You Are Mine, Viona : The Revenge

Janji seorang ayah



Janji seorang ayah

0KANTOR ENDURANCE CORPORATION      
0

Fernando yang sedang disibukkan dengan proyek besar perusahaannya nampak sedang serius meeting bersama para manager terbaik di perusahaannya bersama dengan Justin dan Harry , apalagi Fernando sedang berniat untuk memperluas perusahaannya .      

"Tuan jam makan siang sudah lewat ." Ucap Justin mengingatkan Fernando untuk berhenti bekerja .     

"Sebentar aku masih ada beberapa berkas yang harus dikerjakan ." Sahut Fernando tanpa menoleh dari berkasnya .     

"Tapi ini sudah jam setengah tiga tuan ." Celetuk Harry singkat sambil memegang perutnya karena ia juga belum makan siang .     

"Apa sudah hampir jam tiga ?? tunggu sebentar aku harus menghubungi istriku ." Pekik Fernando sambil meletakkan berkasnya dengan kasar di atas meja .     

Fernando lalu meraih ponsel pintarnya yang ada diatas meja , ia lalu menempelkan ponselnya ke telinga menunggu tersambung dengan Viona . Raut wajah Fernando berubah ketika Viona tak kunjung menerima panggilannya , melihat wajah Fernando yang berubah membuat Justin dan Harry menciut .     

"Kau kemana babe …" Ucap Fernando pelan sambil menelpon Viona kembali .     

"Akhhhh kemana kau pergi babe , kenapa tak mengangkat teleponmu…..!!!" Pekik Fernando sambil melempar ponselnya ke sofa dengan penuh amarah setelah menelpon Viona lebih dari lima kali dan tak ada jawaban .      

"Mungkin nyonya sedang tidur siang tuan ." Sahut Justin pelan .     

"Sepulas apa dia tidur siang sampai tak mendengar teleponku ...seperti babi saja yang ...     

"Siapa yang seperti babi .?" Tanya Viona tiba-tiba dengan suara meninggi memotong perkataan Fernando berdiri didepan pintu .     

Bruk      

Kertas yang dipegang oleh Justin dan Harry langsung jatuh ke lantai saat melihat Viona ada di depan ruangan Fernando , begitu juga dengan Fernando yang langsung terdiam tanpa suara saat melihat Viona sudah berada di hadapannya .     

"Honey ….     

"Jawab dulu pertanyaanku , siapa yang seperti babi .?" Tanya Viona dengan suara meninggi sambil berkacak pinggang .     

"Ssttt ayo keluar , aku tak mau kena semprot nyonya juga ." Bisik Harry pelan pada Justin yang berdiri di sampingnya .     

Justin mengangguk pelan tanpa menjawab pertanyaan Harry , ia lalu menunduk untuk merapikan berkas yang berserakan di lantai dengan tergesa-gesa dibantu oleh Harry . Setelah selesai merapikan berkas Harry dan Justin kemudian berjalan tanpa suara pergi meninggalkan Fernando yang masih berdiri tanpa suara di samping mejanya.      

"Silahkan masuk nyonya , maaf kami permisi ." Ucap Justin pelan saat berpapasan dengan Viona yang masih berdiri di depan pintu ruangan Fernando yang terbuka .     

"Permisi nyonya ."Imbuh Harry pelan sambil menunduk dan berjalan cepat meninggalkan Viona menyusul Justin yang sudah berjalan terlebih dahulu di depan .     

Setelah kedua asistennya pergi Fernando langsung tersadar , ia lalu berjalan pelan menuju ke arah Viona yang masih berdiri di depan pintu dengan senyum yang dipaksakan.      

"Kenapa tak bilang kalau mau datang ? Kalau tau kau mau datang kan aku bisa merapikan ruanganku babe ." Ucap Fernando pelan sambil menyentuh tangan Viona dengan perlahan .     

"Tak usah mengalihkan pembicaraan , jawab dulu pertanyaanku tadi .?" Sahut Viona dengan ketus sambil terus menatap tajam ke arah Fernando .     

"Kita bicara di dalam ya , tak enak bicara disini honey nanti ada yang lihat ." Jawab Fernando berusaha merayu Viona .     

