya usaha dokter William dan Profesor Dexter berhasil walau mereka berdua harus mendapatkan bogem mentah dari Fernando.     

Fernando terpaksa diikat di kursi oleh dokter William, ia sudah kewalahan melawan tenaga Fernando. Walaupun ia juga sering olahraga akan tetapi tenaganya tak sebanding dengan Fernando yang merupakan mantan atlet basket dulu di kampus, jadi untuk mengurangi banyaknya memar di tubuhnya dokter William meminta profesor Dexter untuk mengikat Fernando.     

"Fuck...lepaskan aku Will, kau cari mati denganku Will," pekik Fernando dengan keras sambil mengeliat-liat di kursi berusaha melepaskan diri dari ikatan yang dibuat dokter William.     

"Hanya orang yang tak waras yang mau melepaskanmu bajingan, kau tak lihat ini wajah dan lenganku sakit karena kau pukul tadi," sahut dokter William dengan cepat sambil menunjukkan bagian tubuhnya yang terkena bogem mentah dari Fernando.     

"Aku bahkan bisa melakukan lebih dari itu, sekarang lepaskan aku supaya kau melihatnya langsung apa yang bisa aku lakukan untukmu Will," ucap Fernando dengan suara meninggi.     

"Sabarlah Fernando, ini demi kebaikanmu," imbuh profesor Dexter singkat sambil menggerakkan rahangnya perlahan pasca terkena bogem dari Fernando.     

"Kebaikan apa!!!cepat lepaskan aku Will…     

"Pukulanmu sangat keras Fernando, aku tak bisa membayangkan bagaimana Viona bisa menahan tamparan-tamparan darimu selama ini Fernando," ucap dokter William memotong perkataan Fernando.     

"Will kau…     

"Sstt diam," bisik dokter William memotong perkataan Profesor Dexter.     

"Apa kau tau Fernando kalau pukulanmu itu sangat kuat, lihatlah tubuh dan wajahku yang terkena pukulanmu tadi merah bukan. Dan percayalah ini rasanya sangat sakit Fernando, aku kau pernah membayangkan bagaimana sakitnya fisik Viona saat menerima pukulan-pukulanmu selama ini," ucap dokter William tanpa rasa bersalah sambil melipat tangannya di dada, ia sengaja berkata seperti itu untuk menyerang psikis Fernando.      

"Sekuat-kuatnya tubuh seorang wanita ia tetaplah wanita Fernando, satu atau dua kali kau menamparnya tak ada masalah namun ketika kau berulang kali melayangkan tanganmu padanya aku yakin bukan hanya fisiknya yang terluka tapi hatinya juga. Maka dari itu saat ia meninggalkanmu tak ada rasa penyesalan sama sekali darinya walau ia harus pergi darimu tanpa membawa apa-apa," imbuh dokter William kembali menambahkan perkataannya yang sebelumnya.     

"Brengsek kau Will, kau tak ada hak bicara seperti itu. Viona istriku, aku yang berhak atas dirinya aku yang…     

"Yang pantas melukainya maksudmu itu? ayolah Fernando buka matamu, kau tau Viona bukanlah wanita yang sama seperti wanita-wanitamu yang lain. Dia wanita hebat, berpendidikan, punya karir bagus dan sangat cantik, walau ia tak punya harta aku yakin diluar sana akan ada pria baik hati yang mau menikahinya dengan senang hati dan…     

"William Alexander jaga ucapanmu!!!! Viona istriku William...dia istriku, tak mungkin dia menikah lagi. Dan tak akan kuijinkan hal itu terjadi, akan ku bunuh siapapun yang berani menyentuh istriku William," teriak Fernando dengan suara keras memotong perkataan dokter William, nafasnya terlihat naik turun yang menandakan ia benar-benar sudah terpancing emosi atas kata-kata dokter William yang terakhir.     

Profesor Dexter yang tak pernah melihat Fernando semarah ini nampak memundurkan kakinya kebelakang dua langkah, ia memegang dadanya perlahan saat mendengar perkataan Fernando.     