Viona langsung menurunkan kedua tangannya dari pinggang ketika menyadari kalau sedang ada di luar ruangan , ia kemudian masuk ke dalam ruangan Fernando tanpa menjawab perkataan Fernando . Melihat Viona sudah duduk di sofa Fernando kemudian ikut masuk lalu menutup pintu ruangnya dengan perlahan dari dalam , Fernando yang tahu kesalahannya kemudian berjalan menuju kulkas kecil yang ada di ruangan pribadinya ia lalu mengeluarkan beberapa ice cream dan soft cake yang sudah ia beli tadi pagi yang rencananya akan dibawa pulang nanti sore untuk Viona .     

Fernando tersenyum lebar ketika meletakkan ice cream dan soft cake itu di hadapan Viona yang masih menatapnya dengan tajam itu , ia kemudian memotong soft cake itu dengan perlahan menggunakan pisau dan meletakkannya di piring kecil untuk diberikan pada Viona .     

"Coba ini dulu babe , ini enak sekali ." Ucap Fernando pelan mencoba untuk merayu Viona .     

"Rasa apa ?" Tanya Viona ketus .     

"Rasa kesukaanmu tentu saja , blueberry." Jawab Fernando sambil tertawa lebar .      

Viona langsung meraih piring kecil yang berisi soft cake yang baru saja dipotong oleh Fernando , dengan cepat Viona memasukkan potongan cake yang baru saja ia potong itu ke dalam mulutnya . Wajah dingin Viona langsung berubah setelah memakan satu potong cake itu , ia pun kembali menikmati soft cake itu sendirian tanpa berbicara dengan Fernando .      

"Kau menyukainya babe .?" Tanya Fernando pelan sambil menyerahkan tissue kepada Viona yang sedang mencari tissue .     

"Terima kasih ." Alih-alih menjawab pertanyaan sang suami Viona justru mengucapkan terima kasih karena sudah diberikan tissue .     

"You are welcome babe ." Jawab Fernando sambil tersenyum lebar .     

"Jangan sentuh ice cream ku .!! " Bentak Viona tiba-tiba ketika melihat Fernando akan mengambil ice cream yang ada diatas meja .     

"Maaf aku tak bermaksud untuk mengambilnya aku hanya …     

"Hanya apa ...hanya mengataiku seperti babi " Ucap Viona dengan terisak .     

Melihat Viona menangis membuat Fernando panik , ia kemudian berpindah tempat duduk ke samping sang istri dan langsung memeluknya dengan erat untuk menenangkannya supaya berhenti menangis.     

"Apa aku sudah gemuk ya sampai kau menyebutku babi ..hiks ..hikss...hikss…"Tangis Viona sesegukan.      

"Bukan babe , aku tak menyebutmu seperti itu ." Ucap Fernando tergagap karena merasa bersalah .     

"Tadi aku mendengar kau menyebutku babi huaaaaa…." Jerit Viona sambil menangis dengan suara yang lebih keras .     

 "Kau salah dengar mungkin babe , aku tak membicarakanmu aku sedang membahas orang lain bernama Justin dan Harry ." Jawab Fernando pelan berusaha menenangkan Viona .     

"Benarkah ? Tapi tadi kau menyebut namaku hiks …." Sahut Viona dengan lirih .     

Fernando melepaskan pelukannya dari Viona dan menghapus air mata yang membasahi wajah cantik istrinya dengan perlahan sambil tersenyum .      

"Mana mungkin aku menyebut istri yang sangat aku cintai seperti babi , memangnya aku sudah gila." Ucap Fernando pelan mencoba untuk mengambil hati Viona .     

"Lalu siapa yang k--kau sebut seperti babi tadi .?" Tanya Viona sesegukan .     

"Oh itu babe , tadi ada seorang karyawan wanita yang namanya mirip denganmu dan sudah membuatku marah makanya tadi aku keceplosan seperti tadi ." Jawab Fernando berbohong .     

"Benarkah !!memangnya nama karyawan itu siapa ?" Tanya Viona pelan sambil menyeka air mata yang masih menggenang di kedua matanya .      

"Namanya Liona sekilas seperti Viona kan." Jawab Fernando sambil tertawa , ia akhirnya bisa mencari alasan yang masuk akal karena memang beberapa bulan yang lalu ia baru saja memecat seorang karyawan yang bernama Liona karena sudah terlalu sering absen .     

Mendengar perkataan Fernando membuat viona terdiam , ia tiba-tiba teringat dengan adik angkatnya yang juga bernama Liona yang kemarin datang ke rumahnya bersama Amber .     

"Oh iya aku lupa bertanya padamu babe , kemarin bagaimana caranya adik angkatku pulang dari rumah ? kau belum menceritakan lagi padaku apa yang kalian bicarakan setelah aku naik ke lantai dua bersama dengan dokter William waktu itu ." Tanya Viona pelan dengan lirih .     

"Mereka sudah diurus oleh Justin dan Harry dengan baik , nanti pada waktu yang tepat aku akan menceritakan semuanya kepadamu yang pasti ada satu kabar yang menggembirakan kau pasti sangat senang . " Jawab Fernando pelan sambil merapikan rambut Viona yang berantakan .     

"Benarkah ? Kabar apa memangnya ?" Tanya Viona penasaran .L     

"Semau adik sepantimu sudah berhenti bekerja sebagai pekerja seks ,merasa sudah masuk ke sebuah pusat rehabilitasi untuk mengembalikan kepercayaan diri mereka lagi sebelum kembali ke masyarakat ." Jawab Fernando dengan bersemangat .     

"Oh my God ….thanks God aku hiksss aku ...hu hu...ibuuu …     

"Sudah sudah jangan menangis lagi , aku bisa gila kalau melihatmu menangis seperti ini honey " Ucap Fernando dengan cepat sambil menarik dan memeluk Viona dengan erat keperluannya lagi .     

Viona bukannya diam mendengarkan perkataan Fernando ia justru terus menangis dengan kencang , sesekali ia menyebut nama ibu Maria di antara tangisannya . Tangisan Viona kali ini bukanlah tangis sedih akan tetapi ia bahagia karena adik-adiknya sudah meninggalkan dunia gelap , beban berat di pundaknya langsung pergi berbarengan dengan air mata yang keluar dari kedua matanya .      

Fernando hanya bisa diam mendengar Viona menangis , ia kali ini membiarkan sang istri menangis karena tau kalau istrinya itu sedang menangis bahagia .      

"Sudah honey , berhenti menangis kasian anak kita kalau kau terus menangis seperti ini ." Ucap Fernando pelan sambil meraba perut Viona yang berisi anaknya yang kini berusia lima minggu .     

"Aku hanya terlalu bahagia sampai tak bisa menahan diri ." Sahut Viona terbata-bata .     

"Iya aku tau , tapi tidak dengan menangis seperti ini . Aku bisa gila kalau melihatmu menangis honey ." Jawab Fernando dengan cepat sambil mencium kening Viona dengan penuh kasih sayang .     

"Babe …     

"Huum apa ?" Tanya Fernando cepat .     

"Aku ingin ke tempat ibu ...ibu pasti senang mengetahui kabar ini." Jawab Viona singkat .      

Fernando menganggukan kepalanya pelan menyetujui permintaan sang istri , ia lalu menundukkan kepalanya ke arah perut Viona dan meletakkan telinganya di perut sang istri . Walau belum terdengar dan terasa apa-apa tapi Fernando senang melakukan itu .     

"Kau harus jadi jagoan yang hebat ya sayang , lalu lindungi mommy mu yang cengeng ini ." Bisik Fernando pelan sambil mencium perut Viona setelah ia menyibak pakaian yang dipakai oleh Viona .     

"Akhhh jangan seperti itu aku geli …" Ucap Viona terkekeh .      

"Mommy jangan ganggu quality time kami donk ." Sahut Fernando ketus .     

"Tapi aku geli ….ha ha ha …, jangan seperti itu aku geli akhhh ." Teriak Viona kegelian karena perutnya di jilat oleh Fernando .     

Fernando kemudian melepaskan ciumannya di perut Viona karena Viona berteriak minta ampun . Ia lalu menatap dalam mata Viona dengan penuh cinta.      

"Aku akan menjaga kalian berdua dengan sepenuh jiwa ragaku , aku akan jadikan anak kita seorang pria yang paling hebat di negara ini ." Ucap Fernando pelan sambil memegang kedua pipi Viona dengan kedua tangannya .     

"Iya daddy ...kami percaya padamu ." Sahut Viona sambil tersenyum .     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.