"Oh ya lalu apa yang akan kau lakukan sekarang Fernando, sudah satu minggu istrimu pergi dan kau belum menemukannya. Siapa tau saat ini Viona sudah ditolong pria baik hati yang…     

"William Alexander!!coba sekali lagi kau bicara seperti itu, aku sobek mulutmu dan kutarik lidahmu keluar dari tenggorokanmu itu William," pekik Fernando dengan suara serak karena sudah berteriak-teriak sejak tadi tanpa henti mengeluarkan makiannya pada dokter William yang sedang memprovokasinya.     

Mendengar perkataan Fernando membuat dokter William tersenyum, tujuannya untuk memprovokasi Fernando berhasil. Ia lalu mengambil kursi dan duduk dihadapan Fernando tanpa rasa takut sama sekali padahal sejak tadi Fernando sudah mengancam akan merobek mulutnya.     

"Kalau sebesar itu cintamu padanya tunjukkan Fernando, cara yang selama ini kau lakukan ini salah. Viona manusia dia bukan hewan peliharaanmu yang bisa kau ikat di istana besarmu itu, Viona wanita cerdas Fernando dia berpendidikan tinggi. Aku yakin jika kau bicara baik-baik padanya tanpa kekerasan dia juga pasti akan mengerti, bukankah aku sering mengatakan padamu. Sekali kau melukai hatinya makan seribu tahun ia akan mengingatnya, dan apa yang aku katakan itu terjadi bukan. Lihatlah sekarang Viona pergi tanpa berfikir panjang, ia pergi dengan menahan rasa sakit di tubuhnya. Asal kau tau Fernando wanita yang keguguran itu rasanya jauh lebih sakit daripada saat mereka melahirkan, kau bisa bayangkan betapa sakitnya rasanya. Tapi Viona tak memperdulikan itu, ia memilih pergi darimu dengan menahan rasa sakitnya. Itu artinya apa Fernando, artinya luka di hatinya jauh lebih sakit dari luka fisiknya. Oleh karena itu ia memilih pergi dari rumah sakit agar bisa menjauh darimu, apa kau tak sadari itu Fernando. Seberapa besar luka yang kau torehkan padanya?" tanya dokter William panjang lebar mencoba untuk membuka pikiran Fernando.     

"Aku mencintainya Will, aku sangat mencintai Viona…     

"Tapi caramu salah Fernando, aku sudah sering memperingatkanmu dulu bukan. Viona bukan wanita yang sama seperti wanita-wanitamu dulu, ia wanita pintar. Wanita berpendidikan dan yang pasti dia tidak mata duitan seperti wanita diluar sana Fernando, apa kau tak ingat bagaimana usahamu untuk mendapatkannya dulu?" tanya dokter William kembali dengan nada yang lebih lembut.     

Fernando terdiam mendengar perkataan dokter William, kedua matanya yang sebelumnya terlihat berapi-api penuh kemarahan berubah dengan tatapan penuh penyesalan. Genangan air nampak berkumpul di kedua mata Fernando, melihat perubahan sikap yang ditunjukkan oleh Fernando membuat dokter William tersenyum.     

"Rubahlah sifatmu, aku akan membantumu mencarinya. Aku yakin Viona masih mencintaimu, tapi aku yakin kau akan membutuhkan usaha extra keras untuk mendapatkan kepercayaannya lagi," ucap dokter William pelan.     

"B--bantu aku mencarinya Will, bantu aku membawanya pulang lagi. Aku sangat mencintainya Will…" isak Fernando terbata dengan air mata yang sudah mengucur deras membasahi pipinya.      

"Sure, aku akan membantumu. Sekarang kau tenang dan berfikir dengan otak jernih, jangan gila lagi atau aku akan menyuntikmu dengan obat tidur.     

Fernando tersenyum mendengar perkataan sang sahabat, perlahan dokter William membukakan tali yang mengikat Fernando dan memeluknya erat memberi dukungan sebagai seorang sahabat.     

Profesor Dexter yang sejak tadi tegang melihat perseteruan antara Fernando dan dokter William akhirnya tersenyum.     

"Kalian ini Tom and Jerry di dunia nyata sesungguhnya dan aku beruntung bisa mengenal kalian," ucap Professor Dexter dalam hati sambil menyeka air mata yang mengenang di kedua matanya dengan perlahan.     

Bersambung      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.